Loading...
Logo TinLit
Read Story - Memories About Him
MENU
About Us  

Syila pun kembali duduk untuk makan bersama teman-temannya.

Namun, ekspresi Neysha seperti ada yang aneh. Dia jadi cenderung lebih pendiam.

"Ney, kok kamu diem aja?" tanya Syila yang merasa ada yang aneh dengan sikap Neysha.

Dengan gugup, Nesysha menjawab, "O-oh nggak apa-apa kok."

Karena Syila malas memikirkannnya, Syila pun akhirnya melanjutkan kegiatan makannya.

Namun, saat baru saja beberapa suap, Neysha langsung berdiri dan pergi.

Tetapi sebelum pergi, Neysha sempat mengatakan, "Gue mau ke toilet. Gak nafsu makan."

Dan teman se sirkel nya pun langsung mengejar dan membuntuti Neysha, kecuali Syila. Karena Syila bahkan sama sekali tidak tau kenapa Neysha bisa seperti itu.

Disisi lain, Fiara sedang bergosip.

"Tuhkan bener, Syila sama Aldy pasti jadian. Orang keliatan banget deketnya."

Tak sampai disitu, Fiara pun melanjutkan kata-katanya, "Terus nih ya, menurut feeling gue, Neysha itu suka sama Aldy. Makanya muka Si Neysha kusut banget."

Kedua teman dekatnya hanya mengangguk-angguk saja karena mereka tidak peduli dengan hal tersebut.

Karena terlihat Syila sedang sendiri, Arhan pun memberanikan diri untuk menghampiri Syila.

"Syil," panggilnya.

Syila yang sedang sibuk mengunyah pun langsung terkejut dengan keberadaan Arhan. Ia takut akan ada kesalahpahaman nantinya.

Terlebih lagi Arhan katanya musuh bubuyutan Aldy.

"Iya, kenapa?" tanya Syila yang berusaha untuk bersikap ramah.

"Gue mau ngomong sebentar sama lo, boleh?"

Syila pun mengangguk, "Boleh kok, ngomong aja!"

"Tapi gak disini, Syil."

Sontak, itu membuat Syila terkejut. Karena kalau tidak disini, maka akan ada kesalahpahaman nanti.

"Disini aja, Han. Gak enak kalau diliat sama orang."

"Justru itu, ngomongnya jangan disini biar gak diliatin sama banyak orang."

Syila pun melihat ke sekitar dan tampaknya banyak orang yang tak memperhatikannya.

Maka, Syila pun setuju untuk ngobrol di tempat lain.

Ternyata, Arhan hanya mengajak Syila untuk ngobrol di depan kelas.

"Mau ngomongin apa, Han?" tanya Syila.

Dengan penuh keberanian, Arhan pun menjawab, "Maaf, gue mau ngomong jujur sama lo, Syil."

Syila masih terdiam. Feelingnya mulai merasa tidak enak.

"Jujur tentang apa?"

Arhan menghela nafasnya dengan panjang dan menyatakan perasaannya.

"Sebenernya gue udah suka sama lo dari dulu, Syil. Cuman sayangnya selalu keduluan sama Aldy."

Sontak, Syila langsung terkejut dengan kejujuran Arhan barusan.

"Maaf, gue cuman mau bilang jujur aja sama lo tentang perasaan gue. Gue mau hati gue lega dengan ungkapin ini ke lo. Memang, gue ini penakut, gak kayak Aldy yang berani. Gue akan berusaha untuk berhenti suka sama lo, Syil," lanjutnya.

Sebenernya ada sedikit rasa bersalah di dalam hati Syila. Dan Syila pun ingin membuka suara.

"Ma-

Belum Syila menjawab, Arhan langsung menyela kata-kata Syila karena Arhan melihat Aldy yang tengah berjalan ke arah mereka.

"Udah Syil, gue cuman mau ngomong itu aja. Makasih dan maaf, ya."

Arhan langsung masuk kembali ke dalam kelas dan meninggalkan Syila yang kebingungan dengan sikap Arhan.

"Loh, Arhan kenapa? Kok mukanya kayak orang yang ketakutan gitu, ya?" gumam Syila.

Dan betapa terkejutnya ia saat Aldy tiba-tiba berbicara di belakangnya.

"Ngobrolin apa aja sama Arhan?" tanya Aldy dengan suaranya yang sangat tegas.

"ASTAGA!"

Syila terkejut dan langsung membalikkan badannya. Tepat sekali wajah Aldy di depan mukanya karena Aldy sempat membungkuk.

"A-apa?" tanya Syila yang gugup.

"Ngobrolin apa aja sama Arhan, sayang?" tanya Aldy sekali lagi. Namun, kali ini dengan nada yang sangat lembut.

Blush

Pipi Syila langsung memerah bak kepiting rebus. Syila benar-benar baru merasakan hal yang seperti ini.

Karena tak ada jawaban dari Syila, Aldy pun menoel hidung Syila dan membuat Syila tersadar dengan lamunannya.

"Kenapa bengong, hm?"

"H-hah? O-ohh enggak bengong, kok."

Syila pun langsung membuka mukanya ke arah lain karena ia sudah tidak kuat dengan wajah tampan Aldy yang berada tepat di depannya.

"Oke. Jawab pertanyaan aku yang sebelumnya. Tadi, kalian berdua ngobrolin apa aja?" tanya Aldy sekali lagi.

Syila bingung harus menjawab apa karena ia takut jika Aldy marah.

"Oh, gak ngomong apa apa kok."

Aldy langsung memicingkan matanya, "Yang bener."

Mental Syila langsung menciut.

"Tapi kamu jangan marah ya!"

Aldy mengangguk pelan, "Iya, sayang."

Syila reflek menabok tangan Aldy. Dan Aldy pun mengaduh.

"Aduh, sakit."

"Jangan ngomong gitu, ih!"

Aldy tersenyum meledek, "Kenapa emangnya? salting ya?"

Karena kesal di ledeki terus menerus, Syila pun membuang mukanya dan mengerucutkan bibirnya.

"Lucu bangettt sih cewek aku kalau ngambek."

Syila semakin terkejut dengan kata-kata yang baru saja di lontarkan oleh Aldy. Ia baru tahu kalau Aldy bisa selucu ini.

"Ini kamu?" kaget Syila. Aldy langsung mengangguk.

"Aku emang gini kalau udah nyaman sama orang."

Syila terdiam. Dan ia baru menyadari kalau Aldy ternyata seperti ini.

"Kenapa? kamu gak suka ya kalau aku begini?" tanya Aldy.

"Hah? gak suka? justru gue suka banget kalau lo childish kayak gini, Al," batinnya.

Syila masih terdiam.

Lagi-lagi sikap kekanak-kanakannya Aldy keluar lagi.

"Ihh sayangg... cepet jawab. Aku kan kepo," jelas Aldy kepada Syila.

Syila pun menghela nafasnya dan kemudian berbicara jujur.

"Sebenernya tadi Arhan nyatain perasaannya ke aku. Dia gak nembak, dia cuman bilang kalau dia suka sama aku. Udah gitu doang."

Sebelah alis Aldy langsung terangkat, "Bener gitu doang?" tanyanya.

Syila mengangguk mantap.

"Dia ngejelek-jelekin aku atau enggak?"

Dan Syila nampak pura-pura berpikir, "Hmm... ngejelek-jelekin gak ya?"

Aldy masih diam penasaran.

"Enggak sih, cuman dia bilang kalau kamu suka ngeduluin dia buat deketin aku."

Aldy pun tersenyum bangga karena berhasil mendahului Arhan. Tapi, bukan hanya itu, Aldy juga senang karena cintamya diterima oleh pujaan hatinya.

"Ohh, jelas. Aku memang mau selangkah lebih dulu dari dia," ucap Aldy.

"Lagipula kalau kamu di jelek-jelekin sama orang lain, di mataku, kamu tetep ganteng sih," gumam Syila yang masih bisa terdengar oleh Aldy.

Aldy mengulum senyumannya, "Aduh, kayak ada yang ngomong aku ganteng, deh."

Syila langsung terperanjat kaget, "Loh, kamu denger?"

Dengan penuh antusias, Aldy mengangguk.

"KOK BISA?!"

"Jarak aku sama kamu gak jauh, ya kalau kamu ngomong apapun tetep kedengeran sama aku."

Syila langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya.

"Anjirrr, malu banget gue," teriaknya dalam hati.

Dan mereka pun saling bercanda sembari mengobrol di luar.

Tanpa mereka sadari, Neysha yang baru saja dari toilet beserta sirkelnya melihat kejadian tersebut.

Teman dekat Neysha seperti memberi semangat kepada Neysha.

"Sabar ya, Ney," ucap salah satu temannya.

Neysha masih terdiam sembari menatap lurus ke arah depan. Dimana terdapat dua sejoli yang sedang bercanda ria.

"Asal lo tau, Syil. Gue suka sama Aldy," batin Neysha berbicara.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Akhi Idaman
1235      767     1     
Short Story
mencintai dengan mendoakan dan terus memantaskan diri adalah cara terbaik untuk menjadi akhi idaman.
Our Tears
3103      1385     3     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
A Poem For Blue Day
337      256     5     
Romance
Pada hari pertama MOS, Klaudia dan Ren kembali bertemu di satu sekolah yang sama setelah berpisah bertahun-tahun. Mulai hari itu juga, rivalitas mereka yang sudah terputus lama terjalin lagi - kali ini jauh lebih ambisius - karena mereka ditakdirkan menjadi teman satu kelas. Hubungan mencolok mereka membuat hampir seantero sekolah tahu siapa mereka; sama-sama juara kelas, sang ketua klub, kebang...
BELVANYA
349      241     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
SIREN [ RE ]
639      357     5     
Short Story
nyanyian nya mampu meluluhkan hati. namanya dan suara merdunya mengingatkanku pada salah satu makhluk mitologi.
Teman Hidup
6984      2512     1     
Romance
Dhisti harus bersaing dengan saudara tirinya, Laras, untuk mendapatkan hati Damian, si pemilik kafe A Latte. Dhisti tahu kesempatannya sangat kecil apalagi Damian sangat mencintai Laras. Dhisti tidak menyerah karena ia selalu bertemu Damian di kafe. Dhisti percaya kalau cinta yang menjadi miliknya tidak akan ke mana. Seiring waktu berjalan, rasa cinta Damian bertambah besar pada Laras walau wan...
(not) the last sunset
602      421     0     
Short Story
Deburan ombak memecah keheningan.diatas batu karang aku duduk bersila menikmati indahnya pemandangan sore ini,matahari yang mulai kembali keperaduannya dan sebentar lagi akan digantikan oleh sinar rembulan.aku menggulung rambutku dan memejamkan mata perlahan,merasakan setiap sentuhan lembut angin pantai. “excusme.. may I sit down?” seseorang bertanya padaku,aku membuka mataku dan untuk bebera...
Sweetest Thing
2349      1155     0     
Romance
Adinda Anandari Hanindito "Dinda, kamu seperti es krim. Manis tapi dingin" R-
April; Rasa yang Tumbuh Tanpa Berharap Berbalas
1553      660     0     
Romance
Artha baru saja pulih dari luka masa lalunya karena hati yang pecah berserakan tak beraturan setelah ia berpisah dengan orang yang paling ia sayangi. Perlu waktu satu tahun untuk pulih dan kembali baik-baik saja. Ia harus memungut serpihan hatinya yang pecah dan menjadikannya kembali utuh dan bersiap kembali untuk jatuh hati. Dalam masa pemulihan hatinya, ia bertemu dengan seorang perempuan ya...
Love is Possible
171      158     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...