Syila pun kembali duduk untuk makan bersama teman-temannya.
Namun, ekspresi Neysha seperti ada yang aneh. Dia jadi cenderung lebih pendiam.
"Ney, kok kamu diem aja?" tanya Syila yang merasa ada yang aneh dengan sikap Neysha.
Dengan gugup, Nesysha menjawab, "O-oh nggak apa-apa kok."
Karena Syila malas memikirkannnya, Syila pun akhirnya melanjutkan kegiatan makannya.
Namun, saat baru saja beberapa suap, Neysha langsung berdiri dan pergi.
Tetapi sebelum pergi, Neysha sempat mengatakan, "Gue mau ke toilet. Gak nafsu makan."
Dan teman se sirkel nya pun langsung mengejar dan membuntuti Neysha, kecuali Syila. Karena Syila bahkan sama sekali tidak tau kenapa Neysha bisa seperti itu.
Disisi lain, Fiara sedang bergosip.
"Tuhkan bener, Syila sama Aldy pasti jadian. Orang keliatan banget deketnya."
Tak sampai disitu, Fiara pun melanjutkan kata-katanya, "Terus nih ya, menurut feeling gue, Neysha itu suka sama Aldy. Makanya muka Si Neysha kusut banget."
Kedua teman dekatnya hanya mengangguk-angguk saja karena mereka tidak peduli dengan hal tersebut.
Karena terlihat Syila sedang sendiri, Arhan pun memberanikan diri untuk menghampiri Syila.
"Syil," panggilnya.
Syila yang sedang sibuk mengunyah pun langsung terkejut dengan keberadaan Arhan. Ia takut akan ada kesalahpahaman nantinya.
Terlebih lagi Arhan katanya musuh bubuyutan Aldy.
"Iya, kenapa?" tanya Syila yang berusaha untuk bersikap ramah.
"Gue mau ngomong sebentar sama lo, boleh?"
Syila pun mengangguk, "Boleh kok, ngomong aja!"
"Tapi gak disini, Syil."
Sontak, itu membuat Syila terkejut. Karena kalau tidak disini, maka akan ada kesalahpahaman nanti.
"Disini aja, Han. Gak enak kalau diliat sama orang."
"Justru itu, ngomongnya jangan disini biar gak diliatin sama banyak orang."
Syila pun melihat ke sekitar dan tampaknya banyak orang yang tak memperhatikannya.
Maka, Syila pun setuju untuk ngobrol di tempat lain.
Ternyata, Arhan hanya mengajak Syila untuk ngobrol di depan kelas.
"Mau ngomongin apa, Han?" tanya Syila.
Dengan penuh keberanian, Arhan pun menjawab, "Maaf, gue mau ngomong jujur sama lo, Syil."
Syila masih terdiam. Feelingnya mulai merasa tidak enak.
"Jujur tentang apa?"
Arhan menghela nafasnya dengan panjang dan menyatakan perasaannya.
"Sebenernya gue udah suka sama lo dari dulu, Syil. Cuman sayangnya selalu keduluan sama Aldy."
Sontak, Syila langsung terkejut dengan kejujuran Arhan barusan.
"Maaf, gue cuman mau bilang jujur aja sama lo tentang perasaan gue. Gue mau hati gue lega dengan ungkapin ini ke lo. Memang, gue ini penakut, gak kayak Aldy yang berani. Gue akan berusaha untuk berhenti suka sama lo, Syil," lanjutnya.
Sebenernya ada sedikit rasa bersalah di dalam hati Syila. Dan Syila pun ingin membuka suara.
"Ma-
Belum Syila menjawab, Arhan langsung menyela kata-kata Syila karena Arhan melihat Aldy yang tengah berjalan ke arah mereka.
"Udah Syil, gue cuman mau ngomong itu aja. Makasih dan maaf, ya."
Arhan langsung masuk kembali ke dalam kelas dan meninggalkan Syila yang kebingungan dengan sikap Arhan.
"Loh, Arhan kenapa? Kok mukanya kayak orang yang ketakutan gitu, ya?" gumam Syila.
Dan betapa terkejutnya ia saat Aldy tiba-tiba berbicara di belakangnya.
"Ngobrolin apa aja sama Arhan?" tanya Aldy dengan suaranya yang sangat tegas.
"ASTAGA!"
Syila terkejut dan langsung membalikkan badannya. Tepat sekali wajah Aldy di depan mukanya karena Aldy sempat membungkuk.
"A-apa?" tanya Syila yang gugup.
"Ngobrolin apa aja sama Arhan, sayang?" tanya Aldy sekali lagi. Namun, kali ini dengan nada yang sangat lembut.
Blush
Pipi Syila langsung memerah bak kepiting rebus. Syila benar-benar baru merasakan hal yang seperti ini.
Karena tak ada jawaban dari Syila, Aldy pun menoel hidung Syila dan membuat Syila tersadar dengan lamunannya.
"Kenapa bengong, hm?"
"H-hah? O-ohh enggak bengong, kok."
Syila pun langsung membuka mukanya ke arah lain karena ia sudah tidak kuat dengan wajah tampan Aldy yang berada tepat di depannya.
"Oke. Jawab pertanyaan aku yang sebelumnya. Tadi, kalian berdua ngobrolin apa aja?" tanya Aldy sekali lagi.
Syila bingung harus menjawab apa karena ia takut jika Aldy marah.
"Oh, gak ngomong apa apa kok."
Aldy langsung memicingkan matanya, "Yang bener."
Mental Syila langsung menciut.
"Tapi kamu jangan marah ya!"
Aldy mengangguk pelan, "Iya, sayang."
Syila reflek menabok tangan Aldy. Dan Aldy pun mengaduh.
"Aduh, sakit."
"Jangan ngomong gitu, ih!"
Aldy tersenyum meledek, "Kenapa emangnya? salting ya?"
Karena kesal di ledeki terus menerus, Syila pun membuang mukanya dan mengerucutkan bibirnya.
"Lucu bangettt sih cewek aku kalau ngambek."
Syila semakin terkejut dengan kata-kata yang baru saja di lontarkan oleh Aldy. Ia baru tahu kalau Aldy bisa selucu ini.
"Ini kamu?" kaget Syila. Aldy langsung mengangguk.
"Aku emang gini kalau udah nyaman sama orang."
Syila terdiam. Dan ia baru menyadari kalau Aldy ternyata seperti ini.
"Kenapa? kamu gak suka ya kalau aku begini?" tanya Aldy.
"Hah? gak suka? justru gue suka banget kalau lo childish kayak gini, Al," batinnya.
Syila masih terdiam.
Lagi-lagi sikap kekanak-kanakannya Aldy keluar lagi.
"Ihh sayangg... cepet jawab. Aku kan kepo," jelas Aldy kepada Syila.
Syila pun menghela nafasnya dan kemudian berbicara jujur.
"Sebenernya tadi Arhan nyatain perasaannya ke aku. Dia gak nembak, dia cuman bilang kalau dia suka sama aku. Udah gitu doang."
Sebelah alis Aldy langsung terangkat, "Bener gitu doang?" tanyanya.
Syila mengangguk mantap.
"Dia ngejelek-jelekin aku atau enggak?"
Dan Syila nampak pura-pura berpikir, "Hmm... ngejelek-jelekin gak ya?"
Aldy masih diam penasaran.
"Enggak sih, cuman dia bilang kalau kamu suka ngeduluin dia buat deketin aku."
Aldy pun tersenyum bangga karena berhasil mendahului Arhan. Tapi, bukan hanya itu, Aldy juga senang karena cintamya diterima oleh pujaan hatinya.
"Ohh, jelas. Aku memang mau selangkah lebih dulu dari dia," ucap Aldy.
"Lagipula kalau kamu di jelek-jelekin sama orang lain, di mataku, kamu tetep ganteng sih," gumam Syila yang masih bisa terdengar oleh Aldy.
Aldy mengulum senyumannya, "Aduh, kayak ada yang ngomong aku ganteng, deh."
Syila langsung terperanjat kaget, "Loh, kamu denger?"
Dengan penuh antusias, Aldy mengangguk.
"KOK BISA?!"
"Jarak aku sama kamu gak jauh, ya kalau kamu ngomong apapun tetep kedengeran sama aku."
Syila langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya.
"Anjirrr, malu banget gue," teriaknya dalam hati.
Dan mereka pun saling bercanda sembari mengobrol di luar.
Tanpa mereka sadari, Neysha yang baru saja dari toilet beserta sirkelnya melihat kejadian tersebut.
Teman dekat Neysha seperti memberi semangat kepada Neysha.
"Sabar ya, Ney," ucap salah satu temannya.
Neysha masih terdiam sembari menatap lurus ke arah depan. Dimana terdapat dua sejoli yang sedang bercanda ria.
"Asal lo tau, Syil. Gue suka sama Aldy," batin Neysha berbicara.