Read More >>"> Gunay and His Broken Life (33. Kakak, Sudah Lama, Ya?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gunay and His Broken Life
MENU
About Us  

Lima tahun kemudian ....

Tak bisa dipungkiri bahwa segala kenangan menyayat sanubari itu benar-benar telah terlewat. Masa lalu adalah sejarah dan masa depan adalah misteri, begitulah kata orang-orang.

Gunay, yang jiwanya telah terberai, entah mungkin masih tertinggal pada masa lima atau enam tahun lalu itu masih harus dipaksa dengan denting jam yang terus berbunyi. Dia tidak bisa terus seperti itu, masih ada keponakannya yang sudah di-amanahkan oleh kakaknya untuk dia jaga. Sebab itu, dia tidak bisa terus tinggal pada masa lalunya.

Langit di atas sana masih belum terlihat jelas menampilkan warnanya. Pepohonan yang tampak tenang, dan udara yang masih terasa begitu dingin jelas menunjukkan bahwa kini adalah waktu subuh.

Di tengah kesunyian itu, sebuah sepeda motor dari jenis sport-bike terparkir begitu saja di samping bangunan sebuah mesjid. Sementara si pengendara, telah masuk ke suatu tempat yang di sekelilingnya dikelilingi pagar bercat putih yang aura mistisnya begitu terasa.

Proses gutasi yang terjadi menyebabkan kelenjar hidatoda memunculkan titik-titik air di ujung helai daun. Air bening itu sangat murni, sangat jernih dan cantik. Tapi ketika sebuah kaki dengan sepatu berwarna putih itu melewatinya, rerumputan kecil itu dengan terpaksa membiarkan air di ujung helai daunnya ikut terserap oleh sepatu tersebut.

Kaki itu terus melangkah tanpa peduli, langkahnya terkesan tenang ketika melewati satu per satu tanah tersirat dengan nisan yang bertuliskan nama-nama mereka yang telah dahulu berakhir kehidupannya.

Itu adalah tempat pemakaman.

Sementara itu, seorang yang datang ke pemakaman subuh-subuh begini tidak lain adalah Gunay.

Ketika mendapati dua makam yang saling berdampingan, langkah pemuda itu pun terhenti.
Kedua makam itu memiliki jarak kurang dari satu meter, Gunay berjalan lagi ke situ lalu menekuk kedua kakinya untuk berjongkok di antaranya. Tapi, setelah berpikir sebentar, dia akhirnya memutuskan untuk duduk saja di atas tanah yang masih lembab itu tanpa peduli pakaiannya yang akan kotor.

Di tangannya, dia membawa dua tangkai mawar segar yang entah baru dia petik darimana.

Gunay tersenyum simpul dengan perasaan yang menyimpan pilu. Dia bergeser ke satu sisi makam, lalu meletakkan satu tangkai mawar di atasnya.

Di nisan itu tertulis nama seseorang yang selalu terus terbayang dalam setiap tidurnya. Nama wanita yang tidak akan pernah bisa dia lupakan sampai akhir kehidupannya.

Tangannya yang dingin terangkat untuk menyentuh nisan putih yang bahkan lebih dingin itu. Bibir pucatnya berbisik lirih, "Kak ... Gunay datang."

Tentu saja tidak akan ada sahutan.

Kini tangannya beralih pada rumput-rumput kecil yang tumbuh di atas makam itu. Mencabutinya tanpa perasaan. Dia tak akan pernah membiarkan satu gulma pun tumbuh di atas makam kakak tersayangnya.

Gulma dari golongan teki-tekian itu begitu berani untuk menampakkan diri, padahal Gunay selalu datang setiap minggu ke sini untuk sekadar berbincang dengan kakaknya sekaligus untuk menjaga makamnya tetap bersih.

"Kak ... sudah lima tahun sejak terakhir kali Gunay lihat kakak. Hari demi hari, bukannya bisa mengikhlaskan, Gunay malah tambah kangen sama senyum cantiknya Kak Yanli ...."

Gunay mengelus bagian atas nisan putih itu,  menempelkan dahinya seolah-olah sedang menempelkan dahinya pada kakaknya.

"Gunay selalu merasa, semua ini hanya mimpi buruk. Akan ada pagi ketika kakak menepuk pipi Gunay dan bangunin Gunay dari mimpi buruk itu kan kak? Iyakan kak?!"

"Tiap hari Gunay duduk di meja makan, menunggu kakak nyiapin sarapan buat Gunay, tapi kenapa kakak gak pernah datang??"

"Ikan cupang yang dulu Gunay pelihara semuanya juga udah mati. Gunay sengaja biarin airnya kotor karena Gunay tau kakak bakalan bersihinnya, tapi apa? Kenapa kakak biarin ikan-ikan Gunay mati??"

"Kak ... Gunay selalu bilang ke Rayhan kalo kakak sama bang Addly cuma pergi sebentar. Tapi ini udah lima tahun, kenapa kakak belum balik juga?"

"Kak ... Gunay gak kuat lagi ... Gunay pengen ketemu kakak ...."

Mata Gunay sudah begitu merah, dan air terus menetes membasahi nisan putih di depan wajahnya.

Dia memeluk nisan putih itu begitu erat, seolah-olah benar-benar sedang memeluk orangnya langsung.

Setiap hari, hari demi hari selama lima tahun ini, Gunay tak pernah sekalipun absen untuk sekadar menyirami makam kakak dan abang iparnya ini dengan air matanya.

Terserah jika mengatakan dia cengeng, memang begitulah dia. Penyemangat terbesarnya sudah pergi meninggalkannya. Jika bukan karena keponakannya, dia benar-benar tak sanggup lagi menghadapi dunia.

Gunay terus duduk di antara kedua makam itu sampai matahari benar-benar naik. Cahaya mulai menyinari wajahnya yang sembab karena menangis. Dia hendak beranjak ketika dia mendengar sebuah jejak kaki yang menginjak dedaunan kering.

Dia berdiri dan berbalik, menatap ke arah suara.

Penglihatan Gunay kian hari semakin kabur. Karena menangis tiap hari, syaraf-syaraf di matanya semakin rusak dan membuatnya semakin sulit melihat dengan jernih seperti dulu.

Penglihatan yang kabur itu menatap orang di seberangnya. Dua pasang mata bertemu dan orang itu pun menyapa, "Gunay ...."

Sosok di antara kepingan-kepingan cahaya yang kabur itu perlahan tampak jernih, menampilkan seseorang yang tak asing bagi Gunay.

Sudut bibir Gunay sedikit terangkat, balik menyapanya dengan senyuman pahit.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
828      588     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
SILENT
4787      1449     3     
Romance
Tidak semua kata di dunia perlu diucapkan. Pun tidak semua makna di dalamnya perlu tersampaikan. Maka, aku memilih diam dalam semua keramaian ini. Bagiku, diamku, menyelamatkan hatiku, menyelamatkan jiwaku, menyelamatkan persahabatanku dan menyelamatkan aku dari semua hal yang tidak mungkin bisa aku hadapi sendirian, tanpa mereka. Namun satu hal, aku tidak bisa menyelamatkan rasa ini... M...
Mungil, Kucing Kecil Kesayangan
74      67     0     
True Story
Menceritakan pengalaman Nisa merawat kucing-kucingnya yang menggemaskan. Dari disitulah ia belajar apa arti dari kasih sayang dan pengorbanan terhadap hewan kesayangannya. Novel ini saya buat untuk mengenang anak kucing saya yang telah tiada bernama Mungil. Terima Kasih Mungil telah hadir di keluarga kecil kami.
Kita
526      348     1     
Romance
Tentang aku dan kau yang tak akan pernah menjadi 'kita.' Tentang aku dan kau yang tak ingin aku 'kita-kan.' Dan tentang aku dan kau yang kucoba untuk aku 'kita-kan.'
The Girl In My Dream
385      270     1     
Short Story
Bagaimana bila kau bertemu dengan gadis yang ternyata selalu ada di mimpimu? Kau memperlakukannya sangat buruk hingga suatu hari kau sadar. Dia adalah cinta sejatimu.
Cinta dalam Impian
86      67     1     
Romance
Setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya, seorang gadis dan abangnya merantau untuk menjauh dari memori masa lalu. Sang gadis yang mempunyai keinginan kuat untuk meraih impian. Voska belajar dengan rajin, tetapi dengan berjalannya waktu, gadis itu berpisah dengan san abang. Apa yag terjadi dengan mereka? Mampukah mereka menyelesaikan masalahnya atau berakhir menjauh?
Janjiku
564      401     3     
Short Story
Tentang cinta dan benci. Aku terus maju, tak akan mundur, apalagi berbalik. Terima kasih telah membenciku. Hari ini terbayarkan, janjiku.
An Angel of Death
321      198     1     
Short Story
Apa kau pernah merasa terjebak dalam mimpi? Aku pernah. Dan jika kau membaca ini, itu artinya kau ikut terjebak bersamaku.
I love you & I lost you
4574      1942     4     
Romance
Kehidupan Arina berubah 180 derajat bukan hanya karena bisnis ayahnya yang hancur, keluarganya pun ikut hancur. orang tuanya bercerai dan Arina hanya tinggal bersama adiknya di rumah, ayahnya yang harus dirawat karena mengalami depresi berat. Di tengah hancurnya keluarganya, Arina bertemu kembali dengan teman kecilnya, Arkan. Bertemunya kembali mereka membuka sebuah lembaran asmara, namun apa...
Kala Senja
31452      4512     8     
Romance
Tasya menyukai Davi, tapi ia selalu memendam semua rasanya sendirian. Banyak alasan yang membuatnya urung untuk mengungkapkan apa yang selama ini ia rasakan. Sehingga, senja ingin mengatur setiap pertemuan Tasya dengan Davi meski hanya sesaat. "Kamu itu ajaib, selalu muncul ketika senja tiba. Kok bisa ya?" "Kamu itu cuma sesaat, tapi selalu buat aku merindu selamanya. Kok bisa ya...