Message from Adelar
"Aram, jam 15.00 sore di ruang design kampus, jangan telat !"
"Okey, aku tidak akan telat"
read by adelar
"Astaga cuek sekali dia"
******
-Ruang Design Kampus-
"Dennis tolong buat pola di bagian celana nya"
"Okei baik Ad"
"Vel, pola di bagian ini agak kurang pas sama tujuan awal kita, tolong diperbaiki di bagian kerahnya"
"Okay baik Ad"
Sementara anggota lain sedang sibuk memperbaiki pola yang salah, Aram terlihat tidak melakukan apa apa,dengan wajah cemberut ia memprotes tindakan Adelar.
"Adelar, kau tidak memberikan aku tugas apa apa?"
"Tidak perlu, kau cukup membantu ku membeli pattern buat baju rancangan kita nanti"
"Itu saja? , apa kau yakin???"
"Ya tentu saja"
Aram yang mendengar itu sontak membelalakkan kedua matanya ke arah Adelar. Adelar menanggapi itu dengan dingin dan acuh.
*****
"Aram, kemarilah" teriak Adelar
"Hei lihatlah sekarang kau membutuhkan ku"
"Tolong belikan gunting yang lebih besar" menyodorkan uang ke Aram
"Baiklah bos"
Aram menyipitkan matanya ke arah Adelar dan sekali lagi ia menanggapi itu dengan dingin dan acuh.
*****
"Baiklah semuanya design pola kita sudah siap, besok kita lanjut membuat baju nya dengan kain dan pattern yang sudah ada"
"Akhirnya"
"Akhirnya"
Mendengar hal itu, semua merasa lega dan mulai membersihkan area design. Sementara terlihat Aram sedang berusaha menahan ngantuk nya.
"Hei, besok datang seperti biasa dan tolong bawakan kain tambahan, semua ada di list ini, jangan sampai salah"
Aram melihat list itu, ia kaget banyak sekali list kain yang akan ia beli sementara jam sudah menunjukkan pukul 21.00 malam. Sudah pasti toko kain tutup, ia merasa kesal dengan perlakuan Adelar terhadapnya.
"Heiii, ADELAR APA KAU KIRA AKU BABU MU?!!!"
"Apa kau bilang, jika kau tidak ingin keluar saja dari kelompok ini"
Aram terlihat geram tapi ia menahan amarahnya yang sudah berapi api, sementara Vely teman sekelompoknya pun menenangkan Aram dan menemaninya membeli kain.
******
Vely mengeluarkan sebatang rokok dari tas nya, ia menyodorkannya ke Aram yang masih kelihatan kesal sepanjang jalan.
"Maaf, aku tidak merokok"
"Benarkah, hei tak apa... kau pasti sangat kesal dengannya. Luapkan lah dengan ini"
"Tidak aku tidak ingin"
"Baiklah kalau begitu"
Vely pun menghisap rokoknya dan membuat asapnya berterbangan ke arah Aram.
"Uhuk uhuk uhuk"
"Hahah, lihatlah dirimu.. kau harus terbiasa dengan ini"
"Apa terbiasa?" tanya Aram heran
"Ya, harus terbiasa.. karena dikelas kita banyak yang merokok"
"Tapi kenapa?" tanya Aram penasaran
"Maybe, mereka lelah dengan semester ini.. semua serba dituntut, harus ini .. harus itu.."
"Dituntut?, oleh siapa? Dosen?"
"Ya, Dosen dan orang tua"
"Oh, aku turut menyesal mendengarnya"
"Tidak perlu, bukan salahmu"
'Happy Reading'
Yessika Simbolon