Loading...
Logo TinLit
Read Story - Orange Haze
MENU
About Us  

Mata Senja perih rasanya, air matanya mengalir seiring dengan air hujan yang membasahi bumi. Ia menatap penuh kesal laki-laki di hadapannya.
Senja berdecak, bagaimana mungkin ia memiliki seorang kakak sejahat ini? Setelah meninggalkannya di jalan saat pulang sekolah, Kini, kakaknya itu tak sama sekali tak memberinya payung. Tubuh Senja basah kuyup, dengan mata memerah dan bibir bergetar kedinginan. Sudah berapa menit ia berdiri dan beedebat dengan kakaknya itu.
"Kalau Kak Raksa sudah tega meninggalkanku, kenapa berbalik arah?!" teriak Senja.
"Mama yang menyuruhku," jawabnya singkat. Tanpa melihat Senja yang mulai menggigil, laki-laki itu berbalik arah, mengisyaratkan Senja untuk mengikutinya masuk ke mobil. 
Lagi, Senja berdecak kesal. Ia melempar batu yang mengenai betis Raksa.
"Lihat aku, Kak!" Senja berteriak dengan lantang. Biar saja. Biar ada yang mendengar keluh kesahnya. Meski ia tahu tidak ada orang lain di tengah jalan yang dikelilingi sawah saat petang mulai menjemput.
Sejenak, Raksa menunduk. Ia mengamati batu yang dilempar Senja.
Raksa berbalik, menatap Senja dengan sorot mata yang sama saat ia bertemu di rumah sakit. Amarah dan penyesalan.
"Kenapa kamu setega ini?!"
Mata Raksa sekejap membulat mendengar penuturan Senja yang memanggilnya tanpa honorifik.
"Kenapa? Kamu marah aku tidak memanggilmu dengan sebutan Kakak?!" tantang Senja. Matanya memerah menahan amarah dan isak tangis.
Raksa mendekat. Dapat Senja lihat bagaimana Raksa mencengkeram erat gagang payung yang digenggamnya.
Melihat itu, nyali Senja mulai menciut. Ia merendahkan suaranya. "Apa sebenarnya salahku? Kenapa Kakak tega meninggalkanku di tengah jalan seperti ini? Kenapa Kakak tega membiarkanku kehujanan? Dan ini bukan kali pertama. Kalau Kakak tidak berniat mengantar atau menjemputku sejak kita pindah, maka jangan lakukan. Apa aku menuntut sesuatu yang lebih padamu, Kak?"
"Apa kamu menuntut seauatu yang lebih?" Raksa mengulang pertanyaan Senja diikuti seringaian yang tidak pernah senja lihat.
"Terima saja," lanjutnya.
Senja menautkan keningnya. Heran dengan jawaban kakaknya itu.
Langkah pelan Raksa berhenti di jarak satu meter dari Senja.
Sorot matanya mendadak sendu. "Jangan menangis sesuka hati."
Senja segera mengusap matanya mendengar penuturan Raksa yang terdengar tulus dan perhatian di balik sikapnya yang kejam. Namun, pergerakan Senja terhenti mendengar ucapan selanjutnya.
"Mata itu, bukan milik kamu."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Just a Cosmological Things
956      541     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Premium
Dunia Tanpa Gadget
11956      3076     32     
True Story
Muridmurid SMA 2 atau biasa disebut SMADA menjunjung tinggi toleransi meskipun mereka terdiri dari suku agama dan ras yang berbedabeda Perselisihan di antara mereka tidak pernah dipicu oleh perbedaan suku agama dan ras tetapi lebih kepada kepentingan dan perasaan pribadi Mereka tidak pernah melecehkan teman mereka dari golongan minoritas Bersama mereka menjalani hidup masa remaja mereka dengan ko...
IMAGINE
387      276     1     
Short Story
Aku benci mama. Aku benci tante nyebelin. Bawa aku bersamamu. Kamu yang terakhir kulihat sedang memelukku. Aku ingin ikut.
Redup.
725      429     0     
Romance
Lewat setiap canda yang kita tertawakan dan seulas senyum yang kerap dijadikan pahatan. Ada sebuah cerita yang saya pikir perlu kamu dengarkan. Karena barangkali saja, sebuah kehilangan cukup untuk membuat kita sadar untuk tidak menyia-nyiakan si kesayangan.
Rumah Jingga.
2254      880     4     
Horror
"KAMU tidAK seharusnya baca ceritA iNi, aku pasti meneMani di sAmpingmu saaT membaca, karena inI kisahku!" -Jingga-
Menuntut Rasa
492      374     3     
Short Story
Ini ceritaku bersama teman hidupku, Nadia. Kukira aku paham semuanya. Kukira aku tahu segalanya. Tapi ternyata aku jauh dari itu.
A - Z
3086      1047     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
HOME
338      252     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.
Loading 98%
653      400     4     
Romance
A Freedom
156      136     1     
Inspirational
Kebebasan adalah hal yang diinginkan setiap orang. Bebas dalam menentukan pilihan pun dalam menjalani kehidupan. Namun sayang kebebasan itu begitu sulit bagi Bestari. Seolah mendapat karma dari dosa sang Ayah dia harus memikul beban yang tak semestinya dia pikul. Mampukah Bestari mendapatkan kebebasan hidup seperti yang diinginkannya?