Sok polos, tukang bully, dan naif. Kalau ditanya emang ada cewek kayak gitu? Jawabannya ada! Aine namanya. Di anugerahi wajah yang terpahat hampir sempurna membuat tingkat kepercayaan diri gadis itu melampaui batas kesombongannya.

Walau dikenal jomblo abadi di dunia nyata, tapi diam-diam Ai...Read More >>"> Jelek? Siapa takut! (Chapter 2. Kedipan mata) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Jelek? Siapa takut!
MENU
About Us  

Selepas membuang hajat, menjadi bahan ketawa dua orang sahabatnya di telfon, dan berakhir dengan pertengkarannya dengan si cowok panuan di depan toilet tadi, Aine memutuskan untuk menyusul ke tempat hiruk pikuk para siswa-siswi sekolah yang kelaparan. Yup! Kantin.

Dua orang manusia berjenis kelamin perempuan tengah duduk berhadapan. Yang satu dengan tatapan menyelidik, yang satu dengan tatatapan datar.

Kaia memandang sahabatnya itu dengan tatapan yang seolah-olah dia adalah pelaku kriminal kejahatan. Matanya tak henti-hentinya menatap wajah sang sahabat yang terpahat hampir sempurna.

Disisi lain Aine perempuan yang ditatap seperti itu segera memalingkan wajah risih. Siapa juga yang tidak risih jika ditatap terus menerus seperti itu?

"Kak Aine 'kan? Ih cantik banget. Boleh minta foto gak Kak?" seorang adik kelas perempuan tiba-tiba menghampiri mereka lalu berkata heboh. Matanya menatap penuh kagum wajah Aine.

"Boleh." Aine mengambil ponsel gadis itu lalu selfie bareng.

"Postingan Kakak di instagram aesthetic-aesthetic banget gila. Bagi tips dong kak biar cantik kayak kak Aine," pujinya semangat. Sementara Kaia hanya melihat pemandangannya itu dengan tatapan malas. Sudah biasa terjadi dimanapun mereka berdua pergi. Ada aja pasti fans dadakan sahabatnya itu.

Dengan wajah pura-pura berpikir, ia menjawab, "Tips cantik ya? Duh maaf banget, kakak cuma pake air wudhu doang hehehe," jawabnya yang membuat penggemar beratnya itu mengeluh kecewa.

"Biasa fans," ujarnya ke Kaia setelah orang itu pergi.

"Jujur deh Ai. Lo pake susuk 'kan? Makanya hampir seluruh cowok di sekolah suka sama lo," tuduhnya tak tanggung-tanggung.

Kata-kata yang terlontarkan dari mulut sang sahabat Aine tanggapi dengan dengusan kesal.

"Denger ya, gue tau gue cantik. Tapi bukan berarti gue pake susuk, gila!" balas nya sengit.

Setiap hari ada saja tuduhan-tuduhan atau isu buruk tentang nya. Bahkan tak sekali dua kali ia dilabrak kakak kelas karna dituduh perusak hubungan.

Aine kurang sabar apa lagi dalam menghiraukan semua itu. Dia yakin suatu hari nanti gosip buruk tentangnya itu akan hilang seiring berjalannya waktu.

Tapi ini? Dia dituduh memakai susuk. Tuduhan macam apa itu?! Dan yang lebih parah lagi dituduh oleh sahabat sendiri. Rasanya Aine ingin menenggelamkan diri sekarang juga ke danau Toba. Tapi itu tidak mungkin, dia masih sayang nyawa. Dan dia bukan kucing yang punya sembilan nyawa.

Kadang Aine berpikir. Apa salahnya dia? Dia hanya bersekolah, belajar, mengaji, menabung. Lantas, salah nya dimana? Dia tahu dirinya itu di anugerahi wajah yang terpahat nyaris sempurna. Mungkin saat sedang pembagian rupa dia datang lebih awal. Eh? Ada-ada saja.

Kaia memasang wajah seolah-olah ingin muntah. Pede sekali teman sebangkunya ini, "Bukan gimana-gimana, nih, ya. Tapi gue, tuh, heran banget sama lo," tuturnya dengan tangan yang menggaruk kepalanya yang terasa gatal.

Aine menaikkan alis satu, "Heran kenapa lagi, sih?! Seharusnya gue yang heran sama lo. Seenak jidat fitnah gue gitu. Dikira gue apaan kali, ya," gerutunya sebal yang membuat Kaia nyengir kuda.

"Gue heran kenapa mereka semua bisa suka sama lo. Padahal nih, ya, lo tuh jadi cewek gak ada bener-benernya. Rambut kusut, bau juga. Seragam kedodoran. Sepatu kucel. Tapi masih aja mereka suka sama lo. Apa gue gak curiga kalau lo pake susuk. Wajar 'kan? Wajar dong!" serunya terus terang. Jangan salahkan dia kalau terlahir mempunyai sifat yang amat jujur.

"Yang lo bilang bener Kai. Lo tau? Waktu gue main ke rumah Aine, satu pun gak ada skincare atau peralatan makeup yang ada di meja rias dia. Ya, Kecuali bedak bayi. Gue sampe ngeri liatnya sumpah. Ada, ya, cewek jaman sekarang kayak dia," timpal Puyu dari belakang dengan kedua tangannya yang penuh dengan nampan yang berisikan makanan pesanan keduanya.

Setiap hari mereka selalu bergilir siapa yang harus pergi untuk membeli makanan. Kebetulan hari ini adalah tugasnya Puyu. Nama panjangnya Putri Ayu. Karna nama Putri sudah sangat teramat pasaran di indonesia, makanya saat berkenalan di depan kelas satu tahun lalu, gadis berambut pendek itu meminta untuk di panggil dengan nama itu. Kalau ditanya kenapa tidak Ayu saja? Ya jawaban dari Aine saat itu cukup menohok.

"Lo gak mau di panggil Ayu, karna lo itu gak ada ayu-ayu nya 'kan?"

Puyu ingin marah, tapi Aine benar. Jadi itulah asal muasal panggilan Puyu. Ingat, ya! Puyu, bukan telur puyuh.

"Serius lo?" Kaia menyeruput es jeruknya tak percaya.

Apa kalian pikir Aine akan tersinggung dengan perkataan kedua sahabat nya itu? Oh tentu saja tidak. Sebaliknya dia malah tersenyum bangga. Membuat Puyu hampir saja melempar saos ke wajah songongnya.

"Lo kenapa jadi senyum, sih, anjir! Seharusnya lo itu sadar, atau belajar tutorial skincare sama kita. Lah ini? Gue udah gak ngerti lagi sama jalan pikiran lo Ki," gerundel Puyu seraya menyantap bakso pesanannya.

Tawa khas Aine pun keluar setelah Kaia berbicara seperti itu. Dia bertepuk tangan senang. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini, yang jelas itu membuat Kaia dan Puyu bergidik ngeri.

"Kalian tau kenapa gue gak pernah pake gituan?"

Keduanya kompak menggeleng, "Karna gue tau, mau digimanapun muka gue bakal tetap cantik. Ya, gue tau sih kedengeran nya naif banget. Tapi gue emang gak butuh itu semua. Yang gue butuhin cuma rasa percaya diri yang ada di diri gue melekat sampai kapanpun," paparnya yang membuat Kaia dan Puyu tak dapat berkata apapun lagi.

Jangan hujat Aine, semua orang berhak berpendapat bukan? Tapi kadang terlalu percaya diri itu tidak baik.

Puyu mengangguk-angguk mengerti, "Ya, gue ngerti maksud lo. Tapi tetep aja Ai, kita perlu ngerawat wajah kita. Ya gak Puy?"

"Yoi," sambut Puyu tersenyum. Aine memutar bola mata malas melihat tingkah keduanya ini.

"Dari pada kita bahas skincare. Mending kita bahas yang lain."

Puyu menatap Aine serius, "Waktu lo berak tadi, gue denger ada suara cowok. Siapa Ai?" tanyanya curiga. Sejenak Aine terdiam sesaat sebelum menjawab. Rona merah terlihat jelas di pipinya. Sungguh kalau dia mengingat kejadian tadi, itu benar-benar memalukan.

Aine mengusap tengkuknya salah tingkah, "Erghh tadi... gue rupanya masuk di toilet cowok. Ya kalian tau sendiri lah gimana rasanya kalau udah gak ketahan lagi buat eek. Aduh udah, deh, gue malu..." rengeknya gemas dengan kedua tangannya menutup wajah malu.

Kaia dan Puyu sontak saja terkekeh geli karna tingkah lucu Aine, "Astagaa Ai-Ai. Untung aja lo gak di apa-apain tadi sama, tuh, cowok," celetuk salah satunya.

"Eh, udah bel, tuh. Masuk kuy," ajak Kaia yang langsung di tanggapi keduanya. Mereka bertiga pun meninggalkan kantin yang perlahan mulai sepi. Tanpa Aine tahu seseorang sudah mengintai nya dari awal dia masuk.

Aine bertopang dagu di pembatas koridor. Pandangannya tertuju ke lapangan basket. Ada beberapa siswa yang bermain basket disana. Tidak ada yang spesial. Baginya, cowok pintar lebih keliatan keren dimatanya dibanding cowok-cowok yang gemar olahraga.

Berkali-kali ia menghela nafas malas karna kebosanan melanda. Salahnya juga yang lupa mengerjakan tugas karna keasyik-an chating dengan pacar rahasia yang ia temui di roleplayer . Salah satu permainan yang Aine geluti dari sejak ia menginjak smp.

Namun karna jenuh, Aine memutuskan untuk berhenti dari game yang ngetiknya pakai jari tapi mainnya pakai hati itu. Tetapi sang pacar online tidak mau putus darinya, dan memohon untuk tetap melanjutkan hubungan dengan syarat tak perlu mengenal identitas asli satu sama lain. Termasuk nama asli.

Dan Aine pun menyetujui. Meski hanya suara pacarnya itu yang ia tau karna mereka sering telfonan saat malam hari untuk sekedar bertukar cerita, tapi itu bukan masalah baginya. Toh, yang penting dia ada teman chating untuk menghilangkan rasa kesepian sebagai jomblo akut.

Mungkin perpustakaan menjadi tujuan gadis itu kali ini. Ya meskipun penjaga perpus akan mengusirnya karna ia selalu berakhir tertidur disana.

Bunyi sorakan dari para pemain basket di lapangan menghentikan langkah Aine. Dia menolehkan kepala ke arah utara, melihat salah seorang pemain yang menjadi bahan tertawaan oleh temannya yang lain. Bagaimana tidak, cowok jangkung itu disuruh melepaskan bajunya karna kalah point yang membuat roti sobeknya terpampang jelas. Harus Aine akui jika tubuh lelaki itu pelukable.

Sial, tatapan keduanya tak sengaja saling bertubrukan. Aine cepat-cepat mengalihkan pandangan sebelum tanpa diduga cowok itu mengedipkan mata sebelah.

"Anjir sok ganteng banget, najis. Dasar cacingan!" rutuknya tak berhenti sembari menuruni anak tangga tergesa-gesa. Tapi kok pipinya panas, ya?

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Dunia Tanpa Gadget
7848      2336     32     
True Story
Muridmurid SMA 2 atau biasa disebut SMADA menjunjung tinggi toleransi meskipun mereka terdiri dari suku agama dan ras yang berbedabeda Perselisihan di antara mereka tidak pernah dipicu oleh perbedaan suku agama dan ras tetapi lebih kepada kepentingan dan perasaan pribadi Mereka tidak pernah melecehkan teman mereka dari golongan minoritas Bersama mereka menjalani hidup masa remaja mereka dengan ko...
Seharap
4418      1966     0     
Inspirational
Tisha tidak pernah menyangka, keberaniannya menyanggupi tantangan dari sang kakak untuk mendekati seorang pengunjung setia perpustakaan akan menyeretnya pada sebuah hubungan yang meresahkan. Segala kepasifan dan keteraturan Tisha terusik. Dia yang terbiasa menyendiri dalam sepi harus terlibat berbagai aktivitas sosial yang selama ini sangat dihindari. Akankah Tisha bisa melepaskan diri dan ...
Unlosing You
264      175     4     
Romance
... Naas nya, Kiran harus menerima keputusan guru untuk duduk sebangku dengan Aldo--cowok dingin itu. Lambat laun menjalin persahabatan, membuat Kiran sadar bahwa dia terus penasaran dengan cerita tentang Aldo dan tercebur ke dalam lubang perasaan di antara mereka. Bisakah Kiran melepaskannya?
The Skylarked Fate
4097      1508     0     
Fantasy
Gilbert tidak pernah menerima takdir yang diberikan Eros padanya. Bagaimanapun usaha Patricia, Gilbert tidak pernah bisa membalas perasaannya. Seperti itu terus pada reinkarnasi ketujuh. Namun, sebuah fakta meluluhlantakkan perasaan Gilbert. Pada akhirnya, ia diberi kesempatan baru untuk berusaha memperbaiki hubungannya dengan Patricia.
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
542      421     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
3702      1080     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
AUNTUMN GARDENIA
99      87     1     
Romance
Tahun ini, dia tidak datang lagi. Apa yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sedang kesulitan? Sweater hangat berwarna coklat muda bermotif rusa putih yang Eliza Vjeshte kenakan tidak mampu menahan dinginnya sore hari ini. Dengan tampang putus asa ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada di dalam tasnya, kemudian menaiki jembatan Triste di atas kolam ikan berukura...
DI ANTARA DOEA HATI
703      343     1     
Romance
Setelah peristiwa penembakan yang menewaskan Sang mantan kekasih, membuat Kanaya Larasati diliputi kecemasan. Bayang-bayang masa lalu terus menghantuinya. "Siapapun yang akan menjadi pasanganmu akan berakgir tragis," ucap seorang cenayang. Hal tersebut membuat sahabat kecilnya Reyhan, seorang perwira tinggi Angkatan Darat begitu mengkhawatirkannya. Dia berencana untuk menikahi gadis itu. Disaa...
Rembulan
645      342     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
A.P.I (A Perfect Imaginer)
81      69     1     
Fantasy
Seorang pelajar biasa dan pemalas, Robert, diharuskan melakukan petualangan diluar nalarnya ketika seseorang datang ke kamarnya dan mengatakan dia adalah penduduk Dunia Antarklan yang menjemput Robert untuk kembali ke dunia asli Robert. Misi penjemputan ini bersamaan dengan rencana Si Jubah Hitam, sang penguasa Klan Kegelapan, yang akan mencuri sebuah bongkahan dari Klan Api.