Kanvas Putih
Namaku adalah Hasywa Engkak, yang berarti pengisi kehampaan dan burung hitam kecil. Nama yang memang sangat cocok untuk kehidupanku, hampa dan kecil.
Kehidupanku sangat hampa, kosong seperti tidak ada isinya. Meskipun masa depanku terlihat sangat tertata, aku tidak merasakannya. Aku tidak bahagia.
Wajahku tersenyum, tetapi hatiku tidak. Aku hidup dalam kebohongan. Berbohong untuk bertahan hidup, diantara para manusia penyuka kesempurnaan. Entah sampai kapan, kebohongan ini terus berlanjut. Aku berharap Tuhan masih berbaik hati untuk terus menutupinya.
Aku jarang memberi tahu masalahku, kecuali masalah yang sangat penting. Jarang untuk bercerita ataupun berkeluh kesah, dan itu membuatku selalu memendam perasaan. Sebagai anak terakhir, tentu harus menilai keadaan rumah. Ternyata, itu cukup melelahkan.
Kehidupanku terus berlanjut, sampai akhirnya. Ada sebuah momen dimana kehidupanku sangat berubah total.
Warning :
- diharapkan jangan terlalu percaya dengan judul, dan deskripsi cerita.
_bebekgantengHasywa Engkak, umur 17 tahun. Sedang menunggu hasil ujian Utbk tahun ini. Hasywa tidak peduli itu mau gagal atau tidak, karena pada akhirnya, hidupnya tidak akan berubah.
Pengumuman hasilnya jam 13:00, dan sekarang masih jam 12:45. Hasywa merebahkan dirinya di kasur, menghadap ke atas, memandangi atap putih, menghayal menjadi raja bajak laut, dan tidak lama kemudian, dia tertidur.
Bangun-bangun terkejut, melihat jam sudah menujukan 17:00. Hasywa langsung membuka hp-nya, masuk ke link, dan loading sebentar. Jantungnya berdetak kencang, meskipun dia tidak terlalu berharap dengan hasilnya, tapi dia deg-degan juga.
Hasywa menutup matanya, agar lebih dramatis, dan membukakan kembali matanya. Lalu, dia memencet tombol, dan muncullah hasil pengumumannya.
"Mohon maaf anda dinyatakan tidak lulus, tetap semangat dan cobalah tahun depan kembali".
...
Hening.
Hasywa menatap sekali lagi, dan mencoba reset ulang. Tetapi, kalimat yang sama tetap muncul. Hasywa mematikan hp-nya, dia berdiri, dan duduk dipojokkan. Hasywa menarik napas dalam-dalam, dan dia teriak.
"MAMAAAAA!! HASY TIDAK LULUSSSS!!" Hasywa menangis, dan dia berteriak dengan sangat kencang.
Mama Hasywa datang, karena mendengar teriakan maut anaknya. Dia melihat anaknya sudah menangis kejer, teriak-teriak tidak jelas, tetapi tetap duduk dipojokkan. Mama Hasywa langsung menenangkan anaknya, dan mengatakan kalimat penenang.
"Makanya, jangan main HP terus. Gak luluskan!"
Hasywa yang mendengar kalimat mamanya, dia semakin menangis. Sejak saat itu, kehidupan Hasywa berubah.
Hidup berubah karena cinta ×
Hidup berubah karena Utbk √
To be continue.
|
How do you feel about this chapter? |
|||||
|
|
|
|
|
|
| 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Similar Tags
