Loading...
Logo TinLit
Read Story - My World
MENU
About Us  

     Luna menggeram, tangannya terkepal, mulai meninju angin. Rasanya ingin berteriak "bajingan" sekeras mungkin, bahkan bila perlu, ia akan berteriak menggunakan microphone agar teriakannya lebih kane. Ia merasa kesal, sangat kesal. Bisa-bisanya laki-laki seperti Nathan berucap layaknya seorang korban di sini, padahal laki-laki itulah yang memulai perselingkuhan.

     Akhirnya ia menghela nafas pelan, berusaha mengikhlaskan kebodohan mantannya itu. Lagipula, semua mantan memang bodoh, kan?

     "Atuh neng, apa gamau beli es teh dulu?"

     "MAU MANG!"

     Setelah membeli es teh dari mamang kantin, ia kembali bergosip dengan Aleesha di kelas. Walaupun hari ini sedikit bajingan di pagi hari, ia merasa bersyukur, setidaknya ia tidak bertemu dengan matematika di hari mematikan itu. Benar, jam kosong tanpa ada tugas yang dititipkan ke ketua kelas.

     Dengan jajanan yang ia dan Aleesha dapatkan dengan jalan ninja, mereka akhirnya bisa bergosip dengan tenang ditemani makanan ringan. Suasana kelas tentu saja ramai, entah karena murid ikutan menggosipkan sesuatu atau berisik karena konser. Tak jarang, ada murid yang bolak-balik ke kantin demi membeli nasi goreng bu kantin. Yeah, pada intinya, kelas mereka tidak jauh berbeda dengan kelas lain saat ada jam kosong.

     "Weh, weh, guru dateng!" salah seorang murid yang baru saja dari toilet, masuk ke dalam kelas seraya mengatakan hal tersebut, membuat semua murid yang ada di kelas itu pun panik, segera kembali ke tempat duduk masing-masing.

     Termasuk Luna dan Aleesha. Mereka sibuk membereskan makanan-makanan dan juga sampah yang belum mereka buang. Keaadaan kelas cukup riuh, membuat guru yang melangkah ke kelas mereka pun merasa heran, karena keributan mereka akan kedatangan guru tersebut terdengar hinggga ke luar kelas. Mereka segera menyiapkan segalanya, baik dari buku, alat tulis, dan juga kursi yang sudah dirapikan seperti semula. Guru itu pun masuk, dan segera memberikan materi kepada kelas mereka.

     Dan, seperti mata pelajaran pada umumnya, jam pelajaran berjalan dengan lancar, walaupun yang mereka hadapi adalah matematika, tetapi mereka harus tetap melaksanakannya agar mendapat nilai yang bagus. Jika boleh jujur, Luna rasanya malas sekali bertemu dengan matematika. Namun apalah dayanya yang sudah disekolahkan, ia tetap harus belajar.

     Saat pelajaran berlangsung, Luna merasakan pusing. Memang hanya sedikit, tetapi itu membuat kepalanya terasa berat, alhasil, ia menidurkan kepalanya ke meja, memejamkan matanya sejenak. Ia tidak tahu mengapa bisa terjadi seperti ini. Dan juga, hawa panas mulai menyelimuti dirinya. Ia akui, cuaca belakangan ini menjadi sangat panas, tetapi, panas yang ada di tubuhnya ini bukan karena cuaca. Apakah ia sedang demam? Tapi ... mengapa sekarang?

     Sepulang sekolah, keadaanya sedikit memburuk. Ia justru merasa semakin pusing, badannya terasa semakin panas. Luna mulai mengambil jaketnya di dalam tasnya, dan mulai memakainya. Ia berjalan dengan cepat, ingin sampai di rumah secepat mungkin agar dirinya dapat beristirahat. Untunglah, rumahnya tak jauh dari sekolah. Jadi, dengan langkah lemas juga pandangan yang sedikit kabur itu, ia berjalan menuju rumahnya.

     Terdapat satu harapan saat ia sampai di rumah nanti, tak ada pertengkaran antara ayah dan ibunya. Ah, memikirkan itu justru membuat kepalanya semakin berat, dan dengan cepat ia segera melangkah menuju rumah agar dapat beristirahat dengan kucing kesayangannya.

     Ia rindu dengan buntalan lembut penuh bulu itu.

     PRANG!

     "BUKANNYA AKU SUDAH BILANG, LUNA AKAN IKUT DENGANKU!"

     Luna menghela nafasnya sejenak, suara teriakan yang familiar dan selalu ia dengar. Apa yang ia takutkan malah terwujud. Kepalanya menggeleng, seolah pertengkaran itu tak ada ujung yang pasti. Dengan langkah lemas, ia melangkah masuk dan membiarkan kedua orang tuanya terus berteriak dan saling melempar barang. Ia lewati begitu saja dengan wajah datar.

     Melangkah menuju kamarnya, lalu menguncinya. Tak mengizinkan orang lain untuk masuk ke dalam zona nyamannya itu.

     Setelah menutup pintu dengan rapat, tubuhnya bersandar ke pintu, merosot ke bawah, kembali menangis untuk kesekian kalinya, dengan masalah yang sama, yakni perselingkuhan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya sendiri. Bahkan sampai sekarang pun, ia masih tak begitu mengerti, bagaimana bisa keluarga cemaranya sehancur ini? Apa yang membuat mereka seperti ini? Begitu banyak pertanyaan yang muncul di benak Luna.

      Luna menangis dalam diam, memeluk kedua kakinya dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya itu. Perasaan sedih, kecewa, bingung, marah, lelah, semuanya sudah tercampur menjadi satu, sehingga Luna tak dapat membedakan mana yang perasaan marah, mana yang perasaan sedih.

     Lagipula, setampan atau secantik apa selingkuhan mereka berdua itu, hingga mampu membayarnya dengan keharmonisan yang sudah dibangun bertahun-tahun? Apakah mereka setara dengan yang ditetapkan oleh standar dunia? Apakah mereka kaya? Apakah mereka lebih baik daripada pasangannya ssendiri? Pertanyaan sederhananya adalah, mengapa dahulu ayahnya mau berselingkuh hingga membuat ibunya memiliki tekad untuk balas dendam, yakni dengan cara perselingkuhan pula.

     Mungkin, rasanya takkan sesakit ini kalau hal ini terjadi pada saat Luna masih di dalam kandungan ibunya, tetapi pasalnya, ini terjadi setelah Luna lahir di dunia, menyaksikan keindahan yang fana. Dan di tengah-tengah dunia yang fana serta banyak dusta, ia masih bisa merasakan apa itu bahagia. Hanya sebentar, tidak berlangsung lama.

     Sev, kucing yang biasanya bersikap jutek dan tidur di ranjang milik Luna, kini turun dan menatap Luna dengan bingung. Biar bagaimanapun, Sev mengenali Luna dengan baik. Maka dari itu, ia mengangkat kaki depannya dan berusaha menggapai tangan dari Luna, bermaksud mengambil atensi dari Luna. Tak lupa, ia juga menempelkan kepalanya ke kaki Luna, seolah kucing itu ingin membuat Luna nyaman, tidak terus menangis.

     Luna yang merasakan juga mendengar suara dari Sev, membuat kepalanya mendongak. Ia tersenyum, mengangkat tubuh kucing kesayangannya dan beralih memeluknya. Persetan bila bulu-bulu Sev akan menempel pada seragamnya, ia akan memeluk Sev untuk beberapa saat, setidaknya hingga ia merasa baikan. Kali ini, Sev tidak menolak. Ia kembali memeluk Luna dengan erat, menggerung pelan, membuat suara yang membuat Luna merasa rileks, walau hanya sedikit saja.

     Perempuan itu beralih bangkit, walau tubuhnya sedikit gemetar karena baru saja menangis, ia menggendong kucing kesayangannya, dan meletakkan tasnya ke bawah ranjang. Merebahkan tubuhnya ke ranjang, berssama dengan Sev yang tidur di atas tubuhnya. Kucing putih dengan warna hitam di setiap ujung kakinya itu, kembali membuat dengkuran halus, yang membuat Luna rileks, melupakan sejenak dengan masalah yang sedang terjadi di luar kamarnya.

     Ia mulai memejamkan matanya, setelah kantuk mulai menyerangnya. Ia pun akhirnya tertidur dengan lelap, bersama kucing kesayangannya, tak menyadari bahaya sedang mengincar dirinya, dan kehancuran.

     "Aha, akhirnya aku menemukanmu, anak manis."

.

.

.

Chapter 2: Pupusnya Harapan Cemara, selesai.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Arcana : Ace of Wands
172      149     1     
Fantasy
Sejak hilang nya Tobiaz, kota West Montero diserang pasukan berzirah perak yang mengerikan. Zack dan Kay terjebak dalam dunia lain bernama Arcana. Terdiri dari empat Kerajaan, Wands, Swords, Pentacles, dan Cups. Zack harus bertahan dari Nefarion, Ksatria Wands yang ingin merebut pedang api dan membunuhnya. Zack dan Kay berhasil kabur, namun harus berhadapan dengan Pascal, pria aneh yang meminta Z...
Attention Whore
245      202     0     
Romance
Kelas dua belas SMA, Arumi Kinanti duduk sebangku dengan Dirgan Askara. Arumi selalu menyulitkan Dirgan ketika sedang ada latihan, ulangan, PR, bahkan ujian. Wajar Arumi tidak mengerti pelajaran, nyatanya memperhatikan wajah tampan di sampingnya jauh lebih menyenangkan.
Anak Magang
122      114     1     
Fan Fiction
Bercerita sekelompok mahasiswa yang berusaha menyelesaikan tugas akhirnya yaitu magang. Mereka adalah Reski, Iqbal, Rival, Akbar. Sebelum nya, mereka belum mengenal satu sama lain. Dan mereka juga bukan teman dekat atau sahabat pada umumnya. Mereka hanya di tugaskan untuk menyelesaikan tugas nya dari kampus. Sampai suatu ketika. Salah satu di antara mereka berkhianat. Akan kah kebersamaan mereka ...
Enigma
26626      3594     3     
Romance
enigma noun a person or thing that is mysterious, puzzling, or difficult to understand. Athena egois, kasar dan tidak pernah berpikir sebelum berbicara. Baginya Elang itu soulmate-nya saat di kelas karena Athena menganggap semua siswi di kelasnya aneh. Tapi Elang menganggap Athena lebih dari sekedar teman bahkan saat Elang tahu teman baiknya suka pada Athena saat pertama kali melihat Athena ...
Kota Alkroma: Tempat Ternyaman
486      206     1     
Fantasy
Kina tidak pernah menyukai kota kecil tempat tinggalnya. Impiannya dari kecil adalah untuk meninggalkan kota itu dan bahagia di kota besar dengan pekerjaan yang bagus. Dia pun setuju untuk menjual rumah tempat tinggalnya. Rumah kecil dan jelek itu memang seharusnya sudah lama ditinggalkan tetapi seluruh keluarganya tidak setuju. Mereka menyembunyikan sesuatu. Kemudian semuanya berubah ketika Kina...
Love 90 Days
4634      1861     2     
Romance
Hidup Ara baikbaik saja Dia memiliki dua orangtua dua kakak dan dua sahabat yang selalu ada untuknya Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan bila ada harga yang harus dibayar atas semua yang telah dia terima yaitu kematian Untuk membelokkan takdir Ara diharuskan untuk jatuh cinta pada orang yang kekurangan cinta Dalam pencariannya Ara malah direcoki oleh Iago yang tibatiba meminta Ara untu...
Tumpuan Tanpa Tepi
11381      3150     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
L.o.L : Lab of Love
3155      1137     10     
Fan Fiction
Kim Ji Yeon, seorang mahasiswi semester empat jurusan film dan animasi, disibukan dengan tugas perkuliahan yang tak ada habisnya. Terlebih dengan statusnya sebagai penerima beasiswa, Ji Yeon harus berusaha mempertahankan prestasi akademisnya. Hingga suatu hari, sebuah coretan iseng yang dibuatnya saat jenuh ketika mengerjakan tugas di lab film, menjadi awal dari sebuah kisah baru yang tidak pe...
Infatuated
866      568     0     
Romance
Bagi Ritsuka, cinta pertamanya adalah Hajime Shirokami. Bagi Hajime, jatuh cinta adalah fase yang mati-matian dia hindari. Karena cinta adalah pintu pertama menuju kedewasaan. "Salah ya, kalau aku mau semuanya tetap sama?"
Daybreak
4278      1809     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox