Read More >>"> My World (Chapter 2: Pupusnya Harapan Cemara) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My World
MENU
About Us  

     Luna menggeram, tangannya terkepal, mulai meninju angin. Rasanya ingin berteriak "bajingan" sekeras mungkin, bahkan bila perlu, ia akan berteriak menggunakan microphone agar teriakannya lebih kane. Ia merasa kesal, sangat kesal. Bisa-bisanya laki-laki seperti Nathan berucap layaknya seorang korban di sini, padahal laki-laki itulah yang memulai perselingkuhan.

     Akhirnya ia menghela nafas pelan, berusaha mengikhlaskan kebodohan mantannya itu. Lagipula, semua mantan memang bodoh, kan?

     "Atuh neng, apa gamau beli es teh dulu?"

     "MAU MANG!"

     Setelah membeli es teh dari mamang kantin, ia kembali bergosip dengan Aleesha di kelas. Walaupun hari ini sedikit bajingan di pagi hari, ia merasa bersyukur, setidaknya ia tidak bertemu dengan matematika di hari mematikan itu. Benar, jam kosong tanpa ada tugas yang dititipkan ke ketua kelas.

     Dengan jajanan yang ia dan Aleesha dapatkan dengan jalan ninja, mereka akhirnya bisa bergosip dengan tenang ditemani makanan ringan. Suasana kelas tentu saja ramai, entah karena murid ikutan menggosipkan sesuatu atau berisik karena konser. Tak jarang, ada murid yang bolak-balik ke kantin demi membeli nasi goreng bu kantin. Yeah, pada intinya, kelas mereka tidak jauh berbeda dengan kelas lain saat ada jam kosong.

     "Weh, weh, guru dateng!" salah seorang murid yang baru saja dari toilet, masuk ke dalam kelas seraya mengatakan hal tersebut, membuat semua murid yang ada di kelas itu pun panik, segera kembali ke tempat duduk masing-masing.

     Termasuk Luna dan Aleesha. Mereka sibuk membereskan makanan-makanan dan juga sampah yang belum mereka buang. Keaadaan kelas cukup riuh, membuat guru yang melangkah ke kelas mereka pun merasa heran, karena keributan mereka akan kedatangan guru tersebut terdengar hinggga ke luar kelas. Mereka segera menyiapkan segalanya, baik dari buku, alat tulis, dan juga kursi yang sudah dirapikan seperti semula. Guru itu pun masuk, dan segera memberikan materi kepada kelas mereka.

     Dan, seperti mata pelajaran pada umumnya, jam pelajaran berjalan dengan lancar, walaupun yang mereka hadapi adalah matematika, tetapi mereka harus tetap melaksanakannya agar mendapat nilai yang bagus. Jika boleh jujur, Luna rasanya malas sekali bertemu dengan matematika. Namun apalah dayanya yang sudah disekolahkan, ia tetap harus belajar.

     Saat pelajaran berlangsung, Luna merasakan pusing. Memang hanya sedikit, tetapi itu membuat kepalanya terasa berat, alhasil, ia menidurkan kepalanya ke meja, memejamkan matanya sejenak. Ia tidak tahu mengapa bisa terjadi seperti ini. Dan juga, hawa panas mulai menyelimuti dirinya. Ia akui, cuaca belakangan ini menjadi sangat panas, tetapi, panas yang ada di tubuhnya ini bukan karena cuaca. Apakah ia sedang demam? Tapi ... mengapa sekarang?

     Sepulang sekolah, keadaanya sedikit memburuk. Ia justru merasa semakin pusing, badannya terasa semakin panas. Luna mulai mengambil jaketnya di dalam tasnya, dan mulai memakainya. Ia berjalan dengan cepat, ingin sampai di rumah secepat mungkin agar dirinya dapat beristirahat. Untunglah, rumahnya tak jauh dari sekolah. Jadi, dengan langkah lemas juga pandangan yang sedikit kabur itu, ia berjalan menuju rumahnya.

     Terdapat satu harapan saat ia sampai di rumah nanti, tak ada pertengkaran antara ayah dan ibunya. Ah, memikirkan itu justru membuat kepalanya semakin berat, dan dengan cepat ia segera melangkah menuju rumah agar dapat beristirahat dengan kucing kesayangannya.

     Ia rindu dengan buntalan lembut penuh bulu itu.

     PRANG!

     "BUKANNYA AKU SUDAH BILANG, LUNA AKAN IKUT DENGANKU!"

     Luna menghela nafasnya sejenak, suara teriakan yang familiar dan selalu ia dengar. Apa yang ia takutkan malah terwujud. Kepalanya menggeleng, seolah pertengkaran itu tak ada ujung yang pasti. Dengan langkah lemas, ia melangkah masuk dan membiarkan kedua orang tuanya terus berteriak dan saling melempar barang. Ia lewati begitu saja dengan wajah datar.

     Melangkah menuju kamarnya, lalu menguncinya. Tak mengizinkan orang lain untuk masuk ke dalam zona nyamannya itu.

     Setelah menutup pintu dengan rapat, tubuhnya bersandar ke pintu, merosot ke bawah, kembali menangis untuk kesekian kalinya, dengan masalah yang sama, yakni perselingkuhan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya sendiri. Bahkan sampai sekarang pun, ia masih tak begitu mengerti, bagaimana bisa keluarga cemaranya sehancur ini? Apa yang membuat mereka seperti ini? Begitu banyak pertanyaan yang muncul di benak Luna.

      Luna menangis dalam diam, memeluk kedua kakinya dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya itu. Perasaan sedih, kecewa, bingung, marah, lelah, semuanya sudah tercampur menjadi satu, sehingga Luna tak dapat membedakan mana yang perasaan marah, mana yang perasaan sedih.

     Lagipula, setampan atau secantik apa selingkuhan mereka berdua itu, hingga mampu membayarnya dengan keharmonisan yang sudah dibangun bertahun-tahun? Apakah mereka setara dengan yang ditetapkan oleh standar dunia? Apakah mereka kaya? Apakah mereka lebih baik daripada pasangannya ssendiri? Pertanyaan sederhananya adalah, mengapa dahulu ayahnya mau berselingkuh hingga membuat ibunya memiliki tekad untuk balas dendam, yakni dengan cara perselingkuhan pula.

     Mungkin, rasanya takkan sesakit ini kalau hal ini terjadi pada saat Luna masih di dalam kandungan ibunya, tetapi pasalnya, ini terjadi setelah Luna lahir di dunia, menyaksikan keindahan yang fana. Dan di tengah-tengah dunia yang fana serta banyak dusta, ia masih bisa merasakan apa itu bahagia. Hanya sebentar, tidak berlangsung lama.

     Sev, kucing yang biasanya bersikap jutek dan tidur di ranjang milik Luna, kini turun dan menatap Luna dengan bingung. Biar bagaimanapun, Sev mengenali Luna dengan baik. Maka dari itu, ia mengangkat kaki depannya dan berusaha menggapai tangan dari Luna, bermaksud mengambil atensi dari Luna. Tak lupa, ia juga menempelkan kepalanya ke kaki Luna, seolah kucing itu ingin membuat Luna nyaman, tidak terus menangis.

     Luna yang merasakan juga mendengar suara dari Sev, membuat kepalanya mendongak. Ia tersenyum, mengangkat tubuh kucing kesayangannya dan beralih memeluknya. Persetan bila bulu-bulu Sev akan menempel pada seragamnya, ia akan memeluk Sev untuk beberapa saat, setidaknya hingga ia merasa baikan. Kali ini, Sev tidak menolak. Ia kembali memeluk Luna dengan erat, menggerung pelan, membuat suara yang membuat Luna merasa rileks, walau hanya sedikit saja.

     Perempuan itu beralih bangkit, walau tubuhnya sedikit gemetar karena baru saja menangis, ia menggendong kucing kesayangannya, dan meletakkan tasnya ke bawah ranjang. Merebahkan tubuhnya ke ranjang, berssama dengan Sev yang tidur di atas tubuhnya. Kucing putih dengan warna hitam di setiap ujung kakinya itu, kembali membuat dengkuran halus, yang membuat Luna rileks, melupakan sejenak dengan masalah yang sedang terjadi di luar kamarnya.

     Ia mulai memejamkan matanya, setelah kantuk mulai menyerangnya. Ia pun akhirnya tertidur dengan lelap, bersama kucing kesayangannya, tak menyadari bahaya sedang mengincar dirinya, dan kehancuran.

     "Aha, akhirnya aku menemukanmu, anak manis."

.

.

.

Chapter 2: Pupusnya Harapan Cemara, selesai.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
SATU FRASA
13262      2695     8     
Romance
Ayesha Anugrah bosan dengan kehidupannya yang selalu bergelimang kemewahan. Segala kemudahan baik akademis hingga ia lulus kuliah sampai kerja tak membuatnya bangga diri. Terlebih selentingan kanan kiri yang mengecapnya nepotisme akibat perlakuan khusus di tempat kerja karena ia adalah anak dari Bos Besar Pemilik Yayasan Universitas Rajendra. Ayesha muak, memilih mangkir, keluar zona nyaman dan m...
Love 90 Days
1424      832     1     
Romance
Hidup Ara baikbaik saja Dia memiliki dua orangtua dua kakak dan dua sahabat yang selalu ada untuknya Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan bila ada harga yang harus dibayar atas semua yang telah dia terima yaitu kematian Untuk membelokkan takdir Ara diharuskan untuk jatuh cinta pada orang yang kekurangan cinta Dalam pencariannya Ara malah direcoki oleh Iago yang tibatiba meminta Ara untu...
Alicia
1138      537     1     
Romance
Alicia Fernita, gadis yang memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat protektif terhadapnya. Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya karena memiliki banyak kelebihan. Tanpa mereka semua ketahui, gadis itu sedang mencoba mengubur luka pada masa lalunya sedalam mungkin. Gadis itu masih hidup terbayang-bayang dengan masa lalunya. Luka yang berhasil dia kubur kini terbuka sempurna beg...
KSATRIA DAN PERI BIRU
118      101     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
9183      1527     1     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter. She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
Reality Record
2278      762     0     
Fantasy
Surga dan neraka hanyalah kebohongan yang diciptakan manusia terdahulu. Mereka tahu betul bahwa setelah manusia meninggal, jiwanya tidak akan pergi kemana-mana. Hanya menetap di dunia ini selamanya. Namun, kebohongan tersebut membuat manusia berharap dan memiliki sebuah tujuan hidup yang baik maupun buruk. Erno bukanlah salah satu dari mereka. Erno mengetahui kebenaran mengenai tujuan akhir ma...
Lost In Auto
1173      415     1     
Romance
Vrinda Vanita, adalah seorang remaja putri yang bersekolah di SMK Loka Karya jurusan Mekanik Otomotif bersama sahabatnya Alexa. Di sekolah yang mayoritas muridnya laki-laki, mereka justru suka pada cowok yang sama.
Cinta Semi
1443      636     2     
Romance
Ketika sahabat baik Deon menyarankannya berpacaran, Deon menolak mentah-mentah. Ada hal yang lebih penting daripada pacaran. Karena itulah dia belajar terus-menerus tanpa kenal lelah mengejar impiannya untuk menjadi seorang dokter. Sebuah ambisi yang tidak banyak orang tahu. Namun takdir berkata lain. Seorang gadis yang selalu tidur di perpustakaan menarik perhatiannya. Gadis misterius serta peny...
Bintang, Jatuh
1821      1014     0     
Romance
"Jangan ke mana mana gue capek kejar kejar lo," - Zayan "Zay, lo beneran nggak sadar kalau gue udah meninggal" - Bintang *** Zayan cowok yang nggak suka dengan cewek bodoh justru malah harus masuk ke kehidupan Bintang cewek yang tidak naik kelas karena segala kekonyolannya Bintang bahkan selalu mengatakan suka pada Zayan. Namun Zayan malah meminta Bintang untuk melupakan perasaan itu dan me...
The Maiden from Doomsday
9695      2046     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...