Read More >>"> Dandelion (6. Sweet Night) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU
About Us  

Sore itu setelah pulang kerja, Haewon berniat mengembalikan Hoddie milik Taehyung. Dia pun mampir ke minimarket tempat Taehyung bekerja, dan ternyata yang empunya hoddie sudah pulang kerja. Haewon telat selangkah karna pemuda berhidung mancung dengan senyuman khasnya itu sudah balik ke rumah, jadi terpaksa dia harus mengembalikan hoddie-nya di kost nanti.

Haewon langsung berjalan pulang menuju Goshiwon. Tapi sebelum sampai di Goshiwon, dia mampir di sebuah kedai untuk membeli beberapa kudapan dan odeng.
 

Sampai di Goshiwon, Haewon segera membersihkan dirinya. Setelah selesai, Haewon merapikan Hoddie yang akan di kembalikan pada Taehyung. Tak lupa dia membawa sedikit kudapan dan odeng untuk diberikan pada Taehyung. ( bukan sogokan loh)

Gadis cantik itu melangkah menuju pintu kamar di sebelahnya. Ragu-ragu dia untuk mengetuk pintu tersebut mengingat kejadian kemarin di gang depan sana. Tangan terulur lalu turun ke bawah lagi, begitu terus dia lakukan sampai ada lima kali. Nervous kah??? Atau malu ketemu Taehyung??? Lantas dia berdiri mematung di depan pintu selama sepuluh menit. Dengan mengumpulkan banyak tenaga, dia bertekad akan mengetuk pintu kamar itu.

"Apa aku sudah rapi?" beonya sambil merapikan rambut dan bajunya sendiri, "sepertinya aku sudah cantik!" pujinya pada dirinya sendiri.

Tangan lentik Haewon mengetuk pintu kamar tersebut. Tak lama penghuni kamar itu membukakan pintu.

"Hai ...." Haewon tampak basa-basi namun terlihat sedikit canggung. Si empunya kamar pun tersenyum dan mempersilahkan tamunya untuk masuk ke kamarnya. Kamar yang tak jauh beda dengan kamarnya, namun bedanya kamar Taehyung agak berantakan dan pengap.

"Maaf, kamarku berantakan!" Taehyung nampak sedikit malu dengan keadaan kamarnya yang berantakan dan jauh dari kata wangi.

"Ah, tidak apa!" Haewon terhenyak melihat gunungan pakaian di lantai yang menumpuk menjulang tinggi.

"Itu ...." jari telunjuk Haewon menunjuk gunungan di depan. Sebuah panorama yang bisa membuat orang menggelengkan kepala dan menepuk jidatnya.

"Aah, itu--" Taehyung menggantung kata-katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia bingung mau menjawab apa dan mungkin sangat malu dengan kebiasaan joroknya.

"Jangan bilang kalau kau tidak tahu cara mencuci pakaian!" ucapan Haewon di sambut senyuman savage dari Taehyung. Gadis itu pun menghela napas panjang mendapati pemuda ganteng yang ada di depannya hanya nyengir kuda.

"Jorok!!!" gadis itu pun terpaksa membantu membereskan kamar Taehyung.

"Kalau begitu ajari aku cara mencuci pakaian!" Taehyung menumpuk pakaian kotornya jadi satu ke dalam ember yang ada di kamar mandinya.

"Aku akan mengajarimu cara mencuci pakaian besok. Kebetulan besok aku libur!"

"Eh ... sama, besok aku juga libur!" Taehyung nampak tersenyum sumringah mendengar jawaban dari Haewon.

"Baguslah kalau begitu, kau bisa gunakan waktu liburmu itu untuk membenahi kamarmu ini dan mencuci pakaian kotormu itu!" tunjuk Haewon ke arah gunungan pakaian kotor milik Taehyung. "Ah, satu lagi, kamarmu ini sangatlah pengap dan bau!" Haewon menutup hidungnya sendiri.

"Masa sih??? Kok aku tidak mencium baunya sama sekali!" Taehyung mengembang kempiskan hidungnya yang mancung, dia berusaha menangkap bau sesuatu yang di maksud oleh Haewon.

"Iyalah karna ini kamarmu, tiap hari kau selalu disini. Wajar saja kalau hidungmu sudah beradaptasi, jadi kau sama sekali tidak mencium baunya. Nah, kalau orang lain yang masuk kamarmu sudah jelas beda lagi. Dia akan merasakan hal lain lagi!" jelas Haewon.

"Iyakah???" Taehyung mengernyit. "Aku baru tahu!" imbuhnya.

"Nah sudah beres, tinggal besok kau cuci pakaianmu itu!" Haewon menunjuk gunungan baju kotor yang menumpuk.

"Tapi bantuin, ya!" kata Taehyung sambil memohon menatap gadis di depannya.

"Iya ... iya ... aku bantuin. Kalau ruangan kamar rapi seperti ini kan jadi betah tinggal di sini," Haewon keceplosan bicara.

"Benarkah?"

"Eh ... maksudku itu kau bakalan betah tinggal di sini," jelas Haewon terlihat sedikit salah tingkah.

Dapur sudah beres ....

Haewon bersidekap melihat dapur yang sudah bersih dan rapi.

"Aah ... hoddiemu, aku kembalikan. Akupun sudah mencucinya. Sebelumnya terimakasih, ya!" ujar Haewon memberikan hoddie itu pada Taehyung, "aah, aku juga membawakan beberapa kudapan dan odeng." Haewon mengulurkan hoddie dan bungkusan yang berisi odeng.

"Waah ... sudah di cuci juga ya?" tanya Taehyung senang, lalu dia menghirup bau harum yang menempel di hoddienya, "ini benar-benar wangi."

"Geureomyo ...." jawab Haewon. ↔ (tentu saja)

"Aku mau mandi dulu. Kau masih mau tetap disini atau ---" ucapan Taehyung terpotong.

"Aku masih mau membereskan ini dulu!" sela Haewon menunjuk sayuran yang ada di atas meja nakas.

"Oh, kalau begitu aku tinggal mandi dulu!" Taehyung langsung masuk kamar mandi.

Sunyi senyap setelah Taehyung masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Haewon sibuk sendiri di dapur. Usut punya usut ternyata Haewon memasak untuk makan malam.

"Well done, sudah matang. Sayang seribu sayang jika sayurannya di buang, di olah begini kan bisa membuat perut kenyang plus bisa dimakan dengan odeng. Tinggal menunggu Taehyung selesai mandi," Haewon menyiapkan semuanya di atas meja makan mini.

Taehyung keluar dari kamar mandi hanya memakai celana kolor dan tanpa memakai baju. Memang seperti itulah kebiasaan Taehyung kalau sehabis mandi.

Haewon yang tidak menyadarinya pun berdiri dari tempat dia duduk dan membalikkan badannya ke belakang, karna posisi pintu kamar mandi berhadapan dengan meja makan mini milik Taehyung. Ketika Haewon membalikkan badannya, mata Haewon tepat berhadapan dengan bibir Taehyung.

Degg!!!

Mata Haewon tak bisa lepas memandang bibir Taehyung, mata itu terus memandangnya tanpa berkedip sedikit pun. Untuk kesekian kalinya jantung Haewon berdebar tak karuan. Debaran jantung itu lebih kencang dari kejadian kemarin. Kali ini benar-benar dirasakan sangat beda.

Perasaan apa ini?! batinnya.

Kriikk ... Kriikk ... Kriikk!!!

"Kau melihat apa?" tanya Taehyung.

Suara Taehyung membuyarkan lamunan dan khayalan Haewon. Dia pun dibuat salah tingkah dan pada akhirnya kaki Haewon tersandung karpet yang sedikit menganga, sekaligus membuat gadis itu oleng juga hilang keseimbangan dan akhirnya terjerambak jatuh ke depan. Bersamaan dengan itu listrik padam. Momen yang sangat pas.

BRUUUKK!!!

( dalam keadaan gelap gulita )

Go Haewon terjatuh, namum dia merasakan hal yang berbeda. Dia tidak merasakan sakit sama sekali. Justru yang dia rasakan bibirnya seperti menyentuh sesuatu yang kenyal dan lembut seperti permen Yuppy, lalu tangannya menyentuh sesuatu bahkan dia meraba-raba sesuatu itu.

Ketika lampu menyala, Haewon membulatkan matanya. Dia kaget karna posisinya waktu itu. Dia terjatuh menimpa tubuh Taehyung, kedua bibir mereka beradu menempel dan ternyata yang diraba-raba oleh tangan Haewon adalah perut Taehyung yang kotak-kotak. Haewon langsung bangkit, dia merasakan wajahnya panas dan dia berniat ingin segera pulang ke kamarnya.

"Kau mau kemana?" Taehyung mencegahnya.

"Aku mau pulang!" jawabnya tanpa menatap Taehyung.

"Terus siapa yang mau makan makanan sebanyak ini?" tutur Taehyung melihat meja mininya penuh dengan makanan, bahkan sudah tertata rapi dengan dua mangkok berisi nasi. Haewon hanya melirik karna malu.

"Ayo kita makan bersama," ajak Taehyung, "aku tidak mungkin menghabiskannya sendiri, apalagi sayang kalau di buang. Lagi pula ini kan kau yang masak untuk kita makan bersama." rayu Taehyung dan akhirnya membuat luluh hati gadis itu. Taehyung segera memakai kaosnya dan mengajak Haewon untuk duduk kembali.

"Maaf ... maaf soal tadi!" Haewon memberanikan diri untuk bicara, dia membungkukan kepalanya tanda meminta maaf.

"Jangan di bahas, lebih baik kita makan dulu mumpung aku masih berselera makan!" Taehyung melahap makanan yang ada di meja mininya itu.

Selesai makan, Haewon langsung pamit pulang. Dia langsung masuk ke dalam kamar dan menghembaskan tubuhnya di kasur.

Haewon dibuat tidak bisa tidur, pikirannya terus mengingat kejadian tersebut. Tangannya memegang bibirnya sendiri.

Waahh, besok aku harus bagaimana jika bertemu dengannya? Mana aku sudah ada janji dengannya untuk mengajari cara mencuci pakaian. Aku benar-benar malu! Masa iya aku harus menghindar? Janji adalah hutang dan harus di bayar! 'gumannya dalam hati.

Lain halnya dengan Taehyung yang sedang berbaring di kasur. Dia tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian tersebut.

"Sepertinya aku lebih semangat dalam menjalani hidup ini," lirihnya. Taehyung seperti orang yang sedang jatuh cinta, senyam-senyum sendiri hingga akhirnya dia tertidur pulas.

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Yups ... janji adalah janji, dan janji adalah hutang, dan hutang itu harus di bayar. Benarkan?

 

Itulah yang terjadi pada Haewon, dia sudah terlanjut janji pada Taehyung. Pada hari itu juga, dia menepis rasa malunya.

 

Pagi itu Haewon memberanikan diri datang ke rumah Taehyung. Kalau karna bukan janjinya itu, dia tidak akan nyamperin kamar cowok pagi-pagi.

 

Ketika hendak mengetuk pintu, Taehyung sudah lebih dulu membukakan pintu untuknya dan tersenyum.

 

"Aku sudah sedari tadi menunggumu,"

 

"Hah??" begitulah attensi Haewon karna tidak fokus. Mengingat kejadian semalam juga.

 

"Masuklah ...." Taehyung membukakan pintu lebar-lebar, mempersilahkan sang tamu untuk masuk ke dalam kamarnya.

 

Haewon menurut dan mengekori Taehyung berjalan masuk ke dalam.

 

"Aku harus bagaimana?" tanya Taehyung tanpa rasa berdosa ketika tangannya menunjuk gunungan pakaian kotor yang sama sekali belum berubah keadaannya. Ya, masih menggunung sama seperti semalam.

 

"Kau rendam saja dulu pakaian kotormu itu," ujar Haewon, "setelah di rendam satu jam, kau kucek satu-persatu pakaiannya dan setelah itu kau bisa membilasnya dengan air bersih. Terakhir kau tinggal menjemurnya."

 

Taehyung hanya mengangguk-angguk tapi sebenarnya dia bingung mau mulai dari mana karna pakaian kotornya terlalu banyak.

 

"Kalau kau merasa berat dengan kerjaan itu, di depan ada tempat laundry. Kau bisa mencuci dan mengeringkan pakaianmu di sana. Biaya murah kok!" jelas Haewon.

 

"Kenapa kau tidak bilang dari kemarin!" ujar Taehyung.

 

"Kau tidak bertanya, ya mana aku tahu!" dengus Haewon kesal.

 

Taehyung memasukkan pakaian kotornya ke dalam keranjang dan langsung menarik tangan Haewon.

 

"Eh, kita mau kemana?" tanya Haewon kaget.

 

"Ke depan! Temani aku mencuci baju!" pinta Taehyung.

 

"Kenapa kau suka main narik dan menggandeng tangan!" keluh Haewon.

 

"Lantas aku harus memaksamu?"

 

"Ini juga namanya pemaksaan!"

 

Keributan kecil terjadi ketika mereka berdua berjalan menelusuri koridor Goshiwon.

 

Setelah sampai di tempat laundry, Taehyung langsung memasukkan pakaian kotornya ke dalam mesin cuci, kebetulan tempat laundry masih sepi, belum ada pelanggan yang mencuci. Alhasil mereka tidak susah payah untuk mengantri.

 


Selama menunggu proses mencuci, mereka berdua duduk di kursi berdampingan. Ada rasa canggung di antara mereka berdua.

 

"Apa kau masih marah dengan kejadian semalam?" Taehyung membuka pembicaraan, mencairkan suasana agar tidak canggung.

 

"Ti-tidak," Haewon gugup, "maaf ...." lirihnya.

 

"Maaf buat apa?" tanya Taehyung.

 

"Ah, lupakan saja!" kecoh Haewon.

 

"Baguslah. Apa hari ini kau ada acara?" Taehyung sedikit basa-basi.

 

"Hmm ... aku tidak tahu. Sepertinya aku mau istirahat dirumah saja!" sahut Haewon.

 

"Kau sudah sarapan?" tanya Taehyung. Haewon menggelengkan kepalanya.

 

"Setelah ini selesai, temani aku ya!" pinta Taehyung lagi.

 

Haewon memandang Taehyung. "Menemanimu? Kemana?" tanyanya.

 

"Ikut saja ...." selalu begitu jawaban Taehyung.

 

"Kau ini sukanya main rahasia-rahasiaan!"

 

"Nanti juga kau akan tahu," Taehyung mengedipkan matanya. Sudah jadi kebiasaan Taehyung selalu main tebak-tebakan.

 

Satu jam kemudian,

 

"Kau tidak bilang kalau mau pergi ke pasar!?"

 

"Tadi kan sudah aku bilang, kau akan tahu sendiri," jawabnya ngeles.

 

"Terus kau ke pasar mau beli apa?"

 

"Sayuran! Memangnya mau ngamen?"

 

"Memangnya kau bisa masak?"

 

"Kan aku punya koki!"

 

"Hah? Koki? Siapa?"

 

"Kau yang akan memasaknya!"

 

"Aku?" Haewon menunjuk hidungnya sendiri, "kenapa harus aku?" tanyanya.

 

"Biar irit! Kita bisa makan berdua eh bersama," Taehyung tertawa receh.

 

"Berdua dan bersama apa bedanya?"

 

"Ya bedalah!"

 

"Tulisannya kan!"

 

"Anak pinter!" Taehyung mengacungkan jempolnya.

 

"Garing tauk!"

 

"Memangnya kerupuk, garing!"

 

Keduanya tertawa lepas. Taehyung tidak pernah merasa senyaman ini jika dekat dengan seorang gadis, begitu pula dengan Go Haewon. Sepertinya dia juga merasakan hal yang sama dengan Taehyung.

 

Candaan mereka sangat begitu dekat hingga membuat Haewon melupakan kejadian semalam dan dia pun tidak merasa canggung lagi jika dekat dengan Taehyung.

 

🌾

 

Sepertinya seorang Kim Taehyung sudah merasa nyaman dekat dengan seorang Go Haewon. Lantas apa yang akan terjadi? Stay tune di Dandelion ya gaes.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Marry
888      427     0     
Fantasy
Orang-orang terdekat menghilang, mimpi yang sama datang berulang-ulang, Marry sempat dibuat berlalu lalang mencari kebenaran. Max yang dikenal sebagai badut gratis sekaligus menambatkan hatinya hanya pada Orwell memberi tahu bahwa sudah saatnya Marry mengetahui sesuatu. Sesuatu tentang dirinya sendiri dan Henry.
Archery Lovers
3450      1712     0     
Romance
zahra Nur ramadhanwati, siswa baru yang tidak punya niat untuk ikut ekstrakulikuler apapun karena memiliki sisi trauma saat ia masih di SMP. Akan tetapi rasa trauma itu perlahan hilang ketika berkenalan dengan Mas Darna dan panahan. "Apakah kau bisa mendengarnya mereka" "Suara?" apakah Zahra dapat melewati traumanya dan menemukan tempat yang baik baginya?
Rekal Rara
8487      3161     0     
Romance
"Kita dipertemukan lewat kejadian saat kau jatuh dari motor, dan di pisahkan lewat kejadian itu juga?" -Rara Gleriska. "Kita di pertemukan oleh semesta, Tapi apakah pertemuan itu hanya untuk sementara?" -Rekal Dirmagja. β–ͺβ–ͺβ–ͺ Awalnya jatuh dari motor, ehh sekarang malah jatuh cinta. Itulah yang di alami oleh Rekal Dirmagja, seorang lelaki yang jatuh cinta kepada wanita bernama Rar...
Seharap
5032      2110     0     
Inspirational
Tisha tidak pernah menyangka, keberaniannya menyanggupi tantangan dari sang kakak untuk mendekati seorang pengunjung setia perpustakaan akan menyeretnya pada sebuah hubungan yang meresahkan. Segala kepasifan dan keteraturan Tisha terusik. Dia yang terbiasa menyendiri dalam sepi harus terlibat berbagai aktivitas sosial yang selama ini sangat dihindari. Akankah Tisha bisa melepaskan diri dan ...
Rumah (Sudah Terbit / Open PO)
2393      1045     3     
Inspirational
Ini bukan kisah roman picisan yang berawal dari benci menjadi cinta. Bukan pula kisah geng motor dan antek-anteknya. Ini hanya kisah tentang Surya bersaudara yang tertatih dalam hidupnya. Tentang janji yang diingkari. Penantian yang tak berarti. Persaudaraan yang tak pernah mati. Dan mimpi-mimpi yang dipaksa gugur demi mimpi yang lebih pasti. Ini tentang mereka.
The Alpha
1299      643     0     
Romance
Winda hanya anak baru kelas dua belas biasa yang tidak menarik perhatian. Satu-satunya alasan mengapa semua orang bisa mengenalinya karena Reza--teman masa kecil dan juga tetangganya yang ternyata jadi cowok populer di sekolah. Meski begitu, Winda tidak pernah ambil pusing dengan status Reza di sekolah. Tapi pada akhirnya masalah demi masalah menghampiri Winda. Ia tidak menyangka harus terjebak d...
Violet, Gadis yang Ingin Mati
3715      1348     0     
Romance
Violet cuma remaja biasa yang ingin menikmati hidupnya dengan normal. Namun, dunianya mulai runtuh saat orang tuanya bercerai dan orang-orang di sekolah mulai menindasnya. Violet merasa sendirian dan kesepian. Rasanya, dia ingin mati saja.
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
4411      1195     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
830      590     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
Premium
Take My Heart, Mr. Doctor!
4534      1489     2     
Romance
Devana Putri Aryan, seorang gadis remaja pelajar kelas 3 SMA. Ia suka sekali membaca novel. Terkadang ia berharap kisah cintanya bisa seindah kisah di novel-novel yang ia baca. Takdir hidupnya mempertemukan Deva dengan seorang lelaki yang senantiasa menjaganya dan selalu jadi obat untuk kesakitannya. Seorang dokter muda tampan bernama Aditya Iqbal Maulana. Dokter Iqbal berusaha keras agar s...