Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU
About Us  

Sore itu setelah pulang kerja, Haewon berniat mengembalikan Hoddie milik Taehyung. Dia pun mampir ke minimarket tempat Taehyung bekerja, dan ternyata yang empunya hoddie sudah pulang kerja. Haewon telat selangkah karna pemuda berhidung mancung dengan senyuman khasnya itu sudah balik ke rumah, jadi terpaksa dia harus mengembalikan hoddie-nya di kost nanti.

Haewon langsung berjalan pulang menuju Goshiwon. Tapi sebelum sampai di Goshiwon, dia mampir di sebuah kedai untuk membeli beberapa kudapan dan odeng.
 

Sampai di Goshiwon, Haewon segera membersihkan dirinya. Setelah selesai, Haewon merapikan Hoddie yang akan di kembalikan pada Taehyung. Tak lupa dia membawa sedikit kudapan dan odeng untuk diberikan pada Taehyung. ( bukan sogokan loh)

Gadis cantik itu melangkah menuju pintu kamar di sebelahnya. Ragu-ragu dia untuk mengetuk pintu tersebut mengingat kejadian kemarin di gang depan sana. Tangan terulur lalu turun ke bawah lagi, begitu terus dia lakukan sampai ada lima kali. Nervous kah??? Atau malu ketemu Taehyung??? Lantas dia berdiri mematung di depan pintu selama sepuluh menit. Dengan mengumpulkan banyak tenaga, dia bertekad akan mengetuk pintu kamar itu.

"Apa aku sudah rapi?" beonya sambil merapikan rambut dan bajunya sendiri, "sepertinya aku sudah cantik!" pujinya pada dirinya sendiri.

Tangan lentik Haewon mengetuk pintu kamar tersebut. Tak lama penghuni kamar itu membukakan pintu.

"Hai ...." Haewon tampak basa-basi namun terlihat sedikit canggung. Si empunya kamar pun tersenyum dan mempersilahkan tamunya untuk masuk ke kamarnya. Kamar yang tak jauh beda dengan kamarnya, namun bedanya kamar Taehyung agak berantakan dan pengap.

"Maaf, kamarku berantakan!" Taehyung nampak sedikit malu dengan keadaan kamarnya yang berantakan dan jauh dari kata wangi.

"Ah, tidak apa!" Haewon terhenyak melihat gunungan pakaian di lantai yang menumpuk menjulang tinggi.

"Itu ...." jari telunjuk Haewon menunjuk gunungan di depan. Sebuah panorama yang bisa membuat orang menggelengkan kepala dan menepuk jidatnya.

"Aah, itu--" Taehyung menggantung kata-katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia bingung mau menjawab apa dan mungkin sangat malu dengan kebiasaan joroknya.

"Jangan bilang kalau kau tidak tahu cara mencuci pakaian!" ucapan Haewon di sambut senyuman savage dari Taehyung. Gadis itu pun menghela napas panjang mendapati pemuda ganteng yang ada di depannya hanya nyengir kuda.

"Jorok!!!" gadis itu pun terpaksa membantu membereskan kamar Taehyung.

"Kalau begitu ajari aku cara mencuci pakaian!" Taehyung menumpuk pakaian kotornya jadi satu ke dalam ember yang ada di kamar mandinya.

"Aku akan mengajarimu cara mencuci pakaian besok. Kebetulan besok aku libur!"

"Eh ... sama, besok aku juga libur!" Taehyung nampak tersenyum sumringah mendengar jawaban dari Haewon.

"Baguslah kalau begitu, kau bisa gunakan waktu liburmu itu untuk membenahi kamarmu ini dan mencuci pakaian kotormu itu!" tunjuk Haewon ke arah gunungan pakaian kotor milik Taehyung. "Ah, satu lagi, kamarmu ini sangatlah pengap dan bau!" Haewon menutup hidungnya sendiri.

"Masa sih??? Kok aku tidak mencium baunya sama sekali!" Taehyung mengembang kempiskan hidungnya yang mancung, dia berusaha menangkap bau sesuatu yang di maksud oleh Haewon.

"Iyalah karna ini kamarmu, tiap hari kau selalu disini. Wajar saja kalau hidungmu sudah beradaptasi, jadi kau sama sekali tidak mencium baunya. Nah, kalau orang lain yang masuk kamarmu sudah jelas beda lagi. Dia akan merasakan hal lain lagi!" jelas Haewon.

"Iyakah???" Taehyung mengernyit. "Aku baru tahu!" imbuhnya.

"Nah sudah beres, tinggal besok kau cuci pakaianmu itu!" Haewon menunjuk gunungan baju kotor yang menumpuk.

"Tapi bantuin, ya!" kata Taehyung sambil memohon menatap gadis di depannya.

"Iya ... iya ... aku bantuin. Kalau ruangan kamar rapi seperti ini kan jadi betah tinggal di sini," Haewon keceplosan bicara.

"Benarkah?"

"Eh ... maksudku itu kau bakalan betah tinggal di sini," jelas Haewon terlihat sedikit salah tingkah.

Dapur sudah beres ....

Haewon bersidekap melihat dapur yang sudah bersih dan rapi.

"Aah ... hoddiemu, aku kembalikan. Akupun sudah mencucinya. Sebelumnya terimakasih, ya!" ujar Haewon memberikan hoddie itu pada Taehyung, "aah, aku juga membawakan beberapa kudapan dan odeng." Haewon mengulurkan hoddie dan bungkusan yang berisi odeng.

"Waah ... sudah di cuci juga ya?" tanya Taehyung senang, lalu dia menghirup bau harum yang menempel di hoddienya, "ini benar-benar wangi."

"Geureomyo ...." jawab Haewon. ↔ (tentu saja)

"Aku mau mandi dulu. Kau masih mau tetap disini atau ---" ucapan Taehyung terpotong.

"Aku masih mau membereskan ini dulu!" sela Haewon menunjuk sayuran yang ada di atas meja nakas.

"Oh, kalau begitu aku tinggal mandi dulu!" Taehyung langsung masuk kamar mandi.

Sunyi senyap setelah Taehyung masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Haewon sibuk sendiri di dapur. Usut punya usut ternyata Haewon memasak untuk makan malam.

"Well done, sudah matang. Sayang seribu sayang jika sayurannya di buang, di olah begini kan bisa membuat perut kenyang plus bisa dimakan dengan odeng. Tinggal menunggu Taehyung selesai mandi," Haewon menyiapkan semuanya di atas meja makan mini.

Taehyung keluar dari kamar mandi hanya memakai celana kolor dan tanpa memakai baju. Memang seperti itulah kebiasaan Taehyung kalau sehabis mandi.

Haewon yang tidak menyadarinya pun berdiri dari tempat dia duduk dan membalikkan badannya ke belakang, karna posisi pintu kamar mandi berhadapan dengan meja makan mini milik Taehyung. Ketika Haewon membalikkan badannya, mata Haewon tepat berhadapan dengan bibir Taehyung.

Degg!!!

Mata Haewon tak bisa lepas memandang bibir Taehyung, mata itu terus memandangnya tanpa berkedip sedikit pun. Untuk kesekian kalinya jantung Haewon berdebar tak karuan. Debaran jantung itu lebih kencang dari kejadian kemarin. Kali ini benar-benar dirasakan sangat beda.

Perasaan apa ini?! batinnya.

Kriikk ... Kriikk ... Kriikk!!!

"Kau melihat apa?" tanya Taehyung.

Suara Taehyung membuyarkan lamunan dan khayalan Haewon. Dia pun dibuat salah tingkah dan pada akhirnya kaki Haewon tersandung karpet yang sedikit menganga, sekaligus membuat gadis itu oleng juga hilang keseimbangan dan akhirnya terjerambak jatuh ke depan. Bersamaan dengan itu listrik padam. Momen yang sangat pas.

BRUUUKK!!!

( dalam keadaan gelap gulita )

Go Haewon terjatuh, namum dia merasakan hal yang berbeda. Dia tidak merasakan sakit sama sekali. Justru yang dia rasakan bibirnya seperti menyentuh sesuatu yang kenyal dan lembut seperti permen Yuppy, lalu tangannya menyentuh sesuatu bahkan dia meraba-raba sesuatu itu.

Ketika lampu menyala, Haewon membulatkan matanya. Dia kaget karna posisinya waktu itu. Dia terjatuh menimpa tubuh Taehyung, kedua bibir mereka beradu menempel dan ternyata yang diraba-raba oleh tangan Haewon adalah perut Taehyung yang kotak-kotak. Haewon langsung bangkit, dia merasakan wajahnya panas dan dia berniat ingin segera pulang ke kamarnya.

"Kau mau kemana?" Taehyung mencegahnya.

"Aku mau pulang!" jawabnya tanpa menatap Taehyung.

"Terus siapa yang mau makan makanan sebanyak ini?" tutur Taehyung melihat meja mininya penuh dengan makanan, bahkan sudah tertata rapi dengan dua mangkok berisi nasi. Haewon hanya melirik karna malu.

"Ayo kita makan bersama," ajak Taehyung, "aku tidak mungkin menghabiskannya sendiri, apalagi sayang kalau di buang. Lagi pula ini kan kau yang masak untuk kita makan bersama." rayu Taehyung dan akhirnya membuat luluh hati gadis itu. Taehyung segera memakai kaosnya dan mengajak Haewon untuk duduk kembali.

"Maaf ... maaf soal tadi!" Haewon memberanikan diri untuk bicara, dia membungkukan kepalanya tanda meminta maaf.

"Jangan di bahas, lebih baik kita makan dulu mumpung aku masih berselera makan!" Taehyung melahap makanan yang ada di meja mininya itu.

Selesai makan, Haewon langsung pamit pulang. Dia langsung masuk ke dalam kamar dan menghembaskan tubuhnya di kasur.

Haewon dibuat tidak bisa tidur, pikirannya terus mengingat kejadian tersebut. Tangannya memegang bibirnya sendiri.

Waahh, besok aku harus bagaimana jika bertemu dengannya? Mana aku sudah ada janji dengannya untuk mengajari cara mencuci pakaian. Aku benar-benar malu! Masa iya aku harus menghindar? Janji adalah hutang dan harus di bayar! 'gumannya dalam hati.

Lain halnya dengan Taehyung yang sedang berbaring di kasur. Dia tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian tersebut.

"Sepertinya aku lebih semangat dalam menjalani hidup ini," lirihnya. Taehyung seperti orang yang sedang jatuh cinta, senyam-senyum sendiri hingga akhirnya dia tertidur pulas.

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Yups ... janji adalah janji, dan janji adalah hutang, dan hutang itu harus di bayar. Benarkan?

 

Itulah yang terjadi pada Haewon, dia sudah terlanjut janji pada Taehyung. Pada hari itu juga, dia menepis rasa malunya.

 

Pagi itu Haewon memberanikan diri datang ke rumah Taehyung. Kalau karna bukan janjinya itu, dia tidak akan nyamperin kamar cowok pagi-pagi.

 

Ketika hendak mengetuk pintu, Taehyung sudah lebih dulu membukakan pintu untuknya dan tersenyum.

 

"Aku sudah sedari tadi menunggumu,"

 

"Hah??" begitulah attensi Haewon karna tidak fokus. Mengingat kejadian semalam juga.

 

"Masuklah ...." Taehyung membukakan pintu lebar-lebar, mempersilahkan sang tamu untuk masuk ke dalam kamarnya.

 

Haewon menurut dan mengekori Taehyung berjalan masuk ke dalam.

 

"Aku harus bagaimana?" tanya Taehyung tanpa rasa berdosa ketika tangannya menunjuk gunungan pakaian kotor yang sama sekali belum berubah keadaannya. Ya, masih menggunung sama seperti semalam.

 

"Kau rendam saja dulu pakaian kotormu itu," ujar Haewon, "setelah di rendam satu jam, kau kucek satu-persatu pakaiannya dan setelah itu kau bisa membilasnya dengan air bersih. Terakhir kau tinggal menjemurnya."

 

Taehyung hanya mengangguk-angguk tapi sebenarnya dia bingung mau mulai dari mana karna pakaian kotornya terlalu banyak.

 

"Kalau kau merasa berat dengan kerjaan itu, di depan ada tempat laundry. Kau bisa mencuci dan mengeringkan pakaianmu di sana. Biaya murah kok!" jelas Haewon.

 

"Kenapa kau tidak bilang dari kemarin!" ujar Taehyung.

 

"Kau tidak bertanya, ya mana aku tahu!" dengus Haewon kesal.

 

Taehyung memasukkan pakaian kotornya ke dalam keranjang dan langsung menarik tangan Haewon.

 

"Eh, kita mau kemana?" tanya Haewon kaget.

 

"Ke depan! Temani aku mencuci baju!" pinta Taehyung.

 

"Kenapa kau suka main narik dan menggandeng tangan!" keluh Haewon.

 

"Lantas aku harus memaksamu?"

 

"Ini juga namanya pemaksaan!"

 

Keributan kecil terjadi ketika mereka berdua berjalan menelusuri koridor Goshiwon.

 

Setelah sampai di tempat laundry, Taehyung langsung memasukkan pakaian kotornya ke dalam mesin cuci, kebetulan tempat laundry masih sepi, belum ada pelanggan yang mencuci. Alhasil mereka tidak susah payah untuk mengantri.

 


Selama menunggu proses mencuci, mereka berdua duduk di kursi berdampingan. Ada rasa canggung di antara mereka berdua.

 

"Apa kau masih marah dengan kejadian semalam?" Taehyung membuka pembicaraan, mencairkan suasana agar tidak canggung.

 

"Ti-tidak," Haewon gugup, "maaf ...." lirihnya.

 

"Maaf buat apa?" tanya Taehyung.

 

"Ah, lupakan saja!" kecoh Haewon.

 

"Baguslah. Apa hari ini kau ada acara?" Taehyung sedikit basa-basi.

 

"Hmm ... aku tidak tahu. Sepertinya aku mau istirahat dirumah saja!" sahut Haewon.

 

"Kau sudah sarapan?" tanya Taehyung. Haewon menggelengkan kepalanya.

 

"Setelah ini selesai, temani aku ya!" pinta Taehyung lagi.

 

Haewon memandang Taehyung. "Menemanimu? Kemana?" tanyanya.

 

"Ikut saja ...." selalu begitu jawaban Taehyung.

 

"Kau ini sukanya main rahasia-rahasiaan!"

 

"Nanti juga kau akan tahu," Taehyung mengedipkan matanya. Sudah jadi kebiasaan Taehyung selalu main tebak-tebakan.

 

Satu jam kemudian,

 

"Kau tidak bilang kalau mau pergi ke pasar!?"

 

"Tadi kan sudah aku bilang, kau akan tahu sendiri," jawabnya ngeles.

 

"Terus kau ke pasar mau beli apa?"

 

"Sayuran! Memangnya mau ngamen?"

 

"Memangnya kau bisa masak?"

 

"Kan aku punya koki!"

 

"Hah? Koki? Siapa?"

 

"Kau yang akan memasaknya!"

 

"Aku?" Haewon menunjuk hidungnya sendiri, "kenapa harus aku?" tanyanya.

 

"Biar irit! Kita bisa makan berdua eh bersama," Taehyung tertawa receh.

 

"Berdua dan bersama apa bedanya?"

 

"Ya bedalah!"

 

"Tulisannya kan!"

 

"Anak pinter!" Taehyung mengacungkan jempolnya.

 

"Garing tauk!"

 

"Memangnya kerupuk, garing!"

 

Keduanya tertawa lepas. Taehyung tidak pernah merasa senyaman ini jika dekat dengan seorang gadis, begitu pula dengan Go Haewon. Sepertinya dia juga merasakan hal yang sama dengan Taehyung.

 

Candaan mereka sangat begitu dekat hingga membuat Haewon melupakan kejadian semalam dan dia pun tidak merasa canggung lagi jika dekat dengan Taehyung.

 

🌾

 

Sepertinya seorang Kim Taehyung sudah merasa nyaman dekat dengan seorang Go Haewon. Lantas apa yang akan terjadi? Stay tune di Dandelion ya gaes.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
12910      2923     1     
Romance
Antara anugerah dan kutukan yang menyelimuti Renjana sejak ia memimpikan lelaki bangsawan dari zaman dahulu yang katanya merupakan sang bapa di lain masa. Ia takkan melupakan pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya dari Wilwatikta sebagai rakyat biasa yang menyandang nama panggilan Viva. Tak lupa pula ia akan indahnya asmara di Tanah Blambangan sebelum mendapat perihnya jatuh cinta pada seseor...
ALMOND
1158      663     1     
Fan Fiction
"Kamu tahu kenapa aku suka almond?" Anara Azalea menikmati potongan kacang almond ditangannya. "Almond itu bagian penting dalam tubuh kita. Bukan kacang almondnya, tapi bagian di otak kita yang berbentuk mirip almond." lanjut Nara. "itu amygdala, Ra." Ucap Cio. "Aku lebih suka panggilnya Almond." Nara tersenyum. "Biar aku bisa inget kalau Almond adalah rasa yang paling aku suka di dunia." Nara ...
A Freedom
160      140     1     
Inspirational
Kebebasan adalah hal yang diinginkan setiap orang. Bebas dalam menentukan pilihan pun dalam menjalani kehidupan. Namun sayang kebebasan itu begitu sulit bagi Bestari. Seolah mendapat karma dari dosa sang Ayah dia harus memikul beban yang tak semestinya dia pikul. Mampukah Bestari mendapatkan kebebasan hidup seperti yang diinginkannya?
Wanita Di Sungai Emas (Pendek)
585      395     3     
Fantasy
Beberapa saat kemudian, aku tersandung oleh akar-akar pohon, dan sepertinya Cardy tidak mengetahui itu maka dari itu, dia tetap berlari... bodoh! Akupun mulai menyadari, bahwa ada sungai didekatku, dan aku mulai melihat refleksi diriku disungai. Aku mulai berpikir... mengapa aku harus mengikuti Cardy? Walaupun Cardy adalah teman dekatku... tetapi tidak semestinya aku mengikuti apa saja yang dia...
A.P.I (A Perfect Imaginer)
185      159     1     
Fantasy
Seorang pelajar biasa dan pemalas, Robert, diharuskan melakukan petualangan diluar nalarnya ketika seseorang datang ke kamarnya dan mengatakan dia adalah penduduk Dunia Antarklan yang menjemput Robert untuk kembali ke dunia asli Robert. Misi penjemputan ini bersamaan dengan rencana Si Jubah Hitam, sang penguasa Klan Kegelapan, yang akan mencuri sebuah bongkahan dari Klan Api.
Under The Moonlight
2331      1133     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar β€˜ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan β€˜there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...
Ketos pilihan
813      558     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
SEMPENA
4507      1418     0     
Fantasy
Menceritakan tentang seorang anak bernama Sempena yang harus meraih harapan dengan sihir-sihir serta keajaiban. Pada akhir cerita kalian akan dikejutkan atas semua perjalanan Sempena ini
ALTHEA
115      96     0     
Romance
Ini adalah kisah seorang perempuan riang yang memiliki perasaan lebih ke manusia es batu, manusia cuek yang telah menyukai seorang perempuan lain di sekolahnya. Walaupun ia tahu bahwa laki laki itu bukan menyukai dirinya, tetap saja ia tak akan kunjung lelah untuk mendapatkan perhatian dan hati laki laki itu. Akankah ia berhasil mendapatkan yang dia mau? "Dasar jamet, bales chat nya si...
Kala Badai Menerpa
1520      716     1     
Romance
Azzura Arraya Bagaswara, gadis kelahiran Bandung yang mencari tujuan dirinya untuk tetap hidup di dunia ini. Masalah-masalah ia hadapi sendiri dan selalu ia sembunyikan dari orang-orang. Hingga pada akhirnya, masa lalunya kembali lagi untuknya. Akankah Reza dapat membuat Raya menjadi seseorang yang terbuka begitu juga sebaliknya?