Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU
About Us  

Sebuah usaha tidak akan mengkhianati hasilnya. Kutipan ini mungkin sudah tidak asing lagi. Sebuah harapan pun bisa menjadi kenyataan jika yang Kuasa sudah menghendakinya.

Seminggu sudah Taehyung mencoba hidup mandiri. Namun yang namanya kebiasaan memang sulit untuk diubah dan butuh usaha yang maksimal. Kamar kost Taehyung masih seperti biasa berantakan, baju-baju kotor pun sama sekali belum dicuci. Alhasil dia kehabisan celana dalam dan terpaksanya dia memakai celana dalam yang kemarin.

"Tak apalah .... " ucapnya pelan dan batinnya benar-benar bergejolak. Terdiam sesaat sambil mengendus-endus celana dalam itu. 🀣

"Sebenarnya risih tapi mau bagaimana lagi, aku sudah tak punya stok celana dalam lagi!" gerutuknya.

Untuk beberapa menit, Taehyung terdiam lagi.

Kriik ... Kriik ....

Kriik ... Kriik ....

"Bagaimana kalau nanti anu-ku gatal-gatal? Apa iya aku harus pulang ke rumah untuk mengambil beberapa pakaian dan celana dalam," Taehyung berpikir lagi menimbang-nimbang.

Aku kan belum menerima upah juga bulan ini, uang di dompet hanya cukup untuk makan sampai aku menerima gajiku nanti, 'batinnya menangis dan bergejolak.

"Aahh ... ottoke???" Taehyung menarik-narik rambutnya sendiri.

Namun pada akhirnya dia pun memakai celana dalam tersebut. Taehyung berjalan sambil memikirkan kata-katanya tadi.

Ahh ... lebih baik aku pulang saja untuk mengambil beberapa pakaian dan celana dalam. Lagi pula jam segini Ayah dan Taejung pasti sudah berangkat kerja. Apa salahnya seorang anak pulang kerumah untuk menemui Ibunya, 'batinnya dalam hati.

Taehyung segera menyambar tas dan helmnya, segeralah dia menuju garasi kost-kostan. Di nyalakan skutter-maticnya dan langsung tancap gas.

Breemm!!! Breemm!!! Breemm!!!

Skutter-matic milik Taehyung dengan lincahnya menerobos ramainya jalanan raya di pagi hari. Di mana ramainya jalanan karna itu karna lalu lalangnya orang-orang yang berangkat kerja. Pemuda berhidung mancung itu sangat antusias karna akan bertemu dengan sang Ibu tercinta, sudah seminggu pemuda itu meninggalkan rumah. Jarak antara Goshiwon dan rumah Taehyung memang lumayan jauh, kurang lebih sekitar 30 menitan.

Sesampai di depan rumah, Taehyung memarkirkan skutternya di dalam halaman rumah. Di langkahkan kakinya menuju teras rumah, setelah itu dia menekan bel rumah.

Tiiing .... Tuiing!!!

Tak berapa lama seorang wanita membukakan pintu dengan masih menggunakan celemek. Wanita itu langsung memeluk erat Taehyung dan menciumi kening dan pipi Taehyung berkali-kali.

"Akhirnya kau pulang juga, Nak!" sambut Ibunya.

"Maaf Bu! Aku hanya mau mengambil beberapa pakaian dan celana dalam saja." Taehyung langsung menuju kamarnya.

Kamar yang masih sama seperti ketika dia meninggalkan rumah. Dia pun meraih koper yang ada di atas lemari dan mengambil beberapa pakaian dari dalam lemari lalu memasukan ke dalam kopernya.

"Kau yakin akan pergi lagi? Tidakkah kau kangen dengan Ibumu ini?" tatapan seorang Ibu yang sendu.

"Tentu saja aku kangen sama Ibu!"

"Kalau begitu temani Ibu sarapan, ya!" ucap sang Ibu membelai lembut pipi Taehyung. Pria berhidung mancung dengan tinggi badan 179 cm ini tak kuasa menolak ajakan Ibunya.

Sang Ibu langsung menyiapkan sarapan untuk Teaehyung. Taehyung pun menurutinya karna memang dia pun belum sarapan. Taehyung duduk di kursi seperti biasanya dia duduk. Sang Ibu menyodorkan sepiring untuk Taehyung dengan isi dua buah pancake saus madu dan segelas susu putih hangat. Taehyung yang kangen masakan Ibunya itu langsung menyantap habis menu sarapan yang ada di atas meja.

"Terimakasih, Bu!" Taehyung sembari meneguk susu hangatnya.

"Kau akan singgah dulu, kan?" tanya sang Ibu.

"Aku mau langsung pamit, Bu. Aku masuk siang hari ini!" Taehyung bersiap-siap dan kembali memakai jaket dan tasnya.

"Taehyung-ah, apa kau masih memegang uang?" tanya Ibunya. "Ambillah ini, untuk peganganmu sampai nanti kau menerima gaji."

"Tidak perlu, Bu. Aku masih ada pegangan uang kok!" Taehyung beralasan menolak uang pemberian Ibunya.

"Ambillah. Anggap saja kau meminjamnya dari Ibu," sang Ibu menggenggamkan uang itu di tangan Taehyung. "Dan bawalah bekal ini!" lanjutnya mengusap pipi anak laki-laki itu.

Taehyung tidak bisa menolak pemberian dari Ibunya. Dia pun pulang ke Ghosiwon membawa bekal dari sang Ibu.

"Aku anggap ini obat kangen dari Ibu! Dan untuk uangnya nanti setelah menerima gaji akan aku kembalikan kepada Ibu. Aku harus mulai belajar mandiri dan berhemat." Taehyung tersenyum manis. Senyuman khas dari seorang Kim Taehyung.

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Teriknya panas matahari hari itu membuat kulit seorang gadis berparas cantik menjadi terlihat berkilauan karna keringat. Gadis bernama Go Haewon itu tengah sibuk berjemur di bawah teriknya matahari.

 

"Tumben sekali jemuranku hari ini sangat banyak," beonya. "Untungnya hari ini adalah jatah liburku, jadi aku bisa bermalas-malasan." Haewon menjemur satu-persatu pakaiannya.

 

"Begini rasanya kalau pakaian kotor numpuk selama seminggu!" keluhnya. Selesai menjemur, dia kembali ke bawah. Haewon berjalan melewati lorong Ghosiwon dengan membawa ember. Ketika dia melewati kamar yang berada tepat di sampingnya, dia berhenti sejenak.

 

"Siapa ya kira-kira yang menghuni kamar ini? Cewek atau Cowok?" pikir Haewon. Karna sejak penghuni itu menempati kamar yang berada persis di samping kamarnya, dia belum pernah sama sekali bertemu dan bertegur sapa dengan penghuni kamar tersebut.

 

Haewon berjalan kembali menuju kamarnya. Karna walaupun dia libur hari itu, kerjaan dia di kamar Goshiwon juga banyak. Setelah ini, dia kembali di sibukkan dengan setrikaannya yang segunung.

 

"Aku kan strong girl!" ucapnya sambil mencepol rambutnya dan menggulung lengan bajunya. "Saatnya kembali bekerja!"

 

Jari jemarinya bergerak melipat baju-baju, setelah sebelumnya sudah di setrika. Satu jam lebih akhirnya dia menyelesaikan pekerjaan menyetrika baju. Kemudian dia menatanya di lemari kayu yang ada di samping ranjang tidurnya. Setelah semua beres, dia menuju dapur untuk memasak.

 

Begitulah kehidupan seorang gadis bernama Go Haewon, apa pun dia lakukan sendiri. Di kota Daegu ini dia memang belum menemukan seorang teman untuk bisa dijadikan tempat bertukar pikiran ataupun curhat.

 

Di saat Haewon disibukkan dengan kerjaannya di kamar kost, pemuda berhidung mancung tengah disibukkan dengan datangnya stok barang-barang yang masuk ke minimarket. Seperti biasa sahabatnya yang bernama Kim Kyujung selalu satu shif bersama dengan Kim Taehyung.

 

Taehyung, Kyujung dan dua pegawai yang lain sibuk memasukkan barang-barang ke gudang. Setiap ada barang datang, sang manager selalu datang dan mengontrol. Mengecek ulang semua barang yang datang.

 

Taehyung mencatat semua barang yang masuk ke dalam gudang dan langsung melaporkan kepada managernya.

 

"Aku melihat sekarang kau sudah tidak pernah telat datang ke minimarket lagi," kata managernya yang meneliti laporan dari Taehyung.

 

"Aah iya, Pak. Saya sekarang tinggal di Goshiwon yang terletak di ujung gang sana," Taehyung menjelaskan.

 

"Oh, bagus kalau begitu! Sebenarnya kalau kau dari pertama on-time terus. Aku bisa mempromosikanmu untuk naik jabatan," tegas sang manager.

 

"Ah, benarkah?" kata Taehyung tidak percaya.

 

"Kau ini sebenarnya teliti hanya saja kau suka ngaret alias telat dan sedikit agak malas-malasan," cibir sang manager. "Cobalah untuk mengubahnya!" sang manager memberikan catatan laporan itu kembali pada Taehyung.

 

"Terimakasih atas nasehatnya, Pak!" ucap Taehyung membungkukan badannya.

 

"Oke, semua sudah beres. Aku akan kembali ke kantor dulu. Di pikir baik-baik, ya!" sang manager menepuk-nepuk bahu Taehyung.

 

Taehyung berusaha mencerna kata-kata managernya tersebut. Dia menyadari bahwa memang dirinya masih suka malas-malasan dan telat.

 

Memang ada benarnya juga kata Pak Choi. Aku memang harus berubah! 'batinnya dalam hati. ( πŸ˜… berubah jadi power rangers ya, Tet! )

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Angin malam berhembus menghempas wajah cantik Go Haewon. Gadis itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket hoddienya, dia tampak berjalan menyusuri trotoar menuju sebuah supermarket.

 

Masuklah dia ke minimarket itu, tangannya meraih troli dan di dorongnya menuju deretan mie ramyeon. Tampaknya dia akan belanja untuk persediaan di kamar kost.

 

Gadis itu mengambil beberapa ramyeon, cemilan dan beberapa minuman kaleng untuk mengisi kulkas mini di kamarnya. Ketika gadis itu sedang asyik memilih barang belanjaannya, nampak sepasang sorot mata elang tengah memperhatikan gadis itu. Mata itu terus memperhatikan Haewon sampai dia selesai berbelanja dan meninggalkan minimarket itu.

 

Haewon berjalan pulang dengan bersenandung ria dan berlari kecil, namun tak berapa lama dia merasakan bulu kudunya berdiri. Haewon pun menghentikan langkahnya dan mencermati keadaan sekitar, kemudian dia menoleh ke belakang.

 

"Tidak ada siapa-siapa!" katanya sambil menaikkan bahunya.

 

Memang malam itu sudah nampak sepi, dia pun kembali berjalan. Namun lagi-lagi dia merasakan ada seseorang yang membuntutinya. Haewon mulai merinding dan sedikit agak takut, kemudian dia kembali berjalan dan mempercepat langkahnya. Sesekali dia menoleh ke belakang karna dia masih merasakan kalau ada seseorang yang membuntutinya. Ketika dia menoleh ke belakang sekali lagi, tampak dia melihat seseorang memakai hoddie warna hitam dan bermasker sedang berjalan mengikutinya. Karna takut, Haewon mempercepat langkahnya lagi namun mendadak sebuah tangan mencengkeram pundaknya. Spontan Haewon langsung berteriak.

 

"Aaaaarrggghhh!!!" teriakannya melengking memecahkan kesunyian malam itu. Barang belanjaan yang di bawah Haewon pun terjatuh karna gadis itu kaget. Secara reflek orang bertudung itu langsung membekap mulut Haewon.

 

"Ssstttt!! Kau ini apa-apaan?! Main teriak malam-malam!" ucap si pemuda itu yang langsung membuka maskernya.

 

"Kau siapa!? Kau mau apa, hah!!!" seru gadis itu.

 

"Yaakk!! Kau kira aku ini apa!! Penjahat!!" gertak pemuda itu.

 

"Kalau kau bukan penjahat, kenapa kau mengikutiku?!" tanyanya sedikit gemetar. Pemuda itu kemudian merogoh sakunya. "Yaakk!! Kau mau mengambil apa!!" Haewon mengepalkan tangannya memasang kuda-kuda. Pemuda itu menatap Haewon tajam.

 

"Nih, dompetmu tadi terjatuh!" pemuda itu mengeluarkan dompet lipat berwarna biru laut. "Lain kali kalau jalan jangan sambil berlari-lari." imbuhnya.

 

"Oh ...." Haewon melemaskan kepalan tangannya dan menurunkan kedua tangannya. Dia pun langsung mengambil dompet itu dari tangan sang pemuda. Lalu dia jongkok mengambil barang belanjaannya.

 

"Terimakasih!" ucapnya lalu bergegas meninggalkan pemuda itu.

 

Dia terus berjalan sampai ujung gang, sesekali dia masih menoleh ke belakang. Pemuda itu masih terus berjalan di belakang Haewon sambil memasukkan tangannya ke saku. Haewon terus berjalan hingga sampai di Goshiwon, pemuda itu pun masih terus mengikutinya hingga akhirnya ....

 

"Yaakk!! Kau ini kenapa masih terus membuntutiku?!" Haewon memberanikan diri bertanya. Namun pemuda itu tidak menjawab, justru semakin berjalan mendekati Haewon.

 

"Kau mau apa?!! Jangan mendekat!" teriak Haewon.

 

Gadis cantik itu mengepalkan kedua tangannya lagi. Namun tidak ada respon dari pemuda itu. "Atau jangan-jangan kau mau menculikku!!" Haewon melangkah mundur.

 

"Siapa juga yang mau nyulik mak lampir macam kau!!" pemuda itu semakin mendekat.

 

"Apa kau bilang! Mak lampir!!" protes Haewon.

 

"Iya, mak lampir. Kenapa?!" tanya pemuda itu.

 

"Enak sekali kau mengataiku mak lampir!" Haewon tak terima perkataan pemuda itu.

 

"Terus??!" sahutnya.

 

"Terus kau mau apa?!" tanyanya. "Ah, jangan-jangan kau penjahat kelamin dengan modus tinggal di kost-kostan ini!" terka Haewon.

 

"Memangnya wajahku yang ganteng ini terlihat seperti penjahat kelamin!!" tanyanya melotot ke arah Haewon lalu melangkahkan kakinya lagi.

 

"Yaakk!! Jika kau melangkah sekali lagi, aku akan teriak!" ancam Haewon.

 

"Silahkan teriak!" tantang pemuda itu semakin melangkah mendekat.

 

"Stooooopp!!!" teriak Haewon. "Sekali maju selangkah lagi, akan aku tonjok mukamu!"

 

"Maaf! Kau menghalangi jalanku!" ujar pemuda itu.

 

"Hah!?" Haewon berusaha mencerna perkataannya.

 

"Minggir, aku mau lewat!" pemuda itu menarik tangan Haewon. "Aku juga tinggal di sini juga. Aku capek dan aku ingin segera tidur! Jadi tolong minggir karna kau menghalangi jalanku!"

 

Haewon menggeser tubuhnya sedikit lalu pemuda itu menaiki tangga dan berjalan menuju kamarnya. Haewon melongo dan terdiam sesaat.

 

"Dia tinggal disini juga," Haewon menggetok kepala sendiri karna parno dengan kejadian tadi. "Tapi ... sepertinya aku merasa pernah bertemu dengan pemuda itu, tapi dimana?" Haewon berpikir sambil berjalan menuju kamarnya. Memang wajah pemuda itu sangat familiar, hanya saja Haewon lupa pernah bertemu di mana.

 

🌾

 

Akankan Go Haewon mengingat siapa pemuda itu??

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
5542      1933     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...
Premium
SHADOW
6301      1889     0     
Fantasy
Setelah ditinggalkan kekasihnya, Rena sempat mencoba bunuh diri, tapi aksinya tersebut langsung digagalkan oleh Stevan. Seorang bayangan yang merupakan makhluk misterius. Ia punya misi penting untuk membahagiakan Rena. Satu-satunya misi supaya ia tidak ikut lenyap menjadi debu.
Drifting Away In Simple Conversation
459      316     0     
Romance
Rendra adalah seorang pria kaya yang memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan. Dia merasa bosan dan kesepian dengan hidupnya yang monoton dan penuh tekanan. Aira adalah seorang wanita miskin yang berjuang untuk membayar hutang pinjaman online yang menjeratnya. Dia harus bekerja keras di berbagai pekerjaan sambil menanggung beban keluarganya. Mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah berpi...
Memories About Him
4337      1831     0     
Romance
"Dia sudah tidak bersamaku, tapi kenangannya masih tersimpan di dalam memoriku" -Nasyila Azzahra --- "Dia adalah wanita terfavoritku yang pernah singgah di dalam hatiku" -Aldy Rifaldan --- -Hubungannya sudah kandas, tapi kenangannya masih berbekas- --- Nasyila Azzahra atau sebut saja Syila, Wanita cantik pindahan dari Bandung yang memikat banyak hati lelaki yang melihatnya. Salah satunya ad...
Kala Badai Menerpa
1457      688     1     
Romance
Azzura Arraya Bagaswara, gadis kelahiran Bandung yang mencari tujuan dirinya untuk tetap hidup di dunia ini. Masalah-masalah ia hadapi sendiri dan selalu ia sembunyikan dari orang-orang. Hingga pada akhirnya, masa lalunya kembali lagi untuknya. Akankah Reza dapat membuat Raya menjadi seseorang yang terbuka begitu juga sebaliknya?
To the Bone
208      189     1     
Romance
Di tepi pantai resort Jawel palace Christian mengenakan kemeja putih yang tak di kancing dan celana pendek seperti yang iya kenakan setiap harinya β€œAku minta maaf tak dapat lagi membawa mu ke tempat- tempat indah yang ka sukai Sekarang kamu kesepian, dan aku benci itu Sekarang kamu bisa berlari menuju tempat indah itu tanpa aku Atau kamu bisa mencari seseorang pengganti ku. Walaupun tida...
Kembali Bersama Rintik
3741      1676     5     
Romance
Mendung tidak selamanya membawa duka, mendung ini tidak hanya membawa rintik hujan yang menyejukkan, namun juga kebahagiaan dan kisah yang mengejutkan. Seperti yang terjadi pada Yara Alenka, gadis SMA biasa dengan segala kekurangan dalam dirinya yang telah dipertemukan dengan seseorang yang akan mengisi hari-harinya. Al, pemuda misterius yang berhati dingin dengan segala kesempurnaan yang ada, ya...
Marry
1581      768     0     
Fantasy
Orang-orang terdekat menghilang, mimpi yang sama datang berulang-ulang, Marry sempat dibuat berlalu lalang mencari kebenaran. Max yang dikenal sebagai badut gratis sekaligus menambatkan hatinya hanya pada Orwell memberi tahu bahwa sudah saatnya Marry mengetahui sesuatu. Sesuatu tentang dirinya sendiri dan Henry.
Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
12170      2874     1     
Romance
Antara anugerah dan kutukan yang menyelimuti Renjana sejak ia memimpikan lelaki bangsawan dari zaman dahulu yang katanya merupakan sang bapa di lain masa. Ia takkan melupakan pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya dari Wilwatikta sebagai rakyat biasa yang menyandang nama panggilan Viva. Tak lupa pula ia akan indahnya asmara di Tanah Blambangan sebelum mendapat perihnya jatuh cinta pada seseor...
1'
4514      1497     5     
Romance
Apa yang kamu tahu tentang jatuh cinta? Setiap kali ada kesempatan, kau akan diam-diam melihatnya. Tertawa cekikikan melihat tingkah konyolnya. Atau bahkan, kau diam-diam mempersiapkan kata-kata indah untuk diungkapkan. Walau, aku yakin kalian pasti malu untuk mengakui. Iya, itu jarak yang dekat. Bisa kau bayangkan, jarak jauh berpuluh-puluh mil dan kau hanya satu kali bertemu. Satu kese...