Pagi itu seperti biasa Kim Taejung sudah ready di depan kamar Kim Taehyung. Dia sudah bersiap-siap membuat gempar di depan kamar Taehyung. Tidak ada kerjaan lain memangnya, Taejung selalu mencari perkara dengan Teahyung.
"Taehyung-ahh!! Cepaatt banguuunn!" teriak Taejung sambil menggedor-gedor pintu. Tapi anehnya sudah berulang kali di gedor-gedor pintunya tapi Taehyung tidak menampakkan tanda-tanda merespon Kakaknya itu. Karna penasaran, akhirnya Taejung memutuskan untuk masuk ke kamar Taehyung.
"Aku masuk nih, Tet. Siap-siap, ya!" ucap Taejung mencoba memutar kenop pintu kamar Taehyung.
Ternyata kamarnya tidak di kunci, Taejung pun masuk ke kamar itu. Kamar masih rapi bekas bedahan Ibunya dan dirinya kemarin malam, cuma tempat tidur saja yang kusut. Namun aneh, Taehyung sama sekali tidak nampak batang hidungnya. Taejung nampak celingak-celinguk.
"Tumben nih anak pagi-pagi sudah ngilang, kesambet setan mana coba?" Taejung melihat jam yang masih menunjukkan pukul 5.30 am. Dia pun kembali ke meja makan dan duduk di kursi biasanya. "Pagi-pagi sudah ngilang, persis seperti hantu." gerutuknya pelan.
"Taehyung dimana?" tanya sang ibu sembari meneguk secangkir teh hangat.
"Tuh anak ngilang, Bu. Tidak ada di kamarnya." jawab Taejung.
"Ngilang? Kau yakin dia tidak ada di kamarnya?" tanya sang Ibu lagi sambil menuangkan teh hangat untuk suaminya.
"Mungkin dia sudah berangkat. Ayah lihat pintu garasi kebuka dan skutter maticnya tidak ada." sahut sang Ayah sambil menyeruput teh hangat buatan Istrinya.
"Tumben banget, tapi ya sudahlah!" kata Taejung sambil memotong sandwichnya.
"Kau mau berangkat kerja bersama dengan Ayah atau mau berangkat sendiri?" tanya sang Ayah pada Taejung.
"Ayah berangkat dulu saja, aku bisa naik bus nanti." ujar Taejung.
ππππππ
Lalu kemana sebenarnya Kim Taehyung pergi? Ternyata karna semalam Taehyung sangat kesal atas sikap Ayahnya, dia tersinggung. Taehyung kalap dan memutuskan minggat dari rumah. Dia berniat mau membuktikan kepada semua orang di rumah kalau dia bisa hidup mandiri. Akan tetapi di tengah jalan dia bingung, tidak tahu akan pergi kemana. Alhasil, dia memutuskan untuk tinggal di Goshiwon yang lokasinya tak jauh dari minimarket tempat dia kerja. Tempat kost yang biasa di sebut Goshiwon ini, lumayanlah untuk di huni satu orang saja.
"Bagaimana?" tanya yang empunya kost.
"Oke, aku ambil!" jawab Taehyung sambil membayar uang sewanya dan si empunya Goshiwon itu memberikan kunci kamar kost itu, lalu Taehyung masuk ke dalam kamarnya.
"Untung aku masih punya sedikit tabungan. Walaupun tempat ini kecil setidaknya bisa untuk berteduh dan lebih penting lagi tidak jauh dari tempat kerja." beonya pelan menatap sekeliling ruangan. "Lebih baik aku tidur untuk mengistirahatkan saraf-sarafku. Untung besok aku masuk shif sore!" imbuhnya.
Seketika Taehyung terlelap tidur. Namun tiba-tiba dia di kejutkan dengan suara berisik dari kamar kost-kostan sebelah.
"Yaakk ... berisik!!!" teriak Taehyung sambil memukul-mukul tembok. Seketika suara berisik itu langsung hilang, namun setelah itu kembali terdengar lagi suara orang ribut-ribut.
"Aaaarrrggghh!!!!! Aku mau istirahat!!! Tolong kalian yang ada di kamar sebelah jangan berisik!!!" teriaknya menutupi mukanya dengan bantal.
Waktu menunjukkan pukul 8.00 am waktu Korea, Haewon tampak sudah siap berangkat menuju tempat kerja. Dia melangkahkan kakinya menyusuri koridor Goshiwon, kemudian dia berhenti di kamar nomor delapan.
"Sepertinya kamar ini sudah ada yang menghuni." beonya pelan, kemudian dia melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga. Hanya butuh waktu sekitar tujuh menit untuk sampai di Green Cafe.
"Selamat pagi, Eonni," sapa Haewon pada Han Sora pemilik Cafe itu.
"Pagi juga, Haewon-ah. Apa kau tidak terlalu kepagian datangnya?" tanya Han Sora.
"Ah, tidak apa-apa Eonni. Aku sudah terbiasa kok. Hmm ... apa Eonni tidur di cafe semalam?" tanya Haewon yang melihat Han Sora pagi-pagi sudah ada di Cafe.
"Iya, semalam lembur. Jadi aku putuskan untuk tidur di cafe." Jelasnya pada Haewon.
"Apa Eonni sudah sarapan?" tanya Haewon lagi.
"Belum, kenapa?" tanya Sora menatap pegawainya yang tak lain adalah Haewon.
"Kalau Eonni belum sarapan, biar aku buatkan omelet untuk sarapan pagi." tawar Haewon.
"Hmm ... boleh, kalau tidak merepotkanmu!" sahutnya tersenyum.
"Tentu saja tidak, Eonni," Jawab Haewon kemudian jari jemarinya yang lentik bergerak gemulai di dapur. Sepuluh menit kemudian sepiring berisi omelet telah siap di atas meja beserta segelas susu hangat.
"Waah, sepertinya sangat lezat!" ucap Sora. Haewon hanya tersenyum manis memandang bosnya itu.
"Selamat menikmati Eonni, aku akan kembali kerja lagi." Katanya. Gadis itu langsung dengan cekatan menurunkan kursi-kursi begitu pun dengan karyawan dan karyawati yang lain. Han Sora hanya memantau sambil menikmati omelet buatan Haewon.
Tepat pukul 10.00 am Green Cafe buka. Seperti biasa, Haewon sudah di sibukkan dengan aktifitasnya di cafe. Siang itu cafe langsung ramai. Green cafe memang sudah terkenal di Daegu.
ππππππ
Taehyung akhirnya terbangun dari tidur panjangnya, pasalnya tidak ada yang mengganggu tidurnya atau menggendor-gendor pintu kamarnya jadi dia bisa tertidur dengan pulasnya tanpa ada gangguan sedikit pun.
Setengah sadar dari bangun tidurnya, dia tampak menatap langit-langit kamar, mengumpulkan nyawanya agar dia mampu bangkit dari kasur tempat tidurnya. Kasur yang tidak seempuk atau selembut ranjang di rumahnya itu mampu membuatnya tertidur pulas.
Kemudian dia beranjak bangun dan berjalan menuju kamar mandi untuk bergegas membersihkan diri. Setelah mandi dia berniat mencari makan karna perutnya sudah keroncongan.
"Hufh! Biasanya kalau lapar sudah ada yang nyiapin makanan!" gerutuk Taehyung. "Aah, tapi aku tidak boleh mengeluh! Aku harus bisa membuktikan, kalau aku pun bisa hidup mandiri. Aku tidak mau di bilang anak manja sama Ayah, Ibu atau Taejung!" lanjutnya.
"Dan sepertinya, aku juga harus belajar berhemat. Aku harus bisa membuktikan kepada orang serumah, kalau aku pun bisa mandiri," gerutuk Taehyung menuruni tangga.
Sebenarnya jam sudah melewati makan siang, jadi kali ini adalah makan siang yang kesiangan bagi Kim Taehyung . Karna jam sudah menunjukkan pukul 3.30 pm dan pada jam 4.00 pm dia sudah harus masuk, alhasil dia hanya membeli sebungkus gimbap untuk mengganjal perutnya.
Dia memakan gimbapnya sambil berjalan menuju supermarket, tangan kanannya memegang gimbap dan tangan kirinya memegang sebotol air mineral. Taehyung berjalan menyusuri trotoar dengan menikmati gimbapnya. Dan lagi ... dia menabrak seorang gadis yang sedang berjalan sambil membaca buku.
"Maaf!!" keduanya serentak mengucapkan satu kata ituitu bersamaan.
"Maaf, aku yang seharusnya minta maaf karna keasyikan membaca buku." ucap gadis itu.
"Ah, tidak apa! Aku juga yang salah tidak memperhatikan jalan." kata Taehyung sambil memperhatikan gadis itu, dia berpikir sepertinya pernah bertemu dengan gadis itu tapi dia lupa pernah ketemu dimana. Ketika dia akan menanyakannya, gadis itu ternyata sudah pergi.
"Yah, main pergi saja itu gadis. Padahal baru mau aku modusin, siapa tahu mau jadi pacarku." Taehyung menggaruk-garuk tengkuknya. Dia pun kembali melangkahkan kakinya. Setelah sampai di minimarket dan bergantian tugas, Taehyung memakai rompi berwarna biru dan mulai menata botol-botol minuman di rak.
"Taehyung-ah, tumben sekali jam segini kau sudah sampai tempat kerja. Aku tidak melihat skuttermu? Apa kau tidak membawa skuttermu, Taehyung-ah?" tanya Kyujung teman sekerjanya yang sedang membenahi bungkus cemilan.
"Tadi aku jalan kaki!" jawab Taehyung santuy.
"Jalan kaki? Apa aku tidak salah dengar?!" Kyujung terkejut mendengar ucapan Taehyung.
"Kenapa?" tanya Taehyung. "Sepertinya kau sangat meragukanku." tambahnya.
"Bukan begitu, Taehyung-ah. Bukannya rumahmu lumayan jauh, kau pun sering telat berangkat kerja sampai sering kena tegur!" papar Kyujung.
"Aah, itu aku tinggal di Goshiwon depan sana." jawab Taehyung sambil menggerakkan dagunya.
"Hah? Goshiwon? Kenapa?" Kyujung kepo dengan jawaban Taehyung, apalagi dia mendengar kata Goshiwon.
"Hanya ingin belajar mandiri!" sahut Taehyung santai.
"Hanya ingin? Sepertinya ucapanmu itu meragukan!" ledek Kyujung yang notabene tahu Taehyung orangnya seperti apa.
"Apanya yang meragukan?" Taehyung menatap Kyujung mencoba meminta penjelasan atas jawabannya.
"Niatmu itu untuk hidup mandiri!" tegas Kyujung.
"Jadi kau juga meragukanku, Kyujung-ah?" Taehyung memprotes ucapan sahabatnya.
"Bukan meragukan, tapi apa memang kau sanggup?" kata Kyujung yang benar-benar sudah hafal dengan kehidupan Taehyung.
"Kau tinggal lihat saja!" ucap Taehyung kesal. Kyujung hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk minta bantuan padaku. Kita kan bestfriend!" ucap Kyujung mencoba mencairkan suasana hati Taehyung kala itu.
Taehyung berusaha mencerna kata-kata Nam Kyujung. Memang benar kita hidup saling membutuhkan dan saling membantu satu dengan yang lainnya. Tiba-tiba lamunannya buyar karna getaran ponselnya. Taehyung merogoh sakunya, ternyata sang Ibu tercinta yang menelpon.
"Hallo ...." sapa Taehyung.
"Kau dimana, Nak?" tanya sang ibu, terlihat jelas nada cemas dari ucapannya.
"Taehyung masih ada di Daegu kok, Bu. Ibu tidak perlu khawatir!" ucapnya tenang tak ingin membuat Ibunya khawatir.
"Iya Ibu tahu, kau masih di Daegu. Tapi kau sekarang tinggal dimana? Ibu menelpon teman-temanmu, mereka tidak ada yang tahu keberadaanmu." sahut sang Ibu.
"Ibu tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja." kata Taehyung. Sayup-sayup dia mendengarkan Taejung berbicara.
"Ibu, jika dia tidak mau pulang biarkan saja. Biar dia merasakan bagaimana susahnya hidup mandiri!"
Mendengar hal itu, Taehyung sedikit kesal. Tapi dia berusaha untuk tenang agar sang Ibu tidak khawatir.
"Bu, aku harus kembali kerja. Nanti kalau ada waktu, akan aku telpon lagi." Taehyung memutuskan sambungan ponselnya. Klik!
Sepertinya memang banyak yang masih meragukan Taehyung yang berniat untuk bisa hidup mandiri. Namun Taehyung sudah bertekad untuk berubah. Merubah kehidupannya agar tidak di cemoh oleh orang lain terutama orangtuanya. Tekad Taehyung sudah bulat, sebulat bola yang mengelinding kesana dan kemari tentu saja dengan tujuan yang jelas.
Tujuan yang akan Taehyung tatap untuk masa depannya. Terlebih lagi, dia sudah memilih jalan hidupnya sendiri dan tentu saja Taehyung harus konsekuensi dengan pilihannya itu.
Akankah Taehyung bisa hidup mandiri? Akankah niatnya tidak akan goyah?! Apakah dia akan kembali pulang kerumah???