Read More >>"> KELANA [Kenzie - Elea - Naresh] (17. LELAKI KETIGA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
MENU 0
About Us  

"Kalian berdua sebenarnya ributin apa sih? Naresh jawab Papah!"

Naresh hanya menunduk dan tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Jung Sejin ayah kandungnya. Kini mata sang ayah pun beralih kepada Kenzie. "Kenzie kamu saja yang jelaskan, sebenarnya ada apa ini?"

"Jadi begini Pah, sebenarnya Naresh pergi dengan Elea kemarin, tetapi ternyata Naresh malah membiarkan Elea pergi begitu saja dan dia memilih bersama Shaera ... Papah tahu kan kalau Om Ian kemarin begitu panik mencari Elea."

Jung Sejin mengangguk, lalu kembali menatap Naresh. "Sebenarnya mau kamu tuh apa sih, Resh? Kamu terus menerus Gonta ganti pasangan enggak jelas! Apa kamu mau mengikuti jejak ibumu?"

Naresh mendongak saat sang ayah menyinggung ibunya, dan tak diduga dia berani menyahut dengan suara yang lantang. "Cukup! Papa enggak berhak ngatain Mama! Bagaimana pun Mama itu ibu kandung Naresh!"

"Naresh!" Jung Sejin mengangkat tangannya ke udara. Tangannya begitu bergetar karena sebisa mungkin dia menahan diri untuk tak menampar Naresh.

"Ayo tampar Naresh Pah! Tampar aja!"

Kenzie merasa tak bisa tinggal diam. Dia mencoba menengahi keduanya karena bagaimana pun Kenzie tak suka melihat keduanya bertengkar. Dia tak ingin kondisi ibunya yang sedang sakit akan semakin drop karena pertengkaran ini. "Naresh, Papah aku mohon tenang. Jangan bertengkar lagi, aku tak mau Mamah mendengar pertengkaran ini."

Naresh menepis tangan Kenzie. "Ini semua tuh salah lo Ken!"

Kenzie melongo tak mengerti. "Gue salah apa Resh?"

"Lo harusnya jujur suka sama Elea. Bukan jadi pengecut yang terus menerus menyembunyikan perasaan!"

"Lo harusnya enggak maksain gue buat jadian sama Elea! Yang hati gue suka tuh cuma Shaera!"

"Lo pengecut!" umpat Naresh.

Kenzie mencoba tak terpancing emosi walaupun sesungguhnya tangannya udah mengepal dan hendak meninju Naresh. Kenzie mencoba meredam semua emosi, dan memilih berbalik pergi.

"Kenzie kamu mau ke mana?" tanya Jung Sejin.

"Aku mau cari Elea Pah. Aku khawatir sama dia."

Kenzie melangkah menuju garasi, lalu menaiki motor besarnya untuk mulai memecah jalanan yang masih gelap gulita. Dia tak tahu akan kemana yang pasti dia akan menyusuri semua tempat yang mungkin didatangi Elea.

Hingga diperjalanan tak sengaja dia berpapasan dengan mobil milik Max, dan dia melihat Elea ada di dalam mobil tersebut.

"Itu Elea!"

Kenzie pun  mengikuti mobil Max dan mencegatnya hingga mobil itu terhenti mendadak. Telat sedikit saja Max menekan rem mungkin Kenzie sudah tertabrak.

Max dan Elea turun dari mobil secara bersamaan. Tanpa menunggu Kenzie langsung menghambur ke arah Elea dan memeluk Elea dengan segenap hatinya. "El, gue khawatir sama lo. Lo enggak apa-apa kan?"

Kenzie mengecek setiap inci tubuh Elea lalu menatap Max. "Lo enggak apa-apain Elea kan?"

"Kenzie! Max tuh udah nolongin gue! Kalau enggak ada dia mungkin gue udah ada di rumah sakit!" Elea membela Max, dan nada bicaranya terhadap Kenzie terdengar begitu marah.

"El, lo marah sama gue?"

Elea tak menjawab dan memundurkan tubuhnya dari Kenzie.

"Lo marah sama gue? Apa ini gara-gara Naresh?" tanya Kenzie lagi.

"Jangan sebut nama dia lagi di hadapan gue Ken! Gue benci sama Naresh!" Elea menjawab diiringi isakan kecil.

Kenzie tak tega melihat Elea bersedih. Dia berusaha menyeka air mata Elea. Namun, tiba-tiba Max mendekat dan merangkul Elea di hadapannya.

"Lo lebih baik pergi Ken! Gue akan antar Elea ke rumahnya."

Kenzie menggeleng. "Gue tetangga sekaligus sahabatnya jadi gue yang akan antar Elea pulang!"

"Gue yang akan antar dia Kenzie!" seru Max bersikukuh.

"Gue!" Kenzie juga berteriak tak mau kalah, dan dia mulai menarik salah satu lengan Elea.

Max juga tetap menahan Elea, hingga aksi saling tarik menarik pun terjadi.

"Kalian ini apa-apaan lepas ... awww ...." Elea kembali terlihat kesakitan hingga Kenzie memilih melepaskan Elea dan membiarkannya dalam dekapan Max.

"El, kepala lo sakit lagi?" tanya Max yang nampak begitu khawatir.

Elea mengangguk. "Gue mau pulang Max, tolong anterin gue."

"Elea ...." Kenzie berucap pelan. Dia tak percaya Elea lebih memilih pergi bersama Max.

"Elea!" Kenzie terus memanggil Elea, tetapi perempuan itu malah memilih acuh dan masuk ke dalam mobil milik Max.

"Gue yang akan antar Elea! Lebih baik lo pulang Ken dan enggak usah cemasin soal Elea lagi!" ucap Max sebelum naik ke mobilnya.

Tangan Kenzie kembali mengepal saat melihat mobil Max menjauh. Hingga setelah semakin jauh dia menggeram seraya memukul udara di sekitarnya.

"Sial! Naresh yang salah tapi kenapa gue yang lo benci El!"

"Kenapa lo tega sama gue Elea!"

"Gu-gue sayang sama lo Elea ... tolong anggap gue sekali aja." Kenzie mengucapkan semua isi hatinya dengan lirih dan menjatuhkan diri ke tanah. Dia terus berteriak melampiaskan semua perasaannya di tengah kesunyian fajar yang belum menyingsing.

.....

Apa gue udah keterlaluan ya sama Kenzie?

Elea melirik ke arah spion dan dia bisa melihat Kenzie bersimpuh di tanah. Dia terus mengamati sosok Kenzie hingga hilang dari pandangannya. Saat sosok itu menghilang Elea merasa begitu menyesal dan entah kenapa batinnya juga ikut terasa sakit hingga ia tak kuasa menahan air matanya.

Maxim mengulurkan tangannya ke arah kepala Elea, lalu dia memegang pucuk kepala Elea. "Lo kenapa nangis lagi? Kepala lo masih sakit?"

"Enggak kok Max, sakit di kepala gue udah berkurang."

"Lo nangis mikirin Kenzie apa Naresh?" 

Elea tak menjawab apa pun karena mengingat kedua orang tersebut hanya membuat tangisannya tak bisa berhenti. Dia belum tahu pasti kenapa hatinya seperti ini. Tapi yang jelas hatinya betul-betul terasa sakit.

Max menghela nafasnya. "Lo sadar sih kalau Kenzie tuh suka sama lo."

Apa? Elea langsung menoleh ke arah Max yang tengah menatapnya.

"Jadi lo selama ini enggak sadar, El?"

Elea menggeleng. "Enggak mungkin! Kenzie tuh sukanya sama orang lain. Gue sama Kenzie tuh cuma sebatas sahabatan Max."

Max tertawa lalu mengalihkan tatapannya ke jalan. "Bener ya jatuh cinta itu bikin orang buta. Saking cintanya lo sama Naresh. Lo sampe enggak menyadari kalau di dekat lo ada laki-laki yang begitu menyayangi lo dengan tulus."

Elea tak mau berkomentar apa-apa. Dia memilih bungkam tetapi sebenarnya pikirannya langsung mencerna semua yang terjadi antara dirimya dan Kenzie. Dia mengingat semua perlakuan Kenzie terhadapnya.

Apa benar Kenzie suka sama gue?

Enggak mungkin, Kenzie enggak mungkin suka sama gue. Semua yang dia lakukan pasti hanya sekedar perhatian sebagai sahabat.

.......

Max memberhentikan mobilnya tepat di depan kediaman Elea. Lalu Elea pun bersiap untuk turun. Sebelum turun Elea menoleh ke arah Max untuk mengucapkan terima kasih.

"Thanks ya Max, udah nolongin gue kemarin."

"Sama-sama El. Lebih baik lo periksa kondisi kepala lo. Gue takut ada sesuatu yang bahaya."

"Ok Max."

Elea hendak turun, tetapi tiba-tiba Max menahannya. "Tunggu El."

"Ada apa Max?"

Max mendekatkan wajahnya ke wajah Elea, lalu dia menatap kedua mata Elea dengan sungguh-sungguh membuat Elea kembali waspada. "Max lo mau apa?"

"Tenang aja El, gue cuma mau bilang sesuatu sama lo."

"Apa?"

"Jangan buang air mata lo buat laki-laki yang sama sekali enggak mikirin lo. Lo berhak bahagia, dan terbebas dari semua perasaan yang begitu menyiksa itu."

Max menyeka sedikit air mata yang ada di ujung kelopak mata Elea, lalu dia tersenyum. "Lo harus bahagia dan sehat biar bisa balik syuting lagi ok."

Elea hanya mengangguk, entah kenapa dia merasa tersentuh dengan kata-kata yang diucapkan Max. Semua kata dan perlakuan Max membuat penilaiannya terhadap laki-laki itu berubah.

"Gu-gue turun ya ... sekali lagi terima kasih buat bantuan lo."

"Sama-sama Elea."

Max melambaikan tangan dan terus mengamati Elea yang masuk ke kediamannya. Lalu dia memegang dadanya yang sedari tadi bergemuruh tak beraturan. Selama ini dia belum pernah merasakan debaran seperti ini saat bersama Ilonna. Dia benar-benar sudah jatuh hati kepada Elea.

"Elea mungkin selama ini di hidup lo hanya ada Naresh dan Kenzie, tetapi mulai sekarang gue akan turut serta mewarnai hidup lo. Gue akan bikin hati lo luluh."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Depaysement (Sudah Terbit / Open PO)
3141      1388     2     
Mystery
Aniara Indramayu adalah pemuda biasa; baru lulus kuliah dan sibuk dengan pekerjaan sebagai ilustrator 'freelance' yang pendapatannya tidak stabil. Jalan hidupnya terjungkir balik ketika sahabatnya mengajaknya pergi ke sebuah pameran lukisan. Entah kenapa, setelah melihat salah satu lukisan yang dipamerkan, pikiran Aniara dirundung adegan-adegan misterius yang tidak berasal dari memorinya. Tid...
Premium
Titik Kembali
4752      1533     16     
Romance
Demi membantu sebuah keluarga menutupi aib mereka, Bella Sita Hanivia merelakan dirinya menjadi pengantin dari seseorang lelaki yang tidak begitu dikenalnya. Sementara itu, Rama Permana mencoba menerima takdirnya menikahi gadis asing itu. Mereka berjanji akan saling berpisah sampai kekasih dari Rama ditemukan. Akankah mereka berpisah tanpa ada rasa? Apakah sebenarnya alasan Bella rela menghabi...
MAMPU
5732      2162     0     
Romance
Cerita ini didedikasikan untuk kalian yang pernah punya teman di masa kecil dan tinggalnya bertetanggaan. Itulah yang dialami oleh Andira, dia punya teman masa kecil yang bernama Anandra. Suatu hari mereka berpisah, tapi kemudian bertemu lagi setelah bertahun-tahun terlewat begitu saja. Mereka bisa saling mengungkapkan rasa rindu, tapi sayang. Anandra salah paham dan menganggap kalau Andira punya...
SI IKAN PAUS YANG MENYIMPAN SAMPAH DALAM PERUTNYA (Sudah Terbit / Open PO)
4611      1685     8     
Inspirational
(Keluarga/romansa) Ibuk menyuruhku selalu mengalah demi si Bungsu, menentang usaha makananku, sampai memaksaku melepas kisah percintaan pertamaku demi Kak Mala. Lama-lama, aku menjelma menjadi ikan paus yang meraup semua sampah uneg-uneg tanpa bisa aku keluarkan dengan bebas. Aku khawatir, semua sampah itu bakal meledak, bak perut ikan paus mati yang pecah di tengah laut. Apa aku ma...
ALMOND
874      517     1     
Fan Fiction
"Kamu tahu kenapa aku suka almond?" Anara Azalea menikmati potongan kacang almond ditangannya. "Almond itu bagian penting dalam tubuh kita. Bukan kacang almondnya, tapi bagian di otak kita yang berbentuk mirip almond." lanjut Nara. "itu amygdala, Ra." Ucap Cio. "Aku lebih suka panggilnya Almond." Nara tersenyum. "Biar aku bisa inget kalau Almond adalah rasa yang paling aku suka di dunia." Nara ...
Edelweiss: The One That Stays
1666      724     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
8842      2366     1     
Romance
Antara anugerah dan kutukan yang menyelimuti Renjana sejak ia memimpikan lelaki bangsawan dari zaman dahulu yang katanya merupakan sang bapa di lain masa. Ia takkan melupakan pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya dari Wilwatikta sebagai rakyat biasa yang menyandang nama panggilan Viva. Tak lupa pula ia akan indahnya asmara di Tanah Blambangan sebelum mendapat perihnya jatuh cinta pada seseor...
Memoreset (Sudah Terbit)
3429      1326     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
Violet, Gadis yang Ingin Mati
4342      1496     0     
Romance
Violet cuma remaja biasa yang ingin menikmati hidupnya dengan normal. Namun, dunianya mulai runtuh saat orang tuanya bercerai dan orang-orang di sekolah mulai menindasnya. Violet merasa sendirian dan kesepian. Rasanya, dia ingin mati saja.
Tumpuan Tanpa Tepi
8798      2859     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...