Loading...
Logo TinLit
Read Story - Heliofili
MENU
About Us  

Matahari membakar kepalanya, anak laki-laki berusia sepuluh tahun berlari di tengah lapangan olahraga sambil menahan rasa lelah yang sudah membuat isi kepalanya meledak. Sebagai atlet basket di sekolah juga dikenal sebagai pemain inti di tim basket raksasa bernama Bumantaruna Surabaya 1997; ia merasa tak boleh kalah dengan rasa lelahnya yang brutal.

“Oi, Raja!!” panggil seorang anak laki-laki sebayanya.

Maraja Abidkara Tirtanadi, anak kelas 4 SD yang memakai seragam tim basket sekolah itu menoleh. Genggaman tangannya melemah, bola basket di tangan pun menggelinding di lapangan. Jauh anak laki-laki itu sambil terengah-engah mengatur napasnya.

“Raja, kamu dicari sama Pak Danuarta, katanya akan ada latgab bersama anak dari kelurahan sebelah.”

“Apa kelurahan sebelah? Nggak level! Aku udah main di kompetisi basket antar provinsi, bilang padanya aku nggak tertarik!” Raja, anak bermata hitam bulat dengan bulu mata lentik, pipi pulih molek agaknya kemerahan itu mendelik. Tubuh jangkung berisinya berdiri tegap. Ia menghadapkan pandangannya ke arah langit sambil mendesis.

“Aku dilahirkan untuk menjadi bintang besar,” imbuhnya melirik congkak.

“Wah, kamu benar-benar sombong, Raja.”

Maraja melengos dari lapangan seraya memungut bola basket yang kemudian ia dribble ke dekat ring. Anak laki-laki itu menggulirkan bola matanya saat beberpa orang menyerukan namanya dengan lantang.

“Maraja! Ayahmu!” panggil mereka sambil melambaikan tangannya.

Maraja mengembuskan napasnya dengan kesal. Panas terik benar-benar membuat seluruh titik darah dalam tubuhnya mendidih. Maraja membanting bola di tangannya ke sembarang arah. Maraja pun meninggalkan lapangan. Tampak di depan gerbang sekolah, seorang pria paruh baya sedang bercengkrama dengan sosok ibu guru yang tak lain adalah wali kelas Maraja.

Praja, nama pria paruh baya itu, ia melambaikan tangannya berhaeap sang anak lekas menghampiri. Sayangnya, perhatian Maraja justru teralihkan kepada mobil putih di depan sekolah. Mobil pengangkut barang milik perusahan pribadi sang ayah. Praja merupakan pemilik perusahaan jasa antar ataupun jemput barang, ia memilik kantor ekspedisi yang cukup besar dan terbilang sukses.

Maraja mendekati Praja sambil menatap terheran-heran. “Kok Ayah pakai mobil pengiriman barang? Mobil yang hitam ke mana?” tanya anak laki-laki itu masih mengerutkan dahinya.

“Kita akan pindah ke Jogjakarta. Hari ini Ayah menemui wali kelasmu dulu, sisanya besok akan Bunda urus.” Praja tersenyum manis. “Ayo, bersiap, kita akan pergi sekarang. Mumpung masih agak siang,” imbuhnya ramah.

“Pindah?” tanya Maraja heran. “Tapi, Raja nggak mau! Raja nggak mau pindah ke Jogjakarta. Maraja lebih suka tinggal di Surabaya!” protesnya dengan kedua mata membelo lengkap dengan bulir-bulir kesedihan yang menyebalkan.

“Tapi, kita harus pindah, Raja.” Praja membelai lembut kepala Maraja. Namun, anak laki-laki malah menangis tersedu-sedu.

“Terus aja pindah. Kemarin dari Serang ke Tanggerang, dari Tanggerang ke Palembang, terus ke Surabaya, sekarang ke Jogjakarta? Raja belum menikmati semua perteman yang ada di sekolah, udah pindah lagi!” Anak itu berteriak patah hati.

“Pekerjaan mengharuskan kita pindah, Raja!” bisik Praja dengan tatapan memelas sendu. Sayangnya, Maraja malah menepis tatapan itu dengan dengkusan penuh amarah.

“Itu pekerjaan Ayah, jangan libatkan aku di dalamnya. Aku rela dititip di rumah Tante Purwanti daripada ikut Ayah tugas!” pekik Maraja semakin kesal.

“Raja padahal udah nyaman banget dengan Surabaya, Raja udah betah banget tinggal di rumah Tante! Raja mau di sini aja, Ayah!” Maraja menangis semakin kencang.

Suara tangis yang parah mengiris hati, memancing beberapa anak mendekat. Mereka bisa merasakan satu hal yang mungkin berharga bagi Maraja. Statusnya juga tim basket kesayangannya.

Maraja memeluk Praja dengan erat, ia bahkan mencengkeram kuat-kuat serat baju sang ayah. Air mata membanjiri wajahnya. Merah mewarnai seluruh pemukaan kulit di tubuhnya tatkala matahari menggoreng seluruh jiwa juga hatinya. Maraja benci hal baru, ia benar-benar tak ingin pergi dari tempurnya kini tempat ia mendapatkan banyak cerita baru yang bisa ia ceritakan pada kedua orang tuanya. Maraja benci hal itu.

“Aku nggak mau ikut, Ayah. Aku tinggal dengan Tante Purwanti aja, ya? Tinggal dua tahun lagi, pindahnya saat aku masuk SMP aja, ya? Ayah … Ayah?” Maraja memelas dengan tatapan mata kecewa setengah mati.

*****

Tak ada obrolan yang terjadi di meja makan, rumah sosok wanita kelahiran tiga puluh lima tahun itu terasa sangat hambar. Seperti sayur sop kebanyakan air dengan sedikit garam. Sejak pulang sekolah, Maraja tidak bicara, tidak keluar kamar bahkan tidak terdengar semangat meskipun pertandingan timnas basket berlangsung sangat epik melawan Singapura. Maraja tetap tidak membuka celah antara Praja dan pintu kamarnya.

Purwanti, adik dari Praja itu menggulirkan kedua manik matanya yang satu ke arah Tisya, istri sekaligus ibu dari Praja dan Maraja. “Mbak udah bilang pada Mas kalau Raja sedang aktif-aktifnya di tim basket sekolah?” tanya Purwanti dengan tatapan cerdik.

“Udah, Mas kamu aja yang ngeyel!” jawab Tisya. “Dia tau kalau anaknya akan nolak, seperti kisah-kisah sebelumnya. Entahlah kenapa jadi kepala batu kayak gini!” kelit Tisya mendadak kesal.

Praja meneguk air minumnya, ia pun bereham untuk mencairkan suasana meja makan yang berangsur-angsur menegang. Praja berkata, “Ini juga aku lakukan demi Raja.”

“Tapi dia nggak paham, mana paham dia soal politik.” Tisya sewot dibuatnya. “Mana ngerti anakmu kalau ayahnya ini gagal terus dalam berbagai pencalonan dan terus berusaha mencalonkan diri di pelosok-pelosok daerah. Kampanye sana dan sini demi nama baik partainya. Raja mana ngerti soal itu!”

“Cukup kalau memang Raja tidak mau dan kalai kamu juga keberatan untuk itu. Aku pergi ke Jogjakarta sendirian aja. Bukan masalah untukku,” sentak Praja meninggalkan meja makan.

Di dalam kamar, Maraja hanya duduk termenung di dekat jendela. Ia tak bisa membayangkan kalau ia akan melepaskan tim basket sebesar BSBY 1997. Meskipun ia baru bergabung selama satu semester. Akan tetapi, jiwanya seakan terpatri di dalamnya. Maraja tidak bisa membayangkan, ia hanya bisa menangis tersedu seorang diri.

Pintu diketuk dengan lembut, Praja memasuki kamar sang anak sambil membawa bola basket di tangannya. Pria paruh baya itu duduk dekat Maraja. Kedua manik mata Praja memandang ke arah jendela.

“Ayah tunggu dua tahun lagi di Jogjakarta. Akan Ayah buktikan kalau Ayah bisa, seperti Raja yang merajai BSBY 1997, Ayah pun akan menguasainya!” ujar Praja sambil memberikan bola basket di tangannya ke pangkuan Maraja..

Maraja menatap dengan picingan mata aneh. Wajahnya yang ditekuk kecut membuat Praja tersenyum manis. “Raja tidak perlu ikut, Bunda juga. Kalau memang tidak mau. Nanti, saat kamu akan menginjakkan kaki di dunia putih biru kalau mau pindah ikut Ayah silakan. Kalau tidak pun tidak apa. Kita akan tetap bertemu, kok.”

“Kenapa?” tanya Maraja dengan lirih.

“Ayah tau secinta apa kamu pada basket. Ayah tidak mau membuatmu patah hati, Ayah juga tidak mau kamu gagal seperti Ayah. Jadi, nikmati aja, Ayah nggak akan ganggu!” ujar Praja sambil membelai rambut Maraja dengan lembut. Pria paruh baya itu pun tersenyum. “Ayah nantikan kamu jadi pahlawan BSBY 1997 di kejuaraan nanti. Ayah akan menunggumu. Sampai juga di kejuaraan antar provinsi nanti, Raja!”

Maraja seketika memeluk tubuh Praja dengan erat. “Terima kasih, Ayah!” serunya bahagia.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Supardi dan Supangat
1821      833     1     
Humor
Ini adalah kisah Supardi dan Supangat si Double S yang Bermukim di Kampung Mawar. Keduanya bagaikan GALIH DAN RATNA yang selalu bersama mengukir kenangan (ceuilehh.. apasih) Terlahir dari rahim yang berbeda tetapi takdir mempertemukan mereka dengan segala ke-iba-an yang melanda
Dear N
15728      1809     18     
Romance
Dia bukan bad boy, tapi juga bukan good boy. Dia hanya Naufal, laki-laki biasa saja yang mampu mengacak-acak isi hati dan pikiran Adira. Dari cara bicaranya yang khas, hingga senyumannya yang manis mampu membuat dunia Adira hanya terpaku padanya. Dia mungkin tidak setampan most wanted di buku-buku, ataupun setampan dewa yunani. Dia jauh dari kata itu. Dia Naufal Aditya Saputra yang berhasil m...
Kisah Kasih di Sekolah
799      514     1     
Romance
Rasanya percuma jika masa-masa SMA hanya diisi dengan belajar, belajar dan belajar. Nggak ada seru-serunya. Apalagi bagi cowok yang hidupnya serba asyik, Pangeran Elang Alfareza. Namun, beda lagi bagi Hanum Putri Arini yang jelas bertolak belakang dengan prinsip cowok bertubuh tinggi itu. Bagi Hanum sekolah bukan tempat untuk seru-seruan, baginya sekolah ya tetap sekolah. Nggak ada istilah mai...
Ratu Blunder
64      51     2     
Humor
Lala bercita-cita menjadi influencer kecantikan terkenal. Namun, segalanya selalu berjalan tidak mulus. Videonya dipenuhi insiden konyol yang di luar dugaan malah mendulang ketenaran-membuatnya dijuluki "Ratu Blunder." Kini ia harus memilih: terus gagal mengejar mimpinya... atau menerima kenyataan bahwa dirinya adalah meme berjalan?
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
5517      1930     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...
Mesin Waktu Ke Luar Angkasa
145      126     0     
Romance
Sebuah kisah kasih tak sampai.
Pulang Selalu Punya Cerita
1215      776     1     
Inspirational
Pulang Selalu Punya Cerita adalah kumpulan kisah tentang manusia-manusia yang mencoba kembalibukan hanya ke tempat, tapi ke rasa. Buku ini membawa pembaca menyusuri lorong-lorong memori, menghadirkan kembali aroma rumah yang pernah hilang, tawa yang sempat pecah lalu mengendap menjadi sepi, serta luka-luka kecil yang masih berdetak diam-diam di dada. Setiap bab dalam buku ini menyajikan fragme...
Cinta Aja Nggak Cukup!
5054      1655     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Wilted Flower
346      264     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
My Sweety Girl
11571      2615     6     
Romance
Kenarya Alby Bimantara adalah sosok yang akan selalu ada untuk Maisha Biantari. Begitupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu salah satu dari keduanya perlahan terlepas. Cinta yang datang pada cowok berparas manis itu membuat Maisha ketakutan. Tentang sepi dan dingin yang sejak beberapa tahun pergi seolah kembali menghampiri. Jika ada jalan untuk mempertahankan Ken di sisinya, maka...