Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kinara
MENU
About Us  

Orion selesai meracik jus jeruk untuk kedua gadis di depan ruang tengah. Keluar dari dapur, membawa gelas ukuran sama besarnya.

"Ini, es jeruk kalian," katanya, meletakkan dua gelas besar itu di atas meja.

"Terima kasih," ucap Kinara dan Srikandhi bersamaan. Menyeruput es jeruk dengsn menggunakan sedotan.

"Ah, segarnya!"

"Bagaimana keadaan Arjuna?"

"Dia belum sadar. Mungkin lukanya akan sembuh beberapa hari."

"Si Lakon cewek itu kuat juga ternyata."

"Tapi, kalau dipikir-pikir, aku malah tambah aneh. Padahal aku enggak tahu apa-apa tentang Lakon..."

"Nanti kamu akan tahu sendiri, kok. Sebagai Spirit baru, kamu harus bisa membedakan Lakon dan Spirit-nya."

"Bagaimana cara membedakan mereka? Kita kan hidup berdampingan dengan manusia? Di kawasan apartemen ini, semuanya manusia."

"Beda. Kamu sebagai Spirit, dengan tanda berlambang bunga di tanganmu. Itu membedakannya, dengan yang lain. Selain itu, di kota penyihir bukan? Kalau kamu juga termasuk penyihir, namun berbeda dengan penyihir biasa," kata Srikandhi.

"Aku seorang penyihir?"

"Iya, kamu adalah seorang penyihir. Tapi beda media. Biasanya, para penyihir ada yang memakai tongkat, ada yang enggak. Nah, kamu adalah penyihir tanpa pengguna tongkat. Mediamu kan aku," tambahnya."Media seperti aku ini tercipta dari tanpa tidak sengaja. Misalnya nih, ada yang menyalurkan daya kepadamu. Maka kamu bisa menggunakan media."

"Jadi cuma beda media?"

"Iya. Kayak bapak polisi tadi, dia penyihir, tapi medianya tongkat."

Kinara manggut-manggut agak paham.

"Ngerti, kan, sekarang?"

"Tapi kamu harus waspada, Kina."

"Waspada apaan?"

"Jika mereka masih mengincarmu lagi. Aku baru pertama ini bertemu dengan Lakon kayak tadi. Yang pasti mereka membentuk suatu kelompok. Dan kelompok itu sedang mengincarmu."

"Aku juga baru tahu sekarang," kata Kinara melanjutkan menyeruput lagi minumannya.

Malam masih mendominasi. Melintas sebuah taksi melayang melesat cepat menyusuri jalanan yang selalu ramai dilintasi itu. Di bangku belakang, seorang penumpang, penumpang itu tampak menatap GPS di handpone mahalnya. Di depan, sang pengemudi meliriknya dari arah spion.

"Maaf, Nona," ucapnya.

"Ya?" Wanita cantik itu dengan make up tipis namun sederhana dan mengenakan baju bagaikan model yang anggun, mendongak. Di sampingnya ada seorang wanita sama cantiknya. Duduk dengan sopannya.

"Maaf, Anda ini mau ke mana ya ini? Ini sudah muter-muter..."

"Saya ingin mencari tempat tinggal untuk sementara di sini. Apakah Anda punya rekomendasi di sekitar sini?"

"Hm? Soalnya itu saya tahu daerah sini ada tempat tinggal murah. Tapi bayarnya hanya sampai setahun."

"Benarkah?"

"Saya tunjukkan tempatnya, ya,
Nona." Sang sopir masih fokus mengendarai. Taxi melayang melesat hingga berbelok ke salah satu jalan. Jalanan itu agak sepi. Hanya dua-tiga mobil melayang yang lewat. Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Namun sang sopir tidak memperdulikannya. Taksi melayang melesat ke arah hunian Apartement Diamond. Hunian apartemen dengan harga murah. Wanita itu menatap ke jendela. Jendela dari luar diguyur derasnya. Dia masih dapat melihat setiap bangunan apartemen yang sepi.

"Ini bukannya apartemen, Pak?" tanyanya.

"Iya, Nona. Memang apartemen. Di sini rata-rata harganya dibandrol murah," sang sopir memberitahu."Anda mau, Nona?"

Dia masih menatap jendela.

"Hei, bagaimana?" tanya wanita di sampingnya."Kamu mau, enggak? Daripada kita menginap di hotel yang mahal harganya."

"Terserah. Pak, saya turun di sini
saja," pintanya.

Sopir mengangguk. Memberhentikan taksinya. Pintu terbuka, mereka turun.

"Nona, tunggu!" sahut sang sopir.

"Ada apa, Pak?"

Sopir segera meraih sesuatu di dashboard, mengelungkan sebuah payung kecil kepadanya."Ini,
bawalah."

Dia menerimanya."Terima kasih,
Pak."

Sopir itu tersenyum. Mengendalikan mobil melayang lagi melesat pergi keluar dari hunian apartemen. Mereka berdua berpayung bersama. Melangkah di setiap blok. Hingga mereka sampai di satu apartemen yang pintunya tertutup.

"Kita berteduh di sini," katanya.

"Di sini? Kita bukannya ingin mencari apartemen?"

"Kita tunggu hujannya turun. Mungkin saja ada apartemen kosong di sini." Terdengar bunyi seperti bunyi perut.

"Perutmu bunyi, tuh."

"Aku hanya makan hanya pagi hari. Kalau sekarang, mana ada restoran yang buka. Berhubung apartemen di sini sepi sekali. Kamu juga lapar, kan, Ras?"

"Jemurannya bagaimana?" sahut suara seorang gadis di dalam apartemen yang mereka untuk berteduh.

"Enggak usah panik begitu. Jemurannya enggak akan kebahasan karena hujan."

"Yang benar kamu?"

"Kamu lihat saja sendiri dari atas."

"Ada orangnya."

"Memang ada orangnya. Kamu kira apartemen ini enggak ada orangnya?"

Dari atas Srikandhi melayang ke arah balkon. Memeriksa jemuran milik Kinara yang sudah kemarinnya di jemur. Menyentuhnya apakah ada yang basah.

"Enggak basah, tuh," katanya melayang kembali. Sekilas melihat dari atas, di bawah ada dua orang wanita yang sedang berteduh."Siapa mereka?"

Srikandhi melayang kembali turun. Menghampiri Kinara yang berada di kamar. Sedang membuat desain undangan yang akan dijual di website desain di internet.

"Kinara," panggilnya.

Kinara tanpa menoleh, menyahut."Apa?"

"Aku lihat di bawah ada orang."

"Orang? Ngapain mereka?"

"Mereka sedang berteduh. Ada dua orang di bawah. Aku takutnya mereka orang mencurigakan."

Kinara menghentikan pekerjaannya. Beranjak dari kursinya.

"Kamu mau ke mana?"

"Ke bawah," kata Kinara."Aku mau memeriksa di depan."

Srikandhi segera tahu."Jangan-jangan orang lainnya yang mengincarmu?!" Dia melayang mengikutnya. Mereka turun dari tangga. Kinara menghampiri pintu. Pikirannya langsung waspada. Ia memegang handle pintu, membuka pintu pelan. Memperlihatkan dari luar ada dua orang wanita yang sedang berteduh.

Keduanya menoleh.

"Maaf, kami di sini hanya berteduh," katanya.

Srikandhi berada di depan, melindungi Kinara. Dia ikut waspada. Melihat keduanya waspada, wanita itu melanjutkan."Kami orang baik, kok." Merasakan di antara mereka."Di antara kamu berdua, saya merasa, kamu ini adalah Lakon," katanya.

Kinara dan Srikandhi melotot. Betul, kan, apa yang dirasakan Srikandhi. Mereka ternyata ini sedang mengincar Spirit-nya dengan bertedeng alih mengatakan hanya berteduh!

"Anda tahu kalau Srikandhi ini adalah seorang Lakon?"

"Karena teman saya ini juga seorang Lakon."

Mereka terkejut.

"Teman Anda Lakon?"

"Benar, Nona. Saya adalah Lakon," ucap wanita itu sopan.

"Bolehkah kami berteduh di sini agak lama? Sepertinya hujannya sama sekali belum mereda."

"Boleh." Kinara menatap wanita itu. Wajah wanita itu tidak asing baginya. Wajah cantiknya mirip seperti seseorang yang dikenalnya.

"Kina, ngapain kalian di depan?" Orion keluar. Menatap gantian seseorang yang membuat mereka ada di luar."Kak Arimbi?!"

Arimbi terkejut."Kamu... Kamu Orion, kan?!" tunjuknya.

"Ngapain Kakak ada di sini?"

Arimbi mendekatkan mukanya."Aku—kami mencarimu, tahu!"

"Mencariku?"

"Kami mencarimu sudah sangat lama! Kamu sudah setahun ini pergi dari kerajaan!"

Kerajaan katanya?

"Maaf, Nona. Anda ini saudari dari Orion?"

"Ya, aku adalah kakak perempuannya! Dia telah minggat dan enggak pernah memberikan kabar apapun kepadaku, kepada papa. Orion, kamu harus berhutang cerita kepadaku!" pekiknya di depan muka Orion.

Orion risih."Aduh, Kakak ini..."

"Habis, kamu tuh pakai acara minggat segala, sih! Papa itu juga mengkhawatirkanmu."

Orion menunduk.

"Aku... Aku enggak akan kembali ke kerajaan lagi..."

"Kenapa begitu? Kamu itu sudah menyusahkan kami. Aku juga mengkhawatirmu."

Orion mendongak.

"Papa enggak pernah mau menanyakan kabar tentangku. Papa enggak mau tahu."

"Maaf, menyela obrolan kalian," kata Kinara."Kita lanjutkan di dalam saja," ajaknya.

Mereka masuk ke dalam apartemen. Kinara dan Srikandhi berpisah. Mereka masuk ke dalam dapur. Membiarkan ketiganya melanjutkan pembicaraan. Arimbi menatap sekeliling ruangan. Orion menyuruhnya duduk.

"Kamu tinggal di sini?"

"Iya, Kak."

"Sudah berapa lama?"

"Sudah dua hari ini."

"Memangnya sebelum kamu tinggal di sini, kamu tinggal di mana?" tanya Arimbi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Meteor Lyrid
556      388     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
When I Was Young
9431      1953     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
Stars Apart
639      447     2     
Romance
James Helen, 23, struggling with student loans Dakota Grace, 22, struggling with living...forever As fates intertwine,drama ensues, heartbreak and chaos are bound to follow
HARMONI : Antara Padam, Sulut dan Terang
1311      611     5     
Romance
HARMONI adalah Padam, yang seketika jadikan gelap sebuah ruangan. Meski semula terang benderang. HARMONI adalah Sulut, yang memberikan harapan akan datangnya sinar tuk cerahkan ruang yang gelap. HARMONI adalah Terang, yang menjadikan ruang yang tersembunyi menampakkan segala isinya. Dan HARMONI yang sesungguhnya adalah masa di mana ketiga bagian dari Padam, Sulut dan Terang saling bertuk...
WEIRD MATE
1595      769     10     
Romance
Syifa dan Rezeqi dipertemukan dalam kejadian konyol yang tak terduga. Sedari awal Rezeqi membenci Syifa, begitupun sebaliknya. Namun suatu waktu, Syifa menarik ikrarnya, karena tingkah konyolnya mulai menunjukkan perasaannya. Ada rahasia yang tersimpan rapat di antara mereka. Mulai dari pengidap Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), pengguna narkoba yang tidak diacuhkan sampai kebencian aneh pa...
Blue Rose
298      246     1     
Romance
Selly Anandita mengambil resiko terlalu besar dengan mencintai Rey Atmaja. Faktanya jalinan kasih tidak bisa bertahan di atas pondasi kebohongan. "Mungkin selamanya kamu akan menganggapku buruk. Menjadi orang yang tak pantas kamu kenang. Tapi rasaku tak pernah berbohong." -Selly Anandita "Kamu seperti mawar biru, terlalu banyak menyimpan misteri. Nyatanya mendapatkan membuat ...
Da Capo al Fine
341      280     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir
Jangan Datang Untuk Menyimpan Kenangan
528      377     0     
Short Story
Kesedihan ini adalah cerita lama yang terus aku ceritakan. Adakalanya datang sekilat cahaya terang, menyuruhku berhenti bermimpi dan mencoba bertahan. Katakan pada dunia, hadapi hari dengan berani tanpa pernah melirik kembali masa kelam.
Perjalanan Move On Tata
491      333     0     
Short Story
Cinta, apasih yang bisa kita katakan tentang cinta. Cinta selalu menimbulkan rasa sakit, dan bisa juga bahagia. Kebanyakan penyakit remaja sekarang yaitu cinta, walaupun sudah pernah merasakan sakit karena cinta, para remaja tidak akan menghilangkan bahkan berhenti untuk bermain cinta. Itulan cinta yang bisa membuat gila remaja.
Sweet Notes
12658      2394     5     
Romance
Ketika kau membaca ini, jangan berpikiran bahwa semua yang terjadi disini adalah murni dari kisah cintaku. Ini adalah sekumpulan cerita-cerita unik dari teman-teman yang mau berbagi dengan saya. Semua hal yang terjadi adalah langsung dari pengalaman para narasumber. Nama sengaja disamarkan namun setting tempat adalah real. Mohon maaf sesuai perjanjian jalan cerita tidak dijelaskan seperti kisah ...