Loading...
Logo TinLit
Read Story - Aksara yang Tak Mampu Bersuara
MENU
About Us  

Seperti biasanya, Nara sudah berada di gazebo dekat lapangan. Gadis itu mencari sosok favoritnya. Namun, sosok itu tak kunjung ada. Terhitung, dua puluh menit lebih Nara duduk disini dan sosok itu belum muncul juga.

"Apa dia nggak masuk? Tapi, jarang banget dia absen," ucapnya.

Dengan berat hati, Nara berjalan menuju kelasnya. Kali ini, ia tidak bersemangat karena tidak bisa menuliskan tentangnya. Oleh karena itu, Nara harus membuat skenario di kepalanya sendiri dan menulisnya. Untung saja, gadis itu memiliki sketsa wajah sosok tersebut.

Seharian ini, Nara tidak bertemu dengan sosok itu. Semangatnya pun mulai menurun. Tulisannya tiba-tiba berhenti begitu saja. Gadis itu berjalan menuju gazebo dekat lapangan lagi, berharap dia ada disana.

"Wah!" ucapnya.

Sosok yang dicari Nara ada disana. Bagaimana bisa cowok itu tiba-tiba muncul dan bermain basket? Apakah ia terlambat masuk? Gadis itu tidak ingin memusingkan hal itu. Ia memasang earphone di telinganya kemudian membuka laptopnya dan mulai menulis.

Detik demi detik berlalu. Ratusan menit telah terlewati diiringi dengan keheningan. Nara terus fokus dengan layar laptopnya. Sesekali, gadis itu tersenyum-senyum sendiri membayangkan bagaimana jika tulisannya benar-benar terjadi di dunia nyata. Mungkin, ia akan sangat bahagia.

"Huft, akhirnya dua bab selesai juga!" ucapnya lega. "Oke, malam ini gue akan unggah dua bab ini. Semoga dapat banyak pembaca, deh!"

Sesampainya di rumah, Nara melepas seragamnya dan berganti dengan baju rumah. Gadis itu membuka laptopnya lagi. Kemarin, ia mendapat lima juta pembaca, sekarang sudah bertambah lagi. Senyum di bibirnya tercipta dengan indah. Tak dapat dipungkiri, Nara sangat bahagia dengan pencapaian ini.

"Lucu kali, ya, kalau suatu saat nanti dia baca tulisan gue ini? Apakah dia akan sadar kalau pemeran utama dalam novel gue ini, dia? Duh, Ra. Lo mikir apaan, sih. Itu nggak akan mungkin terjadi," ucapnya pada diri sendiri.

Nara beralih menuju Wattpad dan mengunggah dua bab baru.

"You did it, Ra!"

***

Akhir pekan yang selalu ditunggu Nara akhirnya tiba. Gadis itu sedang bersiap untuk lari pagi disekitar kompleks rumahnya. Tak lupa, ia membawa buku biru kesayangannya. Rencananya, ia akan mampir ke sebuah taman yang menjadi favoritnya saat kecil. Ia ingin menulis disana. Siapa tahu, Nara mendapat banyak ide dan inspirasi.

Nara berlari mengelilingi kompleksnya sebanyak dua kali putaran. Nafasnya sudah terengah. Gadis itu memilih untuk berjalan santai menuju taman. Namun, ia tidak sengaja melihat siluet seseorang yang sangat dikenalinya. Nara memfokuskan pandangannya, dan benar, itu adalah dia.

"Hah, kenapa dia disini?"

Sosok laki-laki itu sedang berolahraga dengan alat yang ada di taman ini. Dengan cepat, Nara membuka bukunya dan mulai menulis. Ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Kapan lagi ia bisa melihat cowok itu olahraga sekaligus menulisnya.

***

Nara membalikkan kalender di meja belajarnya. Tak terasa, ia sudah berada di penghujung tahun terakhirnya di SMA. Selama hampir setahun ini, Nara disibukkan dengan aktivitas menulisnya. Novel yang berjudul "You (B)" karyanya sudah mendapat sepuluh juta readers. Dua bab lagi, cerita itu akan usai. Sejujurnya, Nara tidak ingin menyelesaikan novel itu dengan cepat. Namun, ia selalu merasa hilang kontrol diri saat mendeskripsikan sosok itu.

"Beberapa bulan setelah ini, kita nggak akan bertemu lagi. Hm, gimana, ya? Apakah gue masih bisa nulis?"

Sesampainya di kelas, Nara menaruh kepala diatas meja. Ia tidak ingin cepat lulus dari SMA, ia masih ingin menikmati masa-masa ini.

"Baik anak-anak, usia kalian di sekolah ini tidak akan lama lagi. Hanya tersisa dua bulan saja. Jadi, ibu harap, kalian memanfaatkan waktu sebaik mungkin, ya."

Ucapan guru itu membuat hati Nara merasa berat. Bukan karena bingung memilih jurusan di kuliah, melainkan, ia tidak bisa lagi melihat sumber inspirasinya selama menulis. Mau tidak mau, waktu itu akan tiba juga. Waktu dimana Nara benar-benar kehilangan sumber inspirasinya.

Hari telah beranjak malam. Kini, Nara sedang duduk di balkon kamarnya sembari menatap bulan. Cuaca malam ini sangat cerah sehingga bulan dapat terlihat dengan terang. Nara suka memandangi bulan seperti ini, kemudian meminum teh, dan kembali menulis.

"Anak bunda kok belum tidur? Udah jam berapa ini?" ucap wanita paruh baya yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

Nara memutar posisi duduknya agar bisa menatap bundanya itu. "Iya, Bun. Nara lagi ngebut nulis."

"Tumben."

Gadis itu mengangguk. "Iya, sebelum dia pergi."

Bunda duduk disamping Nara. "Dia? Dia siapa? Kamu punya pacar, Ra? Kok nggak cerita sama bunda?"

Nara menggeleng cepat. "Eh, nggak begitu, bun. Maksud Nara, dia yang jadi inspirasi novel ini. Nara takut kalau dia pergi, novel ini nggak akan selesai."

Bunda tersenyum manis. Beliau senang melihat Nara yang sudah beranjak dewasa. Putri semata wayangnya itu sudah mengenal cinta.

"Bunda nggak sabar baca tulisan kamu, Ra."

"Ih, bunda! Nara malu tahu. Pokoknya, bunda jangan baca, ya?"

"Lho, kenapa?"

Nara menaikkan kedua bahunya.

"Terus ... rencana kamu setelah ini apa?"

Bolpoin Nara terhenti seketika. Gadis itu mengangkat kepalanya. "Seperti yang aku bilang dulu, Nara pengen gap year dulu, bun. Nara mau fokus sama novel ini dulu. Siapa tau, ada penerbit yang mau nerbitin novel Nara ini."

Wanita paruh baya itu tersenyum manis. Beliau membelai rambut Nara dengan lembut. "Bunda doakan yang terbaik buat anak bunda yang cantik ini."

Nara tersenyum manis. "Makasih, bun!"

Sepeninggal bundanya, Nara kembali menatap bulan. Bulan itu berada jauh diatas langit. Sama seperti dia, dia berada jauh disana. Bahkan mungkin, Nara tidak akan pernah bisa menggapainya. Nara hanya bisa menggapainya lewat tulisan ini. Hanya itu.

"Suatu saat nanti kalau novel ini berhasil terbit, apakah lo akan baca semuanya? Apakah mungkin akhir kisah kita sama dengan akhir cerita yang gue tulis?"

Nara mengusap wajahnya gusar. "Dasar, kalau mimpi jangan ketinggian, Ra!" ucapnya pada diri sendiri.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tulus Paling Serius
9930      1108     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?
My Soulmate Coco & Koko
6659      2053     0     
Romance
Menceritakan Isma seorang cewek SMA yang suka dengan hewan lucu yaitu kucing, Di hidupnya, dia benci jika bertemu dengan orang yang bermasalah dengan kucing, hingga suatu saat dia bertemu dengan anak baru di kelasnya yg bernama Koko, seorang cowok yang anti banget sama hewan yang namanya kucing. Akan tetapi mereka diharuskan menjadi satu kelompok saat wali kelas menunjuk mereka untuk menjadi satu...
FIREWORKS
549      391     1     
Fan Fiction
Semua orang pasti memiliki kisah sedih dan bahagia tersendiri yang membentuk sejarah kehidupan setiap orang. Sama halnya seperti Suhyon. Suhyon adalah seorang remaja berusia 12 tahun yang terlahir dari keluarga yang kurang bahagia. Orang tuanya selalu saja bertengkar. Mamanya hanya menyayangi kedua adiknya semata-mata karena Suhyon merupakan anak adopsi. Berbeda dengan papanya, ...
Dandelion
6996      1836     0     
Romance
Kuat, Cantik dan Penuh Makna. Tumbuh liar dan bebas. Meskipun sederhana, ia selalu setia di antara ilalang. Seorang pemuda yang kabur dari rumah dan memilih untuk belajar hidup mandiri. Taehyung bertemu dengan Haewon, seorang gadis galak yang menyimpan banyak masalah hidup.
Miracle of Marble Box
3306      1417     2     
Fantasy
Sebuah kotak ajaib yang berkilau ditemukan di antara rerumputan dan semak-semak. Alsa, Indira dan Ovi harus menyelesaikan misi yang muncul dari kotak tersebut jika mereka ingin salah satu temannya kembali. Mereka harus mengalahkan ego masing-masing dan menggunakan keahlian yang dimiliki untuk mencari jawaban dari petunjuk yang diberikan oleh kotak ajaib. Setiap tantangan membawa mereka ke nega...
Bittersweet My Betty La Fea
4934      1563     0     
Romance
Erin merupakan anak kelas Bahasa di suatu SMA negeri. Ia sering dirundung teman laki-lakinya karena penampilannya yang cupu mirip tokoh kutu buku, Betty La Fea. Terinspirasi dari buku perlawanan pada penjajah, membuat Erin mulai berani untuk melawan. Padahal, tanpa disadari Erin sendiri juga sering kali merundung orang-orang di sekitarnya karena tak bisa menahan emosi. Di satu sisi, Erin j...
1'
4583      1531     5     
Romance
Apa yang kamu tahu tentang jatuh cinta? Setiap kali ada kesempatan, kau akan diam-diam melihatnya. Tertawa cekikikan melihat tingkah konyolnya. Atau bahkan, kau diam-diam mempersiapkan kata-kata indah untuk diungkapkan. Walau, aku yakin kalian pasti malu untuk mengakui. Iya, itu jarak yang dekat. Bisa kau bayangkan, jarak jauh berpuluh-puluh mil dan kau hanya satu kali bertemu. Satu kese...
A.P.I (A Perfect Imaginer)
183      157     1     
Fantasy
Seorang pelajar biasa dan pemalas, Robert, diharuskan melakukan petualangan diluar nalarnya ketika seseorang datang ke kamarnya dan mengatakan dia adalah penduduk Dunia Antarklan yang menjemput Robert untuk kembali ke dunia asli Robert. Misi penjemputan ini bersamaan dengan rencana Si Jubah Hitam, sang penguasa Klan Kegelapan, yang akan mencuri sebuah bongkahan dari Klan Api.
Fallin; At The Same Time
3345      1483     0     
Romance
Diadaptasi dari kisah nyata penulis yang dicampur dengan fantasi romansa yang mendebarkan, kisah cinta tak terduga terjalin antara Gavindra Alexander Maurine dan Valerie Anasthasia Clariene. Gavin adalah sosok lelaki yang populer dan outgoing. Dirinya yang memiliki banyak teman dan hobi menjelah malam, sungguh berbanding terbalik dengan Valerie yang pendiam nan perfeksionis. Perbedaan yang merek...
Orange Haze
536      372     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."