Loading...
Logo TinLit
Read Story - Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Pagelaran wayang purwa belum dimulai saat aku tiba di lokasi. Aku merutuki Pranaja yang terlalu bersemangat dan sempat mendesak Ki Darwanto untuk lekas kemari. Akhirnya kami menunggu lama kehadiran awayang (dalang) di atas panggung. Sementara itu, Ki Darwanto mengolok-olok Pranaja yang kecele, “Itulah akibatnya suka ngeyel sama orang tua.” Dan Dadari melerai dengan menjajakan kami bertiga minuman nira dari manambul (pengusaha makanan dan minuman) yang menggelar dagangannya di sekitar panggung, kemudian kami kembali duduk anteng di depan panggung saat pagelaran dimulai. Aku tak kuatir niraku tumpah karena semua penonton tak banyak tingkah dengan duduk lesehan seperti ini.

“Kira-kira cerita apa yang akan dikisahkan, ya?” Aku mencuri dengar percakapan pria paruh baya yang duduk di sebelahku.

“Kabar yang kudengar, awayang bakal membawakan kisah Wirataparwa.”

“Aku lupa itu tentang apa.”

“Pandawa lima mengabdi di Wirata.”

Matahari mulai menyembunyikan diri, masih menyisakan bias keemasan yang kemudian terpantul dari kulit wayang dan lampu blencong. Saat itu pula pertunjukan berlangsung. Walaupun tidak mengerti alurnya, tetapi aku suka suasana tenang di tengah awayang yang melakukan anatawacana sesuai karakter tokoh yang ditirukan suaranya.

Namun, lututku linu kelamaan bertimpuh. Aku takjub dengan wanita-wanita yang memangku anaknya begitu lamanya dengan posisi itu.

"Itu Ki Suro, kan?" bisik Pranaja.

Aku mengikuti pandangannya yang mengarah pada kandang sapi di sisi timur panggung. Netraku mendapati pria tinggi bercambang putih sedang berdiri memegang tongkat kayunya. Pakaiannya serba hitam dan menatap tajam pertunjukan yang tengah berlangsung—tidak! Sepertinya pria tua itu malah menatapku.

Aku bertanya-tanya akan sosok wanita berbusana layaknya pria seperti Ki Suro. Wanita itu juga menatap tajam diriku dari sisi kiri Ki Suro.

"Kita ke sana." Aku menarik lengan Pranaja untuk bertolak dari kerumunan penonton.

"Waktu mengejar dan kalian malah asyik menonton pertunjukan?" tanya Ki Suro datar.

Aku dan Pranaja mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada sembari membungkuk kemudian Pranaja berkata, "Kami benar-benar tidak tahu jalan pulang."

"He manusia bodoh! Mana bisa kalian tahu jalan pulang bila tidak benar-benar mencarinya?! Kalian hanya terlalu malas berusaha!" ketus si wanita bertusuk konde emas sembari mengentakkan tombak yang digenggamnya.

"Dia pengikutku. Biasa dipanggil Roro Sukmo," kata ki Suro seperti mengetahui tatapan penuh tanyaku.

"Ki Suro, kenapa setiap bertemu kami, Ki selalu menghilang tiba-tiba?" tanyaku.

Ki Suro dan Roro Sukmo bertukar tatap sejenak layaknya sedang telepati, lalu Roro Sukmo menyeletuk, "Jangan bertanya hal yang tak penting, Janda Kembang. Intinya, telusurilah Alas Ngares besok pagi. Jangan lupa membawa bekal karena perjalanan kalian akan panjang. Setibanya di pohon pule besar, letakkanlah ubo rampe dengan pikiran bersih. Kemudian, kalian bermediasi sejenak sampai terdengar suara-suara ganjil. Saat itu juga, bukalah mata kalian dan jangan terkejut bila menemukan jalan yang aneh. Teruslah maju bagaimanapun situasinya."

Aku menatap langit kelam dengan sejuta kartika, meresapi semua penjelasan Roro Sukmo supaya tak melupakan detail secuil pun.

"Ubo rampe itu, isinya apa sa—eh?"

Lagi-lagi Ki Suro dan pengikutnya itu melenyapkan diri.

"Mereka itu manusia atau jin, sih?!" seruku dongkol dengan lenyapnya mereka.

"Kita pulang saja, yuk. Itu Dadari sama Ki Darwanto sudah menunggu," kata Pranaja.

Kami menghampiri Dadari serta bapanya yang menatap kami kebingungan. "Kalian bicara dengan siapa?" tanya Dadari.

Pranaja hendak menjawab, tetapi aku membungkamnya dengan jari telunjuk.

"Ya sudah, mari kita pulang. Sudah hampir pagi," ujar Ki Darwanto.

"Apakah Ki Darwanto tahu apa saja bahan untuk ubo rampe?"

"Yang utama pasti kemenyan dan bunga—bisa mawar, melati, dan kenanga. Menilik saji itu untuk apa, sepertinya mesti ada damar, kayu cendana, dan hantrini."

Kurasa aku bisa mencari bahan-bahan itu sendiri. Kemenyan, damar, dan cendana dijual di pasar. Bunga dan hantrini (telur ayam) cukup mengambil di rumah jika Emak masih mau menerimaku di rumahnya.

"Aku tahu apa yang tengah menimpa kalian. Untuk saji itu, harus mengandung mantra. Nanti akan kusiapkan." Seperti mengetahui kegundahanku, Ki Darwanto menyeletuk ketika kami sampai di halaman rumahnya.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Le Papillon
3156      1237     0     
Romance
Victoria Rawles atau biasa di panggil Tory tidak sabar untuk memulai kehidupan perkuliahannya di Franco University, London. Sejak kecil ia bermimpi untuk bisa belajar seni lukis disana. Menjalani hari-hari di kampus ternyata tidak mudah. Apalagi saat saingan Tory adalah putra-putri dari seorang seniman yang sangat terkenal dan kaya raya. Sampai akhirnya Tory bertemu dengan Juno, senior yang terli...
Aku Menunggu Kamu
166      147     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
I love you & I lost you
6853      2458     4     
Romance
Kehidupan Arina berubah 180 derajat bukan hanya karena bisnis ayahnya yang hancur, keluarganya pun ikut hancur. orang tuanya bercerai dan Arina hanya tinggal bersama adiknya di rumah, ayahnya yang harus dirawat karena mengalami depresi berat. Di tengah hancurnya keluarganya, Arina bertemu kembali dengan teman kecilnya, Arkan. Bertemunya kembali mereka membuka sebuah lembaran asmara, namun apa...
DAMAGE
3640      1273     2     
Fan Fiction
Kisah mereka berawal dari rasa penasaran Selgi akan tatapan sendu Sean. Ketidakpuasan takdir terhadap pertemuan singkat itu membuat keduanya terlibat dalam rangkaian cerita selanjutnya. Segalanya pun berjalan secara natural seiring kedekatan yang kian erat. Sean, sang aktor terkenal berperan sangat baik untuk bisa menunjukkan kehidupannya yang tanpa celah. Namun, siapa sangka, di balik ...
Tulus Paling Serius
9814      1066     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?
Kembali Bersama Rintik
3639      1646     5     
Romance
Mendung tidak selamanya membawa duka, mendung ini tidak hanya membawa rintik hujan yang menyejukkan, namun juga kebahagiaan dan kisah yang mengejutkan. Seperti yang terjadi pada Yara Alenka, gadis SMA biasa dengan segala kekurangan dalam dirinya yang telah dipertemukan dengan seseorang yang akan mengisi hari-harinya. Al, pemuda misterius yang berhati dingin dengan segala kesempurnaan yang ada, ya...
Rembulan
1202      671     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
The Alpha
2084      931     0     
Romance
Winda hanya anak baru kelas dua belas biasa yang tidak menarik perhatian. Satu-satunya alasan mengapa semua orang bisa mengenalinya karena Reza--teman masa kecil dan juga tetangganya yang ternyata jadi cowok populer di sekolah. Meski begitu, Winda tidak pernah ambil pusing dengan status Reza di sekolah. Tapi pada akhirnya masalah demi masalah menghampiri Winda. Ia tidak menyangka harus terjebak d...
Asoy Geboy
6035      1660     2     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
My World
757      513     1     
Fantasy
Yang Luna ketahui adalah dirinya merupakan manusia biasa, tidak memiliki keistimewaan yang sangat woah. Hidup normal menyelimutinya hingga dirinya berusia 20 tahun. Sepucuk surat tergeletak di meja belajarnya, ia menemukannya setelah menyadari bahwa langit menampilkan matahari dan bulan berdiri berdampingan, pula langit yang setengah siang dan setengah malam. Tentu saja hal ini aneh baginya. I...