Read More >>"> Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO) (31. Ki Suro) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Debaran di dalam dadaku tak bisa terkontrol ketika Pranaja mengucapkan nama asliku. Untuk pertama kalinya ada yang menganggapku sebagai Renjana. Aku merasa seolah-olah dianggap keberadaannya, kemudian kunaiki undakan panggung untuk menyapa insan yang mengerti siapa diriku. Selama ini, orang-orang mengenalku sebagai orang lain yang kudiami jasmaninya. Bahkan suamiku sendiri tak pernah memanggilku sebagai Renjana padahal ia sudah mengetahui identitasku. Ia mencintaiku sebagai Nayaviva yang jelita, bukan sebagai Renjana yang pemarah.

Netraku dan Pranaja beradu, kudapati manik gelap nan sipitnya berkaca-kaca entah mengapa. Tahu-tahu lengan kurusnya merengkuhku dan tanpa sadar aku pun membalas.

Bruk! Hantaman pada pintu yang terbuka membuatku terperanjat serta jantungku kian bertalu-talu seperti ingin melepaskan diri. Tanpa memberi kesempatan untuk jantungku lebih tenang, si penghantam bertelanjang dada itu menarik kasar lenganku hingga tulang bahuku berderak dan ngilu.

"Agaknya kau belum kapok, Viva! Masih saja bermain dengan bocah itu!" Arya menekan kalimatnya, membuat rahang yang tegas itu semakin keras.

"Jangan gertak Renjana!" Pranaja mendorong Arya yang bergeming tak mendapat pengaruh dari tubuh kecil lawannya. Aku menggeleng kepada Pranaja, mengingatkan bahwa Arya tak sepadan dengan dirinya.

Pria dengan destar merah serta rambut digelung itu melepas cengkeramannya,  kemudian memberi bogeman pada muka Pranaja hingga hidungnya berdarah. Aku melaung seraya mendekap Arya dari belakang sementara Pranaja bangkit hendak membalas pukulan yang menurunkan harga dirinya.

Arya melepas tanganku dari tubuhnya kemudian meladeni Pranaja yang tak sadar dengan kemampuan bela dirinya yang tampak konyol. Aku amat yakin, segala jurus yang Pranaja keluarkan tak cukup menghindarkannya dari babak belur mendapat kepiawaian Arya yang ilmunya tak perlu diragukan sampai memiliki macan putih.

Aku meringkuk, tak sanggup melihat banyaknya darah yang menetes dari Pranaja. Lelaki keras kepala itu terus melawan walau tak membuahkan goresan sekecil pun pada tubuh Arya.

"Pranaja, mengalahlah! Kau bisa terluka parah!" seruku kemudian memekik tatkala Arya memukul tengkuk Pranaja hingga tak sadarkan diri.

"Arya! Dasar biadab. Tak cukupkah kau melukaiku selama ini?!" Aku menyeru sembari melangkah lemas menuju Pranaja yang terkapar.

"Biadab?! Kau yang membuatku seperti ini, Viva!" balas Arya sambil menunjukku dengan hina. Harga diriku tergores. Ke mana Arya yang suka menggodaku?

"Aku bukan Viva. Aku Renjana! Tak ingatkah kau dengan diriku yang sebetulnya?!" ucapku, berdiri dengan dada kembang-kempis.

"Baguslah kalau begitu. Jadi aku tidak mengenalmu dan kau bukan siapa-siapaku. Jangan kembali ke rumahku!" balas Arya penuh penekanan. Ia menyodorkan sebuah lukisan yang membuat hatiku tercebur dalam kepiluan tiada tara. “Itu adalah bukti cintaku padamu, Viva. Namun kau tak menghargainya dengan berlari ke pelukan lelaki asing yang tak jelas asal-usulnya itu.”

"Arya ... Kau berubah," lirihku dengan pandangan mengabur oleh air mata. Lukisan di tanganku yang gemetar tak lagi jelas terlihat. Aku berkedip, menitiklah air bening nan asin di atas lukisan sosok Nayaviva yang tengah memegang sekeranjang kecil buah. Bunga sepatu dan kemboja bertengger di atas gerai rambut. Wajahnya tak tampak karena waktu itu aku melengos malu.

Tanpa banyak cakap lagi, Arya bertolak diri melewati ambang pintu dengan langkah mantap dan bahu tegak. Aku paham, ia sosok lelaki tegar yang takkan sepenuhnya jadi budak cinta. Ia masih punya perempuan di rumahnya yang tak menye-menye macam diriku. Maka, tak mungkin ia sudi berbalik padaku. Tak dapat dipungkiri hatiku ketaton membayangkan hidup tanpa seseorang yang selalu membayangi masa-masa manis di tengah sawah.

Kami sudah berakhir.

Aku memandang sendu Pranaja yang terkapar dengan banyak darah di wajahnya. Kuletakkan lukisan di amben, kemudian mengecup pipi Pranaja sebelum berlalu ke hutan mencari herbal untuk membuat ramuan. Aku tak tahu alasan melakukan itu, padahal aku baru saja dicampakkan lelaki yang kucintai.

Tak mau memikirkannya terlalu dalam, aku terbengong mendapati diriku tak mahir membuat ramuan. Namun aku harus membuat Pranaja cepat pulih. Bagaimanapun ia telah berpihak padaku sampai babak belur begini.

Aku memetik beberapa jenis daun yang bisa menjadi obat; daun jintan, daun kemangi, dan daun binahong sembari memutar otak bagaimana meracik tanaman itu hingga menjadi obat manjur.

"Permisi, Nyisanak. Sedang mencari apa?" Suara pria tua membuatku terperanjat.

"Ini, Kisanak. Saya mencari bahan untuk membuat ramuan," sahutku. Timbul perasaan bersalah setelah sadar kemungkinan pria itu pemilik tumbuhan yang tengah kujumput.

"Maaf bila tumbuhan yang saya petik ini milik Kisanak. Saya akan membayarnya," kataku seolah-olah aku punya banyak keping gobong. 

"Ah tidak perlu, dan panggil saya Ki Suro. Omong-omong, untuk siapakah ramuannya?"

"Teman saya, Ki. Sejujurnya saya tidak pandai membuat ramuan," kataku lalu ki Suro menawarkan untuk membantu.

Aku pun lega mendapati seseorang yang dengan senang hati mengulurkan tangan di saat-saat seperti ini. Ki Suro membantuku mengangkat Pranaja ke amben, kemudian membuatkan ramuan untuknya yang kesadarannya mulai pulih.

"Terima kasih banyak, Ki. Saya tidak tahu apa yang terjadi bila tidak ada Ki Suro." Pria tua dengan pakaian serba hitam dan rambut putih uban itu mengangguk sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang tinggal beberapa.

Ki Suro mengucapkan sesuatu, seperti mantra ke air putih yang kemudian dicipratkan ke wajah Pranaja. Ia juga memberi mantra pada ramuan hijau pekat sebelum diminum oleh empu keras kepala yang sok menandingi pawang harimau.

Setelah menelan habis ramuan, Pranaja mengeluarkan isi perutnya dengan bonus gumpalan darah.

"Tenang, itu pertanda baik. Tak lama lagi dia pasti sembuh," ucap ki Suro menenangkanku yang resah dan mulai menangis. Rupanya dicampakkan amat berpengaruh terhadap psikisku hingga cengeng seperti ini.

Ki Suro menyuruh Pranaja istirahat. Ia berkata, "Aku tabib di desa ini. Kalau kau butuh bantuan, bisa bertandang ke rumahku di dekat persimpangan Alas Ringin."

Aku mengiakan dengan senang hati. Kami duduk di dekat kaki Pranaja sementara Ki Suro menanyakan sebab pemuda ini terluka.

"Aku dan suamiku terlibat pertengkaran dan Pranaja membelaku. Mereka beradu, tentu saja Pranaja kalah dari suamiku yang punya ilmu kanuragan sekaligus aji-ajian tinggi."

"Mungkin suamimu tidak menyukai kedekatanmu dengan pemuda itu."

"Memang. Dan bukan hanya itu, ia mulai membenciku karena aku tak kunjung memberikan keturunan. Sedangkan istri barunya sudah mau mitoni*," jelasku.

"Sabar. Pasrahkan semua pada Sang Hyang Taya."

Aku mengangguk sadrah. Memangnya apa lagi yang bisa kuperbuat selain sabar?

Aku bertolak menuju dapur untuk mengambil minuman buat Ki Suro. Pranaja sepertinya tidak pernah membubuk teh atau kopi karena di dapur hanya ada kendi berisi air putih rebusan. Setelah keluar dari dapur, Ki Suro sudah menghilang dari pandangan. Aku mencari di setiap sudut ruangan, tetap juga tak menemukannya.

Mungkin di pelataran.

"Eh?!" seruku makin tercengang. Di pelataran yang memaparkan langsung aliran sungai, tak kutemukan kehadiran tabib sepuh yang membuatku amat terbantu. Lalu ke mana perginya Ki Suro? Secepat itukah ia pulang?
 _______

*Mitoni atau Tingkeban adalah salah satu tradisi selamatan kehamilan anak pertama yang menginjak usia kandungan tujuh bulan. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan mendoakan bayi yang dikandung agar terlahir dengan normal, lancar, dan dijauhkan dari berbagai kekurangan dan berbagai bahaya. (Wikipedia)

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Memories About Him
2705      1403     0     
Romance
"Dia sudah tidak bersamaku, tapi kenangannya masih tersimpan di dalam memoriku" -Nasyila Azzahra --- "Dia adalah wanita terfavoritku yang pernah singgah di dalam hatiku" -Aldy Rifaldan --- -Hubungannya sudah kandas, tapi kenangannya masih berbekas- --- Nasyila Azzahra atau sebut saja Syila, Wanita cantik pindahan dari Bandung yang memikat banyak hati lelaki yang melihatnya. Salah satunya ad...
A.P.I (A Perfect Imaginer)
89      77     1     
Fantasy
Seorang pelajar biasa dan pemalas, Robert, diharuskan melakukan petualangan diluar nalarnya ketika seseorang datang ke kamarnya dan mengatakan dia adalah penduduk Dunia Antarklan yang menjemput Robert untuk kembali ke dunia asli Robert. Misi penjemputan ini bersamaan dengan rencana Si Jubah Hitam, sang penguasa Klan Kegelapan, yang akan mencuri sebuah bongkahan dari Klan Api.
Jelek? Siapa takut!
2282      1085     0     
Fantasy
"Gue sumpahin lo jatuh cinta sama cewek jelek, buruk rupa, sekaligus bodoh!" Sok polos, tukang bully, dan naif. Kalau ditanya emang ada cewek kayak gitu? Jawabannya ada! Aine namanya. Di anugerahi wajah yang terpahat hampir sempurna membuat tingkat kepercayaan diri gadis itu melampaui batas kesombongannya. Walau dikenal jomblo abadi di dunia nyata, tapi diam-diam Aine mempunyai seorang pac...
The Black Heart
853      450     0     
Action
Cinta? Omong kosong! Rosita. Hatinya telah menghitam karena tragedi di masa kecil. Rasa empati menguap lalu lenyap ditelan kegelapan. Hobinya menulis. Tapi bukan sekadar menulis. Dia terobsesi dengan true story. Menciptakan karakter dan alur cerita di kehidupan nyata.
Edelweiss: The One That Stays
1242      533     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
Daybreak
2697      1378     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox
Fallin; At The Same Time
1913      1046     0     
Romance
Diadaptasi dari kisah nyata penulis yang dicampur dengan fantasi romansa yang mendebarkan, kisah cinta tak terduga terjalin antara Gavindra Alexander Maurine dan Valerie Anasthasia Clariene. Gavin adalah sosok lelaki yang populer dan outgoing. Dirinya yang memiliki banyak teman dan hobi menjelah malam, sungguh berbanding terbalik dengan Valerie yang pendiam nan perfeksionis. Perbedaan yang merek...
Mendung (Eccedentesiast)
4822      1586     0     
Romance
Kecewa, terluka adalah hal yang tidak bisa terhindarkan dari kehidupan manusia. Jatuh, terpuruk sampai rasanya tak sanggup lagi untuk bangkit. Perihal kehilangan, kita telah belajar banyak hal. Tentang duka dan tentang takdir yang kuasa. Seiring berjalannya waktu, kita berjalan maju mengikuti arah sang waktu, belajar mencari celah kebahagiaan yang fana. Namun semesta tak pernah memihak k...
EPHEMERAL
93      85     2     
Romance
EPHEMERAL berarti tidak ada yang kekal, walaupun begitu akan tetap kubuktikan bahwa janji kita dan cinta kita akan kekal selamanya walaupun nanti kita dipisahkan oleh takdir. Aku paling benci perpisahan tetapi tanpa perpisahan tidak akan pernah adanya pertemuan. Aku dan kamu selamanya.
Premium
Di Bawah Langit yang Sama dengan Jalan yang Berbeda
4081      1329     10     
Romance
Jika Kinara bisa memilih dia tidak ingin memberikan cinta pertamanya pada Bian Jika Bian bisa menghindar dia tidak ingin berpapasan dengan Kinara Jika yang hanya menjadi jika karena semuanya sudah terlambat bagi keduanya Benang merah yang semula tipis kini semakin terlihat nyata Keduanya tidak bisa abai walau tahu ujung dari segalanya adalah fana Perjalanan keduanya untuk menjadi dewasa ti...