Loading...
Logo TinLit
Read Story - Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

"Viva! Jangan berbaring seperti itu!" Sekonyong-konyong Emak berkacak pinggang di ambang pintu sembari memelototiku. Aku mengernyit dan tersadar bahwa aku berbaring dengan kaki ditekuk dan sedikit mengangkang, kebiasaan yang dibawa dari masa depan tiap kali gabut.

"Maaf, Mak." Aku segera beranjak duduk dan memakai kembali cincin Surya Majapahit yang sedari tadi kuamati seraya mengenang kebersamaan yang kuukir bersama lelaki yang dengan kurang ajarnya mendobrak pintu hatiku.

"Kau membeli itu dengan uang siapa?" selidik Emak, memandangi cincin yang melekat di jari manisku.

"Dibelikan Arya." Aku menggaruk kepala, mencoba meredakan bibir yang bergetar. Emak yang mendengar jawaban itu tersenyum mengejek.

"Hati-hati kalau berduaan dengan Arya, dia pria normal yang bisa nafsu denganmu. Lebih baik kalian jangan pergi berdua terlalu lama," tuturnya, membuat pikiranku berkelana liar.

"Aku bisa menjaga diri kok," sahutku. Lagi pula kurasa Arya tidak mungkin punya nafsu dengan tubuh yang jauh dari kemolekan ini.

Emak masih menampakkan senyum ejekan, tatapannya tajam seolah tidak menerima bantahan. Lama-lama aku tak berani menatap mata yang tampak semakin dalam itu dan tertunduk.

"Oh ya, Mak. Aku tidak tahu nama desa ini." Aku mencoba menutupi rasa gelisahku.

"Wanua* Kapundungan. Apakah ingatanmu belum pulih?" Aku menggeleng, melanjutkan dusta yang klise. Padahal jika dipikir, tempurung kepalaku tak mungkin selembek itu sehingga kena amnesia hanya kena batu.

Obrolan kami berhenti ketika mendengar suara ketukan pintu. Aku segera beranjak mendahului Emak membuka pintu.

"Maaf, Kisanak siapa?"

"Ndherek langkung, saya Ki Darwanto, datang untuk menemui tetangga baru," ucap pria paruh baya seraya mengulurkan tangan.

Aku menyambut uluran tangannya dan menyilakan pria bercambang itu masuk ke rumah. Emak pergi ke ruang tamu dengan membawa campuran pinang, daun sirih, dan jeruk nipis* untuk mereka kunyah, kemudian berbasa-basi dengan Ki Darwanto.

"Saya berasal dari Daha. Saya dengar persawahan di sini sangat subur, jadi saya berniat menjadi petani di daerah ini," tutur Ki Darwanto.

"Memang, hampir semua padi di sawah tidak pernah terserang hama," sahut Emak.

Aku hanya diam membisu karena tidak tahu harus menimpali bagaimana sampai pria bersetelan hitam itu menceletuk, "Putri saya sepertinya seumur dengan Viva."

Dengan mata berbinar, aku menyahut. "Wah, bolehkah saya kapan-kapan bertemu dengannya?"

Ki Darwanto mengangguk sembari tersenyum ramah. Semoga putrinya tak kalah ramah dan mau berkawan denganku. Wanita lain yang sebaya denganku sering jutek kalau diajak berbicara, serta mereka disibukkan kegiatan rumah hingga tak ada waktu untuk bergaul lebih lama denganku.

🌼

"Tadi ada tetangga baru, namanya Ki Darwanto. Katanya punya putri yang sebaya denganku. Semoga saja kami bisa berteman," ucapku pada Arya. Saat ini kami sedang berada di pinggir sawah seperti biasa.

"Kalau kamu punya teman lain, kita tak bisa berdua sepenuhnya lagi.” Ia merajuk, membuatku terkikik alih-alih mencibir sikap kekanakan itu.

Aku menggeleng seraya tersenyum simpul.  "Kau bisa memanjat pohon kelapa?"

"Kau tak bisa meremehkan seorang Buntara."

"Kalau begitu, tolong petikkan aku kelapa muda," pintaku.

"Aku bukan budak." Namun ia pergi juga ke pohon kelapa yang sedang gencar memamerkan buahnya. Setelah memetik dua buah, ia kembali ke tempatku duduk anteng sembari tersenyum bangga.

"Bagaimana membelahnya?"

"Kau ambil bambu itu saja!" Suruhnya, menunjuk potongan bambu hijau, mungkin akan dijadikan sebagai gelas.

Aku melongo mendapati gigi Arya mengoyak kulit kelapa yang tebal itu dengan mudah. Ia mirip pemain kuda lumping yang tengah kerasukan. Gigiku sendiri ngilu melihat pemandangan itu. Kemudian ia memukulkan batok kelapa yang telah bersih dari serabutnya pada batu. Setelah retak, ia belah kemudian mengalirkan airnya ke dalam bilah bambu yang sudah kubersihkan, sisanya dia minum langsung.

"Kudengar hari ini Prabu Rajasanagara membagikan dhana paribhoga bhojana kepada rakyat melarat di desa ini," ujarnya.

Kurasa aku mengerti ungkapan itu. Harta kekayaan, makanan, dan uang. "Wah pantas saja Majapahit senantiasa makmur, Rajanya saja adil dan tidak pernah pelit," sahutku.

Aku menengadah memandang tawang yang selalu cerah tiap pagi, tapi tubuhku menegang ketika mendapati ular berwarna hijau bergelantung tepat di atasku.

Aku membelalak sambil menoleh ke arah Arya, mengkodenya supaya cepat menolongku bagaimanapun itu caranya. Belum sukses membuat lelaki itu peka, ular itu jatuh di atas kepalaku.

Aku menjerit sejadi-jadinya sementara sekujur tubuh terasa berat untuk digerakkan. Ia dengan cekatan menepiskan ular itu dari rambutku yang tergerai.

"Tenanglah, ularnya sudah kubuang. Lain kali ikat saja rambutmu. Menurut mitos yang berkembang, ular suka hinggap di rambut yang tergerai."

“Jangan asal menggurui!” Aku keburu keki mendapat nasihat itu sedangkan jiwaku masih ingin melayang gara-gara terkejut dijatuhi ular.

“Penakut.”

Aku tidak meladeni ejekannya, terlampau dongkol. Sudahlah pikir nanti-nanti soal balas dendam. Sekarang aku ingin pulang. Aku tak mau bertemu dengan ular lagi.

Arya tergelak, berjongkok di depanku. "Naik ke punggungku!"

"Tidak mau! Aku bisa jalan sendiri," balasku.

"Tengah hari seperti ini banyak ular yang melintas dan tak jarang menggigit kaki manusia," lanjutnya menakut-nakutiku. Mau tak mau aku naik ke punggungnya daripada kakiku menginjak ular kemudian digigit. Aku jadi teringat petuah Emak perihal aku mesti waspada kalau berduaan dengan Arya. Bukannya lelaki itu yang nafsu padaku, malah seekor ular yang kurang ajar bernafsu untuk jatuh di kepalaku.
_______

*Wanua : sebutan untuk wilayah setingkat desa yang dipimpin oleh Rama.
*Menurut catatan Ma Huan, setiap tamu akan disuguhi campuran tersebut untuk dikunyah. Apabila hendak makan, mereka akan berkumur dan membersihkan mulut dari sisa campuran ini.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Cinta dalam Impian
137      109     1     
Romance
Setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya, seorang gadis dan abangnya merantau untuk menjauh dari memori masa lalu. Sang gadis yang mempunyai keinginan kuat untuk meraih impian. Voska belajar dengan rajin, tetapi dengan berjalannya waktu, gadis itu berpisah dengan san abang. Apa yag terjadi dengan mereka? Mampukah mereka menyelesaikan masalahnya atau berakhir menjauh?
Premium
SHADOW
6177      1839     0     
Fantasy
Setelah ditinggalkan kekasihnya, Rena sempat mencoba bunuh diri, tapi aksinya tersebut langsung digagalkan oleh Stevan. Seorang bayangan yang merupakan makhluk misterius. Ia punya misi penting untuk membahagiakan Rena. Satu-satunya misi supaya ia tidak ikut lenyap menjadi debu.
Aku Menunggu Kamu
166      147     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
Kanvas Putih
156      136     0     
Humor
Namaku adalah Hasywa Engkak, yang berarti pengisi kehampaan dan burung hitam kecil. Nama yang memang sangat cocok untuk kehidupanku, hampa dan kecil. Kehidupanku sangat hampa, kosong seperti tidak ada isinya. Meskipun masa depanku terlihat sangat tertata, aku tidak merasakannya. Aku tidak bahagia. Wajahku tersenyum, tetapi hatiku tidak. Aku hidup dalam kebohongan. Berbohong untuk bertahan...
ALMOND
1086      623     1     
Fan Fiction
"Kamu tahu kenapa aku suka almond?" Anara Azalea menikmati potongan kacang almond ditangannya. "Almond itu bagian penting dalam tubuh kita. Bukan kacang almondnya, tapi bagian di otak kita yang berbentuk mirip almond." lanjut Nara. "itu amygdala, Ra." Ucap Cio. "Aku lebih suka panggilnya Almond." Nara tersenyum. "Biar aku bisa inget kalau Almond adalah rasa yang paling aku suka di dunia." Nara ...
Ludere Pluvia
1230      684     0     
Romance
Salwa Nabila, seorang gadis muslim yang selalu berdoa untuk tidak berjodoh dengan seseorang yang paham agama. Ketakutannya akan dipoligami adalah penyebabnya. Apakah doanya mampu menghancurkan takdir yang sudah lama tertulis di lauhul mahfudz? Apakah Jayden Estu Alexius, seorang pria yang tak mengenal apapun mengenai agamanya adalah jawaban dari doa-doanya? Bagaimanakah perjalanan kisah ...
Dandelion
6790      1820     0     
Romance
Kuat, Cantik dan Penuh Makna. Tumbuh liar dan bebas. Meskipun sederhana, ia selalu setia di antara ilalang. Seorang pemuda yang kabur dari rumah dan memilih untuk belajar hidup mandiri. Taehyung bertemu dengan Haewon, seorang gadis galak yang menyimpan banyak masalah hidup.
To the Bone
204      186     1     
Romance
Di tepi pantai resort Jawel palace Christian mengenakan kemeja putih yang tak di kancing dan celana pendek seperti yang iya kenakan setiap harinya “Aku minta maaf tak dapat lagi membawa mu ke tempat- tempat indah yang ka sukai Sekarang kamu kesepian, dan aku benci itu Sekarang kamu bisa berlari menuju tempat indah itu tanpa aku Atau kamu bisa mencari seseorang pengganti ku. Walaupun tida...
Archery Lovers
4784      2019     0     
Romance
zahra Nur ramadhanwati, siswa baru yang tidak punya niat untuk ikut ekstrakulikuler apapun karena memiliki sisi trauma saat ia masih di SMP. Akan tetapi rasa trauma itu perlahan hilang ketika berkenalan dengan Mas Darna dan panahan. "Apakah kau bisa mendengarnya mereka" "Suara?" apakah Zahra dapat melewati traumanya dan menemukan tempat yang baik baginya?
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
5368      1876     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...