Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta Wanita S2
MENU
About Us  

Dia biasa saja!

Laki-laki itu sungguh biasa saja di mataku. Dibandingkan dengan laki-laki yang pernah kukenal, dia tidak bisa kusejajarkan dalam kategori calon pendamping pada pandangan pertama. Rata-rata orang akan melihat bentuk fisik sebagai takaran enak dilihat walaupun tidak menjamin keabsahan pola pikir demikian.

Laki-laki itu, yang akan dikenalkan Bang Mul padaku sangat jarak dari jangkauan menawan. Dia berparas rata-rata keturunan kami, kulit sawo matang, bermata sedikit cipit, berkacamata, tubuhnya tidak kekar juga tidak kurus, tingginya tidak jauh beda dengan Bang Mul. Seperti laki-laki dewasa pada umurnya, dia menempatkan dirinya sebagai orang yang tidak macam-macam. Sifatnya belum kuselami lebih jauh tetapi dari tata bahasa maupun cara menanggapi pembicaraan, tampak sekali dia menghargai lawan bicaranya. Setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti sudah dipikirkan matang-matang, sehingga tanpa cela dan tiada menyinggung perasaan sampai terluka. Bahasa tubuhnya telah menghipnotisku untuk mengenal lebih jauh kepribadiannya. Dalam dialog ringan bersama Bang Mul, dia membuatku paham pemikirannya bisa diterima akal sehat.

Dia mungkin memang laki-laki biasa saja. Karena biasa itu pula Bang Mul berani mengajukannya untuk calon pendamping hidupku. Bang Mul tentu tidak salah menilai akan hal-hal kecil dari dirinya, Bang Mul pasti sudah punya penerawangan tersendiri akan kepribadiannya.

“Dia tidak sebaya abang, bukan?” tanyaku dalam perjalanan sebelum duduk dalam diskusi ringan kami bertiga di salah satu warung kopi Kota Pesisir Barat. Aku patut mempertimbangkan usia sebelum sadar dia jadi milikku. Usia yang terlalu tua akan membuatku tidak mudah beradaptasi dan memahami keinginan laki-laki yang akan sekamar denganku. Terlalu muda pun tidak masuk dalam kategori, bagiku, muda masih butuh pendewasaan, muda masih bergairah meluapkan emosi dalam berbagai hal, barangkali aku tidak akan sanggup meredamnya.

“Teman abang banyak, tidak hanya yang sesusia saja. Dia jauh lebih muda dari abang dan Muis maupun Mus,” jawab Bang Mul.

Aku menghela nafas lega dalam-dalam. Cari nada bicaranya, mereka berdua sudah sangat akrab satu sama lain. Bang Mul lebih banyak mengeluarkan pendapat permainan bola semalam di salah satu channel televisi swasta. Laki-laki itu sesekali menimpali dan membenarkan perkataan Bang Mul, walau sesekali tidak setuju dengan pendapat Bang Mul, laki-laki itu tetap dengan santun membantahnya. Setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti sudah diatur dengan rapi sehingga benar-benar pas pada takaran sesuai kemauan lawan bicara.

Dia, Jamaruddin, dari namanya saja barangkali sudah sangat kampungan sekali untuk kategori mantan penduduk kota besar sepertiku. Seperti yang sudah kukatakan, fisiknya tidak seberapa dibandingkan dengan laki-laki ganteng yang pernah mengajakku diskusi tentang sebuah persoalan selama ini. Walau tidak juga termasuk dalam kategori tidak rupawan, Jamaruddin masih bisa masuk ke dalam kategori enak dibawa ke mana-mana.

Semakin lama Bang Mul mengajak Rudi bicara, semakin kelihatan aura bintang dalam diri laki-laki itu. Tutur bahasa yang lembut tetapi tidak dilembut-lembutkan, tatapan matanya teduh tanpa dicipitkan, gerak tubuhnya hanya akan menoleh seperlunya saja, menjadikan nilai tambah bagi Rudi. Dalam hati, aku malah bertanya-tanya alasan Rudi belum menemukan pendamping diusianya yang hampir kepala tiga. Pertanyaan ini tentu saja tidak akan pernah terjawab sebelum aku mengenal Rudi lebih lama dan menyelami karakter laki-laki tersebut lebih bijaksana.

Sesekali Rudi menoleh ke arahku, barangkali ingin mengajakku terlibat dalam topik pembicaraan mereka. Aku malah jadi kikuk, dengan terburu aku keluarkan smartphone dari dalam saku lantas pura-pura sedang membaca pesan masuk. Padahal aku sedang salah tingkah diperlakukan demikian, tepatnya, malu ketahuan memperhatikan Rudi. Rudi tidak menegur bahkan bertanya apapun, laki-laki itu hanya melihat sekilas gerak-gerikku kemudian kembali menyahut pembicaraan sakral khas laki-laki tersebut.

Pertemuan ini – mungkin – hanya untuk mempertemukan fisik kami saja!

Waktu berlalu dengan cepat sekali, tidak terasa sudah hampir satu jam kami duduk di warung kopi menghadap ke laut tersebut. Warung kopi di pinggir pantai ini menghadap ke Pelabuhan Barang, di mana terlihat satu kapal besar sedang menurunkan barang berat dan barang lainnya untuk kebutuhan Kota Pesisir Barat. Berlari kecil saja kami akan sampai ke pelabuhan tersebut dalam waktu tak lebih sepuluh menit saja. Dan bila senja tiba, pelabuhan ini akan dikerumuni muda-mudi, bahkan orang tua dengan anak mereka, menikmati jagung bakar sambil menunggu saat-saat matahari tenggelam.

Warung kopi ini namanya Waroeng Kenangan, bentuknya sangat minimalis dan cocok untuk keluarga maupun anak muda. Kudengar, jika malam minggu warung kopi ini biasanya menghadirkan penyanyi-penyanyi berkelas di Kota Pesisir Barat untuk menghibur pengunjung. Tata letak warung ini sebagian menggunakan meja dan kursi, sebagian lagi lesehan dalam bentuk bilik-bilik kecil yang bisa menampung maksimal lima pengunjung. Sebenarnya, Waroeng Kenangan bisa dikatakan sebagai café saja, namun masyarakat di sini mengenalnya sebagai warung kopi. Warung kopi ini pun dikunjungi oleh pengunjung saban waktu, minum kopi atau makanan ringan sambil online dengan internet gratis. Rata-rata warung kopi di Kota Pesisir Barat sudah berfasilitas internet gratis, jika tidak akan sepi pengunjung yang rata-rata anak muda atau mahasiswa.

Angin pantai akan menyimak sejuk sampai ke pori-pori. Ternyata, masyarakat Kota Pesisir Barat sudah lupa akan musibah besar tersebut. Waroeng Kenangan penuh muda-mudi yang sedang bercengkrama dengan sesama mereka bahkan sendirian saja dengan laptop. Di antara mereka, ada yang terlihat malu-malu melihatku di sini. Warung kopi memang alternatif lain untuk menghilangkan penat setelah seharian di kampus. Beberapa mahasiswa yang lewat di depanku menunduk hormat dan tersenyum sambil berlalu cepat. Aku maklumi kegiatan mereka, dan tidak bisa kupungkiri di antara mereka terdapat mahasiswa yang berbakat di kampus. Begitulah, semua orang punya keahlian masing-masing bukan. Dan di warung kopi begini, mereka bisa berekspresi dalam hal positif dan negatif. Bermodal satu gelas kopi atau teh lebih kurang lima ribu saja mereka bisa duduk berjam-jam lamanya, tidak tertutup kemungkinan ide-ide brilian untuk kegiatan kemahasiswaan lahir dari warung kopi begini.

Bang Mul memberi isyarat kami harus pulang.

“Kami pulang dulu, lain kali kita ketemu lagi. Sudah lama kita tidak bertemu semakin cakap saja kamu, Rudi. Terima kasih waktunya ya, si Inong mau belanja keperluan bulanan katanya,” Bang Mul berdalih aku yang buru-buru.

Kami meninggalkan Waroeng Kenangan setelah membayar minuman ringan di kasir, Bang Mul dan Rudi minum kopi dan aku hanya meneguk teh hangat saja.

Bang Mul membiarkanku mencerna maksud dan tujuannya mengajak Rudi bertemu. Aku bisa memahami arah tujuan Bang Mul. Mungkin saja setelah ini Bang Mul dan Rudi akan terlibat pembicaraan sengit mengenaiku dan masa depan kami. Perkenalanku dengan Rudi semacam pertemuan fisik semata, seperti yang sudah kuduga sebelumnya. Rudi melihat wajahku dari dekat dan aku melihat wajahnya.

Perjalanan pulang lebih banyak kami isi dalam diam saja, tidak seperti saat Bang Mul mengajakku pagi tadi. Aku begitu menggebu-gebu ingin mengetahui laki-laki yang sudah dipertemukan denganku beberapa menit lalu. Setelah bertemu, aku sama sekali tidak menemukan apa yang belum kuketahui soal rasa. Pikiranku biasa-biasa saja. Kami hanya bertemu. Bertemu saja sesuai keinginan Bang Mul dan keluargaku.

Ternyata, begitukah wujud calon suamiku?

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Salju yang Memeluk Awan [PUBLISHING IN PROCESS]
13630      2383     4     
Romance
Cinta pertamaku bertepuk sebelah tangan. Di saat aku hampir menyerah, laki-laki itu datang ke dalam kehidupanku. Laki-laki itu memberikan warna di hari-hariku yang monokromatik. Warna merah, kuning, hijau, dan bahkan hitam. Ya, hitam. Karena ternyata laki-laki itu menyimpan rahasia yang kelam. Sebegitu kelamnya hingga merubah nasib banyak orang.
Surat untuk Tahun 2001
4263      1938     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
MAHAR UNTUK FATIMAH
546      404     2     
Short Story
Cerita tentang perjuangan cinta seorang pria dengan menciptakan sebuah buku khusus untuk wanita tersebut demi membuktikan bahwa dia sangat mencintainya.
WulanaVSurya
440      306     1     
Romance
Terimakasih, kamu hadir kembali dalam diri manusia lain. Kamu, wanita satu-satunya yang berhasil meruntuhkan kokohnya benteng hatiku. Aku berjanji, tidak akan menyia-nyiakan waktu agar aku tidak kecewa seperti sedia kala, disaat aku selalu melewatkanmu.
Let Me Go
2501      1040     3     
Romance
Bagi Brian, Soraya hanyalah sebuah ilusi yang menyiksa pikirannya tiap detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun. Soraya hanyalah seseorang yang dapat membuat Brian rela menjadi budak rasa takutnya. Soraya hanyalah bagian dari lembar masa lalunya yang tidak ingin dia kenang. Dua tahun Brian hidup tenang tanpa Soraya menginvasi pikirannya. Sampai hari itu akhirnya tiba, Soraya kem...
Kisah Kita
1967      692     0     
Romance
Kisah antara tiga sahabat yang berbagi kenangan, baik saat suka maupun duka. Dan kisah romantis sepasang kekasih satu SMA bahkan satu kelas.
STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN
13985      2842     34     
Romance
Kehidupan Perkasa Bagus Hartawan, atau biasa disapa Bagus, kadang tidak sesuai dengan namanya. Cintanya dikhianati oleh gadis yang dikejar sampai ke Osaka, Jepang. Belum lagi, dia punya orang tua yang super konyol. Papinya. Dia adalah manusia paling happy sedunia, sekaligus paling tidak masuk akal. Bagus adalah anak pertama, tentu saja dia menjadi panutan bagi kedua adiknya- Anggun dan Faiz. Pan...
THE DARK EYES
702      391     9     
Short Story
Mata gelapnya mampu melihat mereka yang tak kasat mata. sampai suatu hari berkat kemampuan mata gelap itu sosok hantu mendatanginya membawa misteri kematian yang menimpa sosok tersebut.
Train to Heaven
454      346     2     
Fantasy
Bagaimana jika kereta yang kamu naiki mengalami kecelakaan dan kamu terlempar di kereta misterius yang berbeda dari sebelumnya? Kasih pulang ke daerah asalnya setelah lulus menjadi Sarjana di Bandung. Di perjalanan, ternyata kereta yang dia naiki mengalami kecelakaan dan dia di gerbong 1 mengalami dampak yang parah. Saat bangun, ia mendapati dirinya berpindah tempat di kereta yang tidak ia ken...
The War Galaxy
12378      2523     4     
Fan Fiction
Kisah sebuah Planet yang dikuasai oleh kerajaan Mozarky dengan penguasa yang bernama Czar Hedeon Karoleky. Penguasa kerajaan ini sungguh kejam, bahkan ia akan merencanakan untuk menguasai seluruh Galaxy tak terkecuali Bumi. Hanya para keturunan raja Lev dan klan Ksatrialah yang mampu menghentikannya, dari 12 Ksatria 3 diantaranya berkhianat dan 9 Ksatria telah mati bersama raja Lev. Siapakah y...