Loading...
Logo TinLit
Read Story - Teman Berbagi
MENU
About Us  

Hampir mendekati pukul satu dini hari, tapi mata Delta membandel. Padahal seharian ini, ia tidak memiliki waktu istirahat karena kelayapan bersama Indri. Badannya pun sudah terasa pegal-pegal dan lega ketika bertemu dengan bantal dan kasur. Namun, yang menjadi masalah kantuknya seketika hilang karena mengingat ucapan mamanya, tadi. Sewaktu dimobil, mau perjalanan pulang menuju apartemen.

"Kamu sudah move on, dari Melly? Secepat itu, Nak?"

Delta hanya menggelengkan kepalanya.

"Lalu maksud kamu bilang Indri itu calon istri masa depan kamu, itu apa? Cuma benar-benar candaan?"

"Iyalah, Ma, tadi aku kan bilang cuma bercanda." Delta sebetulnya malas ketika nama Melly disenggol. Rasanya emosi yang ia rasakan bisa berkali-kali lipat naiknya. Namun, mau bagaimana lagi, ia tidak tahu caranya menghindar ketika mamanya sudah terlihat sangat serius ingin membahas itu.

"Masalah begitu enggak boleh dibecandain, Dek. Kita enggak tahu hati orang, nanti malah kebawa perasaan, tapi kamunya cuma bercanda."

"Aku yakin kok, Ma kalau Indri enggak akan anggap itu beneran." Delta masih mencoba mengelak padahal ia sudah tahu dirinya itu salah.

"Kamu enggak bisa ngeyakini itu hanya dengan melihat reaksinya biasa-biasa aja. Perempuan itu beda, Dek. Perempuan bisa berlarut-larut dengan perasaannya dan bisa mengembangkan perasaan yang awalnya biasa-biasa saja menjadi sangat luar biasa."

"Sejujurnya, Ma, aku pikir Indri baik, meski belum beberapa bulan kenal aku udah merasa agak nyaman dengan Indri. Yah walau kadang aku harus banyak-banyak maklum dengan sifat dinginnya."

"Kalau kamu memang yakin sama Indri, mama enggak ngelarang, toh katamu ingin nikahkan, balik sama Melly lagi juga enggak mungkin, kan."

"Belom yakin sih aku, Ma. Melly tuh sulit banget ngelupainnya, sampai gini hari aku masih sayang banget sama dia."

"Kamu harus ngelupain dia, terakhir mama dengar, kalau Melly mau dijodohin sama orang tuanya."

"Aku juga tahu kali, Ma. Tapi, belom juga kan."

"Mana kamu tahu, memangnya selama ini kamu selalu mengikuti perkembangan tentang kehidupannya Melly? Enggak kan, siapa tahu entah esok atau lusa, tiba-tiba ada undangan dari Melly."

"Ih, mama jangan ngomong gitu kenapa sih?"

"Hmmm jeoleus! Kenapa sih, sesulit apa sih ngelupain mantan. Toh katamu juga enggak pernah ngapa-ngapain kan sama Melly, kok bisa sih masih sulit ngelupainnya."

"Entahlah, Ma, pokoknya Melly itu sulit aja dilupain."

"Iya, Mama ngerti, mama juga pernah muda. Namun, ingat satu hal, jangan jadikan perempuan lain pelarian."

"Tapi, Ma kalau aku enggak lupa-lupa karena enggak ada yang bantuin misalnya kayak pengalihan rasa gitu, gimana? Memangnya harus banget ya aku ngejauhin Indri hanya karena belum ngelupain Melly."

"Hah, kapan mama nyuruh kamu ngejauhin Indri? Maksud mama jangan terlalu berlebihan jika memang tidak serius. Teman biasa aja, gitu, Dek."

Dalam sesaat Delta ingin mengonfirmasi perihal kata mamanya pada Indri. Beberapa kali telponnya tidak dijawab oleh Indri, yang merupakan hal yang wajar menurut Delta karena ini sudah hampir dini hari, alias waktu istirahat.

'Sekali lagi, kalau yang ini enggak diangkat, besok ku samperin'

Telpon kali ini, ditolak oleh Indri. Berganti sebuah pesan.

Indri : ?

Mata Delta melotot nyaris melompat dari tempatnya, ketika mendapati pesan yang dikirim Indri hanya seekor, seupil, secuil tanda tanya.

'Bener-bener nih anak, tanda tanya doang setelah ku telpon berkali-kali'

Delta mengomel seraya mengetikkan pesan.

Delta : angkat enggak telponku!! Kalau enggak, aku samperin kerumah sekalian mau tidur disana

Indri : udah malem, aku mau tidur lagi

Delta : sebentar doang, angkat ya!

Entahlah apa yang terjadi pada gadis itu di seberang sana, yang jelas Delta tidak peduli ia masih tetap ingin menelpon.

Telpon kali ini diterima membuat Delta bernafas lega, meski tidak terdengar suara Indri usai jaringan tersambung.

"Ndri, udah ngumpul belum nyawanya?"

"Hmmm." Hanya itu jawaban dari Indri.

"Minta diberi pengertian ya jawabanmu itu. Sebelumnya aku minta maaf lahir dan batin ya, sudah ganggu kamu malam-malam. Indri aku ingin ngajak kamu ngelakuin satu hal, aku rasa ini bener untuk aku dan kamu. Ndri, sebenarnya kamu tidak ada sangkut pautnya sama ini, tapi karena beberapa hari ini aku di Jakarta tepatnya di tempat kerja kenalnya cuma sama kamu dan dekatnya juga cuma sama kamu, jadi aku minta kamu mau jadi temanku. Mau enggak, Ndri? Kali ini dijawab ya, Ndri, jangan cuma hmmm doang."

"Iya."

"Hmmm sama iya itu sama aja, Ndri, jadi tolong cari jawaban yang lain, jawaban yang sekiranya enggak bikin aku darah tinggi ya, Indri."

"Iya. Selama ini kan kita udah temenan, sekaligus jadi tukang masak."

Jawaban Indri itu membuat Delta menyengir tidak enak hati. Namun, sejak beberapa hari ini ia sudah tahu betul sifat Indri dan jawaban tidak ramah itu sudah seharusnya dimaklumi.

"Berarti aku anggap kita memang benar temenan ya. Yang kedua, aku mau nanya kamu udah punya pacar? Atau lagi dekat dengan siapa, gitu?"

Kali ini Indri cukup lama menjawabnya, hingga Delta bersuara lagi. "Jangan geleng-geleng jawabnya, Ndri. Kita lagi telponan kalaulah kamu lupa."

"Iya. Enggak ada."

"Jadi kalau aku deket-deket sama kamu enggak akan ada yang marah, ya. Lalu ini intinya, sebetulnya Ndri aku nanya begini ke kamu karena aku mau minta tolong. Kali ini aku benar-benar minta sama kamu dan enggak nerima penolakan. Aku enggak tahu, kamu tahu apa enggak atau kenal apa enggak sama Melly, tapi aku langsung mau konfirmasi kalau Melly tuh mantanku kita pacaran udah lama banget, tapi putusnya baru beberapa bulan. Jadi yang mau kumintai tolong dari kamu tuh, tolong aku buat lupain Melly."

"Enggak, aku enggak mau. Aku udah ribet, jadi enggak mau tambah ribet dengan masalah mu."

"Dengerin dulu aku ngomong, Ndri, belum selesai. Aku beneran enggak cuma mau minta bantu itu, tapi kita coba jalani yang serius gitu, Ndri. Ndri, halo Ndri. Indri?"

Delta sama sekali tidak menyadari bahwa, telpon mereka telah dimatikan secara sepihak oleh Indri. Lantas, Delta hanya bisa menghembuskan nafas kecewa seraya menghempas dirinya di atas kasur.


Bersambung ...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kanvas Putih
151      132     0     
Humor
Namaku adalah Hasywa Engkak, yang berarti pengisi kehampaan dan burung hitam kecil. Nama yang memang sangat cocok untuk kehidupanku, hampa dan kecil. Kehidupanku sangat hampa, kosong seperti tidak ada isinya. Meskipun masa depanku terlihat sangat tertata, aku tidak merasakannya. Aku tidak bahagia. Wajahku tersenyum, tetapi hatiku tidak. Aku hidup dalam kebohongan. Berbohong untuk bertahan...
Let Me Go
493      361     4     
Short Story
Keep Your Eyes Open
491      336     0     
Short Story
Ketika mata tak lagi bisa melihat secara sempurna, biarkan hati yang menilainya. Maka pada akhirnya, mereka akan beradu secara sempurna.
ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU
353      272     2     
Fantasy
Anne dan Eve terlahir prematur, dia dikutuk oleh sepupu nya. sepupu Anne tidak suka Anne dan Eve menjadi putri dan penerus Kerajaan. Begitu juga paman dan bibinya. akankah Anne dan Eve bisa mengalahkan pengkhianat kerajaan? Siapa yang menikahi Anne dan Eve?
Ghea
471      309     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
FORGIVE
2075      737     2     
Fantasy
Farrel hidup dalam kekecewaan pada dirinya. Ia telah kehilangan satu per satu orang yang berharga dalam hidupnya karena keegoisannya di masa lalu. Melalui sebuah harapan yang Farrel tuliskan, ia kembali menyusuri masa lalunya, lima tahun yang lalu, dan kisah pencarian jati diri seorang Farrel pun di mulai.
The Boy
1876      731     3     
Romance
Fikri datang sebagai mahasiswa ke perguruan tinggi ternama. Mendapatkan beasiswa yang tiba-tiba saja dari pihak PTS tersebut. Merasa curiga tapi di lain sisi, PTS itu adalah tempat dimana ia bisa menemukan seseorang yang menghadirkan dirinya. Seorang ayah yang begitu jauh bagai bintang di langit.
Romance is the Hook
4701      1548     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...
Pisah Temu
1039      561     1     
Romance
Jangan biarkan masalah membawa mu pergi.. Pulanglah.. Temu
The Accident Lasts The Happiness
563      390     9     
Short Story
Daniel Wakens, lelaki cool, dengan sengaja menarik seorang perempuan yang ia tidak ketahui siapa orang itu untuk dijadikannya seorang pacar.