Read More >>"> Cinta (Puisi dan Semi Novel (Kehidupan Cinta) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta (Puisi dan Semi Novel
MENU
About Us  

KEHIDUPAN CINTA

(The Life of Love – Kahlil Gibran)

 

“Isilah lampu itu dengan minyak dan jangan sampai menjadi suram cahayanya,

dan letakkan ia di dekatmu, sehingga aku dapat membaca sambil menangis,

apa yang tertulis di wajahmu tentang kehidupanmu mengarungi dunia ini bersamaku.

Bawakan anggur musim gugur.

Marilah kita minum sambil menyanyikan lagu kenangan musim semi yang riang bermekaran,

dan penantian musim panas, dan waktu memetik ganjaran panen di musim gugur.

Mendekatlah padaku, o kekasihku, jantung hatiku.

Api semakin mendingin dan berubah menjadi abu.

Peluklah daku, karena aku merana dan sunyi.

Lampu itu meredup dan anggur yang telah kita peras menutup mengaburkan mata kita.

Marilah kita saling pandang sebelum pandangan kita benar-benar tertutup.

 

 

CINTA PERSAHABATAN

 

Cinta persahabatan atau perasaan cinta yang ditujukan kepada semua orang tanpa terkecuali, didorong oleh ketulusan hati, semata-mata demi kebahagiaan dan kesenangan hati, dan semata-mata demi kebahagiaan dan kesenangan orang lain juga.

 

Kemanusiaan adalah Roh Ilahi di muka bumi. Kemanusiaan menjulang tinggi di antara puing-puing berserakan, menyelimuti ketelanjangannya dengan pakaian compang-camping, dan melelehkan air mata yang mengaliri pipi pucat cekung, sambil memanggil anak-anaknya dengan suara yang memenuhi udara, dengan lengkingan jerit yang meratap.

 

Kemanusiaan menyeru orang-orang itu, tapi seruan ini tidak diacuhkan. Salah seorang dari mereka mendengar, menghampiri, dan menghapus air matanya. Yang lain akan berkata: “Dia lemah, terpengaruh oleh perasaan.” Kemanusiaan itu Roh Ilahi di muka bumi. Keilahian berjalan di antara bangsa-bangsa sambil mengkhotbahkan cinta kasih dan menunjukkan jalan kehidupan.

 

Dalam buku ‘Philosophy of Right’ – Hegel dinyatakan bahwa cinta adalah kesadaran akan kesatuan dengan yang lain, kesatuan bersama masyarakat dengan kekuatan universal yang merupakan dasar bagi semua perasaan etis.

 

Menurut pendapat filsuf fenomenologis – Max Scheler - Cinta adalah memberikan diri seseorang kepada suatu keberadaan total (Gesamtwessen) – karena itu, Cinta membuka tabir esensi keberadaan manusia. Karena alasan inilah, cinta merupakan suatu aspek pengetahuan fenomenologis. Cinta tidak seluruhnya perasaan, pertimbangan, atau usaha. Juga tidak seluruhnya mengandung unsur sosial, karena cinta dapat juga ditujukan kepada diri sendiri. Cinta itu multi-dimensional.

 

Menurut Karl Jaspers – eksistensi manusia berada dalam perbuatan, pemilihan, dan kebebasan kehendak. Untuk merealisasikan eksistensi ini, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tetapi harus pula mempertimbangkan keterikatan dengan eksistensi-eksistensi yang lain. Dalam hal ini, dibutuhkan komunikasi, tetapi bukan komunikasi biasa seperti yang dipahami orang, melainkan ‘komunikasi eksistensial,’ yakni membuka diri bagi orang lain, dan menyerahkan diri kepada orang lain tersebut. Sumber komunikasi ini adalah cinta kasih.

 

Gabriel Marcel memandang bahwa dalam kehidupan ini dan dalam menyadari eksistensinya di tengah alam semesta ini, manusia memiliki karakter ‘terasing.’ Untuk itu, manusia harus mau menerima kehadiran orang lain di luar dirinya sendiri, dengan membuka pintu hati, dan cintalah yang dalam hal ini menjadi sarana paling tepat. Cinta merupakan misteri. Ia tidak bisa dimengerti, tetapi hanya bisa dihayati. Cinta merupakan suatu hubungan antara ‘aku’ dan ‘kau,’ yang telah terjadi setelah proses intimidasi. Mulanya, obyek cinta tersebut masih merupakan ‘dia’, sehingga hal itu terkesan masih adanya suatu jarak dan kurang akrab. Namun, ketika proses perkenalan berlanjut, maka ‘dia’ berubah menjadi ‘kau’. Di sinilah cinta harus ada unsur saling membuka diri dan saling memahami.

 

Dalam cinta terkandung ‘kesetiaan’, di mana seseorang menyediakan dirinya bagi orang lain. Dengan cinta dan kesetiaan yang tidak berakhir, seseorang terhindar dari belenggu putus asa dan ketakutan akan kematian yang membuat eksistensinya lenyap. Dalam cinta kasih dan kesetiaan itu terkandung bahwa ada ‘Engkau yang tidak mati’.

 

Skeels – seorang ahli psikologis dan pendidik terkemuka memberikan pendapat bahwa cinta adalah ‘fitra manusia.’ Dalam satu penelitian dalam jangka waktu yang lama dan sangat dramatis terhadap sekelompok anak yatim piatu:

Anak-anak yatim piatu tersebut dibagi dua; satu kelompok dibiarkan tidak terurus di panti asuhan dan kelompok yang lain yang terdiri dari 12 orang anak, setiap hari diantarkan ke sebuah lembaga perawatan untuk dirawat dan disayangi oleh seorang gadis remaja perawat.

 

Setelah melakukan penelitian selama 20 tahun, beliau mendapati bahwa mereka dari kelompok pertama yang tetap ada di panti asuhan tanpa kasih sayang pribadi tersebut pada masa ini - kalau tidak mati, pasti dirawat dalam lembaga orang yang mentalnya terkebelakang atau lembaga penyakit jiwa.

 

Sementara, mereka dari kelompok kedua yang menerima kasih sayang dan perhatian, semuanya bisa mandiri, hampir semua menamatkan sekolah menengah tingkat atas dan semua telah menikah dan hidup bahagia - hanya satu orang saja yang bercerai.

 

Anak-anak akan menurut kepada didikan orang tuanya, walaupun mungkin mereka tidak paham apa maksud orang tuanya itu, untuk mendapatkan cinta mereka. Anak remaja akan mengubah perilaku dan sikap untuk diterima di kalangan teman kelompok mereka. Dalam masa percintaan romantis, seseorang rela mengubah dirinya sedemikian rupa untuk mendapat penerimaan orang yang dicintai.

 

Saat dewasa, seseorang menyesuaikan diri dan mengubah diri agar diterima di lingkungannya, mungkin dengan membaca buku laris yang sama, belajar main kartu, membuat tipe rumah yang sama, berpakaian dengan gaya yang sama, dan lain sejenisnya.

 

Di antara term-term yang pernah dipakai untuk menyebut cinta jenis ini adalah :

Ø Philia (Yunani)

Ø Delicio (Latin)

Ø Sneha, Priyata (Sansekerta)

 

Kahlil Gibran mengasumsikan Cinta pada sesama sebagai berikut:

Ø Cinta itu harus utuh dan universal, tidak mengenal perbedaan-perbedaan suku, wilayah, ras,

kelompok, bahkan agama. Hal ini selaras dengan hakikat cinta yang berlandaskan semangat ketulusan dan tanpa pamrih:

“Engkau saudaraku, karena kita berasal dari satu Roh yang suci dan sempurna.

Engkau sederajat denganku, karena kita sama-sama abadi,

dua tubuh yang diciptakan dari tanah yang sama.

Manusia telah aku cintai.

Yah! Mereka sangatlah aku cintai.

Engkau saudaraku dan aku mencintaimu.

Kucintai dirimu selagi bersujud di masjid, berlutut di kuil, dan berdoa di gereja.”

Ø Meski tulus dan tanpa pamrih, bukan berarti cinta itu diberikan secara membabi-buta tanpa

memakai rasio dan tanpa peduli benar salahnya yang dicintai itu, atau tanpa

mempertimbangkan nilai norma yang menjaga martabat manusia. Cinta itu diberikan, tetapi  

harus mempertimbangkan pula asas keadilan - tanpa keadilan, sama saja seseorang itu

berbohong, kalau menyatakan bahwa ia cinta seluruh manusia.

“Engkau saudaraku, aku cinta kepadamu.

Cinta itu keadilan dengan segala ketinggian martabatnya.

Kalau bukan keadilan dalam segala hal yang menunjang kasihku padamu,

maka jadilah aku pembohong yang menutupi nafsu pribadi di balik indahnya baju cinta kasih.”

Ø Keadilan bukan berarti mencintai sebagian manusia dan membenci sebagian yang lain, tetapi   

lebih berarti memahami sekaligus turut merasakan, baik gembira, sedih, maupun prihatin – yang  

dialami dan dirasakan oleh obyek yang dicintainya.

Ø Bahkan, selanjutnya, dituntut pula untuk turut merasa bertanggung jawab terhadap apa yang  

menimpa, apa yang dialami, dan apa yang terjadi dengan obyek yang dicintainya:

“Dan manusia di mataku itu ada tiga,

orang yang mengutuki kehidupan,

orang yang memberkatinya dan orang yang merenunginya,

orang pertama kucintai karena penderitaannya,

orang kedua karena kedermawanannya,

dan yang ketiga karena kebajikannya.”

 

Cinta bukanlah sebutan bagi keinginan inderawi yang mengandung unsur nafsu berahi. Pernyataan cinta yang timbul sebagai akibat dari daya tarik jasmaniah bukanlah cinta yang sejati.

 

Itu bahkan merupakan penyebab dari kejatuhan kita di mata Tuhan. Cinta dan kesenangan inderawi adalah dua hal yang berbeda. Perbedaannya adalah seperti langit dan bumi. Yang satu adalah arus pemberi kehidupan yang unik, sedangkan yang lain merupakan dosa yang menyadap kehidupan dari tubuh. Nafsu berahi selalu mementingkan diri sendiri.

 

Seseorang yang penuh dengan nafsu akan berusaha untuk menjadikan orang lain sebagai obyek pemuas keinginannya. Namun, cinta sejati bertujuan untuk memberikan kebahagiaan dan kenyamanan kepada sang kekasih. Seorang kekasih seperti itu mempunyai sifat tahan uji agar kekasihnya merasa senang dan bahagia, dan ia dengan senang hati mengikuti kehendak sang kekasih. Manusia mempunyai naluri untuk mengasihi, tetapi bila tenaga atau arus cinta yang sama itu diarahkan kepada kesenangan inderawi, maka ia akan menjauhkan orang dari jalan menuju penghayatan akan Tuhan. Tenaga yang disalah-arahkan itu disebut sebagai nafsu berahi. Namun, bila arus cinta yang sama itu meninggalkan kesenangan inderawi dan diarahkan kepada Tuhan, maka ia menjadi cinta rohani atau kasih sejati.

 

Cinta bukanlah keterikatan. Ada banyak sekali perbedaan antara cinta dan keterikatan. Pada keterikatan, kita terlibat dengan tubuh, isteri, anak-anak, sanak keluarga, agama, kasta, dan negara. Dengan perkataan lain, orang tidak mempedulikan atau menghiraukan segala sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan keterikatannya. Keterikatan itu terbatas dan orang yang terlibat di dalamnya tidak dapat menerima penyuluhan tentang pengetahuan rohani. Pada keterikatan, sifat mementingkan diri sendiri sangat kuat. Namun, dalam kasih, orang melihat segala sesuatu dengan kacamata yang sama – apakah itu manusia ataukah hewan. Ia mengasihi semuanya secara sama rata; ia mengasihi seluruh ciptaan. Pola pikir yang picik akan menjurus kepada keterikatan dan untuk memenuhinya, orang mungkin akan terlibat dalam perbuatan yang jahat. Hasilnya hanyalah penderitaan semata-mata. Cinta bebas dari noda seperti itu; seorang pengasih mengasihi semua. Pada keterikatan, orang jatuh hina. Ia tidak dapat melihat segala sesuatu dengan kacamata yang netral. Dunia keterikatan adalah seperti tempat berjual beli di mana orang hanya memberi dengan maksud untuk memperoleh keuntungan – bila tidak, ia tidak akan memberikan apa-apa. Sebaliknya, cinta hanya tahu memberi dengan segenap ketulusannya dan murni. Seorang pengasih juga sadar bahwa cinta sejati, yaitu Tuhan, ada pada diri setiap makhluk. Ia mengasihi semua orang yang baik maupun jahat – tanpa keinginan untuk memperoleh keuntungan.

 

Cinta merupakan penunjang kehidupan. Ia merupakan sumber tenaga. Bila ia tercampur dengan sedikit saja keakuan, kepentingan pribadi, atau sedikit saja keinginan untuk memperoleh keuntungan, itu bukanlah cinta! Cinta sejati adalah demi cinta itu sendiri.

 

Satu-satunya keinginan seorang pengasih adalah untuk bersatu dengan sang kekasih. Cinta mulai timbul bila arus cinta yang memancar dari sang kekasih jauh menembus ke dalam hati kita. Itu adalah cinta yang sejati dan ia tidak tergantung kepada pengaruh luar atau unsur apa pun.

 

Seorang pendoa syafaat yang bernama Oswald Chamber menanyakannya dalam ‘My utmost for His Highest’ bahwa seorang pendoa syafaat harus menjadi hamba, tetapi pelayanan bertentangan dengan sifat kita. Kita lebih senang untuk dilayani, “Andaikata Tuhan ingin mengajar anda berkata: ‘Aku tahu bagaimana cara merendahkan diri? Apakah anda siap untuk menjadi seperti setetes air dalam ember, untuk menjadi sama sekali tidak penting, sehingga anda tidak akan pernah dipikirkan lagi berkaitan dengan kehidupan yang anda layani? Apakah anda bersedia untuk menghabiskan dan dihabiskan, tanpa minta untuk dilayani, melainkan untuk melayani? Beberapa orang kudus tidak bisa melakukan pekerjaan yang kasar dan masih tetap menjadi orang kudus, karena hal itu merongrong harga diri mereka.”

 

Dalam cinta sama sekali tidak ada persoalan untung rugi. Cinta tidak dapat kita beli di pasar. Cinta hanya ‘memberi’ dan bukan ‘meminta’. Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu, waspadalah dan berjaga-jagalah sambil mengucapkan syukur. Serahkan tubuh, pikiran, hidup, iman kita - setelah itu, barulah kita dapat menikmati jalan kasih yang murni.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Bertemu Jodoh di Thailand
2020      1067     0     
Romance
Tiba saat nya Handphone Putry berdering alarm adzan dan Putry meminta Phonapong untuk mencari mesjid terdekat karena Putry mau shalat DzuhurMeskipun negara gajah putih ini mayoritas beragama buddha tapi ada sebagian kecil umat muslimnya Sudah yang Sholatnya Sudah selesai yang Sekarang giliran aku yaaku juga mau ibadah ke wiharakamu mau ikut yang Iya yangtapi aku tunggu di luar saja ya Baikl...
Behind The Scene
1116      450     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
ORIGAMI MIMPI
26149      2997     55     
Romance
Barangkali, mimpi adalah dasar adanya nyata. Barangkali, dewa mimpi memang benar-benar ada yang kemudian menyulap mimpi itu benar-benar nyata. Begitulah yang diyakini Arga, remaja berusia tujuh belas tahun yang menjalani kehidupannya dengan banyak mimpi. HIngga mimpi itu pula mengantarkannya pada yang namanya jatuh cinta dan patah hati. Mimpi itu pula yang kemudian menjadikan luka serta obatnya d...
Ketos in Love
751      454     0     
Romance
Mila tidak pernah menyangka jika kisah cintanya akan serumit ini. Ia terjebak dalam cinta segitiga dengan 2 Ketua OSIS super keren yang menjadi idola setiap cewek di sekolah. Semua berawal saat Mila dan 39 pengurus OSIS sekolahnya menghadiri acara seminar di sebuah universitas. Mila bertemu Alfa yang menyelamatkan dirinya dari keterlambatan. Dan karena Alfa pula, untuk pertama kalinya ia berani m...
The Eternal Love
18373      2651     18     
Romance
Hazel Star, perempuan pilihan yang pergi ke masa depan lewat perantara novel fiksi "The Eternal Love". Dia terkejut setelah tiba-tiba bangun disebuat tempat asing dan juga mendapatkan suprise anniversary dari tokoh novel yang dibacanya didunia nyata, Zaidan Abriana. Hazel juga terkejut setelah tahu bahwa saat itu dia tengah berada ditahun 2022. Tak hanya itu, disana juga Hazel memili...
Asmara Mahawira (Volume 1): Putri yang Terbuang
5058      940     1     
Romance
A novel from Momoy Tuanku Mahawira, orang yang sangat dingin dan cuek. Padahal, aku ini pelayannya yang sangat setia. Tuanku itu orang yang sangat gemar memanah, termasuk juga memanah hatiku. Di suatu malam, Tuan Mahawira datang ke kamarku ketika mataku sedikit lagi terpejam. "Temani aku tidur malam ini," bisiknya di telingaku. Aku terkejut bukan main. Kenapa Tuan Mahawira meng...
Gue Mau Hidup Lagi
340      212     2     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
HAMPA
360      245     1     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
The Reason
8410      1617     3     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...
The Past or The Future
385      303     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?