Read More >>"> KataKu Dalam Hati Season 1 (Bab III - KETAHUAN DAN DUDUK BERSAMA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - KataKu Dalam Hati Season 1
MENU
About Us  

Keesokan harinya aku terlambat bangun dan tidak belajar pagi, aku bergegas mandi dan siap-siap, mengambil sarapan ku dan segera berangkat. Pagi ini sudah sangat cerah bahkan burung-burung sudah sibuk dengan aktivitas pagi mereka, tidak hanya itu sudah banyak anak-anak sekolah lain yang mengendarai motor mereka dengan speed yang cepat karena takut terlambat. Akupun segera melajukan motor ku agar segera sampai di sekolahan. Setelah sampai aku segera berjalan masuk dan menuju ke kelas. Dalam perjalanan aku melihat banyak siswa keluar ruangan untuk belajar di luar. Melihat mereka aku jadi ikut bersemangat, bahkan langit yang sangat cerah pagi mengisyaratkan aku untuk fokus ujian hari ke 2 ini.

Ting . . . ting . . . ting bel pun berbunyi pertanda ujian pertama akan segera di mulai, karena sudah hari ke dua semua siswa sudah dapat menyesuaikan keadaan. Tidak hanya itu kebetulan juga pengawas di kelas ku tidak begitu memperdulikan siswa, hanya menyuruh kami untuk tidak ramai saja. Setelah kesulitan muncul semua siswa menggunakan jurus jitu mereka yaitu mencontek teman sekelas mereka. Ada yang membagikan jawaban dari depan sampai belakang, ada juga yang membawa buku, tidak hanya itu Kakak kelas bahkan berani menggunakan ponsel mereka untuk mencari jawaban di internet.

Wahh luar biasa kalian semua, kata ku dalam hati. Namun aku juga tidak akan menyia-nyiakan kesempatan walaupun aku juga sudah belajr namun aku juga ingin membantu teman-teman yang lain termasuk Tya dan Yuna. Kamipun saling lempar jawaban menggunakan isyarat tangan dan memberikan beberapa kertas untuk jawaban pertanyaan essay. Tidak hanya itu aku juga memastikan mereka menjawab semua pertanyaan dengan cara keluar bersamaan.

“Thanks, Hann,” kata Yuna.

“Iya, sama-sama,” kata ku sambil tersenyum.

“Gimana sudah mencatat jawaban pilihan ganda belum?” tanya ku.

“Sudah dong,” kata Tya bersemangat.

Kami pun segera ke kelas Mila yang dimana dia belum selesai mengerjakan tugas. Kamipun segera menanyakan nomor berapa yang belum dengan Mila. Tidak hanya Mila saja namun juga teman-teman yang lain menanyai kami hingga kami kerepotan sendiri.

Lagi-lagi dan selalu dia, aku bahkan mengkhawatirkannya, aku bertanya-tanya apakah kamu bisa mengerjakannya? Nomor berapa yang belum? namun aku sangat enggan. Entah apa yang membuat ku enggan, mungkin karena sudah tidak mengirim pesan lagi. Dalam lamunan itu aku terus melihatnya hingga

“Heii Hann, di tanya in Alex tuh. Lo ngalamun apa sih gue sibuk nih bantuin Mila,” kata Tya.

“Aah . . ., ya nomor berapa?” tanya ku.

“Itu, nomor 5,” kata Yuna.

Aku pun segera menjawab pertanyaan Alex yang wajah nya sudah memerah dan tingkah yang seolah aku sudah melakukan sesuatu padanya.

Wahhh, sepertinya aku ketahuan! kata ku dalam hati.

Tidak lama semua siswa di kelas Mila pun keluar, yang dimana wajah Alex masih memerah.

“Heii Lex, Lo kenapa, Sakit ya?” tanya Hugo.

“Ohh, enggak Go, enggak apa-apa,” jawab Alex dengan salah tingkah.

“Wahh . . . enggak beres!” kata Hugo.

“Kenapa Lex, kok lo salting gitu?” kata Mila.

“Enggak kok, biasa aja,” kata Alex.

“Ohh Gue tahu, hei Mil awasin tuh sahabat lo. Bisa-bisa bikin anak orang gila!” kata Hugo dengan bercanda dan tertawa.

“Wahh . . . Gue juga tahu nihh!” kata Mila.

 “Owww cieee . . .,” kata Yuna dan Tya.

“Kenapa sih? kalian aneh!” kata ku.

Kami pun saling pandang dan akhornya tertawa bersama.

Istirahat pun di mulai dan seperti biasanya aku berada di kelas Mila dengan duduk di bangku Alex. Tidak lama seperti hari kemarin Alex duduk di samping ku dengan menonton sebuah video yang menarik perhatian ku.

“Hei Han, mau nonton enggak?” tanya Alex.

“Boleh,” jawab ku.

Aku pun memposisikan tubuh ku menyesuaikan Alex yang memajukan tangannya dan menjadikan tangannya tumpuan untuk menopang kepala. Kenapa kamu begitu baik? Kenapa aku juga mengiyakan ini? Kenapa harus kamu? kata ku dalam hati. Orang-orang di kelas serasa tidak memperdulikan kami karena mungkin mereka sudah tahu kecuali Hugo yang mengejek Alex beberapa kali namun tak di hiraukannya. Entah hanya anggapan ku saja bahwa kami sedang dekat atau memang hanya aku saja yang menganggapnya begitu, namun waktu itu mereka benar-benar tidak menghiraukan kami. Bahkan Mila, Tya dan Yuna juga membiarkan aku melakukan itu tanpa berkomentar apapun.

Garis wajah Alex yang begitu dekat, tatapan mata yang begitu fokus menatap layar Hp, bahkan sesekali menarik nafas panjang. Namun ku lihat telinga nya sudah mulai memerah bahkan sudah mulai sedikit ada pergerakan pada tubuhnya, entah itu sudah tidak nyaman atau memang sudah tidak bisa menahannya. Aku berpikir dia beruntung waktu itu karena bel berbunyi menandakan ujian ke dua segera akan di mulai, kali ini kamu benar-benar terselamatkan oleh keadaan, kata ku dalam hati sambil memandanginya yang mulai berdiri untuk menyiapkan ujian ke dua. Akupun juga memutuskan untuk beranjak dan menuju kekelas. Tya dan Yuna hanya tersenyum yang dimana mengisyaratkan bahwa mereka menyetujui semua itu.

Aku pun segera duduk di kelas dan menunggu pengawas, waktu juga cepat berjalan dan ujian di kerjakan oleh semua murid dengan tenang. Tidak ada saling berbuat curang karena pengawas untuk mata pelajaran ujian kedua sangat galak, jadi kami semua yang berada di ruangan entah kakak kelas ataupun teman-teman ku tidak berani berbuat nekat. Waktu yang berjalan cepat pun terasa lama karena ku lihat Tya dan Yuna mengalami kesulitan yang dimana aku tidak bisa membantu mereka. Aku juga merasa ragu dengan jawaban ku di salah satu pertanyaan essay, yang membuat ku sedikit galau serasa ingin bertanya. Namun apadaya keadaan sama sekali tidak membantu.

Setelah di rundung perasaan tegang akhirnya kami pun keluar bebarengan dengan Mila. Aku begitu lega jika kami semua sudah menyelesaikan ujian hari ini dengan baik. Kamipun menuju parkiran dengan jalan bersama tidak lupa aku menanyakan Alex pada Mila yang dimana dengan senang hati Mila menjawab semua pertanyaan ku. Setelah sampai di parkiran kami segera pulang dan saling memberikan semangat satu sama lain.

Dalam perjalanan pulang aku melihat langit yang masih cerah dengan awan putih yang berjalan. Tidak hanya itu aku berpapasan dengan Alex di toko tempat biasanya anak-anak berkumpul. Kali ini aku melihatnya yang sama sekali tak melihat ku, apakah begitu menyesakkannya menjadi seorang pengagum? kata ku dengan diri ku sendiri. Akupun segera melaju untuk mempercepat perjalanan.

Sesampainya dirumah seperti biasa aku langsung menuju ke kamar dan membuka jendela kemudian merebahkan diri. Melihat langit-langit kamar dengan hembusan angin yang dari luar jendela membuat ku tak hentinya memikirkan Alex yang sudah semakin dalam memenuhi pikiran ku. Mungkin aku terlalu jahat karena memikirkan orang lain sedangkan aku seharusnya menjaga perasaan ku karena masih ada Kak Jerry. Namun semakin lama semakintak tertahankan bahkan mungkin aku sendiri yang membuat diri ku jatuh pada lubang yang tak seharusnya ku masuki. Aku benar-benar takut, aku benar-benar takut jika nanti aku tak bisa berhenti untuk tidak menyukaimu. “sial” kata ku,

Tok . . . Tok . . . Tok, suara ketukan pintu.

“Iyaa,” kata ku.

“Hann, ini Mama kamu enggak mau makan dulu kah Nak?” tanya Mama.

“Ohh ya Ma, Hanna turun sekang!” kata ku.

Akupun segera turun dan makan siang tidak lupa aku berganti pakaian dulu sebelum makan.

“Bagaimana tadi bisa kan mengerjakannya?” tanya Mama.

“Bisa kok Ma,” jawabku dengan senyuman.

Kamipun mengobrolkan hal-hal lucu dan setelah aku selesai makan Mama menyuruh ku untuk segera tidur agar dapat memulihkan tenaga. Aku pun mengiyakan perintah Mama, aku segera naik dan merebahkan diri kembali. Kali ini aku langsung menutup mata ku tanpa melihat langit-langit kamar yang selalu mengajak ku untuk berimajinasi entah itu tentang Alex atau tentang Kak Jerry. Aku segera tertidur dengan hembusan angin yang menerpa tubuhku.

Aku bangun pukul 4 sore dan masih memegang Hp memeriksa apakah ada pesan yang harus ku balas, namun ternyata tidak ada satu pun pesan. Aku pun beranjak dan turun untuk mandi tidak lupa membantu Mama. Naik ke kamar sebentar dan membuka materi dan turun lagi untuk makan. Setelah makan aku segera naik untuk belajar dan seperti biasanya, menulis, menghafal dan mengerjakan soal. Waktu juga berjalan dengan sangat cepat hufft . . ., akhirnya selesai, wah aku capek banget, kata ku. Akupun segera merebahkan diri tidak lupa menutup jendela terlebih dahulu dan membuka Hpku. Ternyata ada banyak pesan dari Kak Jerry yang menanyakan sedang apa? Sampai apakah aku baik-baik saja karena tidak membalas pesannya.

Aku pun membalasnya dengan segera namun sudah tidak di balas lagi karena pesan itu menunjukkan pukul 7 malam yang dimana aku masih sibuk belajar dan notifikasi Hp ku silent. Wahhh, gawat nih, kata ku. Ya sudah lah, setidaknya aku sudah membalas semua pertanyaannya, kata ku lagi.

Malam semakin malam yang dimana aku harus dapat menidurkan diri ku agar tidak bangun kesiangan dan dapat bangun untuk belajar pagi. Akupun segera tidur dan bermimpi.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
AKSARA
3536      1452     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Luka atau bahagia?
2594      843     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Konspirasi Asa
2024      641     3     
Romance
"Ketika aku ingin mengubah dunia." Abaya Elaksi Lakhsya. Seorang gadis yang memiliki sorot mata tajam ini memiliki tujuan untuk mengubah dunia, yang diawali dengan mengubah orang terdekat. Ia selalu melakukan analisa terhadap orang-orang yang di ada sekitarnya. Mencoba untuk membuat peradaban baru dan menegakkan keadilan dengan sahabatnya, Minara Rajita. Tetapi, dalam mencapai ambisinya itu...
Aku Benci Hujan
4040      1136     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Selepas patah
107      88     0     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
4445      1912     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Mara—sahabat perempuannya—menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...
Play Me Your Love Song
2448      1026     10     
Romance
Viola Zefanya tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi guru piano pribadi bagi Jason, keponakan kesayangan Joshua Yamaguchi Sanjaya, Owner sekaligus CEO dari Chandelier Hotel and Group yang kaya raya bak sultan itu. Awalnya, Viola melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tuntutan "profesionalitas" semata. Tapi lambat laun, semakin Viola mengenal Jason dan masalah dalam keluarganya, sesu...
Dunia Alen
2741      969     1     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...
Let's See!!
1201      574     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."
Jelita's Brownies
2385      1037     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...