Keesokan harinya, karena libur aku berusaha memanfaatkan hari ini untuk membahagiakan diri dan fokus dengan ujian hari pertama besok. Aku turun ke lantai bawah untuk membantu Mama menyiapkan sarapan pagi
“Hanna, kamu harus semangat ya belajarnya kan sudah mau kelas 2,” kata Mama sembari mengaduk adonan tepung untuk membuat bakwan goreng.
“Iya Ma, pasti,” kata ku sambil tersenyum.
Aku dan Mama pun hanya sarapan dengan menu utama karena Papa, Kakak dan Adik ku sudah berangkat ke Kantor dan Sekolah mereka masing-masing. Aku mengobrol banyak dengan Mama, bahkan aku sampai lupa jika waktu sudah mulai siang. Jadi Mama menyuruhku untuk segera belajar menyiapkan materi untuk besok. Akupun segera naik ke kamar dan membuka jendela untuk mempersilahkan angin masuk, agar aku lebih nyaman untuk belajar siang itu.
Akupun duduk di meja belajar dan memeriksa jadwal mata pelajaran untuk ujian besok. Mengambil buku cetak dan LKS kemudian aku belajar beberapa materi yang ada di dalamnya, kemudian menghafalkan materi yang penting dan menulisnya berulang kali agar aku ingat apa yang sudah aku pelajari. Aku menghabiskan beberapa lembar kertas, karena banyak yang harus ku hafalkan. Satu materi yang sekiranya penting aku bisa menulis 3 sampai 5 kali, dengan tujuan materi tersebut dapat membekas dalam pikiran ku. Setelah aku selesai memperlajari satu pelajaran aku pun istirahat dan duduk di dekat jendela sembari merasakan angin yang sejuk masuk.
Akupun menatap langit dan membuka HP dengan tujuan mengirim pesan pada Kak Jerry.
Selamat sore kata ku dalam pesan yang aku kirim kan pada Kak Jerry. Tidak lama Kak Jerry membalas pesan ku dengan kalimat yang sama. Namun kali ini pesan yang dia tulis terasa aneh dan berbeda, karena begitu singkat dan tidak seperti biasanya. Akupun memberanikan diri untuk bertanya pada Kak Jerry,
“Eemm . . . apa aku boleh tanya?” kata ku dalam pesan yang akan ku kirimkan pada Kak Jerry.
“Iya, silahkan,” balasnya.
“Apakah ada yang terjadi? apakah kamu baik-baik saja?” balas ku.
“Iya, sepertinya begitu, apa ada yang aneh?” balasnya.
“Enggak sih, aku cuma ngrasa kamu beda aja Kak,” balasku lagi.
“Tumben panggil Kak?” balasnya.
“Eemm, enggak apa-apa sih,” balas ku.
“Kenapa enggak panggil Sayang? Apa ada yang lain?” balasnya.
“Enggak, kok kamu bicara gitu?” balasku.
“Eemm, gimana ya?” balasnya.
“Ya sudah, kalau Kakak lagi enggak mood. Maaf ya aku udah ganggu,” balas ku.
“Kenapa, kamu mau menghindar?” balas Kak Jerry.
“Menghindar apa?” balasku.
“Ya udah deh, males chattan sama kamu!” balas Kak Jerry.
“Emang salah ku apa?” balasku.
“Enggak, kamu enggak salah,” balasnya.
“Kok gitu? Kalau ada masalah, kita selesaikan bareng-bareng,” balasku.
“Enggak, aku enggak ngrasa ada salah kok. Ya udah, enggak usah di bahas lagi. besok ada ujian penting. Jadi, mari kita belajar yang bener biar dapat nilai yang memuaskan,” balas Kak Jerry.
“Hufft… baik lah. Semangat belajar ya, jangan lupa makan,” balas ku.
“Oke, kamu juga,” balas Kak jerry.
“Oke, selamat sore ya,” balasku.
Entah lah apa yang terjadi padanya, aku mengira ada sesuatu yang dia sembunyikan. Namun aku yakin semua akan baik-baik saja, karena aku sudah sangat mengenalnya. dia adalah orang yang cepat menyembuhkan diri apalagi berurusan dengan ku dia lebih dewasa. Akupun berpikir dengan positif dan melanjutkan belajarku karena masih ada satu materi yang belum aku pelajari. Setelah berbalas pesan dengan Kak Jerry yang dimana aku masih bertanya-tanya ada apa dengannya, hingga begitu malas chatting dengan ku dan aku memutuskan untuk mandi. Setelah itu membantu Mama dan makan malam dnegan cepat, karena aku harus melanjutkan belajar ku.
Malam pun semakin malam, kertas sudah berhamburan sana sini dengan beribu coretan yang tidak jelas, karena tangan sudah begitu lelah. aku masih duduk dengan lampu belajar warna putih yang menyala terang, aku masih menghafalkan materi sampai pukul 10 malam. Namun apa daya pikiran dan raga ku sudah tidak singkron lagi, hingga aku memutuskan untuk menyudahi. Aku pun berbaring di kasur ku lagi-lagi memeriksa HP yang dimana aku mengkhawatirkan Kak Jerry, namun tidak ada pesan yang masuk.
“aaahh, biarlah! aku sangat mengkhawatirkannya,” kata ku sambil menelpon Kak Jerry.
“Ya, ada apa?” kata Kak Jerry tidak jelas karena berisik.
“Emm, aku hanya khawatir saja . . .,” kata ku.
“Ohh . . .,” katanya sambil meremah makanan.
“Apakah aku mengganggu?” tanya ku.
“Enggak sih,” katanya.
“Apakah kamu sudah makan tadi?” kata ku.
“Sudah kok, tenang saja,” katanya sambil tertawa.
Tiba-tiba aku mendengar suara yang sangat mengejutkan ku,
“Siapa Jerr?” kata seorang perempuan.
“Ohh, ini Hanna,” katanya.
“Tumben dia telpon kamu?” kata perempuan itu lagi.
“Iya nih,” kata Kak Jerry sambil tertawa kecil.
Akupun sangat terkejut, bahkan lagi-lagi hati ini serasa di tusuk jarum.
“Sorry Hann, tadi Sarah yang tanya, kebetulan aku lagi belajar bareng sama teman-teman kelas jadi ya gitu deh,” katanya.
“Ohh, kenapa tidak memberitahu ku? Aku bisa saja tidak menelpon Kakak malam ini” kata ku.
“Enggak kok, sans aja (eeehhh Ton awasss!),” kata Kak Jerry.
“Ya sudah ya, besok lagi,” kata ku.
(Bibbb) tiba-tiba telpon terputus. Aku masih menatap Hp ku dengan menahan rasa yang bergejolak, seakan ingin bertanya pada keadaan, karena kenyataannya dia lebih bahagia tanpa ku. Aku pun mencoba menghubungi Kak Jerry lagi namun tidak di angkat,
Mungkin dia benar-benar sibuk, kata ku sembari memeluk guling.
Aku pun memutuskan untuk tidur karena sudah begitu lelah, bahkan aku berusaha untuk tidak memasukkan kejadian ini kedalam hati. Namun entah itu sangat menyakitkan apalagi ada Kak Sarah yang malam-malam kerumahnya untuk belajar bersama. aahhh entahlah . . ., kata ku. Aku pun berusaha memejamkan mata ku dan ingin segera tidur karena besok harus mengerjakan ujian dengan fokus dan penuh semangat. Tidak lupa aku minum segelas susu dan membaringkan diri lagi, menarik selimut, memeluk guling ku dan tidur.