Loading...
Logo TinLit
Read Story - Jelita's Brownies
MENU
About Us  

    Ibu Lita menyesal telah memecahkan gelas kemarin. Kata-kata “Ibu egois” seolah menjadi bumerang baginya. Faktanya memang Ibu tidak mau mengingat masa lalunya yang kelam. 
    Lita hanya remaja berusia sembilan belas tahun. Dia tidak punya banyak teman. Lita juga tidak terlalu suka bersosialisasi. Dia selalu banyak menghabiskan waktunya di kamar. Tetapi dia sangat berprestasi di sekolahnya. Lita selalu menjalani kehidupannya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain. Satu-satunya teman yang Lita punya hanya Risda, itu pun karena duduk sebangku dengannya. 
    Meskipun begitu, Lita tak pernah menampakan kesedihannya. Ia selalu bersemangat dalam melakukan banyak hal. Ia juga selalu patuh pada Ibunya.
    Bayangan suara denting piring masih terdengar di meja makan ruang tengah. Sudah seharian Lita tidak pulang. Rasa khawatir Ibu Lita sangat menyiksa.  Ah, padahal masakan Lita sangat enak. Mungkin Lita hanya butuh waktu sendiri. Menenangkan hati dan pikirannya. 
    Ibu sudah mengurus segalanya pagi ini. Memasak, membersihkan rumah dan mencuci. Setiap jengkal kontrakan ini sudah ia sentuh dan ia bersihkan. Kecuali kamar Lita. Dia tidak ingin memasuki kamar anak perempuannya dulu.  
    Dan tiba-tiba Ibu merasakan kesunyian yang menyiksa hari ini. Dengan rasa kangen yang begitu berat, Ibu mencoba memasuki kamar Lita.  Ruangan kamar Lita sangat rapi. Dinding kamar Lita dicat dengan biru langit, warna kesukannya. Di dekat jendela, tampak foto Ibu dan Lita saat acara wisuda SMP. Terdapat kata-kata Motivasi dalam Bahasa Jepang. Ia sangat menyukai bahasa Jepang seperti Ibunya. 
    Ibu mengganti seprei Lita yang sudah bedebu. Ibu tertawa kecil saat menemukan foto masa kecil Lita di atas meja belajar. Ibu masih merasa Lita seperti anak kecil. Baginya Lita adalah harta yang paling berharga untuknya.
    Saat sedang menyusun buku-buku dan majalah Lita, Ibu menangkap sesuatu yang menarik. Daun-daun kering yang berada paling bawah Novel Lita. Ibu menyadari apa fungsi daun-daun itu.
    Dengan cepat Ibu membuka laci pertama pada meja belajar Lita. Tangannya meraih diary kesayangan Lita. Ibu semakin merasa bersalah saat membaca tulisan-tulisan Lita. Setiap tulisan itu sangat menggores hatinya.
    Di setiap tulisan selalu ada lukisan wajah Ayah dan Nenek Lita. Ibunya baru menyadari Lita sangat pandai melukis. Hampir setiap halaman Lita selalu merindukan Ayah dan Neneknya. Lita begitu berduka atas kematian Nenek. Segala kenangan tentang Nenek kini menghiasi alam pikiran Ibu. 
    Lamunannya terpecah begitu mendengar suara ketukan di ruang tamu yang disertai dengan salam yang lembut. Ibu mengangkat kepala. “Siapa?”
    Ibu menutup diary dengan cepat dan keluar dari kamar Lita. Saat membuka pintu ruang tamu tampak Lita sudah memasang wajah yang lembut. Ia mencium tangan Ibunya kemudian masuk dan mengunci kamar.
    “Lita… makan dulu yuk!” Ibu mengetuk kamar Lita.
    “Sudah kenyang Bu…”
    Rupanya Lita masih marah!
    Ibu mencengkram gorden kamar Lita. Ibu berusaha menutup mulutnya.  Jantungnya seolah-olah melesak hingga ke dasar. Air matanya merebak, tiba-tiba saja ia teringat makanan khas Nenek Brownies Ketan Hitam resep makanan kedua yang pernah nenek ajarkan. Dia harus menerima dan ikhlas dengan semua yang telah terjadi. 
-ii-
    Di sepanjang subuh, Ibu sibuk merangkai kata-kata yang akan di ucapkan pada Lita. Dadanya terasa sesak memikirkannya.  Dari kejauhan, Ibu sudah melihat kamar Lita terbuka lebar. Lita pasti sudah bangun, hanya ia tertidur kembali selepas subuh. Ternyata, bertengkar dengan anak sendiri rasanya tidak enak! Baru seumur hidup, ia marah dengan anak perempuannya itu!
    Tanpa pikir panjang lagi, Ibu memixer semua bahan brownies ketan hitam. Walau hatinya perih dan sedikit menganga saat membuat brownies, tapi hanya ini satu-satunya cara agar ia bisa berdamai dengan anaknya sendiri. Ibu sengaja mengecilkan kocokan telur sepelan mungkin agar Lita tak mendengar kegaduhannya di dapur. Terkadang ia memastikan Lita dengan melangkahkan kakinya pelan dengan bolak-balik dari dapur menuju kamar Lita. Ups,, lagi-lagi ibu lupa menyalakan kompor gas, beruntung semuanya berakhir dengan sempurna. Yes, brownies siap di kukus!
    Hmmm…. Lita pasti sangat senang!
    Ia berjalan kembali ke arah kamar Lita, sambil kucing-kucingan, ia membuka gorden kamar Lita. 
    Tampak Lita masih terlelap pulas. Ups, saat membalikan badannya, tak sengaja kakinya menyenggol pintu kamar. 
    Lita sedikit membuka matanya, ia mengucek kedua bola matanya.
    “Ibu…” 
    Duh… Dia sudah bangun!
    “Ia Lit…” Tangannya mulai gemetar. Dia mengusap kedua rambutnya. Rencana surpricenya bisa gagal!
    Belum lima menit, Lita sudah memejamkan kembali kedua bola matanya.
    “Arrggghhh… sungguh lega, Lita masih mengantuk…!” Ibu mengusap dadanya. Cepat-cepat ia berjalan ke dapur, menyelesaikan semua pekerjaannya!
-ii-
    Aroma wangi brownies ketan hitam menjalar sampai hidungku. 
    “Neeeneeek……” Teriakku sumringah. 
    Sontak Ibu Lita kaget bukan kepalang. Ia cepat-cepat menutup brownies ketan hitam yang sudah matang.
    Dadaku bergemuruh kencang saking senangnya! Aku menyibakan selimut. Dengan tak sabar, aku membuka pintu kamar. Ini kali pertama lagi, aku mencium wangi aroma brownies ketan hitam khas nenek. Aku terdiam sebentar. Akh, apa aku hanya bermimpi tadi! Sepertinya aku hanya bermimpi!
    Aku menepuk-nepuk pelan kedua pipiku. Aku memberanikan diri keluar kamar walaupun aku masih kesal dengan Ibu.
    “Pagi Lita… Sini sarapan dulu sayang….” Sambut Ibu. Pipinya bersemu merah. Dia menuangkan nasgor ke piring.
    Aku hanya mengangguk pelan, kutarik kursi meja makan.
    “Selamat Ulang Tahun sayang….” Ibu menyodorkan sepiring brownies ketan hitam di depan mataku.
    “Wah… ini beneran Lita nggak mimpi bu….” Aku mengucek kedua bola mata. Aku seperti tersetrum saking excited-nya.
    Ibu mengembangkan senyum semangatnya. Kemudian ia duduk di samping Lita.
    “Makasih ya bu….” Lita merangkul badan Ibunya. Tak terasa air mata bahagianya membentuk sungai kecil di kedua pipinya.
    Ibunya menghela napas lega, ia mencium rambut putri kesayangannya itu.
-ii-
    

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Selepas patah
204      167     1     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
Love Al Nerd || hiatus
137      108     0     
Short Story
Yang aku rasakan ke kamu itu sayang + cinta
Pacarku Arwah Gentayangan
5889      1751     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
START
313      211     2     
Romance
Meskipun ini mengambil tema jodoh-jodohan atau pernikahan (Bohong, belum tentu nikah karena masih wacana. Hahahaha) Tapi tenang saja ini bukan 18+ πŸ˜‚ apalagi 21+πŸ˜† semuanya bisa baca kok...πŸ₯° Sudah seperti agenda rutin sang Ayah setiap kali jam dinding menunjukan pukul 22.00 Wib malam. Begitupun juga Ananda yang masuk mengendap-ngendap masuk kedalam rumah. Namun kali berbeda ketika An...
Luka atau bahagia?
4904      1419     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
9521      2111     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
AKSARA
6407      2184     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Cinta Pertama Bikin Dilema
5081      1410     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Sweet Equivalent [18+]
4787      1230     0     
Romance
When a 19 years old girl adopts a 10 years old boy Its was hard in beginning but no matter how Veronica insist that boy must be in her side cause she thought he deserve a chance for a better live Time flies and the boy turn into a man Fact about his truly indentitiy bring another confilct New path of their life change before they realize it Reading Guide This novel does not follow the rule o...
Under a Falling Star
1050      614     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...