Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hujan Paling Jujur di Matamu
MENU
About Us  

Setiap kejadian itu terbayang, Amarah, sakit hati dan keputusasaan berbaur menjadi satu dalam dadanya. Membuat napasnya sesak. Andai bunuh diri bukan sebuah dosa, pasti Ratri telah mengakhiri hidupnya sejak dulu. Tapi ia sadar, bunuh diri bukanlah pemecahan dari masalah yang sedang dialaminya kini.

Terkadang terpikir oleh Ratri untuk menggugurkan kandungannya. Tapi lagi-lagi jiwa perempuannya menolak. Ratri sadar janin dalam rahimnya tak berdosa. Bagaimanapun ia berhak untuk lahir ke dunia. Tapi Ratri tak ingin terus tersiksa dalam duka dan air mata.

“Aku harus segera mengatakan ini kepada Umi dan Abi,” lirihnya.

“Dan, aku akan menanggung apapun akibatnya. Setidaknya mereka tahu, derita apa yang sedang aku alami kini,” ucapnya lagi dalam hati. Air matanya pun terus berlinang. Mengalir, bermuara pada sepi.

Malam kian sunyi. Denting jam di dinding seolah requiem yang diaransir ulang dari denyut nadi menambah suasana malam kian mencekam. Dari dapur, terdengar Bu Farida batuk-batuk. Makin lama, batuknya makin keras dan sering. Ratri sedikit cemas. Segera disekanya air mata. Lalu segera keluar menuju dapur.

“Ibu sakit?” tanya Ratri sambil memegang bahu Bu Farida dan mencoba memijit-mijitnya.

“Ah, nggak apa-apa kok. Mana suamimu? Kok malah kamu yang keluar?”

“Hmmm … anu, Bu.”

Belum sempat Ratri meneruskan kata-katanya, Bu Farida memegangi dada sambil meringis. Membuat Ratri semakin cemas. Segera digandengnya Bu Farida dan mengajaknya kembali ke kamar. Namun, ketika melewati ruang tengah, tiba-tiba Bu Farida limbung hampir saja terjatuh jika Ratri tidak segera memeluknya.

“Ibu kenapa?” Ratri sangat cemas.

Bu Farida tak menjawab karena detik selanjutnya ia sudah tak sadar.

Ratri sangat panik. Segera didudukan Bu Farida di sofa. Ia berteriak memanggil Mang Dadang. Tak lama Mang Dadang pun datang bahkan Bi Nengsih pun turut serta. Mereka pun sangat panik ketika melihat Bu Farida tergeletak di sofa.

“Ambilkan kunci mobil di laci meja rias, Bi!” seru Ratri.

Tanpa menjawab, Bi Nengsih segera berlari ke kamar majikannya. Sementara Ratri dan Mang Dadang berusaha menyadarkan Bu Farida dengan memijit kakinya. Ketika Bi Nengsih datang, Ratri pun meminta Mang Dadang untuk membopong Bu Farida menuju mobil yang kebetulan akhir-akhir ini tidak pernah dimasukan ke garasi. Bi Nengsih segera membuka pintu pagar. Tanpa banyak kata lagi, Ratri segera membawa Bu Farida ke rumah sakit.

***

Hari masih terlalu pagi ketika Yudis pulang ke rumah. Ia sangat kaget ketika mengetahui dari Bi Nengsih bahwa penyakit ibunya kambuh. Pikiranya segera menyangka bahwa Ratrilah penyebab kambuh penyakit ibunya. Dia pun segera pergi ke rumah sakit membawa cemas kepada ibunya dan amarah kepada Ratri.

Setibanya di rumah sakit, Yudis segera bertanya kepada bagian pendaftaran di mana ibunya dirawat. Karena memang Bu Farida telah beberapa kali dirawat di rumah sakit itu, maka tak butuh waktu lama bagi perawat untuk mencari nama Bu Farida. Yudis pun segera berlari menuju ruangan tempat ibunya dirawat.

Yudis langsung masuk ke dalam ruangan setelah yakin di sanalah ibunya dirawat. Ternyata benar, ibunya sedang tergeletak. Matanya terpejam. Di sampingnya Ratri duduk tertunduk. Terlihat bahunya bergerak-gerak menahan tangis.

“Ini semua pasti karena ulahmu, Ratri!” seru Yudis. Suaranya sedikit keras.

Ratri mengangkat wajahnya. Menatap wajah suaminya yang kini tak ada lagi keteduhan di setiap tatapannya selain amarah.

“Ibu tiba-tiba pingsan, Aa,” jawab Ratri tetap lembut. Tetap menghormati Yudis sebagai seorang suami meskipun Yudis sudah tak menganggapnya lagi sebagai istri.

“Hlah jangan bohong! Pasti kau mengatakan sesuatu kepada ibu sehingga ibu kaget,” ucap Yudis tetap kasar.

“Demi Allah, Aa. Neng tidak mengatakan apa-apa kepada ibu.” Ratri memelas.

Plak! Sebuah tamparan mendarat di pipi putih Ratri yang kini selalu sembab. Ratri terhuyung. Hampis saja jatuh andai ia tak berpegangan pada ranjang. Hatinya sangat hancur. Jiwanya terguncang hebat. Ia tak menyangka kalau Yudis bisa bertindak sedemikian kasar padanya. Ratri mundur beberapa langkah mencoba menghindari amarah Yudis yang semakin meluap-luap.

Yudis mengalihkan tatapan ke wajah ibunya. Kemudian duduk di tepian tempat tidur sambil memegang tangan ibunya. Kini wajahnya terlihat sendu. Air matanya pun menetes. Pada wajah yang selalu terlihat lelah, perlahan Bu Farida menggerakan tangannya dan membuka matanya.

“Yudis …,” lirih Bu Farida.

Yudis segera mengangkat wajahnya.

Alahamdulillah, ibu sudah sadar,” jawabnya.

“Ke mana kamu semalam? Kenapa kau tinggalkan istrimu sendirian di rumah,” tanya Bu Farida.

“Hmm ... semalam Yudis ketiduran di masjid, Bu,” jawab Yudis berbohong.

“Jadi siapa yang bawa ibu ke rumah sakit?”

Yudis tak menjawab.

“Mana Ratri?” tanya Bu Farida.

“Di sini, Bu,” sahut Ratri dengan tersenyum sambil menyeka air matanya.

“Maafkan ibu sudah merepotkanmu.”

“Ibu kok bicara seperti itu? Sudah kewajiban Neng menjaga dan merawat ibu,” jawab Ratri.

Bu Farida tersenyum lalu memegang tangan Ratri.

“Neng memang istri dan menantu yang baik,” lembut Bu Farida.

Yudis terdiam. Tahulah dia bahwa penyakit ibunya kambuh bukan karena disebabkan oleh Ratri. Justru Ratrilah yang telah menyelamatkan ibunya. Ada sedikit penyesalan dalam hatinya telah menampar Ratri. Baru pertama kali ini ia menampar seorang wanita.

“Kenapa pipimu merah begitu, Neng?” tanya Bu Farida.

“Nggak apa-apa Bu. Cuma gatal-gatal saja.”

Bu Farida menatap Yudis. “Nanti setelah dokter datang, antar istrimu periksa, Yudis.” katanya.

Yudis hanya mengangguk.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
AUNTUMN GARDENIA
138      120     1     
Romance
Tahun ini, dia tidak datang lagi. Apa yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sedang kesulitan? Sweater hangat berwarna coklat muda bermotif rusa putih yang Eliza Vjeshte kenakan tidak mampu menahan dinginnya sore hari ini. Dengan tampang putus asa ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada di dalam tasnya, kemudian menaiki jembatan Triste di atas kolam ikan berukura...
DELUSI
534      375     0     
Short Story
Seseorang yang dipertemukan karena sebuah kebetulan. Kebetulan yang tak masuk akal. Membiarkan perasaan itu tumbuh dan ternyata kenyataan sungguh pahit untuk dirasakan.
Sweetest Thing
2079      1073     0     
Romance
Adinda Anandari Hanindito "Dinda, kamu seperti es krim. Manis tapi dingin" R-
Dear, My Brother
807      519     1     
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta. Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
SECRET IN KYOTO
532      384     6     
Short Story
Musim semi adalah musim yang berbeda dari empat musim lainnya karena selalu ada kesempatan baru bagiku. Kesempatan untuk tumbuh dan mekar kembali bersama dengan kenangan di masa lalu yang kuharap akan diulang kembali.
Pilihan Terbaik
4589      1419     9     
Romance
Kisah percintaan insan manusia yang terlihat saling mengasihi dan mencintai, saling membutuhkan satu sama lain, dan tak terpisahkan. Tapi tak ada yang pernah menyangka, bahwa di balik itu semua, ada hal yang yang tak terlihat dan tersembunyi selama ini.
SURAT CINTA KASIH
564      407     6     
Short Story
Kisah ini menceritakan bahwa hak kita adalah mencintai, bukan memiliki
RUMIT
5557      1674     53     
Romance
Sebuah Novel yang menceritakan perjalanan seorang remaja bernama Azfar. Kisahnya dimulai saat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang menimpa kota Palu, Sigi, dan Donggala pada 28 September 2018. Dari bencana itu, Azfar berkenalan dengan seorang relawan berparas cantik bernama Aya Sofia, yang kemudian akan menjadi sahabat baiknya. Namun, persahabatan mereka justru menimbulkan rasa baru d...
Mendadak Pacar
8821      1746     1     
Romance
Rio adalah seorang pelajar yang jatuh cinta pada teman sekelasnya, Rena. Suatu hari, suatu peristiwa mengubah jalannya hari-hari Rio di tahun terakhirnya sebagai siswa SMA
HARMONI : Antara Padam, Sulut dan Terang
1221      564     5     
Romance
HARMONI adalah Padam, yang seketika jadikan gelap sebuah ruangan. Meski semula terang benderang. HARMONI adalah Sulut, yang memberikan harapan akan datangnya sinar tuk cerahkan ruang yang gelap. HARMONI adalah Terang, yang menjadikan ruang yang tersembunyi menampakkan segala isinya. Dan HARMONI yang sesungguhnya adalah masa di mana ketiga bagian dari Padam, Sulut dan Terang saling bertuk...