Read More >>"> Rewrite (Hilang) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rewrite
MENU
About Us  

“Maaf, jika aku harus mengajakmu bertemu seperti ini.” Mata gadis berambut lurus itu menunduk, sesekali matanya terpejam lama. Ia menghembuskan nafas perlahan, seolah bersiap mengeluarkan bara api yang terpendam.

It’s ok. Apa yang ingin kau sampaikan padaku, Renata?” Mata Shafwan juga tak kalah gelisah. Namun rasa penasaran yang sekarang mendominasi pikirannya.

“Aku tahu. Orang tua kita ingin menjodohkan kita. Dengan beragam cara yang mereka lakukan.” Renata berhenti sejenak. Ia meneguk cairan hangat berwarna coklat kental di hadapannya.

“Aku juga tahu. Kita berdua tidak berkenan dengan perjodohan ini. Aku…masih mencintai Reynold, cowok yang aku putuskan dua bulan lalu. Aku ingin kembali kepada Reynold. Hubungan kami terlalu indah jika harus putus begitu saja.”

Shafwan terkejut dengan keterusterangan gadis manis di depannya ini. Dia masih meraba ke mana arah pembicaraan ini bermuara. Diteguknya air mineral dingin di tangannya. Sesekali pula ia mengetukkkan jari di atas meja.

“Lagipula tentu saja, aku bukan gadis tipe-mu bukan? Aku tidak berhijab. Setidaknya belum untuk saat ini,” Renata menatap Shafwan dengan tersenyum. Gigi kelincinya berbaris rapi menambah kesan imut di wajahnya.

Pernyataan Renata bagaikan anak panah yang langsung mengenai jantung Shafwan. Renata benar-benar gadis yang lugas dalam berbicara.

Masya Allah. Kau gadis pemberani, Renata. Jujur, sebenarnya aku juga ingin menyampaikan hal ini. Tapi aku urungkan. Aku kuatir akan membuatmu sedih.”

“Hahaha…. Aku tidak selemah itu, Shafwan. See? Aku yang memulai dulu membicarakan ini.”

“Jujur, aku sedikit lega. Sebelum ini, aku dalam posisi serba salah. Kamu gadis yang baik. Berhak mendapatkan yang terbaik. Memutuskan ataupun melanjutkan perjodohan ini hanya akan membuatmu terluka.”

“Maksudnya?” Kedua alis tebal Renata bertautan.

“Jika memutuskan perjodohan, aku kuatir kau kecewa, sedih karena aku menolakmu. Namun jika aku melanjutkan perjodohan ini, aku kuatir tidak bisa membahagiakanmu sebagai seorang istri. Dalam benakku masih ada orang lain.”

“Hahaha aku sudah menduganya. Seorang laki-laki usia 30 belum menikah, kalau gak dia penyuka sesama jenis ya gagal move on.”

“Hush. Naudzubillahamindzalik. Aku masih normal, Renata.” Mata Shafwan mendelik mendengar lelucon Renata.

“Hehehe maaf. Just kidding.”

“Kita dalam posisi yang hampir sama. Belum bisa sepenuhnya move on dengan seseorang. Aku tidak bisa menolak keinginan Mama. Namun di sisi lain, aku juga belum menemukan gadis yang tepat untuk kujadikan istri.”

“Baiklah. Kalau begitu, kita punya tugas masing-masing untuk menyampaikan ke orang tua kita. Gimana?”

“Aku sepakat. Kita harus menyampaikan kepada mereka bahwa Shafwan dan Renata cukup berteman saja. Tidak berlanjut ke jenjang lebih tinggi. Deal?”

Deal! Shafwan, aku jadi penasaran, dengan kisah masa lalumu. Seperti apakah gadis yang sudah membuat pak guru Shafwan seperti ini.”

“Itu bukan urusanmu.”

“Sialan kau. Hahaha….”

“Semoga kita segera dipertemukan jodoh terbaik masing-masing.”

*****

Sonya dan suaminya berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah umroh. Ia menyerahkan urusan pengasuhan Farel kepada Azkadina. Selama kurang lebih 15 hari, Azkadina tinggal di rumah besar Sonya bersama asisten rumah tangga, Mbak Sumaryam. Ibu Sonya dan Azkadina juga sementara tinggal di rumah Sonya. Menemani Azkadina dan cucunya.

Untuk antar jemput Farel ke sekolah juga Azkadina yang melakukannya. Sebelum berangkat ke kampus, ia harus mengantarkan Farel ke sekolahnya. Begitu pula dengan penjemputan, Azkadina meluangkan waktu sejenak untuk menjemput Farel di tengah kesibukannya.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Motor Azkadina sudah berhenti di halaman parkir sekolah. Ia bergegas mempercepat langkahnya menuju ruang kelas Farel. Sesampai kelas, Azkadina celingukan. Sosok gembul berambut keriting itu tidak tampak batang hidungnya. Hanya ada Shafwan di kelas sedang mengetik sesuatu.

“Ustaz, saya mau jemput Farel. Di mana dia?”

“Farel? Tadi dia main di halaman. Apa tidak ada?”

“Kalau ada saya gak bakal tanya ke Ustaz,” sergah Azkadina.

Shafwan melangkahkan kaki menuju halaman belakang. Ia tidak menjumpai Farel bahkan tasnya juga tidak ada. Shafwan bertanya kepada siswa kelas 5 yang bermain bola. Mereka juga tidak melihat Farel.

“Gawat! Kalau sampai Farel hilang gimana! Mampus aku!”

“Mari kita cari di halaman dan gedung depan. Siapa tahu ia bermain di sana.”

Mata elang Shafwan menelisik satu persatu siswa yang masih belum dijemput di halaman depan. Tak dijumpainya sosok Farel. Shafwan juga bersuara melalui intercom sekolah, mencari Farel.

“Masa’ Farel hilang? Sekolah harus bertanggung jawab jika ada siswanya hilang.”

“Mbak jangan bicara sembarangan. Farel tidak hilang. Kita akan mencarinya. Mbak Azka kenapa baru jemput? Ini sudah jam empat sore. Sudah lewat dua jam dari jam penjemputan.” Suara Shafwan terbawa emosi mendengar serangan dari perempuan di depannya. Mata elangnya ganti menatap Azkadina.

“Saya tadi masih di kampus. Kita mau cari di mana?”

“Ayo ikut saya! Kita cari bersama!” Ajak Shafwan.

Azkadina mengikuti langkah Shafwan. Perasaannya kacau. Ia sudah membayangkan hal-hal buruk terkait Farel. Keringat dingin sudah membasahi rambut dan bajunya. Kedua tangannya gemetaran. Melihat gadis di depannya sedang cemas, Shafwan menurunkan tekanan tatapan dan suaranya.

“Kita berdoa, semoga Farel ada di sekitar sini.”

Azkadina mengangguk. Sejenak kecemasannya menurun mendengar kalimat dari Shafwan.

Tetiba, sosok gembul berambut keriting tampak dari kejauhan sedang makan bakso di warung sebelah sekolah.

“Farel! Kamu di sini?”

“Tante Azka… Ustaz…”

“Kamu ke mana saja?! Tante hampir mati mencarimu di sekolah,” berang Azkadina. Nafasnya masih tersengal dan matanya memerah melotot ke arah Farel.

“Aku lapar. Tante lama sekali jemput Farel. Aku diajak Faiq makan bakso.”

“Lho? Ada Faiq juga ya,” seru Shafwan.

Farel mengangguk. Faiq tersenyum kepada Shafwan.

“Ayo, kita pulang!” ajak Azkadina dengan wajah memerah.

“Tante Azkadina, tenang. Biar Farel dan Faiq menyelesaikan makannya.” Shafwan menatap lembut gadis berhidung mancung di depannya itu.

Emosi Azkadina luruh seketika. Ia tak lagi marah. Lima menit kemudian, Farel dan Faiq sudah selesai menyelesaikan makan bakso.  Shafwan mengajak keduanya kembali ke sekolah.

Dengan bijak, Shafwan menasihati Farel dan Faiq untuk meminta izin bila hendak ke luar sekolah. Mereka juga diminta untuk menunggu dengan tenang di halaman sekolah. Farel dan Faiq mengangguk. Farel dan Faiq juga meminta maaf kepada Shafwan dan Azkadina karena sudah membuat mereka khawatir.

“Mbak Azkadina, besok lagi, jika terlambat menjemput Farel, bisa menyampaikan ke saya ya. Biar saya bisa mengondisikan Farel untuk bersabar menunggu. Sesampai rumah, Farel jangan dimarahi. Kasihan dia sedang jauh dari orang tuanya. ”

Tanpa pikir panjang, Azkadina mengangguk. Matanya berbinar; menatap pemuda tegap di depannya itu dengan takjub. Senyuman manis yang terselip di bibir Azkadina membuat pemuda itu pun menundukkan pandangannya.

Semilir angin sore berhembus. Namun kali ini tidak hanya menyentuh kulit tapi juga jiwa. Entahlah, setiap melihat Shafwan, hati Azkadina menjadi sejuk.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Love You, Om Ganteng
15304      3647     5     
Romance
"Mau dua bulan atau dua tahun, saya tidak akan suka sama kamu." "Kalau suka, gimana?" "Ya berarti saya sudah gila." "Deal. Siap-siap gila berarti."
ETHEREAL
1137      494     1     
Fantasy
Hal yang sangat mengejutkan saat mengetahui ternyata Azaella adalah 'bagian' dari dongeng fantasi yang selama ini menemani masa kecil mereka. Karena hal itu, Azaella pun incar oleh seorang pria bermata merah yang entah dia itu manusia atau bukan. Dengan bantuan kedua sahabatnya--Jim dan Jung--Vi kabur dari istananya demi melindungi adik kesayangannya dan mencari sebuah kebenaran dibalik semua ini...
BOOK OF POEM
1832      562     2     
Romance
Puisi- puisi ini dibuat langsung oleh penulis, ada beragam rasa didalamnya. Semoga apa yang tertuliskan nanti bisa tersampaikan. semoga yang membaca nanti bisa merasakan emosinya, semoga kata- kata yang ada berubah menjadi ilustrasi suara. yang berkenan untuk membantu menjadi voice over / dubber bisa DM on instagram @distorsi.kata dilarang untuk melakukan segala jenis plagiarism.
Memoreset (Segera Terbit)
3094      1198     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
River Flows in You
642      359     6     
Romance
Kean telah kehilangan orang tuanya di usia 10 tahun. Kemudian, keluarga Adrian-lah yang merawatnya dengan sepenuh hati. Hanya saja, kebersamaannya bersama Adrian selama lima belas tahun itu turut menumbuhkan perasaan lain dalam hati. Di satu sisi, dia menginginkan Adrian. Di sisi lain, dia juga tidak ingin menjadi manusia tidak tahu terima kasih atas seluruh kebaikan yang telah diterimanya dar...
Kasih dan Sebilah Pisau
307      194     0     
Short Story
Kisah ini dibuat berdasarkan keprihatinan atas krisisnya kasih dan rapuhnya suatu hubungan. *** Selama nyaris seumur hidupku, aku tidak tahu, apa itu kasih, apa itu cinta, dan bagaimana seharusnya seseorang tersenyum saat sedang jatuh cinta.
If I Called Would You Answer
337      229     1     
Short Story
You called her, but the only thing you heard was ' I'm Busy '
Kenangan Masa Muda
5725      1617     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
Let it go on
1082      763     1     
Short Story
Everything has changed. Relakan saja semuanya~
The Spark Between Us
5455      2325     2     
Romance
Tika terlanjur patah hati untuk kembali merasakan percikan jatuh cinta Tapi ultimatum Ibunda untuk segera menikah membuatnya tidak bisa berlamalama menata hatinya yang sedang patah Akankah Tika kembali merasakan percikan cinta pada lelaki yang disodorkan oleh Sang Ibunda atau pada seorang duda yang sepaket dengan dua boneka orientalnya