“Bintang nya indah banget!!” seru William lantang. Terlihat jelas jika Laki-laki itu sangat menikmati keindahan langit malam ini. Disebelahnya, seorang perempuan tengah tertawa kecil melihat tingkah laku William.
“Udahlah, Will, Nggak usah berlebihan begitu.” Kata perempuan itu diujung tawa nya. William kembali duduk, kemudian menatap perempuan itu dengan kedua bola mata coklatnya.
“sorry? Yang selalu bertingkah berlebihan itu kan kamu, Anne!” balas William sambil menunjuk wajah Anne. Mendengar itu Anne memelotot, kemudian mencubit lengan William.
“Aduh! Anne, sakit! Udah woy!” William mengaduh kesakitan.
“Makannya nggak usah rese!” seru Anne sambil melepas cubitannya di lengan William.
“hehehe, tapi bukannya benar? Kamu selalu bertingkah berlebihan?” Tanya William lagi sambil mengedipkan sebelah matanya. Anne kembal memelotot, bersiap untuk menerkam William.
“Hehehe, Grapje!” ucap William sambil menggeser duduknya sedikit menjauh dari Anne.
“hihihi, gripji!” Anne mencibir. William tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Anne yang masam. Kemudian, William kembali menggeser duduknya ke samping Anne.
Lengang. Tidak ada percakapan. Keduanya sama-sama menikmati indahnya bintang gemrintang dalam diam.
“Anne..” panggil William kemudian.
“Hm.” Balas Anne malas.
“Tau nggak?” tanya William lagi, yang kembali dijawab dengan gumaman oleh Anne.
“ck elah, jangan ngambek dong!” Kata William sambil menoleh kearah perempuan disebelahnya.
“Iya-iya maaf, kan aku udah bilang cuma bercanda..” ucap William memelas. Anne menatap wajah memohon William. Dari dulu, entah kenapa Anne memang tidak bisa terlalu lama marah kepada William. Ketika menatap kedua bola mata William yang berwarna coklat, perasaan hangat, dan nyaman selalu menyerang Anne. Anne sangat menyukai kedua bola mata itu.
“Iya deh iya, aku maaf in.” Kata Anne kemudian.
William tersenyum lebar, lalu berkata “Hehehe, makasih serigala!”. Mendengar itu Anne memukul lengan William pelan,
“Tuh kan! Rese banget!” William kembali tertawa kencang, yang kemudian diikuti oleh tawa Anne.
“Oh iya, gimana sekolahmu?” tanya William sambil mengeluarkan dua potong sandwich dari dalam tas nya.
“Yaa.. biasa aja sih,” jawab Anne.
“Btw, gimana soal Angga? Kamu masih suka sama dia?” Tanya William mengganti topik sambil menyodorkan satu sandwich nya kepada Anne.
“Najis! Dia tuh ternyata playboy tahu nggak?” Kata Anne kesal sambil menerima sandwich yang diberikan William. William tertawa kecil, kemudian menggeleng-nggelengkan kepala nya.
“kalau kamu sendiri, gimana?” tanya Anne balik tanpa mengalihkan pandangan dari sandwich nya.
William tidak menjawab, ia terus fokus menghabiskan roti isi miliknya. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari William, Anna akhirnya juga ikut menikmati sandwich miliknya.
“Emm… belum. Belum ada yang menarik perhatianku.” Kata William tiba-tiba dengan mulut penuh sandwich. Anne menatap William dengan wajah bingung, yang kemudian dibalas dengan angkatan bahu William.
“Aneh, padahal muka mu bule banget! Masa iya nggak ada yang kepincut?” Tanya Anne sambil menggeleng-nggelengkan kepala nya.
“Eh? Kalau yang kepincut mah banyak! Siapa dulu dong?” Kata William sambil memukul-mukul dada nya, menyombongkan diri.
“Idih! Sombong banget!” kata Anne.
Mendengar itu William hanya tertawa kecil. Kedua nya kembali menatap indahnya bintang dalam diam. Malam ini adalah malam yang special. Menurut berita yang William lihat kemarin, dikabarkan akan turun bintang jatuh malam ini. Karena itulah William segera mengajak Anne ke bukit ini. Selain karena bukit ini memang tempat favorite William dan Anne untuk menonton sunrise, sunset, ataupun untuk sekedar menenangkan diri, dari atas bukit ini pemandangan bintang jatuh juga dapat terlihat dengan jelas. Ditambah dengan lingkungan bukit yang sepi juga membangkitkan suasana nyaman.
Namun, semakin malam udara diatas bukit ini semakin dingin. Anne yang memang pada dasarnya tidak tahan dengan suhu dingin segera menggigil. Sialnya, ia juga lupa untuk membawa jaket. Saat Anne tengah memeluk diri nya sendiri untuk tetap mendapatkan kehangatan, tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengulurkan sebuah jaket kepada nya.
“Nih pakai! Nanti kamu sakit.” kata William.
“ng-nggak usah,Will! Nggak apa-apa kok.” Kata Anne menolak.
“Ck, kalau dibilangin tu nurut aja kenapa sih?” Kata William sedikit mengomel. Anne akhirnya tidak bisa menolak lagi, karena William sudah memakaikan jaketnya ketubuh Anne. Bau aroma parfum masculine milik William segera tercium, membuat Anne menjadi merasa nyaman saat mengenakannya.
Anne dan William sudah lama Bersahabat. Mereka sudah bersahabat sejak menduduki bangku sekolah dasar. Anne yang pada waktu itu sedang di ganggu oleh kakak-kakak kelasnya, di selamatkan oleh William, orang yang belum dikenalnya. Sejak saat itulah hubungan William dan Anne semakin dekat. Karena Anne tidak mempunyai kakak laki-laki, William sudah ia anggap seperti kakak sendiri. Begitupun sebaliknya. William yang juga merupakan anak tunggal, juga menganggap Anne sebagai adik yang selalu harus dijaga nya. William yang lebih tua satu tahun dari Anne selalu bisa menjadi sosok kakak yang baik untuknya. Anne selalu meminta kepada kedua orang tua nya untuk terus bersekolah di sekolah yang sama dengan William. Dan dengan senang hati, kedua orang tua nya mau mengabulkannya.
“Kamu dari dulu memang nggak pernah berubah,Wil..”, ucap Anne didalam hati sambil menatap wajah tampan William.
“Eh, Anne! Foto bareng yuk! Mumpung langit nya di penuhi bintang.” Kata William sambil mengeluarkan holder kecil dari dalam tas nya.
Anne mengangguk, kemudian mencari spot foto yang bagus sambil menunggu William menyetting kameranya.
“Will! Disini bagus!” Kata Anne melambaikan tangan. William memberikan jempol, kemudian mengarahkan kamera ketempat Anne berdiri.
”Nah sip!” kata William sambil berlari kecil kearah Anne.
“Hitungan ke lima okay?”
“een!” William mulai menghitung maju.
“twee!”
“drie!”
“vier!”
“vijf!”
JPRET!
Malam itu…
Diatas bukit, Anne dan William melukiskan kenangan bersama. Sebuah foto yang menjadi saksi persahabatan mereka. Dan tanpa diduga-duga, foto itu ternyata menangkap sebuah momen yang sangat indah. Yaitu ketika dibelakang tubuh Anne, dan William, terlihat sebuah bintang jatuh yang sedang turun dengan anggunnya.