Read More >>"> Palette (PRESENTATION) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Palette
MENU
About Us  

Hari besar itu akhirnya tiba.

Naga datang ke kantor Palette setengah jam sebelum waktu yang dijanjikan Dimas. Sambil menunggu Dimas dan Dara menyelesaikan rapat evaluasi, Naga memilih untuk melihat-lihat ke bagian produksi.

Kelebihan Palette, selain branding-nya yang unik, mereka juga memproduksi sendiri sepatu-sepatu yang dijual di pasaran. Di bagian belakang kantor, terdapat semacam pabrik dengan skala kecil yang berisi puluhan pekerja. Suara mesin bubut tumpang tindih dengan bunyi ‘tok-tok’ yang berasal dari bagian pemasangan sol. Customer yang beruntung bisa berkunjung ke pabrik kecil ini, akan mendapatkan pengalaman membeli sepatu yang berbeda.

Pembelian langsung di store yang ada di depan kantor Palette, akan mendapat fasilitas melihat pembuatan sepatu pesanan secara langsung. Pembeli akan diukur dan diberikan pilihan bahan yang diinginkan. Kemudian, pembeli juga dipersilakan untuk memilih desain dan model sepatu yang dipesan. Sayang, pesanan tidak bisa ditunggu hingga selesai pada hari yang sama. Namun, Naga rasa, semua pembeli pasti akan memaklumi hal itu. Bukan hanya seorang yang ingin membeli sepatu Palette secara langsung.

Puas melihat-lihat pabrik produksi, Naga kembali ke kantor. Bertepatan dengan itu, Dimas dan Dara baru saja keluar dari ruang rapat. Dara melambai heboh begitu melihat Naga.

“Wah, aura lo beda banget pakai setelan kayak gini sama pake seragam biru merah,” komentar Naga yang langsung mendapat gaplokan dari Dara.

“Lo baru sampe?” Dimas memastikan, karena tadi dia sempat melihat Naga baru masuk ke kantor.

Naga menggeleng. “Udah dari setengah jam lalu. Gue ke belakang dulu tadi, lihat-lihat proses produksi.”

“Udah siap, kan?” Dara menggamit lengan Naga, membuat pemuda itu mengerling pada Dimas dan merasa besar kepala. “Ayo kita presentasikan ide cemerlang lo!”

Naga bohong jika mengatakan dirinya tidak gugup. Pemuda itu gugup sekali. Tangannya terasa dingin... dan panas sekaligus. Keringatnya menetes di punggung dan dada, padahal dia berada di ruangan berpendingin. Naga belum pernah merasakan kegugupan seperti ini sebelumnya. Bahkan, saat sidang skripsi, dia tidak merasa setakut ini. Apa ya, Naga kesulitan mendefinisikan perasaannya saat ini. Pemuda itu gugup, gelisah, dan takut.

Dara menepuk pundak Naga, mengembalikan kepercayaan diri yang hendak terbang meninggalkan raga. Perempuan itu meyakinkan Naga, ini adalah jembatan paling mulus yang akan membawanya ke masa depan cerah. Setelah mengembuskan napas panjang, Naga memulai presentasinya. Selain Pak Wirawan, Dara, dan Dimas, Naga tidak mengenal orang-orang yang ada di dalam ruangan tersebut. Jadi, jalan terbaik untuk meluruhkan rasa gugupnya adalah dengan tidak melihat mereka semua dan fokus saja pada Dara atau Dimas.

**

Presentasi yang memakan waktu nyaris tiga puluh menit itu berjalan lancar, setidaknya menurut Naga seperti itu. Pemuda itu masih gugup. Tangannya juga masih gemetaran, bahkan hingga di akhir presentasi. Namun, senyumnya terulas lebar. Dia lega, tentu saja. Apa pun hasilnya, dia akan menerima hal itu dengan lapang dada. Dia tidak akan memaksakan diri lagi kali ini. Jika memang belum berhasil meraih hati pada dewan direksi, Naga akan menganggap hari ini sebagai sebuah pengalaman berharga yang akan terus dia kenang.

Pak Wirawan dan segenap dewan direksi membutuhkan beberapa belas menit tambahan untuk berdiskusi. Naga diminta menunggu di luar ruang rapat. Kali ini, Naga sendirian. Tidak ada siapa pun yang menjadi support system-nya. Di titik ini, Naga sadar. Dia memang tidak bisa selalu mengandalkan orang lain untuk terus mendukung dirinya. Yang harus dia andalkan mulai saat ini hanyalah dirinya sendiri.

Yang pertama kali keluar dari ruang rapat adalah Dara. Perempuan itu langsung memeluk Naga dengan senyum lebar di wajahnya. Tanpa banyak kata, Dara mengajak Naga untuk masuk kembali ke ruang rapat.

“Saudara Naga, kami sudah berdiskusi dan mengambil keputusan terkait dengan presentasi yang baru saja Saudara sajikan. Kami memutuskan untuk menerima aplikasi Saudara. Selamat bekerja. Saya pribadi sangat menantikan ide-ide lain yang jauh lebih fresh dari ini.”

Naga merasa kakinya lemas. Kalimat Pak Wirawan membuatnya ingin menangis. Sampai semua orang di dalam ruangan itu keluar, Naga masih membeku di tempatnya.

“Saya ingin bicara secara pribadi sama kamu.” Pak Wirawan merangkul Naga dan mengajaknya keluar dari ruangan. “Gimana kabar Bapak?”

Tentu saja Naga tahu itu pertanyaan basa-basi. Namun, Naga tetap menjawabnya dengan sopan. “Baik, Pak. Perkembangannya cukup signifikan ke arah yang lebih baik. Terima kasih atas semua bantuan Pak Wirawan selama ini.”

“Sudah jadi kewajiban saya buat bantu Pak Mahdi. Beliau adalah orang kepercayaan saya. Selama bekerja, beliau nggak pernah bikin kesalahan yang membuat saya marah. Beliau adalah orang paling jujur dan apa adanya yang pernah saya kenal. Karena itu, saya juga yakin kamu adalah orang yang sama seperti bapakmu.”

“Saya nggak sebaik Bapak, tapi saya bisa pastikan kalau saya juga orang yang jujur.” Pak Wirawan terkekeh menanggapi sedikit kesombongan yang dilontarkan Naga.

“Jadi, Naga, saya pengin minta satu hal dari kamu.” Nada suara Pak Wirawan berubah menjadi lebih serius. “Saya pengin kamu desainkan satu gaun pengantin lukis, seperti yang kamu sampaikan dalam presentasi tadi.”

Naga mengernyit. “Apa ini tes lanjutan, Pak?”

Pak Wirawan menggeleng. “Oh, enggak, enggak. Ini nggak ada hubungannya sama pekerjaan, tapi ada hubungannya sama pemilik perusahaan.”

“Saya... kurang mengerti.”

Pak Wirawan tersenyum tipis. Senyum yang mengingatkan Naga pada senyum Bapak. “Saya pengin kamu bikinin gaun pengantin buat Dara.”

Naga membelalak. INI BERITA BESAR! “Kapan Dara mau nikah, Pak? Sama Dimas, kan? Saya kayaknya nggak setuju kalau Dara nikah sama orang lain selain Dimas.”

Senyum di bibir Pak Wirawan berubah menjadi kekehan. “Tenang aja, Dara akan menikah sama Dimas. Bagaimana pun, mereka saling mencintai. Untuk waktunya, masih lama. Tapi saya minta kamu persiapkan segalanya mulai sekarang. Untuk bayaran, jangan khawatir, saya akan membayarkan pesanan ini di luar gaji kamu sebagai karyawan Palette.”

Naga menanggapi kami terakhir itu dengan senyum. “Saya nggak perlu dibayar untuk ini, Pak. Sebuah gaun pengantin nggak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan semua dukungan dan bantuan yang Dara berikan pada saya sampai hari ini. Saya cuma mau Dara bahagia bersama dengan orang yang dia cintai.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • idhafebriana90

    Nggak ada notifnya

    Comment on chapter TWICE
  • vanilla_hara

    Ini kalau nge-like muncul notif gak, sih? Biar Naga tahu gitu aku datang. 🤣

    Comment on chapter TWICE
Similar Tags
(Un)Dead
526      286     0     
Fan Fiction
"Wanita itu tidak mati biarpun ususnya terburai dan pria tadi一yang tubuhnya dilalap api一juga seperti itu," tukas Taehyung. Jungkook mengangguk setuju. "Mereka seperti tidak mereka sakit. Dan anehnya lagi, kenapa mereka mencoba menyerang kita?" "Oh ya ampun," kata Taehyung, seperti baru menyadari sesuatu. "Kalau dugaanku benar, maka kita sedang dalam bahaya besar." "...
Different World
618      320     0     
Fantasy
Melody, seorang gadis biasa yang terdampar di dunia yang tak dikenalnya. Berkutat dengan segala peraturan baru yang mengikat membuat kesehariannya penuh dengan tanda tanya. Hal yang paling diinginkannya setelah terdampar adalah kembali ke dunianya. Namun, ditengah usaha untuk kembali ia menguak rahasia antar dunia.
Dapit Bacem and the Untold Story of MU
5757      1776     0     
Humor
David Bastion remaja blasteran bule Betawi siswa SMK di Jakarta pinggiran David pengin ikut turnamen sepak bola U18 Dia masuk SSB Marunda United MU Pemain MU antara lain ada Christiano Michiels dari Kp Tugu To Ming Se yang berjiwa bisnis Zidan yang anak seorang Habib Strikernya adalah Maryadi alias May pencetak gol terbanyak dalam turnamen sepak bola antar waria Pelatih Tim MU adalah Coach ...
The Legend of the Primrose Maiden
684      363     1     
Fantasy
Cinta dan kasih sayang, dua hal yang diinginkan makhluk hidup. Takdir memiliki jalannya masing-masing sehingga semua orang belum tentu bisa merasakannya. Ailenn Graciousxard, salah satu gadis yang tidak beruntung. Ia memiliki ambisi untuk bisa mendapatkan perhatian keluarganya, tetapi selalu gagal dan berakhir menyedihkan. Semua orang mengatakan ia tidak pantas menjadi Putri dari Duke Gra...
Ada Cinta Dalam Sepotong Kue
4850      1588     1     
Inspirational
Ada begitu banyak hal yang seharusnya tidak terjadi kalau saja Nana tidak membuka kotak pandora sialan itu. Mungkin dia akan terus hidup bahagia berdua saja dengan Bundanya tercinta. Mungkin dia akan bekerja di toko roti impian bersama chef pastri idolanya. Dan mungkin, dia akan berakhir di pelaminan dengan pujaan yang diam-diam dia kagumi? Semua hanya mungkin! Masalahnya, semua sudah terlamba...
Hyeong!
122      105     1     
Fan Fiction
Seok Matthew X Sung Han Bin | Bromance/Brothership | Zerobaseone "Hyeong!" "Aku bukan hyeongmu!" "Tapi—" "Seok Matthew, bisakah kau bersikap seolah tak mengenalku di sekolah? Satu lagi, berhentilah terus berada di sekitarku!" ____ Matthew tak mengerti, mengapa Hanbin bersikap seolah tak mengenalnya di sekolah, padahal mereka tinggal satu rumah. Matthew mulai berpikir, apakah H...
One-Week Lover
1207      679     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Let's See!!
1492      727     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
1025      539     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...
Cinta Pertama Bikin Dilema
3403      1069     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...