Loading...
Logo TinLit
Read Story - Palette
MENU
About Us  

Sebenarnya, ide yang ingin diajukan Naga untuk dewan direksi Palette nanti bukanlah ide yang benar-benar baru. Idenya sederhana. Naga memilih ide itu dari beberapa pilihan hanya karena melihatnya sebagai sesuatu yang lucu. Tentu saja Naga belum pernah mengurusi persiapan pernikahan sebelumnya. Namun, dia bisa membayangkan antusiasme calon pengantin saat tahu gaun pengantinnya bisa dilukis secara custom dan handmade. Untuk sebuah momen sekali seumur hidup yang menurut Naga sakral, perkara pakaian juga bisa memengaruhi kehidupan pernikahan calon pengantin ke depannya.

Naga juga sudah menyampaikan tentang alasan ini pada Dara sebelum gadis itu membuat konsep presentasinya. Tadinya, seperti yang selalu terjadi, Naga sudah hampir ditelan ketidakpercayaan dirinya dengan ide gaun pengantin lukis ini. Pemuda itu khawatir, idenya tidak sesuai dengan visi dan misi Palette yang selama ini hanya memproduksi sepatu dan beberapa jenis tas. Ide gaun pengantin ini seolah datang dari dimensi yang berbeda dengan Palette.

Jika sekarang Naga sudah berada di tempat ini, mempersiapkan segala sesuatu yang dia perlukan untuk menyusun presentasinya, tentu itu tidak terlepas dari dukungan banyak orang. Choky memberikan akses ke apartemennya, meminta Naga untuk sementara tinggal di sana supaya bisa mengerjakan presentasinya dengan tenang sambil terus memantau keadaan ayahnya di rumah sakit. Sesekali, Choky akan menggantikannya menjaga Pak Mahdi agar ibunya bisa pulang atau sekadar beristirahat sejenak. Dengan semua bantuan yang sudah diberikan oleh Choky, Naga jelas tidak mungkin akan menuntut pemuda itu untuk membantunya mengerjakan presentasi. Apalagi saat ini Choky sudah menjadi pekerja kantoran full time, tentu saja waktunya untuk membantu Naga tidak terlalu banyak.

Untuk urusan konsep presentasi, sebenarnya Naga sudah memercayakannya pada Dara yang jelas sudah sangat berpengalaman di bidang itu. Namun, Ayu bersikeras membantunya juga. Padahal, gadis itu tengah sibuk mengerjakan skripsinya. Selain itu, kemampuan Ayu di bidang ini juga sama saja dengan Naga. Ayu boleh pandai dalam hal lobi melobi dan segala urusan yang berhubungan dengan komunikasi. Untuk urusan membuat rancangan presentasi yang menarik, nilai Ayu D, hanya sedikit lebih baik dibandingkan Naga.

“Lo sadar nggak sih, Yu? Slide ini tuh cuma pengulangan dari slide tiga. Kata-katanya cuma beda dikit, inti kalimatnya sama aja.”

Ayu mengernyit, menatap lebih saksama layar laptop yang menampilkan slide PowerPoint di hadapannya. Gadis itu mencoba menganalisis bagian yang dimaksud Naga sebelumnya. “Masa, sih?” tanyanya kemudian, “beda, ah.”

Naga menghela napas dalam saat melihat Ayu menggulir mouse dan memeriksa slide yang lain. Gadis itu sudah membaca kalimat per kalimat beberapa kali, tetapi tetap tidak menemukan bagian sama yang dimaksud oleh Naga. Dengan gemas, Naga mencondongkan badannya hingga dadanya nyaris menempel di punggung Ayu, berniat menunjukkan bagian yang dia maksud pada gadis itu. Di luar perkiraan, reaksi Ayu membuat Naga terkejut.

Gadis itu menyikut perut Naga, kemudian berdiri dengan terburu-buru. Tangannya tanpa sengaja menyenggol gelas berisi air yang ada di dekat laptop. Seolah belum cukup sial, air dari gelas itu tumpah tepat di atas keyboard laptop.

“Astaga! Lu ngapain, sih?” Dengan cekatan, Naga mengangkat laptop dan memiringkannya supaya air yang sempat masuk ke sela-sela keyboard bisa segera keluar. “Gue tahu ini laptop lu, tapi bisa nggak, jangan ceroboh kayak gini?”

Setelah memastikan tidak ada lagi air yang keluar dari keyboard, Naga segera menyeka benda itu dengan tisu. Sekali lagi pemuda itu menghela napas. Tanpa banyak bicara, dia mengecek dan memastikan air barusan tidak memengaruhi kinerja dan fungsi laptop tersebut.

“Siniin tangan lo!” Setelah menyelesaikan pengecekan dan memastikan laptop itu masih bisa berfungsi dengan baik, Naga menarik tangan Ayu. Selain menyenggol gelas, tadi Naga sempat melihat pergelangan tangan Ayu terkena pinggiran meja. Tidak cukup keras untuk membuatnya terluka atau cedera yang lebih serius, tapi Naga tidak tenang jika tidak mengeceknya sendiri.

“A-apaan, sih.”

Naga mengernyit, heran dengan tingkah Ayu yang terlihat tidak biasa. Gadis itu menarik tangannya yang masih ada dalam genggaman Naga. Dengan keras, Ayu memperingatkan Naga untuk tidak menyentuhnya tiba-tiba.

“Emangnya gue ngapain elu sih, Yu?” Tentu saja Naga protes. Maksudnya, dia tidak merasa sudah ‘menyentuh’. Lagi pula, dia tidak mengerti batasan menyentuh dalam kamus Ayu. Menurutnya, dia tidak melakukan hal-hal di luar batas kewajaran.

“Ya tadi, lu tiba-tiba meluk gue. Merinding gue, mana kita cuma berdua.”

Naga terbatuk, lalu tawanya menyembur. “Gue nggak meluk ya, cuman mau nunjukin yang gue maksud tadi.” Tangannya refleks mengusap kepala Ayu dan mengacak-acak rambut gadis itu hingga sedikit berantakan. Namun, reaksi Ayu kembali membuatnya penasaran. Mengusap kepala dan mengacak-acak rambut Ayu sudah menjadi kebiasaan yang sulit Naga hilangkan selama ini. Gadis itu juga tidak pernah menolak atau marah saat Naga melakukannya. Saat kesal, Ayu hanya akan menepis tangan Naga dan memintanya untuk tidak melakukan hal-hal yang mengganggu.

Melihat Ayu yang membeku dan menahan napas, mau tak mau membuat Naga khawatir. Hari ini, respons Ayu terhadapnya sedikit berlebihan. Naga jadi bertanya-tanya, apa sebenarnya dia sudah menyakiti gadis itu hingga membuatnya jadi berubah seperti ini? Seingatnya, dia hanya melakukan sesuatu yang memang sudah biasa dia lakukan.

“Lo... lagi ada masalah?” Hati-hati, Naga menyentuh tangan Ayu. Gadis itu langsung menarik tangannya begitu bersentuhan dengan ujung jari Naga. “Lo kelihatan aneh hari ini, Yu. Apa lo masih marah karena gue lebih dulu nerima bantuan dari Dara?”

Ayu menggeleng. Gadis itu lantas menyibukkan dirinya dengan menyeka keyboard laptop yang sudah kering.

Naga menghela napas. “Gue minta maaf kalau bikin lo tersinggung. Terus terang, gue lebih suka dibantuin sama Dara karena dia ngajarin dan ngarahin gue sampe ke bagian public speaking-nya. Gue nggak bilang lo nggak bisa ngajarin gue, tapi lo juga pasti tahu kalau kita sebelas dua belas begonya dalam hal ini. Lagian, gue juga mikirin elo. Gimana elo bisa bagi waktu buat bantuin gue, sementara lo juga harus ngerjain skripsi lo?”

“Kalau gitu, kenapa lo nggak minta Dara buat bantuin lo? Kenapa lo mau nerima bantuan dari gue?” Ada getar familier dalam suara Ayu. Naga tahu, gadis itu tengah menahan tangis.

“Lo beneran mau tahu alasan gue?” Pemuda itu kembali mengembuskan napas berat. “Gue milih nerima bantuan dari lo karena gue menghargai lo. Gue udah anggap lo kayak adik gue sendiri. Gue nggak pernah ngerasain rasanya punya saudara, tapi kenal sama lo dan Choky bikin gue ngerti betapa beruntungnya orang yang nggak terlahir sebagai anak tunggal. Kalian lebih berharga daripada ribuan orang yang baru gue kenal setahun dua tahun, kayak yang pernah lo bilang sebelumnya.”

“Tapi gue nggak mau jadi adik lo!” sergah Ayu. “Lo tuh emang hobi banget ya, bikin baper cewek. Dari Bintang, Dara, gue. Kalau lo emang nggak pernah nganggep gue lebih dari temen, jangan lewatin batasan lo. Karena gue nggak bisa terus-terusan nekan perasaan gue ke elo. Please, tolong bantuin gue. Jangan bikin gue berharap kalau emang lo nggak mau ngasih harapan itu.”

Naga mengerjap. Sekali, untuk menyadari dirinya tidak sedang berada di alam mimpi. Dua kali, untuk memastikan dirinya tidak salah mendengar. “Maksudnya... lo suka sama gue?”

Ayu tampak menelan ludah, kemudian menutup mulutnya dengan panik. Gadis itu berdeham, kemudian tersedak ludahnya sendiri dan terbatuk-batuk kecil. Dengan sigap, Naga beringsut dan menepuk punggung Ayu pelan. Setelah batuk Ayu sedikit reda, pemuda itu beranjak untuk mengambilkannya minum.

“Maaf,” ujar Naga sambil menyodorkan air ke muka Ayu. “Gue nggak pernah berniat bikin lo atau cewek mana pun baper. Gue cuma pengin jadi diri gue sendiri di hadapan semua orang. Gue perhatian bukan karena gue pengin mainin perasaan orang lain, tapi karena murni perhatian, as a friend. Nggak lebih.”

“Gu-gue... tahu.” Ayu meletakkan gelasnya di meja dengan hati-hati. “Gue nggak nuntut lo buat balas perasaan gue. Selama ini, gue sayang sama lo. Semua orang tahu itu, kecuali lo. Sayang gue ke elo bukan sayang sebagai temen, sahabat, apalagi abang. Gue sayang sama lo sebagai seorang laki-laki.”

Naga menunduk, menyembunyikan wajahnya yang tengah tersipu. Tidak pernah terlintas di benaknya akan mendengar pengakuan seperti ini dari Ayu. “Gue tahu, kok. Tapi, seperti yang lo bilang tadi, gue harus jaga batasan gue. Kita nggak bisa lebih dari temen, Yu,” kata pemuda itu, pada akhirnya.

“Kenapa?”

“Setelah tahu siapa Dara sebenarnya, gue juga makin sadar diri. Kita beda.”

Ayu menghela napas dalam. “Nggak ada yang beda dari kita. Elo aja yang selalu bikin kotak-kotak itu.” Gadis itu lantas beranjak. “Gue yang akan bertanggung jawab sama perasaan gue sendiri. Lo nggak perlu ngerasa terbebani. Gue pamit ke kampus dulu.”

Tidak ada yang menyakitkan dari kalimat Ayu barusan. Namun, Naga merasa dadanya sesak seperti ditimpa batu besar. Dia tidak tahu yang mana yang benar. Keputusannya untuk menetapkan batasan hubungannya dengan Ayu, atau justru kalimat gadis itu. Selama ini memang dirinya yang menciptakan kotak-kotak status sosial itu. Dia yang merasa tidak pantas bersanding dengan Ayu. Dia yang insecure pada dirinya sendiri.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • idhafebriana90

    Nggak ada notifnya

    Comment on chapter TWICE
  • vanilla_hara

    Ini kalau nge-like muncul notif gak, sih? Biar Naga tahu gitu aku datang. 🤣

    Comment on chapter TWICE
Similar Tags
RUMIT
6388      1846     53     
Romance
Sebuah Novel yang menceritakan perjalanan seorang remaja bernama Azfar. Kisahnya dimulai saat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang menimpa kota Palu, Sigi, dan Donggala pada 28 September 2018. Dari bencana itu, Azfar berkenalan dengan seorang relawan berparas cantik bernama Aya Sofia, yang kemudian akan menjadi sahabat baiknya. Namun, persahabatan mereka justru menimbulkan rasa baru d...
Le Papillon
3079      1224     0     
Romance
Victoria Rawles atau biasa di panggil Tory tidak sabar untuk memulai kehidupan perkuliahannya di Franco University, London. Sejak kecil ia bermimpi untuk bisa belajar seni lukis disana. Menjalani hari-hari di kampus ternyata tidak mudah. Apalagi saat saingan Tory adalah putra-putri dari seorang seniman yang sangat terkenal dan kaya raya. Sampai akhirnya Tory bertemu dengan Juno, senior yang terli...
Transmigrasi ke raga bumil
251      165     2     
Fantasy
Azela Jovanka adalah seorang gadis SMA yang tiba-tiba mengalami kejadian di luar nalar yaitu mengalami perpindahan jiwa dan menempati tubuh seorang Wanita hamil.
RINAI : Cinta Pertama Terkubur Renjana
422      312     0     
Romance
Dia, hidup lagi? Mana mungkin manusia yang telah dijatuhi hukuman mati oleh dunia fana ini, kembali hidup? Bukan, dia bukan Renjana. Memang raga mereka sama, tapi jelas jiwa mereka berbeda. Dia Rembulan, sosok lelaki yang menghayutkan dunia dengan musik dan indah suaranya. Jadi, dia bukan Renjana Kenanga Matahari Senja yang Rinai kenal, seorang lelaki senja pecinta kanvas dengan sejuta war...
Listen To My HeartBeat
580      351     1     
True Story
Perlahan kaki ku melangkah dilorong-lorong rumah sakit yang sunyi, hingga aku menuju ruangan ICU yang asing. Satu persatu ku lihat pasien dengan banyaknya alat yang terpasang. Semua tertidur pulas, hanya ada suara tik..tik..tik yang berasal dari mesin ventilator. Mata ku tertuju pada pasien bayi berkisar 7-10 bulan, ia tak berdaya yang dipandangi oleh sang ayah. Yap.. pasien-pasien yang baru saja...
Photobox
6167      1563     3     
Romance
"Bulan sama Langit itu emang bersama, tapi inget masih ada bintang yang selalu ada." Sebuah jaket berwarna biru laut ditemukan oleh Langit di perpustakaan saat dia hendak belajar, dengan terpaksa karena penjaga perpustakaan yang entah hilang ke mana dan Langit takut jaket itu malah hilang, akhirnya dia mempostingnya di media sosialnya menanyakan siapa pemilik jaket itu. Jaket itu milik Bul...
Teacher's Love Story
3199      1091     11     
Romance
"Dia terlihat bahagia ketika sedang bersamaku, tapi ternyata ia memikirkan hal lainnya." "Dia memberi tahu apa yang tidak kuketahui, namun sesungguhnya ia hanya menjalankan kewajibannya." Jika semua orang berkata bahwa Mr. James guru idaman, yeah... Byanca pun berpikir seperti itu. Mr. James, guru yang baru saja menjadi wali kelas Byanca sekaligus guru fisikanya, adalah gu...
Ibu Mengajariku Tersenyum
2772      1113     1     
Inspirational
Jaya Amanah Putra adalah seorang psikolog berbakat yang bekerja di RSIA Purnama. Dia direkomendasikan oleh Bayu, dokter spesialis genetika medis sekaligus sahabatnya sejak SMA. Lingkungan kerjanya pun sangat ramah, termasuk Pak Atma sang petugas lab yang begitu perhatian. Sesungguhnya, Jaya mempelajari psikologi untuk mendapatkan kembali suara ibunya, Puspa, yang senantiasa diam sejak hamil Jay...
Daniel : A Ruineed Soul
559      327     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
Ada Cinta Dalam Sepotong Kue
6702      1969     1     
Inspirational
Ada begitu banyak hal yang seharusnya tidak terjadi kalau saja Nana tidak membuka kotak pandora sialan itu. Mungkin dia akan terus hidup bahagia berdua saja dengan Bundanya tercinta. Mungkin dia akan bekerja di toko roti impian bersama chef pastri idolanya. Dan mungkin, dia akan berakhir di pelaminan dengan pujaan yang diam-diam dia kagumi? Semua hanya mungkin! Masalahnya, semua sudah terlamba...