Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya.

Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah sem...Read More >>"> REGAN (Chapter 27: PATAH HATI) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - REGAN
MENU
About Us  

Seperti niatnya, setelah mengantar Ninda pulang, Regan pergi ke perumahan di mana Naila tinggal. Saat dirinya mengeluarkan motor dari tempat parkir, tanpa sepengetahuan Ninda, Regan memperhatikan Naila yang masuk ke angkutan umum. Gadis itu, telah membuatnya bersalah sekaligus penasaran.

Mendekati rumah Naila, Regan menghentikan motornya di sebuah warung. Di sana ia memesan sebuah kopi, dan menyibukkan diri dengan ponselnya. Berbarengan dengan datangnya pesanan, Naila baru saja sampai ke rumahnya.

“Bang! Abang kenal dengan pemilik rumah itu?” tanya Regan hanya sekadar basa-basi.

Pemilik warung ini menatap rumah yang ditunjuk oleh Regan, kemudian mengangguk. “Kenal, kenapa? Kamu temannya Sabil atau Naila?”

“Naila. Sabil itu siapanya Naila ya?”

“Keponakan. Naila itu orangnya jarang keluar, kalau Sabil selalu keluar. Banyak yang dengar, katanya di rumah itu selalu ada keributan,” jelas pemilik warung, yang mulai tertarik membahas keluarga Naila.

“Keri—”

Baru saja hendak bertanya, samar-samar mereka mendengar sesuatu dari rumah itu. Toh, jarak rumah Naila dengan warung ini hanya tersekati oleh jalanan lenggang. Karena penasaran, dan ada rasa khawatir juga Regan membayar pesanannya dan pamit untuk menghampiri rumah itu.

Pelan-pelan, Regan mulai mengintip dari balik jendela yang hanya tertutupi gorden tipis yang sesekali diterbangkan angin. Regan mengerutkan dahinya sekaligus terkejut, perlakuan tantenya dan gadis seumurnya—mungkin namanya—Sabil sedang mengata-ngatai Ninda dengan kata-kata kasar. Regan kebingungan, ia harus menolong Naila dari mereka. Tanpa ragu, Regan mengetuk pintu rumah itu.

Sabil yang membuka pintu, gadis itu terkejut bukan main. “Si-siapa?” Sabil terpukau dengan pesona Regan, sampai ia gelagapan.

“Gue temennya Naila. Kelompok kita mau kerja kelompok, jadi Nailanya ada?” Regan berdusta, tapi ini demi kebaikan Naila.

“Ada apa Bil.” Ibunya Sabil datang dan menatap penuh Regan. “Kamu lagi, ada apa?” tanyanya.

“Aku mau ngajak Naila untuk mengerjakan tugas kelompok, deadlinenya bentar lagi,” jelas Regan dengan nada meyakinkan.

“Nailanya sedang sibuk jadi enggak bisa,” jawabnya santai.

“Oh, kalo begitu nanti aku coret aja ya namanya, biar Naila dipanggil ke BK sama orang tua atau walinya.”

Sontak Sabil dan ibunya itu membeku. Sabil segera menatap ibunya. “Bu, izinin aja, Ibu enggak mau, kan, dipanggil ke BK.”

Tanpa menunggu lama, ibunya Sabil memanggil Naila. Dengan sedikit kasar, ibunya Sabil mendorong Naila keluar rumahnya, yang langsung di tahan Regan. Melihat Naila dirangkul oleh Regan, hampir saja Sabil berteriak histeris. Namun, dengan segera ibunya menarik Sabil dan menutup pintu rumah dengan cukup kencang.

“Regan? Apa yang kamu—” Belum sempat Naila menjawab, Regan telah menarik Naila untuk menjauh dari rumah itu dan meminta agar Naila naik ke boncengannya.

“Gue, enggak mau lo terluka,” ujar Regan membuat Naila bertanya-tanya.

Regan membawa Naila ke rumahnya, dan mengajak ke kamarnya. Cukup sudah ia berpura-pura kepada Naila. Sekarang ia akan memaksa Naila untuk menceritakan semuanya, guna untuk menumpas rasa bersalah dan penasarannya.

“Nai, gue ingin lo menceritakan semuanya sama gue. Kenapa lo pendiam di depan semua orang saat di sekolah, dan kenapa keluarga Sabil sangat membenci diri lo?” tanya Regan sambil menyuruh Naila untuk duduk di sampingnya.

“Kamu tahu Sabil dari siapa?”

“Itu tidak penting, yang terpenting gue ingin lo jujur sama gue.” Regan menatap Naila yang juga menatapnya.

“Tapi kenapa?”

Regan menghela napas pendek. “Gue akan merasa bersalah jika orang yang berhasil membuat ibu gue tersenyum terus tersakiti seperti ini. Gue ingin lo hidup seperti orang-orang normal di sekitar lo, bukan merendahkan diri seperti apa yang lo lakuin saat ini hanya untuk menjaga keluarga Sabil.”

Naila terbelalak, apakah dirinya enggak salah dengar Regan berkata seperti itu kepadanya? Regan adalah salah satu dari banyak orang yang pernah merendahkan dirinya, dan sekarang ia bersikap seperti ini kepadanya.

“Aku berhutang banyak pada mereka dan hanya mereka keluargaku. Dulu Sabil pernah menyukai laki-laki, tapi ternyata laki-laki itu mengaku pada Sabil kalau dia menyukaiku. Ya, begitulah awal kisah mayat hidup ini hadir.”

Regan tertegun. Refleks, tangannya merangkul tubuh Naila lalu mengelusnya dengan sangat lembut. Yang dirangkul membeku, menatap lekat wajah Regan. Akibat dari percakapan tadi membuat mata Naila berkaca-kaca, tapi segera ia hapus.

“Bagaimana hubungan kamu sama Ninda?” tanya Naila, bangkit dari duduknya karena merasa tidak nyaman dengan ulah Regan.

“Dia kesal sekali lihat sikap lo, tapi hubungan kita baik-baik aja, meskipun dia hampir saja mau mutusin gue.” Regan meraih ponsel yang bergeming di sampingnya. Sekarang ia mengekori Naila yang berjalan menuju meja belajar.

“Aku minta maaf, karena aku kalian berantem.” Regan tersenyum sekilas. “Kamu nulis buku diari?” tanya Naila begitu melihat diari bersampul hitam di sana.

“Hm, itu punya adik gue. Kalo, lagi galau dia suka curhat ke gue sambil nulis,” dusta Regan. “Jalan yuk?” sambung Regan membuat Naila menoleh kepadanya.

Naila menggeleng. “Enggak mau.”

“Kalo begitu, antar gue belanja yuk?” Regan mengulurkan tangannya ke hadapan Naila.

“Nanti Ninda marah.” Naila masih acuh. Cukup sudah dirinya membuat ulah keteraluan kepada orang-orang. Ia enggak mau menambah topik cibiran dari orang-orang lagi, dikatai hantu atau setan sudah cukup membuat telinga dan perasaannya kewalahan memperisai diri.

“Ninda enggak akan tahu tentang ini, lo tenang aja,” kata Regan yang bersikukuh agar gadis ini mengiyakan ajakannya.

“Enggak mau, kalo nanti ada anak GHS lalu rekam—”

“Bawel banget jadi cewek! Udah ayo!” Regan menarik Naila untuk menemaninya malam ini.

Regan telah siap dengan motor ninja merah, sementara Naila bergeming mengontrol diri dan berharap agar apa pun yang akan dilakukannya ini bersama Regan tidak memperkeruh kehidupannya.

“Ayo naik!”

O0O

Beberapa hari yang lalu Prasetya tinggal di Bogor, tapi ingatanya belum juga pulih, bahkan tidak ada siapa pun yang mengetahui tentang kecelakaan yang menimpanya, termasuk rumah sakit yang menanganinya. Prasetya semakin gusar, mimpi-mimpi tentang sosok itu selalu mengganggunya, yang ia yakini semua ini ada hubungan dengan masa lalunya.

Ninda merasa kasihan dengan kondisi ayahnya, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa. Ia masuk ke kamarnya dengan segelas coklat hangat, tubuhnya bersandar ke tiang penyangga kasur, lalu membuka ponselnya. Ninda berselancar ke status whats app, ia membuka satu persatu-satu hingga layarnya menampilkan salah satu status yang berhasil membuat dirinya tidak percaya dan marah sekaligus patah hati.

Saat acara menginap di rumah Regan, Ninda saling berbagi kontak dengan Risma. Dan sekarang dibuat terkejut dengan statusnya yang baru dimuat beberapa menit yang lalu. Dari sana, terlihat Risma berpose dengan Naila di rumah Regan. Dan yang paling parah, Risma juga merekam detik-detik Naila naik ke boncengan Regan. Ya, pacarnya mengantar pulang Naila.

“Cewek itu benar-benar keterlaluan, gue pastikan tuh cewek besok bakal menderita, dan Regan bakal khawatir.”

Melihat kenyataan seperti itu, Ninda berniat untuk meliburkan diri besok. Ia akan menyuruh kedua temannya untuk membully Naila di depan umum, kalau perlu di depan Regan. Sudah cukup, hatinya tidak tahan dengan semua itu. Sekarang pun hatinya teriris, sangat pedih!

Ninda melemparkan tubuhnya ke atas kasur dengan kedua tangan lihai mengetikan sesuatu untuk kedua temannya dan juga pacarnya. Ya, Ninda mengabari bahwa dirinya tidak akan masuk sekolah karena sakit. Sebenarnya kesal juga, Regan hanya membacanya dan membalasnya setelah beberapa menit.

Kekesalan Ninda semakin bertambah saat otaknya mengulang perkataan Ana waktu itu. “Awas loh, mungkin lo korban selanjutnya.” Memang menyakitkan, tapi ia melakukan ini karena Regan memberi kepastian kepada ibunya.

“Oh, Tuhan!” rutuknya.

Ninda melempar ponselnya ke sembarang arah, ia berusaha memejamkan matanya yang mungkin bisa menumpas semua yang membuatnya sakit hati. Namun faktanya, video itu, kata-kata Ana, dan kejadian saat di sekolah, terus berteater di otaknya; membuat tubuhnya terus bergerak refleks seperti, melempar bantal, menutup muka dengan bantal satunya, juga menutup diri dengan selimut. Sebegitu ambyarkah, saat cewek diPHPin?

O0O

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Accident Lasts The Happiness
523      358     9     
Short Story
Daniel Wakens, lelaki cool, dengan sengaja menarik seorang perempuan yang ia tidak ketahui siapa orang itu untuk dijadikannya seorang pacar.
Behind The Scene
1196      501     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
Mr. Kutub Utara
315      239     2     
Romance
Hanya sebuah kisah yang terdengar cukup klasik dan umum dirasakan oleh semua orang. Sebut saja dia Fenna, gadis buruk rupa yang berharap sebuah cinta datang dari pangeran berwajah tampan namun sangat dingin seperti es yang membeku di Kutub utara.
Kamu
237      191     0     
Short Story
Untuk kalian semua yang mempunyai seorang kamu.
Praha
267      162     1     
Short Story
Praha lahir di antara badai dan di sepertiga malam. Malam itu saat dingin menelusup ke tengkuk orang-orang di jalan-jalan sepi, termasuk bapak dan terutama ibunya yang mengejan, Praha lahir di rumah sakit kecil tengah hutan, supranatural, dan misteri.
LUCID DREAM
482      329     0     
Short Story
aku bertemu dengan orang yang misterius selalu hadir di mimpi walapun aku tidak kenal dengannya. aku berharap aku bisa kenal dia dan dia akan menjadi prioritas utama bagi hidupku.
Ketika Kita Berdua
32218      4391     38     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
Inspektur Cokelat: Perkara Remaja
294      204     1     
Short Story
Elliora Renata, seorang putri dari salah satu keluarga ternama di Indonesia, hal itu tak menjamin kebahagiaannya. Terlahir dengan kondisi albinis dan iris mata merah tajam, banyak orang menjauhinya karena kehadirannya disinyalir membawa petaka. Kehidupan monoton tanpa ada rasa kasih sayang menjadikannya kehilangan gairah bersosialisasinya sampai akhirnya...serangkaian kejadian tak menyenangkan...
Dunia Tiga Musim
2909      1171     1     
Inspirational
Sebuah acara talkshow mempertemukan tiga manusia yang dulunya pernah bertetangga dan menjalin pertemanan tanpa rencana. Nda, seorang perempun seabstrak namanya, gadis ambivert yang berusaha mencari arti pencapaian hidup setelah mimpinya menjadi diplomat kandas. Bram, lelaki ekstrovert yang bersikeras bahwa pencapaian hidup bisa ia dapatkan dengan cara-cara mainstream: mengejar titel dan pre...
LAST MEMORIES FOR YOU ARAY
530      385     5     
Short Story
Seorang cewe yang mencintai seorang cowo modus,php, dan banyak gebetannya. Sejak 2 tahun Dita menyukai Aray, tapi Aray hanya menganggapnya teman. Hingga suatu hari di hari ulang tahun Aray ia mengungkapkan perasaan yang selama ini bernama cinta, yang tak pernah ia sadari. Tapi semua sudah terlambat dihari ulang tahunnya juga hari dimana kepergian Dita untuk selama-lamanya.