Loading...
Logo TinLit
Read Story - REGAN
MENU
About Us  

Di saat mereka sedang asyik dengan makanan dan obrolan yang tak tentu arah, Risma masuk ke kamar untuk bergabung. Risma tersenyum manis saat pengisi kamar kakaknya, menyadari kedatangannya. Tanpa ragu, Risma memeluk Rama dan Gema dengan sangat bahagia.

“Kemana aja kalian, kangen tahu!” seru Risma.

Tentu saja kangen, Rama dan Gema adalah dua sosok yang sangat menyenangkan baginya. Hampir empat kali dalam seminggu, mereka selalu bermain di sini selama tiga tahun ini. Bahkan tidak segan Risma menganggap mereka seperti kakak kandungnya sendiri, Rama dan Gema juga tidak segan menganggap Risma layaknya adik sendiri, bahkan keduanya memiliki panggilan sayang kepadanya yaitu ‘Aris’.

“Tahu tuh, kalo udah punya pacar agak berubah, ya kita jadi enggak nyaman takut ganggu,” balas Gema.

Ninda merasa tersindir dengan ucapan Gema, kalau dia bicara seperti itu saat di sekolah sudah dipastikan kepalan tangannya akan mengenai kepala dia. Tapi, sudahlah. Sekilas Ninda melirik ke arah Regan yang sedari kalem sendiri dengan makanannya, sangat menyebalkan!

“Heh, otak larry! Perasaan, kalian kalo main ke sini tanpa di suruh, lo nya aja yang sibuk sama GO,” bela Regan, membuat Ninda tersenyum manis.

“Udah-udah, kalian nginap di sini kan?” lerai Risma yang langsung direspons oleh mereka dengan anggukkan. Setelah itu, netra Risma beranjak ke arah Ninda. “Kak Ninda mau nginap juga, nanti tidurnya sama aku,” sambung Risma membuat Ninda celingak-celinguk heran kenapa dia bisa tahu namanya.

“Hm.” Ninda menatap Regan yang malah menampakkan senyumannya. “Bo-boleh.” Tanpa di sangka-sangka Risma beralih memeluk Ninda.

“Makasih Kak.” Kemudian Risma meraih gitar yang membeku di samping Regan, dan menyuruh Gema untuk bermain gitar.

“Lagu apa Ris?” tanya Gema seraya mengambil gitar yang disodorkan ke hadapannya.

“Lagu apa aja terserah Kakak,” balas Risma yang duduk di antara Regan dan Ninda.

Gema berpikir sejenak memikirkan lagu yang akan didendangkan untuk teman-temannya ini. Beberapa detik kemudian, Gema mulai memetik sinar gitarnya dan mulai bernyanyi.

“Eh, anjir lo bucin,” celetuk Rama.

Seketika Gema menghentikan aksinya, menatap terhadap orang yang berada di sampingnya. “Menurut Regan, jaman sekarang bucin sudah jadi hal yang normal, paham?”

Sedangkan Regan hanya tersenyum, mendengar ucapan Gema. Kalimat itu memanglah fakta, Regan selalu melihat tingkah laku orang-orang khususnya anak GHS selalu curhat masalah cinta, mantan, friendzone, LDR, atau bahkan CLBK. Jadi menurutnya, bucin di zaman sekarang sudah menjadi suatu keharusan.

Seperti inilah yang Risma sukai dari dua sosok di hadapannya, berdebat nggak jelas dan tidak berfaedah. Dengan ulah mereka seperti ini, semenjak beberapa hari ke belakang Risma rindu melihat sikap keduanya.

Detik berikutnya, Gema kembali menyanyikan lagu Jikustik yang berjudul Puisi. Waktu terus berotasi, tapi karena kebahagiaan yang terukir di wajah mereka, tiada siapa pun yang menyadari bahwa waktu tengah menunjukkan pukul lima sore. Mereka tersadar, saat cahaya yang masuk dari arah pintu balkon mulai meredup, dan perlahan hilang.

O0O

Risma merentangkan tubuhnya melepaskan rasa lelah yang masih mendekap otot-ototnya setelah acara kemarin di sekolah. Saat pintu kamar mandi berdecit, Risma bangkit dari rebahnya melihat Ninda yang tengah mengelap rambut dengan handuk. Kemudian mengambil alih kamar mandi.

Ninda menerawang kembali kamar yang di dominasi warna biru muda ini, beberapa foto kebersamaan keluarganya terpajang di dinding, membuat dirinya tertarik untuk melihat lebih dekat. Ia baru menyadari jika di kamar Regan tidak ada foto apa pun selain poster-poster beraliran musik, kenapa? Setelah itu, Ninda berjalan menuju meja belajar Risma lagi-lagi terdapat banyak foto keluarga.

I miss this moment….”

Saking tertariknya, Ninda tidak menyadari Risma sudah ada di belakangnya. Ia sangat terkejut saat menyadari Risma di belakangnya.

“Ayah kamu kerja di mana?” Ninda tidak perlu bertanya mengenai foto itu, kisah Regan saat di minimarket sudah cukup. Hanya saja, ia lupa tidak bertanya tentang bisnis ayahnya yang tega sampai meninggalkan keluarganya.

“Di Jogja, setahun yang lalu.” Risma menyampaikan handuk ke tempatnya, lalu duduk di atas kasur. Sementara Ninda meraih polaroid yang di bawahnya terdapat kalimat kerinduan yang tadi dibacanya.

“Sebelumnya, ibu dan ayah sering berkonflik mengenai bisnis, yang enggak pernah aku pahami. Yang pastinya, mereka telah dibutakan oleh takhta dan harta. Ayah pergi begitu saja, setelah berkata kasar kepada ibu, kesehatan ibu setiap minggunya semakin menurun.”

Ninda duduk di samping Risma dan berusaha menguatkannya.

“Saat ibu jatuh sakit seperti sekarang, tingkat kebencian kak Regan terhadap ayah semakin tinggi. Dan hanya kak Gema dan kak Rama, yang selalu membuat dirinya tersenyum meskipun aku tidak pernah tahu apa yang membuat mereka sangat bahagia. Bagiku melihat mereka bahagia, sudah cukup.”

“Dan saat aku mengetahui kak Regan punya pacar, aku senang setidaknya kata playboy yang selalu jadi bahan candaan kak Gema sama kak Rama terhadapnya hilang. Terima kasih Kak.” Risma memeluk Ninda dengan begitu erat.

Sekarang tanpa meminta, cerita Risma membuat Ninda langsung menyimpulkan sikap Regan sebelum berpacaran dengannya. Sepertinya sikap playboy atau badboy yang melekat dari dalam diri Regan dipengaruhi oleh keadaan keluarganya, broken home.

“Kak, berjanjilah padaku, kalau Kakak akan tetap ada buat kak Regan.” Risma menaikkan jari kelingkingnya.

Ninda tersenyum. “Aku janji.”

Semua orang memiliki masa lalu yang entah itu penuh dengan rasa suka, atau penuh dengan duka. Bagi Ninda, jika masa lalu penuh dengan kebahagiaan, tugasnya hanya mengiringi dan menambah rasa bahagia itu. Kalau pun masa lalu penuh dengan duka, Ninda akan tetap mengiringinya, membantunya membangun kebahagiaan.

“Kalau begitu, ayo kita bergabung dengan mereka,” ajak Ninda.

Ninda dan Risma melangkah beriringan menuju kamar Regan yang berada di samping kamarnya. Alangkah terkejutnya mereka, saat panorama yang pertama kali di lihat adalah dua sosok yang hanya mengenakan celana dalam saja.

“Rama! Gema! Gila lo anjir!” seru Ninda seraya menutup matanya, begitu juga dengan Risma.

Seketika itu Rama langsung berjongkok di balik ranjang, dengan wajah panik. Sementara Gema malah menutup badannya dengan kedua tangannya, tentunya wajahnya tidak kalah panik dari Rama.

“Eh Ninda, Aris, awas dulu, kita ini lagi gerah makannya begini!” ujar Gema yang langsung meraih gorden untuk menutupi tubuhnya, sedangkan Rama menutupi tubuhnya dengan selimut.

Ninda dan Risma kembali mundur seraya mengatur napasnya. “Gimana udah?” tanya Ninda.

“Belum kampret, orang si Regan mandinya lama banget!” jawab Gema dari dalam sana.

“Kak, mending kita nyiapin makanan untuk nanti,” saran Risma yang langsung diangguki Ninda.

Ninda menutup matanya saat melintas kamar Regan. Mereka berusaha membuang apa yang baru saja dilihatnya, bagaimana tidak terkejut melihat dua orang pria bertelanjang hanya mengenakan celana pendek dan agak ketat berdampingan menghadap balkon.

“Gan cepetan mandinya, kek!” samar-samar Gema berteriak.

“Iya Gan!” susul Rama.

“Bacot! Kalian kenapa?”

Setelah melewati satu ruangan tepatnya ketika berada diambang tangga, suara mereka sudah tenggelam. Ninda dan Risma sudah berada di dapur, mereka melihat Bi Surti yang sedang memasak, sepertinya masak sayur.

“Bi Surti masak apa?” tanya Risma.

“Sayur bayam untuk ibu, dan beberapa makanan untuk kak Regan.” Bi Surti terlihat gesit dalam melakukan pekerjaan ini.

“Biar kami bantu Bi. Bibi siapkan aja makanan untuk ibu, dan sisanya kita ambil alih,” ujar Ninda dengan senyuman.

“Oh, Bi, ini Kak Ninda, pacarnya kak Regan.” Risma mengenalkannya kepada asisten rumah tangganya lengkap dengan embel-embel pacar, hal itu membuat Ninda sedikit malu.

Bi Surti menganggukan kepalanya. “Emang Non Ninda bisa masak?”

Ninda sedikit terkejut. “Kalo masak gorengan begini, kecil,” ujar Ninda seraya menyentringkan tangannya sebagai ekspresi ucapannya.

Bi Surti dan Risma tersenyum senang. Selanjutnya, Risma membuat satu gelas susu hangat untuk ibunya. Lengkap sudah menunya, Bi Surti pamit kepada mereka yang hanya direspons oleh anggukan kecil dari keduanya.

“Siniin Kak, ke piring ini.” Risma memegangi piring yang kemudian diisi gorengan oleh Ninda. “Kak, kayaknya yang ini agak gosong deh,” sambung Risma.

“Gosong dikit, nggak apa-apa, enggak bakalan ningkatin masa kejombloan si Gema sama si Rama,” balas Ninda dengan kekehan kecilnya.

“Ada-ada aja, kalau begitu gorengannya setengah matang aja, biar masa kejombloan kak Gema sama kak Rama berakhir,” tambahnya.

Semuanya telah selesai, Ninda dan Risma membawa masakan serta camilan lainnya ke kamar Regan. Ninda sempat tertahan saat berpapasan dengan kamar ibunya Risma juga Regan. Di sana, ia melihat Bi Surti sedang menyuapi beliau, dan benar saja betapa lelahnya beliau, hal itu terlihat dari ekspresi wajahnya. Ninda menghela napas pendek, kembali ia melangkah bergabung dengan yang lainnya.

“Eh, Nin, masalah yang tadi lupain saja, dan jangan berpikiran yang aneh-aneh,” sambut Gema.

“Lagian ngapain pake acara telanjang segala,” kata Ninda membuat Regan mengerutkan dahinya heran.

“Kita gerah, noh pacar lo mandinya sejam,” gerutu Gema sangat malu sekaligus kesal jika mengingat kejadian tadi.

“Jadi alasan kalian ngumpet, karena kepergok? Memalukan sekali, kalo seGHS tau, kalian viral mendadak.” Regan terkekeh diujung kalimatnya.

“Lo ngapain aja sih, mandi lama banget?” tanya Rama yang juga tampak kesal.

“Buat testimoni sekaligus tutorial sabun Garnier dan pasta gigi Close up,” jawab Regan asal membuat Ninda dan Risma tertawa geli.

“Daripada kalian berantem gak jelas, mending kita kayak tadi, makan juga nyanyi,” lerai Risma.

Rama dan Gema mendekat dan mulai menyantap makanan yang tersaji di atas karpet. Sedangkan Regan mengambil alih gitar dan mulai memetiknya. Sebuah lagu dari Peterpan berhasil mengusik tubuh dan menggerakkan mulut mereka untuk turut bernyanyi, mekipun keadaan mulut sedang mengunyah makanan.

Berjalanlah, walau habis terang

Ambil cahaya bintang tuk terangi jalanmu

Di antara beribu lainnya

Kau tetap, kau tetap, kau tetap benderang

Malam ini akan menjadi malam-malam yang sangat menyenangkan, tentunya akan memberi kenang dan membangkitkan rindu di hari nanti. Mengukir cerita, yang tidak akan pernah hilang tertelan masa. Mengukir rasa bertinta hangatnya kebersamaan, begitulah definisi pertemanan.

O0O

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
LUCID DREAM
499      357     2     
Short Story
aku mengalami lucid dream, pada saat aku tidur dengan keadaan tidak sadar tapi aku sadar ketika aku sudah berada di dunia alam sadar atau di dunia mimpi. aku bertemu orang yang tidak dikenal, aku menyebutnya dia itu orang misterius karena dia sering hadir di tempat aku berada (di dalam mimpi bukan di luar nyata nya)
Sweet Equivalent [18+]
4901      1256     0     
Romance
When a 19 years old girl adopts a 10 years old boy Its was hard in beginning but no matter how Veronica insist that boy must be in her side cause she thought he deserve a chance for a better live Time flies and the boy turn into a man Fact about his truly indentitiy bring another confilct New path of their life change before they realize it Reading Guide This novel does not follow the rule o...
Perhaps It Never Will
6035      1735     0     
Romance
Hayley Lexington, aktor cantik yang karirnya sedang melejit, terpaksa harus mengasingkan diri ke pedesaan Inggris yang jauh dari hiruk pikuk kota New York karena skandal yang dibuat oleh mantan pacarnya. Demi terhindar dari pertanyaan-pertanyaan menyakitkan publik dan masa depan karirnya, ia rela membuat dirinya sendiri tak terlihat. William Morrison sama sekali tidak pernah berniat untuk kem...
HADIAH PALING BERHARGA
586      396     4     
Short Story
Seorang wanita yang tidak bisa menerima kenyataan, keharmonisannya berubah menjadi kebencian, sebuah hadiah yang mengubah semua hal tentangnya .
Ilona : My Spotted Skin
603      431     3     
Romance
Kecantikan menjadi satu-satunya hal yang bisa Ilona banggakan. Tapi, wajah cantik dan kulit mulusnya hancur karena psoriasis. Penyakit autoimun itu membuat tubuh dan wajahnya dipenuhi sisik putih yang gatal dan menjijikkan. Dalam waktu singkat, hidup Ilona kacau. Karirnya sebagai artis berantakan. Orang-orang yang dia cintai menjauh. Jumlah pembencinya meningkat tajam. Lalu, apa lagi yang h...
The Legend of the Primrose Maiden
1026      548     1     
Fantasy
Cinta dan kasih sayang, dua hal yang diinginkan makhluk hidup. Takdir memiliki jalannya masing-masing sehingga semua orang belum tentu bisa merasakannya. Ailenn Graciousxard, salah satu gadis yang tidak beruntung. Ia memiliki ambisi untuk bisa mendapatkan perhatian keluarganya, tetapi selalu gagal dan berakhir menyedihkan. Semua orang mengatakan ia tidak pantas menjadi Putri dari Duke Gra...
From Ace Heart Soul
592      358     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
North Elf
2172      1020     1     
Fantasy
Elvain, dunia para elf yang dibagi menjadi 4 kerajaan besar sesuai arah mata angin, Utara, Selatan, Barat, dan Timur . Aquilla Heniel adalah Putri Kedua Kerajaan Utara yang diasingkan selama 177 tahun. Setelah ia keluar dari pengasingan, ia menjadi buronan oleh keluarganya, dan membuatnya pergi di dunia manusia. Di sana, ia mengetahui bahwa elf sedang diburu. Apa yang akan terjadi? @avrillyx...
KESEMPATAN PERTAMA
539      375     4     
Short Story
Dan, hari ini berakhir dengan air mata. Namun, semua belum terlambat. Masih ada hari esok...
Dark Fantasia
5222      1549     2     
Fantasy
Suatu hari Robert, seorang pria paruh baya yang berprofesi sebagai pengusaha besar di bidang jasa dan dagang tiba-tiba jatuh sakit, dan dalam waktu yang singkat segala apa yang telah ia kumpulkan lenyap seketika untuk biaya pengobatannya. Robert yang jatuh miskin ditinggalkan istrinya, anaknya, kolega, dan semua orang terdekatnya karena dianggap sudah tidak berguna lagi. Harta dan koneksi yang...