Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya.

Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah sem...Read More >>"> REGAN (Chapter 19: NYAMUK ROMANTIS) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - REGAN
MENU
About Us  

Setelah berkeliling kota Jakarta, Regan dan Ninda memutuskan untuk pulang. Namun, sebelumnya, mereka mengunjungi minimarket untuk belanja camilan dan beberapa alat kebutuhan pribadi. Khususnya Ninda.

Ninda menjelajahi deretan benda-benda kecantikan. Sementara Regan menjelajahi deretan parfum dan deodorant serta pomade. Setelah mendapatkan apa yang diincarnya, mereka kembali bersama menjelajahi deretan camilan. Apalagi Ninda, yang hampir setiap malam menonton pacar halu dari Korea yang kadangkala ditemani juga oleh Regan lewat panggilan video.

“Eh, Nin, gimana nanti pulangnya mampir dulu ke rumahku. Kamu kan, belum pernah main,” ajak Regan.

“Hm, boleh.”

Regan tersenyum. Cekatan, tangannya meraih tiga bungkus roti tawar, tiga pak pudding, tiga pak susu bubuk, dan satu wadah mises seres. Ninda menatap heran pacarnya, dalam benaknya mulai bertanya-tanya.

“Gan, beli semua ini—”

“Ibuku sedang sakit, kalo sedang sakit makanan apa pun terasa hambar. Mungkin dengan pudding, ibu akan senang dengan rasanya.” Regan memotong ucapan Ninda, membuat pacarnya itu sedikit terkejut mendengar pernyataannya.

“Sa-sakit apa?” tanya Ninda penasaran.

“Semenjak, ayahku pergi demi bisnis setahun yang lalu. Enam bulan yang lalu, ibuku jatuh sakit. Semuanya karena ibu selalu berpikir berat mengenai ayah. Ibu jatuh pingsan, tubuhnya melemah dan tidak bisa bergerak bebas, berjalan pun harus dituntun.” Regan menghela napas panjang, perlahan garis bibirnya melengkung berusaha tegar.

“Ibu kamu sakit apa ketika di cek ke dokter?” tanya Ninda hati-hati.

“Tekanan darah tinggi, dan setiap harinya tekanan darahnya belum bisa stabil. Dan waktu itu, ibu kembali pingsan dan kata dokter selain tekanan darah tinggi, ibu menderita penyakit aritmia. Atau gangguan yang terjadi pada pacu jantung.” Lagi-lagi Regan menghela napas panjang.

Ninda menatap kasihan ke arah Regan, refleks tangannya mengelus bahu pacarnya lalu memeluk erat tangannya. “Aku harap, ibumu cepat sembuh.”

“Aamiin, makasih.” Regan mengecup pucuk kepala Ninda.

Mereka berjalan menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Setelah itu, mereka pergi menuju rumah Regan. Sebagai pendatang baru, Ninda terpukau dengan besarnya rumah Regan, bak istana kerajaan.

“Gan, di rumah sebesar ini yang mengisi berapa orang?” tanya Ninda seraya menatap Regan.

“Lima orang. Aku, adikku, ibuku, dan dua asisten rumah tangga.” Regan merangkul Ninda dan masuk bersama. Seperti biasa, dan akan seperti ini seterusnya, rumah ini sangat sepi. Mereka memasuki kamar, dengan pintu dibiarkan terbuka.

Ninda sangat suka dengan gaya Regan, kamar ini tertata rapi dengan banyak poster beraliran musik barat dan beberapa replika karakter game online. Ninda mengikuti Regan yang akhirnya duduk di balkon. Ninda menikmati pemandangan gedung-gedung di sini, tanpa sepengetahuannya Regan telah siap dengan gitarnya.

“Kamu suka lagu apa?” tanya Regan.

Ninda tersenyum. “Aku, lagu apa saja yang penting enak di dengar.”

Baru saja Regan memetik gitar yang dipegangnya, tiba-tiba ia teringat sesuatu dan pamit sebentar kepada Ninda. Sejauh ini mereka bersama, dan sejauh ini Ninda mengenal Regan, dulu sebelum berpacaran menjabat sebagai playboy ternyata memiliki sisi lain yang berhasil membuat dirinya tambah jatuh cinta. Sebenarnya, ada rasa takut saat dirinya jadi pacar Regan, toh dia terkenal playboy dan ia sangat takut jika Regan hanya mempermainkannya. Tapi bukankah seseorang berhak mendapatkan kesempatan untuk membuktikan semuanya, dengan begitu kita tidak bisa asal mengecap sikap seseorang.

Beberapa menit kemudian, Regan kembali dengan senyum dibibirnya. Dia kembali memetik gitarnya, seperkian detik nada yang dikeluarkan dari gitar mengalun lembut di telinganya.

Perlahan Ninda mulai menggerakan tubuhnya mengikuti irama lembut dari gitar tersebut, sembari memandangi Regan yang terpejam menikmati petikkannya. Regan berkali-kali mengatur napasnya, bersiap-siap untuk melantunkan lagu yang akan dinyanyikannya.

When you try your best, but you don’t succeed

When you get what you want, but not what you need

When you feel so tired but you can’t sleep

Stuck in reverse

Baru kali ini, Ninda mendengar Regan bernyanyi. Tidak terlalu bagus, tapi Ninda sangat menikmati dan bisa merasakan rasa dalam lagu yang dinyanyikan Regan. Ninda menatap Regan yang sesekali terpejam, kemudian tersenyum kepadanya.

Lights will guide you home

And ignite your bones

And I will try to fix you

Mereka bernyanyi bersama, menikmati makna setiap kalimat yang terkandung dalam lirik lagu milik Coldplay. Ninda beranjak dari duduknya, beralih ke belakang Regan lalu merangkulnya hingga lagu itu berakhir.

“Suara kamu bagus,” komentar Ninda masih lekat dengan rangkulannya.

Playboy harus memikat dan multitalent,” gurau Regan membuat Ninda sedikit cemberut. “Love you.” Pipi Regan dan Ninda benar-benar menempel, menikmati deru napas yang keluar dari hidung keduanya.

“Ehm.”

Sontak Regan dan Ninda mengubah posisi, lalu menoleh ke arah sumber suara. Dua spesies menyebalkan berdiri tegap di ambang pintu. Yang sebelah kanan, hanya tersenyum selebar mungkin. Yang di sampingnya, menampakkan deretan giginya, dan yang paling pertama masuk ke dalam kamar. Cowok itu langsung melempar tubuhnya ke atas kasur dan terpejam.

“Daripada diundang ke sini hanya untuk jadi nyamuk, mending gue tidur aja, biarkan kata-kata romantis mereka yang jadi nyamuk. Yekan Ram, percuma juga nanti malah dikacangin.” Gema memainkan kedua tangan dan kakinya menikmati kelembutan seperai monokrom itu. “Kita ubah perspektif jomblo yang sering dianggap nyamuk, menjadi jomblo yang diganggu nyamuk romantis.” Lanjut Gema.

“Bisa ae, lo! Udah lama ya kita nggak main ke sini, dan tiba-tiba saja Regan undang kita buat nginap.” Rama mendaratkan tubuhnya di samping Gema.

Ninda menatap Regan. “Kamu yang undang mereka?” Sebagai jawaban Regan mengangguk.

“Eh, kalian malah jadi kaku, biasa aja kali. Kita ke sini cuma mau numpang tidur, makan, dan mandi,” ujar Gema.

“Apaan sih lo Ge, lagian kita cuma gitaran doang,” bela Ninda sambil duduk di tempat semula.

“Oh, iya, besok si Gema ikut turnamen lagi GO, kalian hadir ya, awas kalo nggak hadir.” Rama memiringkan kepalanya menatap Regan dan Ninda bergantian.

“Iya, awas loh kalo gak hadir gue jitak pala lo!” sahut Gema.

“Kalo lo kalah, gue yang jitak lo.” Tanpa sengaja Regan dan Ninda mengucapkan kalimat yang sama, membuat Gema dan Rama bangkit bersamaan dan menatap mereka berdua yang juga saling tatap.

“Gila, dalam hal jitak-jitakkan kalian kompak,” ujar Gema terpukau.

“Kalo gitu gue juga ikut jitak juga,” celetuk Rama membuat Gema mendorong tubuhnya.

Tiba-tiba saja wanita paruh baya membawa beberapa makanan dan minuman ke kamar Regan, membuat Gema melompat menghampiri wanita itu dan membantunya. Setelah tersaji, wanita itu pergi meninggalkan seberkas senyum hangat kepada pengisi kamar ini.

“Ayo Nin, kita ngemil dulu. Tenang, gak bakalan gendut kok.” Regan dan Ninda menghampiri kedua temannya yang telah duduk di atas karpet menghadap sajian sederhana. Keripik singkong, gorengan, sukro dan satu teko penuh teh dingin.

“Tau aja kalo gue lagi lapar.” Gema memakan pisang goreng dengan begitu lahap.

“Oh iya, adik lo, si cantik Risma mana?” tanya Rama.

“Dia lagi istirahat, abis nginap semalam di sekolah.”

Ninda baru tahu bahwa adiknya Regan itu perempuan, toh ini kali pertama ia berkunjung ke rumah Regan dan berkumpul ala mereka, yang menyenangkan, tapi agak menyebalkan juga. Gema si gamers syndrome tiada hentinya meledeknya, Rama juga sama, dan Regan malah fokus sama camilannya tanpa membelanya.

“Gema, kalo lo terus ungkit masa lalu gue yang benci sama Regan, gue sumpahin lo jomblo sampai tua,” tegas Ninda yang sudah kehabisan rasa sabar,

“Mampus!” timpal Rama.

“Untung gue ganteng, jadi itu mustahil deh.” Dengan santai Gema memasukan pisang goreng ke mulutnya.

Ninda memutar bola matanya merasa muak dengan ucapan Gema yang super percaya diri, sementara itu Rama meledek Gema. Dan Regan, dia masih sibuk dengan pisang gorengnya.

Pisang goreng lebih menarik dari gue kayaknya. gumam Ninda.

O0O

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Investigator : Jiwa yang Kembali
1832      745     5     
Horror
Mencari kebenaran atas semuanya. Juan Albert William sang penyidik senior di umurnya yang masih 23 tahun. Ia harus terbelenggu di sebuah gedung perpustakaan Universitas ternama di kota London. Gadis yang ceria, lugu mulai masuk kesebuah Universitas yang sangat di impikannya. Namun, Profesor Louis sang paman sempat melarangnya untuk masuk Universitas itu. Tapi Rose tetaplah Rose, akhirnya ia d...
Segitiga Bermuda
4531      1505     1     
Romance
Orang-orang bilang tahta tertinggi sakit hati dalam sebuah hubungan adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Jika mengalaminya dengan teman sendiri maka dikenal dengan istilah Friendzone. Namun, Kinan tidak relate dengan hal itu. Karena yang dia alami saat ini adalah hubungan Kakak-Adik Zone. Kinan mencintai Sultan, Kakak angkatnya sendiri. Parah sekali bukan? Awalnya semua berjalan norm...
KNITTED
1311      574     1     
Romance
Dara memimpikan Kintan, teman sekelasnya yang sedang koma di rumah sakit, saat Dara berpikir bahwa itu hanya bunga tidur, pada pagi hari Dara melihat Kintan dikelasnya, meminta pertolongannya.
Teman
1265      582     2     
Romance
Cinta itu tidak bisa ditebak kepada siapa dia akan datang, kapan dan dimana. Lalu mungkinkah cinta itu juga bisa datang dalam sebuah pertemanan?? Lalu apa yang akan terjadi jika teman berubah menjadi cinta?
AKSARA
4677      1787     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Kumpulan Quotes Random Ruth
1688      872     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...
Sugar On Top
186      150     4     
Romance
Hazel Elodie adalah gadis manis berambut pirang dengan hati yang keras seperti baja. Bertahun-tahun setelah ia dan kakaknya, Sabina, 'dibuang' ke London, Hazel kembali ke kota kelahirannya dengan tekad untuk merebut kembali apa yang menjadi haknya—warisan keluarga yang dirampas secara licik. Namun, kepulangannya tak semudah yang ia bayangkan. Tanpa Sabina, si perisai emosinya, Hazel harus be...
A Man behind the Whistle
1363      591     2     
Action
Apa harga yang harus kau tukarkan untuk sebuah kebenaran? Bagi Hans, kepercayaan merupakan satu-satunya jalan untuk menemukannya. Broadway telah mendidiknya menjadi the great shadow executant, tentu dengan nyanyian merdu nan membisik dari para Whistles. Organisasi sekaligus keluarga yang harus Hans habisi. Ia akan menghentak masa lalu, ia akan menemukan jati dirinya!
One Step Closer
2079      856     4     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?
Praha
267      162     1     
Short Story
Praha lahir di antara badai dan di sepertiga malam. Malam itu saat dingin menelusup ke tengkuk orang-orang di jalan-jalan sepi, termasuk bapak dan terutama ibunya yang mengejan, Praha lahir di rumah sakit kecil tengah hutan, supranatural, dan misteri.