Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya.

Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah sem...Read More >>"> REGAN (Chapter 9: BERSAMA NINDA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - REGAN
MENU
About Us  

Sepulang sekolah Regan mengajak Ninda untuk belanja keperluan untuk acara kemah nanti. Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya. Keduanya berjalan memasuki supermarket yang begitu ramai pengunjungnya. Berada di antara ribuan manusia yang berseliweran di sini, Regan menggenggam erat tangan Ninda. Sementara itu, pacarnya hanya menurut saja.

Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah toko pakaian. Ninda berjalan cepat menghampiri setiap deretan baju, apalagi di antara baju-baju tersebut berdiri gagah tanda diskon. Ninda semakin gencar memilih pakaian yang akan dibelinya, dan Regan hanya menggelengkan kepalanya menyapu deretan sepatu keren yang di susun rapi di sana.

“Gan!” Regan menoleh, “Bagus, enggak?” Ninda menempelkan gaun putih selutut di tubuhnya.

Regan mendekati pacarnya dan berjalan mengelilingi tubuh gadis itu. “Hm.” Regan tampak berpikir, dan Ninda melihat tingkah Regan bak desainer ternama membuatnya sedikit sebal.

“Bagus, tapi harganya yang gak bagus,” cetusnya, membuat Ninda memukul bahu pacarnya itu, jengkel. “Iya, bagus. Cobain gih di kamar pas,” sambung Regan, membiarkan gadis itu melongos begitu saja.

Regan memutar tubuhnya menatap kamar pas yang digunakan Ninda. Tangan kanannya sudah sedia dengan tampilan siaran langsung di Instagram. Hanya perlu hitungan detik, lebih dari lima puluh orang bergabung di akun spesialnya.

Tak perlu menunggu lama, pujaan hatinya keluar dengan gaun yang sangat cantik dan pas di tubuh Ninda. Melihat aksinya seperti itu, Ninda memasang ekspresi sebalnya, tapi Regan berhasil menggodanya dan membuat Ninda melakukan beberapa gaya di depan kamera ponselnya.

“Perkenalkan ini Ninda Megantara, pacar gue yang tersegalanya. Cantik, kan? Btw, gaun yang dipake pacar gue buat nanti preweed,” celetuk Regan, membuat pacarnya melambaikan kedua tangannya sambil berseru bahwa apa yang diucapkan Regan hanya candaan.

Setelah dikira pas dan dibuat jatuh cinta dengan pakaian tersebut Ninda segera memasukkannya ke tas jinjing. Dan kembali memilih pakaian lainnya, sampai ia berhasil mendapatkan tiga baju dan satu sweter. Sementara Regan tidak membeli apa-apa, katanya tidak ada yang menarik selain dari wajah pacarnya. Gombal terus!

Setelah puas beburu pakaian, Ninda menarik Regan untuk ikut belanja kebutuhan perutnya saat kemah nanti. Regan memasukan dua kap mi, satu pak kopi dan teh, terakhir camilan.

Saat bel tanda jam istirahat berakhir tadi, Rama segera mendaftar apa yang harus dipersiapkan untuk kemah nanti. Semua benda-benda yang termasuk daftar telah Regan dan Ninda lengkapi hari ini. Selesai berbelanja makanan, Ninda kembali menuntun Regan ke lantai tiga hanya untuk bermain game di sana.

Permainan basket yang pertama kali mereka taklukan, dan berhasil mewadahi karcis untuk ditukarkan. Setelah itu mesin penjepit boneka, dan tidak ada satu pun dari tiga kali percobaan yang memenangkan boneka di mesin tersebut. Dan yang terakhir, Ninda menantang Regan untuk berduel di atas papan dance.

“Kalo kamu kalah, kamu harus nurut apa yang akan aku lakukan padamu,” tantang Ninda.

“Kalo kamu kalah, kamu juga harus nurut sama aku. Apa pun yang aku suruh,” balas Regan lalu saling mengaitkan jari kelingking.

Permainan di mulai. Baru beberapa detik, Regan sudah kewalahan dengan permainan ini sementara Ninda sudah tertawa penuh kemenangan. Hingga akhirnya Ninda berseru senang saat permainan itu berhasil ia menangkan. Regan pasrah saja.

“Yey! Aku menang!” seru Ninda sambil mengacungkan kelingkingnya. “Oke sekarang kita fotobox.”

Keduanya beranjak dari ruangan yang sangat gaduh itu menuju di mana fotobox berada. Begitu menemukan tempat itu, Ninda segera mengobrol panjang lebar kepada penjaganya. Regan menyimpan barang belanjaannya dan tasnya di dekat sang penjaga fotobox. Awalnya Regan sangat nyaman, sampai saat ini Ninda belum memberikan hukuman apa pun selain memamerkan beberapa gaya di dalam box tersebut.

“Karena kamu kalah, waktunya ekspedisi!” serunya.

Sebelumnya Ninda keluar dari box tersebut dan membawa dompet yang diisi dengan barang-barang kecantikan. “Hukumannya, wajah kamu akan aku make over. Kamu enggak usah bantah.” Ninda menempelkan jari telunjuknya di bibir Regan saat laki-laki itu hendak berbicara.

Ninda memulai dengan memberikan bedak halus di wajah Regan, kemudian pensil alis Ninda tuntun di alis Regan. Sekarang Regan hanya bisa pasrah membiarkan cewek pujaannya itu merias wajahnya sesuka hati. Tak terasa, kini Ninda telah memoleskan lipstik di bibirnya.

“Udah?”

Ninda mengangguk. Kemudian Ninda dan Regan kembali memajangkan posenya, mulai dari yang formal dan foto jenaka sebagai penutup dari rangkaian kegiatan di fotobox. Begitu selesai, Ninda kembali membersihkan make up dari wajah kekasihnya menggunakan tisu basah.

Sambil beristirahat, mereka membuka beberapa camilan dan satu minuman yang dibelinya tadi. Merasa cukup untuk beristirahat, Ninda mengajak Regan untuk masuk ke toko buku terlebih dahulu. Ninda kepengin membeli buku baru dari penulis favoritnya.

“Kamu enggak beli buku juga, Gan?” tanya Ninda.

“Enggak. Enggak suka baca,” jawab Regan jujur.

Ninda berlalu menuju rak buku yang diisi dengan genre fiksi, sementara Regan hanya melihat-lihat saja. Namun, matanya tiba-tiba tertarik oleh buku diari bersampul hitam di sana. Regan mengedarkan tatapannya, terlihat Ninda begitu sibuk dengan buku-buku fiksi di sana. Entah apa yang mendorong pikirannya untuk membeli buku diari tersebut, tentunya tanpa sepengetahuan Ninda.

“Gimana, udah dapat bukunya?” tanya Regan.

“Udah, kamu enggak tertarik gitu dengan buku-buku di sini?” Ninda kembali melontarkan kalimat serupa kepadanya.

Regan menggeleng. Toko buku menjadi akhir kisah hari ini, sekarang mereka dalam perjalanan pulang. Selain waktu telah menunjukkan pukul enam petang, sungguh tidak baik anak seusianya berkeliaran sampai malam hari dengan menggunakan seragam sekolah. Yang jelas-jelas menimbulkan tudingan pedas dari orang-orang sekitar.

“Selamat malam, Nin. Love you!” pamit Regan setelah sampai mengantar Ninda ke depan rumahnya.

“Dah, love you too, hati-hati di jalannya.”

O0O

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
U&I - Our World
329      222     1     
Short Story
Pertama. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu indah, manis, dan memuaskan. Kedua. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu menyakitkan, penuh dengan pengorbanan, serta hampa. Ketiga. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu adalah suatu khayalan. Lalu. Apa kegunaan sang Penyihir dalam kisah cinta?
PELANGI SETELAH HUJAN
419      293     2     
Short Story
Cinta adalah Perbuatan
Dearest Friend Nirluka
59      54     0     
Mystery
Kasus bullying di masa lalu yang disembunyikan oleh Akademi menyebabkan seorang siswi bernama Nirluka menghilang dari peradaban, menyeret Manik serta Abigail yang kini harus berhadapan dengan seluruh masa lalu Nirluka. Bersama, mereka harus melewati musim panas yang tak berkesudahan di Akademi dengan mengalahkan seluruh sisa-sisa kehidupan milik Nirluka. Menghadapi untaian tanya yang bahkan ol...
Heya! That Stalker Boy
507      299     2     
Short Story
Levinka Maharani seorang balerina penggemar musik metallica yang juga seorang mahasiswi di salah satu universitas di Jakarta menghadapi masalah besar saat seorang stalker gila datang dan mengacaukan hidupnya. Apakah Levinka bisa lepas dari jeratan Stalkernya itu? Dan apakah menjadi penguntit adalah cara yang benar untuk mencintai seseorang? Simak kisahnya di Heya! That Stalker Boy
Snow
2449      810     3     
Romance
Kenangan itu tidak akan pernah terlupakan
Pesona Hujan
885      467     2     
Romance
Tes, tes, tes . Rintik hujan kala senja, menuntun langkah menuju takdir yang sesungguhnya. Rintik hujan yang menjadi saksi, aku, kamu, cinta, dan luka, saling bersinggungan dibawah naungan langit kelabu. Kamu dan aku, Pluviophile dalam belenggu pesona hujan, membawa takdir dalam kisah cinta yang tak pernah terduga.
27th Woman's Syndrome
9661      1807     18     
Romance
Aku sempat ragu untuk menuliskannya, Aku tidak sadar menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya. Orang ketiga? Aku bahkan tidak tahu aku orang ke berapa di hidupnya. Aku 27 tahun, tapi aku terjebak dalam jiwaku yang 17 tahun. Aku 27 tahun, dan aku tidak sadar waktuku telah lama berlalu Aku 27 tahun, dan aku single... Single? Aku 27 tahun dan aku baru tahu kalau single itu menakutkan
HEARTBURN
328      235     2     
Romance
Mencintai seseorang dengan rentang usia tiga belas tahun, tidak menyurutkan Rania untuk tetap pada pilihannya. Di tengah keramaian, dia berdiri di paling belakang, menundukkan kepala dari wajah-wajah penuh penghakiman. Dada bergemuruh dan tangan bergetar. Rawa menggenang di pelupuk mata. Tapi, tidak, cinta tetap aman di sudut paling dalam. Dia meyakini itu. Cinta tidak mungkin salah. Ini hanya...
Nina and The Rivanos
8466      1903     12     
Romance
"Apa yang lebih indah dari cinta? Jawabannya cuma satu: persaudaraan." Di tahun kedua SMA-nya, Nina harus mencari kerja untuk membayar biaya sekolah. Ia sempat kesulitan. Tapi kemudian Raka -cowok yang menyukainya sejak masuk SMA- menyarankannya bekerja di Starlit, start-up yang bergerak di bidang penulisan. Mengikuti saran Raka, Nina pun melamar posisi sebagai penulis part-time. ...
The Ruling Class 1.0%
1161      474     2     
Fantasy
In the year 2245, the elite and powerful have long been using genetic engineering to design their babies, creating descendants that are smarter, better looking, and stronger. The result is a gap between the rich and the poor that is so wide, it is beyond repair. But when a spy from the poor community infiltrate the 1.0% society, will the rich and powerful watch as their kingdom fall to the people?