Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dapit Bacem and the Untold Story of MU
MENU
About Us  

David menatap mamihnya yang masih tampak sibuk menghitung uang hasil jualan. Sudah beberapa kali dihitung ulang. David tahu, itu pertanda mamih sebenarnya nggak fokus sama uang itu. Mamih banyak pikiran. Pasti gara-gara kehadiran pria bule itu. 

“Mih, kalau merasa terancam, kita berhak minta perlindungan dari polisi, atau LPSK, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.”

“Mamih kagak merasa terancam.”

“Tapi Mamih ketakutan sama si bule tadi. Yang seperti itu namanya terancam.”

“Mamih kagak takut.”

“Kalau kagak takut, kenapa Mamih pengin pindah rumah lagi? Tempo hari kan, Mamih ngajak pindah ke Pulau Untung Jawa.”

“Mamih kagak mau lagi ditanya-tanya urusan masa lalu! Itulah sebabnya mamih pengin pergi dari sini, supaya orang bule itu kagak bisa lagi mencari kita.”

“Pergi dari sini kagak menyelesaikan persoalan.” ujar David, “Kalau mau tuntas, kita laporkan mereka sama polisi. Kita kagak salah, Mih. Kita kagak terkait dengan kerjaan papi di masa lalu.”

“David, sudah diam aja! Jangan dibahas lagi!”

David tak bicara lagi, dia membuka ranselnya, lalu pura-pura membaca buku, padahal pikirannya selalu tertuju pada peristiwa di pasar yang barusan terjadi.

Pukul lima sore, David pamit pada mamihnya, mau ke rumah Bang Toyib. David mengajak Udin. Rumah Bang Toyib cuma dilewati, karena tujuan mereka adalah pasar. Sore hari pasar masih ramai. Pedagang sayur dan bahan makanan basah memang sudah tidak ada, berganti dengan pedagang jajanan siap santap.

 David bermaksud mengambil perabotan jualan mamih yang tadi siang dititipkan pada pedagang lain. Selain itu, David penasaran soal pertengkaran antara Aderoy dengan Arnold Zegar-Zeger.

Dari info beberapa pedagang pasar, ternyata tak terjadi adu jotos. Setelah acara pamer tato, Arnold Zegar-Zeger mengajak rekan-rekannya pergi dari pasar itu. Tantangan Aderoy tidak diladeni. Yang jelas, besoknya Arnold Zegar-Zeger dan teman-temannya itu tidak datang lagi ke pasar Marunda. Menurut cerita versi Bang Aderoy, katanya Arnold Zegar Zeger itu takut sama hansip-hansip Pasar Marunda.

“Pit …” Suara Udin ragu-ragu, “Apa mungkin … si bule itu … bapak lo?”

“Ya nggak mungkin lah! Bapak gue sudah meninggal waktu gue umur delapan tahun.”

“Jadi bule yang menguntit mamih itu, lo kagak kenal?”

“Mamih aja kagak kenal, apalagi gue!”

“Pit ... apa mungkin, bule itu masih saudaranya bapak lo?”

David terhenyak, baru terpikir olehnya, bahwa ayah kandungnya mestilah punya keluarga. Papinya juga punya orang tua, dan sanak kerabat, yang bule-bule. Namun selekas itu pula David menepis pemikiran tersebut.

“Din, seandainya ada kerabat papi gue yang mencari gue, kenapa kagak dari dulu, saat gue masih kecil? Saat itu, mamih sangat kerepotan, karena harus kerja cari uang. Sementara gue masih kecil, belum bisa bantuin mamih. Andai saat itu kerabat papi gue datang untuk memberi bantuan, mungkin mamih kagak terlalu repot, kagak perlu kerja keras banting tulang. Nah, sekarang, setelah gue segede gini, tiba-tiba aja ada bule nongol nyari gue ... eh, maksud gue, nyari mamih. Mau ngapain tuh bule? Itu mah bukan kerabat, Din. Kalau kerabat mah, kudunya dari dulu nyari mamih.”

“Tapi kan, kudunya ditanya dulu baik-baik, apa maunya tuh bule? Mungkin saja, dia itu dari LSM yang mau bantuin para pedagang kecil.”

“Segitu banyaknya pedagang kecil di Pasar Marunda, kenapa cuma mamih gue yang dia samperin? Si bule yang datang ke pasar Marunda itu, kentara punya itikad tidak baik pada mamih, kagak mungkin dia itu keluarga papi gue!”

“Tapi Pit ....”

“Berisik ah! Gue ogah ngebahas lagi soal itu!”

David naik angkot, mau pulang. Udin turut dengannya.

***

Turnamen sepak bola dimulai. Pertandingan untuk wilayah Jakarta Utara, dilaksanakan di Stadion Tugu pada sore hari. Tim Marunda United harus bertanding tiga kali dengan tiga tim sesama dari Jakarta Utara, menggunakan sistem pertandingan setengah kompetisi.

Tim Marunda United datang ke Stadion Tugu dengan menumpang truk punya Haji Kodier, yang biasanya dipakai buat membawa material bangunan. Mereka merasa minder saat turun di depan stadion, melihat tim lain datang dengan mobil yang layak buat membawa manusia. Duh!

Bang Toyib membesarkan hati mereka. “Kita bersyukur, Babe Kodier mau ngasi pinjem mobil sama sopirnya. Kalau kagak, maka kita kudu naik angkot.”

“Mending naik angkot.” gerutu beberapa orang.

“Tapi kalian semua kudu bareng sampainya di sini. Kalau pake angkot, kagak muat di satu mobil, harus dua mobil. Gimana kalau mobil yang satu sudah sampai di stadion, tapi yang satunya lagi malah mogok, atau ditilang polisi, atau tabrakan? Kagak apa-apa naik truk, yang penting semua keangkut. Ingat kata coach, kebersamaan menciptakan kekuatan! Itu kunci sukses dalam sepak bola.”

Bagi tim Marunda United, pertandingan perdana adalah saat pertaruhan eksistensi mereka. Jika mereka sanggup melewatinya, maka mereka akan sanggup menjalani pertandingan berikutnya. Jika di pertandingan perdana mereka sudah tak sanggup, sepertinya mereka tak akan muncul lagi ke stadion, pada pertandingan berikutnya.

Ini bukan urusan kalah atau menang, melainkan urusan seragam tim! Tak ada seorangpun pemain Marunda United yang bangga pada kaos timnya. Mereka ogah mengenakan kaos tim itu, bahkan saat sudah tiba di sisi lapangan pertandingan.

“Kalian tidak punya kaos seragam untuk bertanding?” tanya panitia, karena melihat Tim Marunda pakai kaos yang beda-beda. Padahal lawan mereka, SSB Tanjung Priok, sudah pakai seragam tim sejak masuk ke stadion Tugu.

“Punya Pak, nanti juga mereka pake kaos tim.” jawab Bang Toyib.

Sudah sejak datang ke stadion, Bang Toyib menyuruh semua pemain berganti pakaian. Para pemain memang masuk ke ruang ganti untuk mengenakan kostum pemain bola, tapi mereka cuma mau pakai celana kolornya, sedangkan kaosnya masih terlipat. Setelah panitia menegur ulang, barulah anak-anak itu mengenakan kaosnya, di tepi lapangan.

Mulanya tidak ada yang terlalu memerhatikan gambar di kostum bagian depan Marunda United. Namun kemudian beberapa supporter tim lawan, yang jongkok di tepi lapangan, tertawa keras-keras sambil menunjuk-nunjuk.

“Jualan serabi oncom ni ye!” Teriakan mereka disengaja untuk bikin mental jatuh sebelum bertanding.

Bang Toyib minta pada panitia, agar penonton yang berdiri di tepi lapangan dipindahkan ke tribun, karena bisa mengganggu konsentrasi pemain. Panitia menggiring penonton yang hanya segelintir itu menuju tribun. Namun percuma, begitu panitia kembali ke posisinya di bench, para penonton itu memanjat pagar pembatas, dan kembali ke tepi lapangan. Mereka cekakakan lagi melihat kostum Marunda.

“Jangan ditanggapi, dan jangan terpancing emosi!” Bang Toyib berusaha membangkitkan moril pemainnya. “Kalau kalian mau membalas ejekan mereka, satu-satunya cara adalah kalian harus kalahkan lawan! Nanti juga ejekan-ejekan itu berhenti, dan mereka mingkem dengan sendirinya.”

Pertandingan dimulai. Anak-anak Marunda United berusaha fokus menggalang kerjasama tim untuk menjebol gawang lawan, dan melupakan rasa minder mereka akibat gambar serabi oncom pada seragam tim. Selama 2 X 45 menit mereka menyerang dan bertahan. Akhirnya pertandingan usai. Kemenangan pertama mampu membangkitkan rasa percaya diri mereka.

Pada pertandingan di hari berikutnya, melawan SSB Penjaringan, masih ada supporter tim lawan yang mengejek seragam Marunda United. Namun berondongan tiga gol ke gawang lawan, membuat para supporter dari Penjaringan membisu. Kemudian tak ada lagi yang berani mengejek seragam Marunda United.

Kemenangan demi kemenangan diraih. Marunda United akhirnya menjadi juara grup, dan mewakili wilayah Jakarta Utara untuk bertanding di babak selanjutnya.

Keberhasilan tim dari Marunda membuat pengurus PSSI Wilayah Jakarta Utara mulai memberi perhatian kepada tim serabi oncom itu. Pengurus PSSI Jakarta Utara berjanji akan membantu saat Tim Marunda United berlaga di putaran selanjutnya.

Pertandingan putaran lanjutan akan berlangsung di Lapangan ABC Senayan. Ada enam tim dari enam wilayah DKI Jakarta, ditambah dua tim dari diklat PSSI junior. Kedelapan tim itu dibagi dalam dua pool. Setiap tim akan bertemu dengan tiga tim lainnya yang berada dalam satu pool. Tiada kata kalah, karena tiada tanding ulang untuk membalas kekalahan. Juara pool A akan menghadapi juara pool B di partai Grand Final.

Panitia sudah berjanji, bahwa hadiah uang pembinaan akan diberikan untuk dua tim yang sampai di grand final. Namun kesempatan mengikuti coaching clinic dengan para pemain dari klub Eropa, hanya akan diberikan kepada tim yang juara. Tim yang  tak terkalahkan dari sejak babak penyisihan. 

 

 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
SEMPENA
4132      1332     0     
Fantasy
Menceritakan tentang seorang anak bernama Sempena yang harus meraih harapan dengan sihir-sihir serta keajaiban. Pada akhir cerita kalian akan dikejutkan atas semua perjalanan Sempena ini
Call Me if U Dare
5466      1634     2     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
ETHEREAL
1816      801     1     
Fantasy
Hal yang sangat mengejutkan saat mengetahui ternyata Azaella adalah 'bagian' dari dongeng fantasi yang selama ini menemani masa kecil mereka. Karena hal itu, Azaella pun incar oleh seorang pria bermata merah yang entah dia itu manusia atau bukan. Dengan bantuan kedua sahabatnya--Jim dan Jung--Vi kabur dari istananya demi melindungi adik kesayangannya dan mencari sebuah kebenaran dibalik semua ini...
Dikejar Deretan Mantan
532      327     4     
Humor
Dikejar Deretan Mantan (Kalau begini kapan aku bertemu jodoh?) Hidup Ghita awalnya tenang-tenang saja. Kehidupannya mulai terusik kala munculnya satu persatu mantan bak belatung nangka. Prinsip Ghita, mantan itu pantangan. Ide menikah muncul bagai jelangkung sebagai solusi. Hingga kehadiran dua pria potensial yang membuatnya kelimpungan. Axelsen, atau Adnan. Ke mana hati berlabuh, saat ken...
Diary Ingin Cerita
3435      1636     558     
Fantasy
Nilam mengalami amnesia saat menjalani diklat pencinta alam. Begitu kondisi fisiknya pulih, memorinya pun kembali membaik. Namun, saat menemukan buku harian, Nilam menyadari masih ada sebagian ingatannya yang belum kembali. Tentang seorang lelaki spesial yang dia tidak ketahui siapa. Nilam pun mulai menelusuri petunjuk dari dalam buku harian, dan bertanya pada teman-teman terdekat untuk mendap...
Antic Girl
141      117     1     
Romance
-Semua yang melekat di dirinya, antic- "Sial!" Gadis itu berlalu begitu saja, tanpa peduli dengan pria di hadapannya yang tampak kesal. "Lo lebih milih benda berkarat ini, daripada kencan dengan gue?" tanya pria itu sekali lagi, membuat langkah kaki perempuan dihadapannya terhenti. "Benda antik, bukan benda berkarat. Satu lagi, benda ini jauh lebih bernilai daripada dirimu!" Wa...
Potongan kertas
922      480     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...
Matchmaker's Scenario
1307      688     0     
Romance
Bagi Naraya, sekarang sudah bukan zamannya menjodohkan idola lewat cerita fiksi penggemar. Gadis itu ingin sepasang idolanya benar-benar jatuh cinta dan pacaran di dunia nyata. Ia berniat mewujudkan keinginan itu dengan cara ... menjadi penulis skenario drama. Tatkala ia terpilih menjadi penulis skenario drama musim panas, ia bekerja dengan membawa misi terselubungnya. Selanjutnya, berhasilkah...
Cinta Semi
2457      1011     2     
Romance
Ketika sahabat baik Deon menyarankannya berpacaran, Deon menolak mentah-mentah. Ada hal yang lebih penting daripada pacaran. Karena itulah dia belajar terus-menerus tanpa kenal lelah mengejar impiannya untuk menjadi seorang dokter. Sebuah ambisi yang tidak banyak orang tahu. Namun takdir berkata lain. Seorang gadis yang selalu tidur di perpustakaan menarik perhatiannya. Gadis misterius serta peny...
Asoy Geboy
6035      1660     2     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...