Read More >>"> Dapit Bacem and the Untold Story of MU (chapter 13. Menolak Sponsor) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dapit Bacem and the Untold Story of MU
MENU
About Us  

Keesokan sore David dan rekan-rekannya berlatih di lapangan Marunda. Bang Toyib melapor pada Coach Pieters bahwa tim tidak bisa berlatih di lapangan dekat panti werdha, karena lapangan itu mau dipakai oleh warga sekitar buat main bola juga. Coach Pieters minta dijemput, dia ingin mendampingi tim berlatih.

Kali ini Zidan datang buat ikut latihan. To Ming Se masih mangkir. Christiano juga mangkir latihan, ikut papanya main band di sebuah acara hajatan. Bolosnya dua pemain itu, bikin May segera mengontak rekan-rekannya. Lalu datanglah tiga orang lelaki gemulai. May memprovokasi Bang Toyib untuk memecat To Ming Se dan Christiano, lalu mengganti dengan rekannya yang bernama Puspa dan Luna.

“Nama aslinya siapa?” tanya Bang Toyib.

“Sudah lupa tuuuh.” jawab Puspa dan Luna.

Bang Toyib bilang tidak bisa memecat pemain karena harus ada persetujuan dari Coach Pieters. Lalu Bang Toyib pergi menjemput coach, setelah sebelumnya menyuruh pemain latihan sendiri sesuai program tertulis yang sudah disusun oleh Coach Pieters.

Para pemain melakukan pemanasan, sprint, latihan menggiring bola dan akurasi tendangan ke gawang. Sekalian melatih gerak refleks kedua orang kiper. Lalu mereka membentuk dua tim, dan berlatih tanding.

Sementara itu, ketiga teman May berdiri di tepi lapangan, menonton latih tanding itu, sekalian jadi Cheerleader. Setiap kali May berhasil merebut bola, mereka bersorak, berjoget, bergoyang pinggul.

“Gila lo semua!” teriak May sambil cekikikan.

Di babak pertama, David mencetak gol lewat heading, dan segera diserbu rekan satu timnya, dipeluk, ada yang mencium kepalanya, untuk merayakan gol. Menjelang akhir babak pertama, May bikin gol. Dia berteriak girang, lalu berlari ke arah teman-teman satu timnya. Mereka cuma menepuk-nepuk pundaknya.

“Kok lo semua nggak peluk gue, sih?” tanya May, “Barusan waktu Dapit bikin gol, lo semua peluk dia, nyium dia. Kok sama gue kagak?”

“Buat lo mah, no touch, no kiss!” ujar salah seorang pemain.

Saat istirahat, May duduk menjauh dari timnya. Zidan mendekati May, dan bicara.

“Maryadi, kita kagak bermaksud membeda-bedakan ente. Ana yakin ente pemain berbakat, ente striker handal, ente punya lari yang kencang dan akurasi tendangan yang terukur. Tapi … ente suka ganjen sih, jadi kita semua risih.”

“Lo semua kagak adil sama gue!” teriak May.

David berujar, “Maryadi, kita respek kok sama lo, makanya kita kagak menolak lo gabung dalam Marunda United.”

“Kalau gitu, apa sih susahnya kalau sekali-sekali kalian pada meluk gue, kalau gue bikin gol. Jadi gue merasa gol gue itu dihargai sama kalian!"

David menepuk bahu Maryadi. “Gini aja May, kalau lo bikin gol, lo joget aja di tengah lapangan. Yang penting lo bikin gol buat tim! Ingat kata Coach Pieters, sepak bola tanpa gol adalah nonsense, kagak ada sisi menariknya. Karena hanya gol yang bikin perubahan nilai.”

“Okey Pit, lo emang cowok yang paling pengertian …. ” May kembali bersemangat, “Ya udah, kalau entar gue bikin gol, gue bakal goyang manjah.” Lalu May berdiri, dan menggoyang-goyangkan tubuhnya.

“Ayo teruskan main bolanya!” teriak David.

Mereka kembali ke lapangan, melanjutkan latih tanding. Baru berhenti saat Bang Toyib datang, dan meniup peluit untuk mengumpulkan pemain.

Coach Pieters katanya mau ke sini Bang? Mana?”

“Itulah … barusan dia maksa minta dijemput karena pengin melatih kalian. Begitu abang sampai di panti, dia lagi tidur siang. Kagak bisa dibangunin.”

“Ya kagak apa-apa Bang, kita bisa latihan sendiri kok. Coach Pieters juga sudah ngasi program latihan tertulis sama kita.”

Bang Toyib menatap pemain Marunda United, “Kalau kalian dilatih sama Abang, kalian susah untuk disiplin! Hari ini latihan, besok bolos. Tapi kalau ada Coach Pieters, kalian terpaksa disiplin! Kalau kagak nurutin dia, bisa aja dia mundur sebagai pelatih, dan Marunda United bakal kena diskualifikasi. Karena itu, abang bakal usahakan supaya Coach Pieters bisa melatih kalian. Biar kalian terbiasa dengan disiplin ala orang Belanda. Biar tau rasa kalian, gimana beratnya disiplin itu, kalau kalian sudah terlanjur punya kebiasaan santai dan seenaknya!”

“Bang Toyib kayak yang dendam sama kita?” pikir David.

“Ada satu masalah lagi.” sambung Bang Toyib, “Kita tidak punya cukup dana buat ikut turnamen. Padahal kita harus bikin seragam tim, harus ada ongkos transportasi, uang konsumsi. Kita kagak bakalan sanggup kalau semua itu harus dari dana pribadi.”

“Ada sponsor Bang.” David ragu-ragu, “Ada seorang politisi asal Marunda yang mau jadi caleg, dia mau ngasi dana buat kita, asalkan wajahnya, namanya, serta lambang partainya, dipampangin di depan kaos tim Marunda United.”

Suara-suara berdengung, lebih banyak yang tak setuju. Alasannya karena mereka ingin Marunda United menjadi tim sepak bola yang netral, tidak ditunggangi oleh kepentingan politik apapun.

“Sepak bola kagak boleh campur aduk dengan urusan politik, begitu kata pengurus FIFA.” ujar salah seorang pemain.

Bang Toyib jadi kesal, karena dia merasa sudah banyak berkorban untuk mengurusi Marunda United. “Terus gimana dong? Kalian mau ikut turnamen?”

“Mau Bang!”

“Berarti kalian harus terima sponsor! Hanya ada dua orang yang mau ngasi dana sponsor buat kita, yaitu Bang Jay, dan politikus itu! Kalau kita ambil sponsor dari Bang Jay, berarti di jersey kita kudu disablon gambar serabi oncom. Kalau caleg itu yang jadi sponsor, berarti jersey kita ada gambar muka dia. Silakan lu mau pilih yang mana!”

May bergumam, "Kalau gue mah dua-duanya aja jadi sponsor. Di jersey kita entar ada gambar tuh caleg lagi makan serabi oncom."

Udin menyahut, "Lo aja sendiri yang pake kaos gambar caleg makan serabi."

Bang Toyib bertanya lagi, apa sponsor pilihan anak-anak Marunda.

“Terserah Abang aja ….”

“Kagak bisa terserah gua! Kalau entar gua yang tentuin, terus kalian malah mogok bertanding gara-gara gambar sponsor pada kaos kalian. Nanti abang juga yang malu sama tuh sponsor. Dia sudah kasih duit, tapi Tim Marunda United malah kagak mau bertanding! Jadi harus kalian yang tentukan! Besok harus sudah ada pilihan! Karena kita harus segera pesan bikin kaos tim!”

Lalu latihan sore itu dibubarkan.

***

Malam itu, di rumahnya David berdiskusi dengan Udin, soal sponsor. Tak dinyana, ternyata mamih nguping, lalu keluar kamar untuk turut bicara.

“Kenapa lu kagak mau pake seragam yang ada gambar serabi oncom?”

“Malu Mih ….” jawab David.

“Kalau misalnya mamih punya banyak duit dari hasil jualan gorengan, terus mamih kasih dana buat tim kamu, dengan syarat di kaos tim kamu kudu dipampangin gambar comro. Apa kamu malu? Kamu malu sama gorengan jualan mamih? Kamu malu, karena hidup kamu dibiayain sama hasil dagang gorengan?”

“Kagak malu, Mih …. “ David berpikir, bahwa mungkin dirinya kagak bisa hidup tanpa gorengan.

“Kalau begitu, coba kamu pikirin perasaannya Bang Jaelani yang jualan serabi itu. Pikirin perasaan anak-anaknya. Mamih kira, kagak ada bedanya dengan kamu. Sama-sama jualan makanan yang menurut anak muda jaman sekarang mah, sudah dianggap kampungan, kan?”

“Kagak Mih ….” sahut David.

Mamih Rosyidah masih niat mengomeli anaknya. “Sehari-harinya lu makan nasi karo tempe bacem sama comro, kenapa lu kudu malu sama gambar serabi oncom di kaos tim? Bukannya lu juga sering beli serabi oncom di pasar?!”

“Iya Mih ….”

“Bang Jaelani orang Marunda, dia ngerasa bangga sama tim sepak bola dari Marunda, jadi dia pengin kasih dana. Apa salahnya lu semua bantu Bang Jaelani juga, dengan cara nyetak gambar serabi oncom di kaos kalian? Kalau melalui sepak bola, lantas usaha Bang Jaelani makin maju, itu kan, berarti kalian semua sudah saling bantu.”

“Mamih bener juga, Pit.” bisik Udin setelah mamihnya David masuk kamar lagi. “Kalau Bang Jay ikhlas mau bantuin kita, kenapa juga pake kita tolak? Justru harusnya kita juga bantuin promosi dagang dia. Gue kagak apa-apa kalau pake kaos tim gambar serabi oncom. Itu kan, sarapan gue hampir saban pagi.”

“Sebenarnya gue juga kagak keberatan dengan gambar serabi oncom itu.”

“Terus … tempo hari itu, siapa yang kagak mau?”

David berpikir sejenak, “Banyak sih yang nolak. Tapi mungkin Zidan yang protes paling kencang. Dia kan, tukang protes. Urusan logo tim, dia protes. Urusan pelatih kita yang udah jompo, dia protes. Urusan Israel sama Palestina yang letaknya jauh banget dari Marunda, dia protes juga.”

“Tapi Pit, kalau kita kasih pengertian, mungkin mereka mau juga nerima sponsor dari Bang Jaelani. Biasanya mereka mau dengarin omongan lo.”

 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Luka atau bahagia?
3201      1022     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
River Flows in You
698      401     6     
Romance
Kean telah kehilangan orang tuanya di usia 10 tahun. Kemudian, keluarga Adrian-lah yang merawatnya dengan sepenuh hati. Hanya saja, kebersamaannya bersama Adrian selama lima belas tahun itu turut menumbuhkan perasaan lain dalam hati. Di satu sisi, dia menginginkan Adrian. Di sisi lain, dia juga tidak ingin menjadi manusia tidak tahu terima kasih atas seluruh kebaikan yang telah diterimanya dar...
KataKu Dalam Hati Season 1
3859      1124     0     
Romance
Terkadang dalam hidup memang tidak dapat di prediksi, bahkan perasaan yang begitu nyata. Bagaikan permainan yang hanya dilakukan untuk kesenangan sesaat dan berakhir dengan tidak bisa melupakan semua itu pada satu pihak. Namun entah mengapa dalam hal permainan ini aku merasa benar-benar kalah telak dengan keadaan, bahkan aku menyimpannya secara diam-diam dan berakhir dengan aku sendirian, berjuan...
After Feeling
4241      1530     1     
Romance
Kanaya stres berat. Kehidupannya kacau gara-gara utang mantan ayah tirinya dan pinjaman online. Suatu malam, dia memutuskan untuk bunuh diri. Uang yang baru saja ia pinjam malah lenyap karena sebuah aplikasi penipuan. Saat dia sibuk berkutat dengan pikirannya, seorang pemuda misterius, Vincent Agnito tiba-tiba muncul, terlebih dia menggenggam sebilah pisau di tangannya lalu berkata ingin membunuh...
KILLOVE
3336      1098     0     
Action
Karena hutang yang menumpuk dari mendiang ayahnya dan demi kehidupan ibu dan adik perempuannya, ia rela menjadi mainan dari seorang mafia gila. 2 tahun yang telah ia lewati bagai neraka baginya, satu-satunya harapan ia untuk terus hidup adalah keluarganya. Berpikir bahwa ibu dan adiknya selamat dan menjalani hidup dengan baik dan bahagia, hanya menemukan bahwa selama ini semua penderitaannya l...
Sebelas Desember
3209      1011     3     
Inspirational
Launa, gadis remaja yang selalu berada di bawah bayang-bayang saudari kembarnya, Laura, harus berjuang agar saudari kembarnya itu tidak mengikuti jejak teman-temannya setelah kecelakaan tragis di tanggal sebelas desember; pergi satu persatu.
Play Me Your Love Song
3070      1251     10     
Romance
Viola Zefanya tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi guru piano pribadi bagi Jason, keponakan kesayangan Joshua Yamaguchi Sanjaya, Owner sekaligus CEO dari Chandelier Hotel and Group yang kaya raya bak sultan itu. Awalnya, Viola melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tuntutan "profesionalitas" semata. Tapi lambat laun, semakin Viola mengenal Jason dan masalah dalam keluarganya, sesu...
I'm not the main character afterall!
909      465     0     
Fantasy
Setelah terlahir kembali ke kota Feurst, Anna sama sekali tidak memiliki ingatan kehidupannya yang lama. Dia selama ini hanya didampingi Yinni, asisten dewa. Setelah Yinni berkata Anna bukanlah tokoh utama dalam cerita novel "Fanatizing you", Anna mencoba bersenang-senang dengan hidupnya tanpa memikirkan masalah apa-apa. Masalah muncul ketika kedua tokoh utama sering sekali terlibat dengan diri...
Negeri Tanpa Ayah
8608      1925     0     
Inspirational
Negeri Tanpa Ayah merupakan novel inspirasi karya Hadis Mevlana. Konflik novel ini dimulai dari sebuah keluarga di Sengkang dengan sosok ayah yang memiliki watak keras dan kerap melakukan kekerasan secara fisik dan verbal terutama kepada anak lelakinya bernama Wellang. Sebuah momentum kelulusan sekolah membuat Wellang memutuskan untuk meninggalkan rumah. Dia memilih kuliah di luar kota untuk meng...
Demi Keadilan:Azveera's quest
692      384     5     
Mystery
Kisah Vee dan Rav membawa kita ke dalam dunia yang gelap dan penuh misteri. Di SMA Garuda, mereka berdua menemukan cinta dan kebenaran yang tak terduga. Namun, di balik senyum dan kebahagiaan, bahaya mengintai, dan rahasia-rasasia tersembunyi menanti untuk terungkap. Bersama-sama, mereka harus menghadapi badai yang mengancam dan memasuki labirin yang berbahaya. Akankah Vee menemukan jawaban yang ...