Semakin hari berita tentang na minjae tersebar dengan berbagai macam spekulasi, entah itu berita sesungguhnya maupun berita palsu. Grup hope masih tampil meskipun tanpa anggota mereka na minjae.
“herin-shi”ucap minjae dengan nada kesal “’perempuan itu berani melakukan konverensi pers dengan bukti palsu”lanjut minje degan nada datar, mijae mengambil handphone di meja dan menghubungi salah satu nomor “tuan shin, bisakah aku menuntut seseorang dan sebuah perusahaan. Mereka menyebarkan berita palsu tentang ku”ucap minjae secara langsung. Rasa kesal, serta marah mendominasi dalam diri minjae.
Kring,,, suara handphone minjae bergetar nomor sang ibu tertera di handphonennya “ne eooma?ucap minjae dengan nada lembut
“apa kau baik-baik saja?”
“aku baik-baik saja eooma. Tenanglah aku sudah menghubungi pengacara shin. Aku akan menuntut mereka semua”ucap minjae memberitahu sang ibu agar tidak khawatir. berbagai macam kekhawatiran yang diungkapkan sang ibu membuat minjae mengangguk dan meyakini ini akan berakhir dengan baik.
“iya eooma,,”setelah mengucapkan kalimat tersebut minjae menutup handphone nya dan kini melihat konverensi pers yang dilakukan agensi serta artisnya “kita akan bertemu di pengadilan”ucap minjae kini berlalu menuju.
Dilain sisi seorang gadis yang kini sedang berada di taman dengan tablet di tangannya untuk melihat berita yang sedang panas “aku bersyukur paparazzi itu menepati kata-katanya” ucap gadis itu sambil terfokus dengan tabletnya.
Tanpa di sadari ada seorang lelaki yan kini menghampirinya “gulya” suara lelaki itu lantang membuat gadis yang bernama gulya itu melihat dengan pandangan lelah “sedang apa di sini?”ucapnya kini duduk di hadapan gulya “junhyung sunbae”ucap gulya kini menutup tabletnya dan memasukan ke dalam tas, tak lupa makanan yang belum sempat ia makan kini kembali di tutup “eh kau akan kemana?” ucap jungyung melihat gulya membereskan peralatannya. “aku sudah lama di sini dan sepertinya aku akan pulang ke apartemen teman temanku menyuruhku seger pulang ”ucap gulya masih membereskan barang-barangnya.
“padahal aku baru sampai. Tak bisakah kita bercengkrama terlebih dahulu?”ucap junhyung membuat gulya tersenyum tidak nyaman “ sunbae ingat? terakhir kali bahkan saat subae dan aku sedang mengerjakan tugas kekasih sunbae datang dan membuat keributan. Sunbae, apakah anda sudah memberitahunya jika sunbae di sini?”ucap gulya bertanya
“…….”
“ahhh jadi begini? Kau selingkuh dengan gadis ini lagi?”ucap suara dari arah samping yang membuat gulya dan junhyung melihat ke arah suara. Gulya menghela nafas “ maaf tapi aku dan junhyung sunbae hanya saling kenal saja.” ucap gulya menatap perempuan di hadapannya “ maaf jika aku mengangggu kencan kalian. Permisi”ucap gulya kini menjauhi keduanya.
Gulya pov
Sungguh aku ingin menjauh dari mereka berdua, entah alasan apa sehingga keduanya sering bertengkar di hadapanku serta menyeretku dalam permasalahan keduanya. Bahkan terakhir kali merupakan hal yang tidak pernah ingin aku ingat kembali. aku kesal sekali rasanya jika harus mengingat.
Flash back
Aku sedang mengerjakan beberapa proposal dan bahan untuk persiapan tesisku, pada awalnya aku meminta bantuan salah satu sunbae yang memiliki studi kasus tesis yang hampir mirip dengan milik ku. Aku ingin berdiskusi tapi entah mengapa kini di depanku adalah junhyung sunbae-nim. Aku masih mengerjkan beberapa tulisan dan bacan, dan begitu pula junhyung sunbae-nim yang focus pada laptop nya. Kini kami berada di café 24 jam. Bukan di café tempatku biasa mengerjakan tugas serta memesan minuman.tak lama aku merasakan ada air yang jatuh pada buku dan laptopku, aku mengerejap dan menyingkirkan beberapa buku dan laptop agar tidak kebasahan. aku melihat ke arah belakang seorang perempuan berambut panjang, pakaian cukup seksi sedang menuangkan air di atas kepalaku.
“maaf. Ini pantas untuk seorang perebut pacar orang”ucapnya membuatku sedikit bingung ‘seperasaan aku hanya kenal laki-laki teman dari ndonesia, serta junhyung sunbae, na minjae, dan sehun sunbae’batinku, aku melihat ke perempuan tersebut serta junhyung sunbae.
“nara!! Apa yang kau lakukan?!”suara junhyung sunbae yang berteriak pada perempuan itu membuatku paham dan tahu apa yang sebenarnya terjadi. aku menghela nafas.
“ahhhh,, haruskah ?”kesal ku, aku menatap keduanya “maaf. Tapi aku tidak seperti yang anda katakan. Kami bahkan dari tadi sedang mengerjakan tugas.jika tidak percaya tanyakan pada orang-orang yang memperhatikan kami”ucapku menjelaskan
“berbohong” ucapnya meatapku tajam
“aku tidak tertarik berbohong pada orang tidak aku kenal. Dan juga apakah anda tidak melihat buku dan laptop di atas meja kami? Kami haya mengerjakan beberapa tugas. Dan junhyung sunbae hanya sebagai mentor pengganti dari mentorku yang berhalangan hadir”jelasku, sungguh sebenarnya aku bahkan tidak ingin menjelskannya. Tapi jika tidak di jelaskan maka akan semakin parah kesalah pahamannya.
“apa yang dia katakana benar sayang, jika kau tak percaya lihat saja laptopku, aku sedari tadi sedang melakukan meeting”ucap junhyung membuatku menganguk.” Aku melihat wanita tersebut . dimana ia melihat ke arah meja dan menatapku dan junhyung sunbae bergantian. “baiklah aku akan mencoba percaya, tapi tunggu”ucapnya aku menunggu apa yang akan dia lakukan. Perempuan itu mengambil kopi yang berada di meja dan menyirami ke arah buku yang ku gunakan untuk mencatat semua materiku. Tubuhku bahkan tidak bisa bergerak, hanya air mata yang lolos dari pelupuk mataku. Nafasku serasa sesak. Tanpa berbicara aku menutup buku catatanku dan memasukan laptop, tablet serta buku materi miliku kedalam tas. Aku berjalan kearah kasir untuk meminjam alat pembersih.
Pada awalnya pelayan menyuruhku untuk mengabaikan kopi yang ditumpahkan tersebut namun aku bersi keras. Aku membereskannya dan berterimakasih serta meminta maaf atas semua yang terjadi.
Flash back finish
Tak terasa airmata kembali turun dari pelupuk mataku setiap mengingat kejadian tersebut. Aku menghentikan langkahku “banyak masalah yang terjadi akhir-akhir ini “ucapku, aku berjongok dan menekan dadaku karena kembali merasa sakit.
Kini jam menunjukan pukul 22.00 aku masih berkutat dengan buku dan juga laptopku, banyak hal yang harus di revisi serta aku harus memeriksa laporan penjualan dari bisnisku. Setelah mengerjakan beberapa yang harus diurus. selesai, aku membuka media social untuk mengetahui berita tentang na minjae “aku harap semuanya berjalan dengan baik dan teratasi dengan cepat”ucapku ketika melihat beberapa cuplikan dan tulisan. Mereka benar-benar jahat. Bagaimana bisa memaksakaan kehendak pada orang lain fikirku.
Aku kembali melihat jam kini pukul 00.10 “udah tengah malam. Lebih baik aku tidur”ucapku lalu mematikan alat elektronik milik ku dan memasukannya pada tas dimana esok akan akan aku bawa untuk kuliah. Tak lupa aku pergi ke kamar mandi untuk gosok gigi, cuci muka, tak lupa buang air kecil, dan wudlu untuk melakukan sholat sebelum tidur.
“gulya,,,gulya”
seperti suara susan yang membangunkanku, aku membuka mataku dan melihat beberapa asap serta suara alarm kebakaran. Aku terbatuk dan melihat susan dan tasya yang kini menutup hidungnya dengan kain,”uhuk,,,kebakaran?”tanyaku, yang mendapat anggukan dari susan “ayo,,ayo,,, keluar dari apartemen”ucap susan panic, aku melihat ke arah keduanya sambil mengikuti susan yang kini ada di depanku “pakai kain ini untuk menutup hidungmu”ucap tasya memberikan kain. Aku menggunakan krudung di depan mataku dan mulai berlari keluar. dan langsung mengikuti keduanya. “lift masih nyala ,,,ayo,, yang lain sudah masuk”ucap susan , aku melihat lift sudah banyak orang yang berteriak untuk segera masuk lift. Saat aku akan menaiki lift aku mendengar suara anak kecil memanggil manggil nama 'eooma', aku melihat ke arah lorong dekat lift. Gadis kecil memakai baju tidur menangis tanpa bergerak dan hanya menangis sambil melihat ke arahku.
“gulya AYO!!”ucap tasya sambil menarik tanganku, aku melihat ke arah lift dan mendorong tasya untuk masuk “pergilah duluan.”ucapku dan menutup lift agar cepat menuju bawah. Aku menghampiri anak kecil tersebut dengan berlari “ayo pergi”ucapku sambil melilitkan kain di hidungnya,serta menariknya untuk berlari namun, gadis kecil itu menunjuk ke arah apartemen yang pintunya terbuka “eun woo “ucapnya, aku menatap ke arah pintu “eun woo?adikmu?” yang mendapat anggukan “ayo kita selamatkan”ucapku sambilmenuntunnya. Aku masuk dengan meminta maaf karena masuk tanpa izin tak lupa aku melihat ke arah tunjuk gadis kecil tadi, satu kamar yang menjadi arah tunjuk gadis kecil itu, serta seorang bayi yang menangis. Aku segera membawanya dan menuntun gadis itu “uhuk,,, ayo keluar” ucapku menuntun nya.tak lupa aku membasahi selimut bayi dengan air serta selimut tipis untuk melapisi tubuh gadis kecil tersebut. aku menatap lift kini yang tidak memiliki cahaya jika lift berfungsi, dan terpaksa aku pergi menuju tangga darurat. Beruntung kami tidak berada di lantai yang tinggi. Kini aku, gadis kecil itu serta bayi di gendonganku sudah hampir sampai hingga suara dentuman keras dari lantai atas membuatku kaget. Aku melihat gadis kecil yang ku bawa menangis “tenang ya,, kita akan keluar menemukan eooma mu”ucapku. Satu tangga lagi, aku menyuruh gadis itu untuk berlari di depanku hingga tanpa sadar aku terperosok jatuh, yang ku fikirkan bayi di gendonganku tidak boleh sampai terluka. ak memeluk bayi itu dengan erat dan tubuhku menghanttam lantai dengan keras "ukh,,,,"
“sakit”ucapku, sepertinya kaki ku terkilir. gadis ecil itu melirik ke arahku. aku mengangguk memberi isyarat jika aku baik-baik saja. Selangkah lagi, aku bisa meraih pintu itu dan menyuruh gadis kecil itu berlari hingga DUAR,,, suatra dentuman semakin besar namun aku bersyukur. Aku sudah keluar. aku melihantnya Sudah ada pemadam kebakaran, polisi serta beberap orang yang berada di luar gedung
“GULYA”suara dari susan dan tasya mengalihkan atensi para tim pemadam kebakaran serta tim medis, mereka menghampiriku yang masih menggendong bayi tersebut “masih bernafas Alhamdulillah”ucapku, setelah mengecek hidung bayi tersebut. tim pemadam serta tim medis menghampiriku dan bertanya-tanya. sebelum itu, aku berbicara sambil mengulurkan bayi di gendonganku “tolong bayinya”ucapku memberikan bayi itu pada tim pemadam. aku bersyukur Gadis kecil itu sudah di tangani oleh tim medis.
“anda baik-baik saja?”tanya salah satu tim membuaku terdiam “kakiku”ucapku, aku di bawa menuju mobil ambulans yang terdapat di sana “apakah sudah tidak ada orang?”tanya beberapa tim pemadam, aku menggeleng “aku tidak tahu pasti tapi selama aku melewati tangga darurat aku tidak mendengar suara orang-orang”ucapku.
“GULYA,,,sayang “suara familiar terdengar dari arah belakang. aku menanatap ajjuma na datang dengan berlari. namun, sepertinya aku merasa lemas dan kini aku di tidurkan di dalam mobil ambulans untuk di beri oksigen serta penyangga di kaki ku yang terkilir. Aku melihat ke arah ajjuma na sekali lagi“ajjuma”ucapku, aku melihat air mata ajjuma yang menghampiriku dan mengusap kepalaku. tak lupa di sampingnya ada ajjusi yang kini mulai mengambil alih untuk memeriksaku. “sayang,,,kau baik-baik saja?”
Aku mengangguk “aku baik,,,”ucapku tanpa terasa aku menutup mataku karena rasa kantukku.