Matahari kini menyinari sebuah ruangan yang sepi. Terdapat satu gadis yang tertidur dengan nyaman, menutup matanya tanpa sadar gadis itu sudah berbaring sekitar dua hari tanpa membuka mata. Seorang pria yang kini berjalan menuju arah brangkar sang gadis dengan pelan dan duduk di sampingnya “terimakasih”ucapnya menatap gadis yang masih tertidur.
Tepukan dari arah belakang membuat sang lelaki menoleh “kita harus segera pergi untuk melakukan konverensi pers”ucap seseorang dari arah belakang yang di angguki leh lelaki itu “kau harus segera sembuh”ucap nya dan berlalu meninggalkan ruangan.
##########################################
“bagaimana keadaanmu?”kini suara seorang perempuan yang duduk sambil mengupas buah untuk gadis yang kini duduk di barangkar rumah sakitnya. “aku sudah membaik. Bagaimana dengan kelas, ku?”tanyanya membuat temannya yang sedang mengupas buah mendecih “pihak kampus sudah mengetahui apa yang terjadi, dan kita di beri keringanan. Dan untuk biaya rumah sakit kedua orang tua dari anak yang kau selamatkan yang menanggugnya. Dia bilang berterimakasih. Mungkin akan datang besok pagi”’ucap perempuan tersebut sambil memberikan potongan buah pada gadis di depannya “gulya, aku akan tinggal bersama suami ku. Dan susan akan tinggal bersama kakaknya. Kau ingin ikut siapa?”tanyanya. gadis yang di panggil gulya tersenyum “aku seperti sedang memilih antara ikut ayah atau ibu “ucap gulya yang membuat tasya memukul kepala gulya “kau ini! Sakit aja masih suka bercanda”ucap tasya
“hahahahah”
##############################################
Kini kamar sudah kembali sepi. Hanya ada gulya yang kini berbaring sambil melihat ke arah jendela. “jangan melamun”. Gulya meghadap ke arah suara dan tersenyum “ajjuma”ucap gulya yang kini sudah dalam pelukan wanita dewasa tersebut. Sang wanita mengusap kepala sang gadis “tinggalah bersama kami selama mencari apartemen baru”ucap wanita tersebut. “tidak usah ajjuma.aku bisa mencari hotel untuk sementara waktu”
“tidak! Ajjuma memaksa karena kamu masih dalam masa perawatan. Kakimu yang terkilir itu penyembuhannya cukup lama. Selain itu, siapa yang akan merawatmu jika sendiri! Ajjuma sudah berbicara pada kedua temanmu dan juga keluarga ajjuma ”ucapnya
“tapi bagaimana dengan anak ajjuma?”
“kami semua sudah berdiskusi, kau tau? anak itu yang mengusulkan untuk membawa mu ke rumah kami.”ucap ajjuama, gulya hanya diam dan mengangguk “aku tidak bisa- apa apa jika ajjuma yang meminta”ucap gulya masih memeluk wanita dewasa di depannya.
###########################################
“terimakasih karena telah menyelamatkan putra serta putri kami”ucap seorang wanita yang kini menunduk di hadapan gulya, gulya mengusap tangan yang mengepal itu “sama- sama dan tidak usah berterimakasih. Aku fikir ini takdir. Dimana aku harus menyelamatkan putra serta putri anda”ucap gulya meyakini. “aku yang harus berterimakasih telah membayar biaya rumah sakitku” ucap gulya membuat ibu dari anak yang di selamatkannya mengangguk dan menerjang memeluk gulya
“terimaksih,,hisk,,,terimakasih,,,” ucapnya. Gulya mengangguk “yang terpenting anak anda baik-baik saja. dan saya juga sudah baik-baik saja.”’ucap gulya menenangkan.
Minjae pov
Setelah meeting utuk membahas konverensi pers yang akan dilakukan kini aku terdiam di ruangan dimana aku menungu beberapa teman yang sedang melakukan rekaman hingga aku mendapatkan telephone dari eooma “tumben jam segini menelpon”ucapku menatap layar handphone. aku mengangkatnya
“ya?”
“sayang,,hisk,,, minjae,,,, gulya,, apartemennya,,”ucapan yang sedikit membingungkan itu membuat ku menerenyit
“ kalian tahu? Ada kebakaran dari apartemen****”suara dari chanhyuck membuat ku terdiam mendengar nama apartemen itu. “iya eooma ,,pelan-pelan bicaranya ada apa?”
“apartemen gulya terbakar”suara eooma membuat ku terdiam. Aku menyalakan tv dan mencari berita tentang kebakaran yang terjadi.
“…… terjadi kebakaran di apartemen *****. Tim pemadam kebakaran sedang dalam usaha memadamkan . belum ada konfirmasi apapun tentang orang-orang di dalam. Namun beberapa orang mengatakan ada seorang gadis yang terjebak bersama anak kecil…
Aku tidak melanjutkan mendengar dan melihat tampilan di televisi. “gulya belum keluar hisk”isakan eooma membuatku mematung. “hyung bolehkah aku pergi, aku harus pergi ini darurat”ucapku melihat manajer hyung-nim “kau akan kemana?”
“aku harus menemui eoomaku beliau ada di lokasi kebakaran , eooma bilang gulya masih terjebak di dalam kebakaran tersebut ”ucap ku. Semua saling memandang dan tak lama menganggu “pergilah. Namun, kembali pulang sebelum pagi”ucap manajer hyung- nim” terimakasih hyung”ucapku dan langsung berlari memakai mobil yang ku simpan beberapa hari lalu. Aku menyalakan mesin.
“bagimana bisa?”ucapku, bayangan buruk terpatri di benakku. Membuatku kalut “aku harap kau sudah keluar dari dalam gedung itu”ucap ku. Aku tidak bisa menaiki kecepatan mobil karena bisa saja terjadi kecelakan yang tidak diinginkan.
Kini aku sudah sampai di lokasi, tidak lupa aku menyamar untuk menutup identitasku. Aku melihat dimana posisi eooma berada, dan menghampirinya“eooma”ucapku yang langsung di terjang oleh pelukan eooma yang terisak. “belum keluar,,, gulya belum keluar”ucap eooma. aku mengusap punggung eooma dan menepuknya. Aku melihat ke arah gedung yang kini terdengar ledakan. “ada apa sebenarnya? Bagaimana ada ledakan besar seperti itu?”ucapku berbisik.
“hisk,,,,”
Tak lama aku melihat gerombolan orang yang keluar tak lupa di pandu oleh tim pemadam kebakaran. Aku melihat kedua teman gulya yang sudah keluar, tapi,,,, aku tak melihatnya “dimana gulya”bisiku.
“tolong,,,teman kami masih disana menolong anak kecil,,,tolong”suara salah satu dari teman gulya membuatku terdiam kaku “tasya susan, dimaana gulya?”suara eooma ku terdengar. Aku melihat eooma yang sudah lepas dari pelukanku “ajjuma,,,hisk,,,gulya masih di dalam,, bagaimana ini?”kini isakan dari perempuan berambut panjang membuatku semakin khawatir.
“bagaimana bisa masih di sana hisk,,,kenapa di tinggalkan?”ucap eooma menatap keduaya, aku pun menatap keduanya dengan penuh pertanyaan
“saat kami akan turun menggunakan lift gulya mendengar suara anak kecil. Kami sepat berdepat hingga gulya mendorongku dan menutup pintu lift. Setelah itu aku tak tahu dimana gulya, apakah baik-baik saja atau _
“hisk,,dia akan kem_
DUAR,,,, kini ledakan kedua terjadi membuat eoomaku samakin terisak “gulya pasti keluar kan?”ucap eooma menatapku, aku mengangguk. Tak lama mobil medis bertambah, kini aku melihat ke arah mobil dan keluar appa menjadi pemimpin tim medis. Kebakaran ini bisa dikatakan besar karena sebagian gedung terbakar. Dimana dentuman besar serta api yang keluar dari arah lantai 6. Aku melihat ke arah gedung masih belum ada tanda-tanda seseorang keluar.
“GULYA”suara lantang dari kedua temannya mengalihkan fokusku, aku melihat ‘gulya’ ucap batinku. Aku melihatnya bersama gadis kecil serta bayi digendongannya. “eooma ,,,itu gulya”ucapku. Aku melihat tim medis yang langsung menghampiri gulya, dan kedua anak kecil yang di bawanya.
“gulya ,,,sayang”aku melihat eooma yang menghampiri gulya dengan khawatir. Matanya masih terbuka dan menyambut eoomaku, namun tak lama aku mendengar tangisan eooma yang kini sedang menepuk pelan pipi gulya. ‘dia tidak sadar,’
Kini aku berada di rumah sakit, setelah keadaan kritis dimana gulya sempat tidak bernafas kini sudah baik-baik saja dan berada di ruang rawat. Eooma dan appa ku sedang berbicara dengan dokter dan aku menunggunya. Untuk kedua temannya juga masih harus istirahat namun di rumah masing-masing. Aku menatapnya yang tertidur,hijabnya tidak di lepas karena ini permintaan eooma.
“baru beberapa hari kita berbincang bukan?aku ingin memita maaf dan mengucapkan terimakasih”ucapku, aku tak bisa menyentuhnya karena aku begitu menghormatinya, Aku benar-benar mencintainya. “bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta padamu”ucapku. Aku terus melihatnya.
“minjae waktunya kita ke drom”suara chanhyuck mengalihkan atensiku, ya teman-teman ku mengikutiku ke rumah sakit. mereka tidak bisa masuk ruangan gulya terlebih dahulu karena pasien butuh ketenangan.”aku mengetahui kau di sini dari appa mu. Ayo”ucap chanhyuck. Aku bangkit dari kursiku dan melihanya sekali lagi, menyampirkan selimut yang berada di perutnya kini ku naikan agar sampai pundak “tidurlah dan beristirahatlah. Aku akan kembali esok pagi sebelum konverensi pers”ucapku lalu menutup pintu dan berlalu dari ruangan tersebut.