Gulya menunggu di bagku
lorong rumah sakit, suasana terlihat sepi namun beruntung lorong tersebut
tidaklah gelap. Gulya menatap keatap dan menghela nafas “padahal jika aku
kompres ini akan membaik dengan sendirinya”ucap gulya yang kini menatap kakinya
yang di gips.
“sedang menunggu
siapa?”suara dari arah samping mengalihkan pandangan gulya,seorang wanita
menghampiri gulya “apakah aku bisa duduk di sampingmu”ucapnya membuat gulya
menganguk. Tampilan terlihat sedikit berantakan serta terdapat jejak air mata.
Gulya dengan hati-hati menghadap wanita tersebut “ahh silahkan “ucap gulya
mempersilahkan.
“terimakasih”ucap
wanita tersebut sambil tersenyum “kaki mu, baik-baik saja?”ucap wanita tersebut
sambil melihat kaki ggulya yang di gips “ahhh aku baik baik saja,,,,hanya luka
jatuh”ucap gulya merasa canggung. Perempuan tersebut tersenyum “panggil saja
ajjuma na “ucapnya yang membuat gulya mengangguk
“siapa namamu?”
“gulya, gulya nafeeza
assyauqilah. Panggil saja gulya”ucap gulya tersenyum,wanita tersebut tersenyum
dan mengangguk tak lama pandangannya kembali melihat ke arah depan “sedang
menjenguk seseorang?”tanya gulya sambil memandang wanita tersebut.
“anakku mendapatkan
kecelakaan hari ini”ucap wanita tersebut “mungkin ini yang kesekian kali”lanjut
wanita tersebut.
“ahhh,,,semoga cepat di
sembuhkan. Insyaallah ini kecelakaan terakhirnya”ucap gulya “ajjuma pasti
sangat khawatir. Namun anak ajjuma juga pasti akan lebih khawatir jika melihat ajjuma menangis.”ucap gulya yang tak mendapat respon dari wanita tersebut “ahhh
maaf jika saya terlalu lancang”ucap gulya melakukan bow sambil duduk di karenakan kakinya yang masih terasa sakit. Sang wanita tersenyum “kau
benar. Seharusnya aku menyemangatinya, namun ini kesekian kali aku melihatnya terbaring di rumah sakit”ucapnya
“khawatir adalah hal
yang wajar bagi seorang ibu, mungkin jika aku mengatakan pada ibuku jika aku mendapatkan
kecelakaan hari ini. Ibuku akan sangat khawatir sama seperti ajjuma.
Padahal hanya jatuh saja heee”ucap gulya
“kau tidak memberitahu
ibumu?”
“tidak, jauh darinya saja membuat ibuku khawatir apalagi jika aku mengatakan aku mendapatkan kecelakaan bahkan belum 3 bulan jauh darinya. mukin jika
mendengar anaknya yang ceroboh ini mendapatkan kecelakaan kecil seperti
ini ibuku akan langsung menyuruhku kebali ke indonesia ”ucap gulya yang mulai teringat dengan ibunya.
“kau benar, ibu akan
merasa rasa sakit. Meskipun kau tidak memberitahunya ibumu akan tau dan merasakan
perasaan tidak enak jika terjadi hal sekecil apapun untuk anaknya”ucap wanita
tersebut menatap gulya. Tak lama wanita tersebut meraih tangan gulya “kau hebat
belajar di Negara lain tanpa kedua orangtuamu. Terus sukses dan jaga
kesehatanmu”ucapnya sambil mengusp tangan gulya. Gulya tersenyum dan mengangguk
“terimakasih ajjuma”
Wanita tersebut tersenyum
hingga sebuah suara menghentikan percakapan berlanjut. “gulya “suara dari arah
belakang gulya yang ternyata susan dan tasya “ahhh maaf mengganggu waktu, eummm
bolehkah saya membawa teman saya “ucap susan dengan sopan, yang di angguki
wanita tersebut. Susan meraih pundak gulya dan menuntunnya “maaf dan
terimakasih “ucap tasya membungkuk di barengi oleh susan dan gulya.
“ahhh cepat sembuh ya gulya” ucap wanita tersebut, gulya meoleh dan mengangguk “ajjuma juga. Semoga anak anda cepat sembuh”ucap gulya dan kembali berjalan.
“kau ini!!jangan berbicara dengan orang sembarangan”ucap tasya yang kini menatap gulya sangsi. “ish,,tadi ajjuma itu yang mendekati “
“harus hati-hati”ucap
susan
“iya ,lagian tadi
ajjuma sedang menunggu anaknya yang sedang sakit. Tidak bertanya aneh-aneh
ko”bela gulya yang kini sudah didudukan di samping susan. Mereka pulang menaiki
mobil yang dimiliki kakak senior yang sedari awal mengantarnya ke rumah sakit.
Mata yang terpejam kini sedikit demi sedikit
mulai terbuka. Netra berwarna coklat tersebut melihat ke arah samping dimana
terlihat cahaya dari balik tirai berwarna putih,dan samping lainnya terdapat
pintu “rumah sakit”lirihnya.bau obat-obatan tercium membuat pusing kepala
hingga suara pintu tergeser dan masuklah lelaki berjas bersama seorang perawat.
“sudah bangun, gimana
perasaanmu nak”suara familiar memenuhi gendang telingan. Minjae tersenyum
“sedikit nyeri tapi baik-baik saja”ucap minjae menatap sang dokter. Anggukan
menjadi balasan sampai dokter tersebut menyuruh perawat di sampingnya untuk
keluar terlebih dahulu.
“appa”ucap minjae
dengan senyuman. Pria yang menggunakan jas dokter tersebut duduk di samping
ranjang minjae “eoomamu akan kemari sebentar lagi.”memberikan informasi yang di
anggguki minjae.”aku ingin duduk”ucapnya yang di sanggupi oleh sang ayah dan di
bantunya.
“mereka semua telah
cerita,dan perusahaan telah mengkonfirmasi apa yang terjadi. Teman-temanmu akan
datang sore ini”ucap sang ayah, minjae mengangguk “itu terjadi segejap mata”
minjae membuka suara “aku mendengar suara benda yang mungkin seperti akan
bergeser. Aku tak tau jika suara dan benda itu berada di atasku.aku melihat ke
atas dan tidak bisa menghindarinya karena kaget dan terakhir yang kurasa benda itu_”
“ menghantam pelipis mu
dan juga pundakmu”lanjut sang ayah”benda itu pastinya sangat berat sehingga
membuat pundakmu sedikit retak”penjelasan sang ayah membuat minjae mengangguk
“itu kesalahan staf yang tidak mengecek ulang property”ucap minjae “namun juga
,kecerobohanku yang tidak menghindari bahaya”ucap minjae membuat sanga ayah
mengangguk “kecelakaan dalam kerja pasti
ada. Ini tidak benar jika kesalahanmu. Bagaimana bisa kamu tau jika lampu itu
akan jatuh menghantammu? Bahkan setiap orang yang akan mengalami kecelakaan di depan mata mereka hanya bisa terpaku di akibatkan kaget sehingga kerja otak melambat. orang akan terpaku sesaat ketika sesuatu akan
terjadi padanya karena otak sedang memeroses apa yang dilihatnya dan apa yang akan terjadi selanjutnya sehingga tidak ada gerakan refleks yang diinginkan.”ucap sang ayah
yang membuat minjae mengangguk dan menghela nafas “aku membuat eooma khawatir
lagi”ucap minjae
“mungkin eooma mu akan
memintamu untuk berhenti menjadi idol”ucapan sang ayah, minjae melebarkan
matanya “appa jangan bercanda”
“jika tidak hati-hati
lagi maka eooma akan membuat surat pengunduran dirimu ke perusahaan”ucap
sseseorang yang kini masuk kedalam tanpa diketahui kedatangannya. Kedunya
melihat ke arah pintu. Seorang wanita dengan keadaan yang lebih segar membawa
tas yang sudah di pastikan berisi makanan. Wanita tersebut menghampiri ranjang
sang anak minjae dan duduk berhadapan
dengan sang suami.”bagaimana keadaanmu,masih terasa sakit?”ucapnya menantap
sang anak yang di balas gelengan dan satu tangan yang tidak mendapatkan gips
meraih tangan wanita tersebut “aku baik-baik saja.. hanya sedikit sakit tapi
ini akan cepat sembuh”ucap minjae
“kau mendahului
angnosis dokter”ucap sang ayah yang kini menatap anaknya dengan senyuman.
“aku harap begitu,nah
eooma membawakanmu makanan dan ini untuh appa “ucap sang wanita yang kini
menyodorkan paper bag pada sang suami.yang langsung diterima dengan senang
hati.
“hari ini eooma membawa
sup rumput laut, kimbab,dan juga babi goreng kesukaanmu”ucap sang eooma yang
kini mengeluarkan makanan yang ia bawa dari rumah “dan juga buah buahan. Eooma
bawakan apel dan juga pir”lanjutnya. Yang mendapat angggukan dari minjae “pasti
enak”
“baiklah ,appa pergi
dulu untuk lanjut bekerja makanlah yang banyak.”ucap sang ayah yang kini
megusap punggung serta kepala sang putra dan berlalu dari ruangan.
“maaf aku membuat
khawatir dirimu eooma”ucap minjae melihat sang ibu yang kini sedang menata
hidangan yang di bawanya, sang ibu megangguk “namun lain kali hati-hati
oke”ucapnya yang mendapat anggukan dari minjae “cah biar eooma suapi. Tangan
kanan mu masih merasa sakit dan tidak sopan jika makan menggunakan tangan
kiri”ucap sang eooma mendapat anggukan dari minjae.
Minjae menelisik raut wajah sang eooma “aku
membuat eooma menangis”ucapan minjae ketika melihat ada kantung mata di wajah anggun sang ibu. membuar wanita yang di sebut eooma
tersenyum “wajar jika eooma menangis. Ini karena eooma melihat putra
satu-satunya eooma berbaring tak sadarkan diri”ucap sang ibu menatap wajah sang putra yang mirip sekali dengan sang suami. “minjae, eooma selalu khawatir, bahkan sakit
punggungmu masih belum pulih dengan baik. Dan kini luka baru. Terkadang eooma
selalu berharap kau melanjutkan saja cita-cita awalmu. tapi seperti apa yang
kau katakan menjadi penolong dan penyelamat tidak selalu seorang dokter,
polisi,pemadam kebakaran atau lain sebagainya. Membuat senyum setiap orang,
membuat mereka bahagia juga termasuk pekerjaan penolong.”ucap sang ibu yang
kini mulai membereskan alat makan yang sudah selesai.
“tapi bisakah eooma
meminta sesuatu?”
“……”
“tolong jangan menghadapi
hal seperti ini lagi, jaga kesehatanmu seperti kau selalu memperingati
penggemarmu, bisakah?”ucapnya memohon yang membuat minjae terseyum “aku akan
selalu menjaga kesehatanku eooma jangan khawatir. “ucap minjae tersenyum
meyakini sang ibu yang kini keduanya berpelukan
“eooma menyayangimu”
“aku tau eooma
..nado”ucap minjae mengusap punggung sang ibu dengan halus.
“iya lain kali teteh akan hati-hati”ucap
gulya yang kini sedang memegang handphonenya. Sudah hampir setengah jam ibunya
mengomeli akibat kecerobahanmnya lagi “iya,,,”kini gulya kembali menyahuti sang
penelepon.
“mama bilang hati-hati.
Makanya ,,,ya allah udah 26 tahun masih ceroboh aja”
“iya mama,,,lagian ini
bukan kecerobohan teteh. Semalam festivalnyanya ramai jadi ya,,, terdorong”ucap
gulya yang kini menatap ke arah kedua temannya yang menatapnya dengan mencibir
“iya ,,nanti hati-hati “
“iya,,,waalaikumsalam”ucap
gulya menutup telvon.”dimarahi?”ucap susan
“iya ,,,harusnya aku
engga usah bilang”ucap gulya yang kini melanjutkan makananya. “mungkin mama mu
merasakan sesuatu yang tidak nyaman tenatang mu jadi ya akhirnya bertanya”ucap
tasya yang dapat anggukan dari gulya.
“oya gimana
presentasinya?”kini susan bertanya.gulya
menatap susan “eummmm awalnya professor menyuruhku untuk mengganti presentasinya
minggu depan karena mungkin aku tidak nyaman saat berdiri untuk presentasi tapi
aku bilang tidak masalah aku baik baik saja. Jika aku presentasi minggu depan
mungkin semua materinya akan lupa”cerita gulya yang di angguki tasya dan susan.
“jadi kau masuk
kuliah?”suara mengintrupsi percakapan gulya,susan,dan tasya. Ketiganya meihat
ke arah samping kanan terdapat lelaki yang kemarin malam mengantar gulya ke
rumah sakit meski bisa dikatakan terlalu memaksakan untuk pergi ke sana.
“ahhh anu,,ya”ucap gulya
“boleh aku duduk di
sini ucap nya yang membuat ketiganya mengangguk. Pria tersebut duduk di depan
susan dan di samping tasya. “namaku kim junhyung. Dari fakultas bisnis”ucapnya
yang mendapat anggukan dari ketiganya “kenapa tidak istirahat?apa kaki mu sudah
baik-baik saja?”ucap nya menatap gulya, yang di tatap hanya mengangguk “ya
,,sudah ku bilang ini baik-baik saja”lanjut gulya yang menatap pria tadi yang
mendapat angggukan “lebih baik mencegah terlebih dahulu bukan?”ucapnya.
“oke termakasih”ucap
gulya pria tadi terdiam “eummm nama kalian siapa?”ucapnya menatap ketiganya
secara bergantian
“aku tasya salam
kenal”ucap tasya yang kini mengulurkan tangannya dari samping dan di balas
dengan uluran hingga keduanya berjaba tangan.”ahhh mereka berdua tidak bisa
berjaba tangan karna alasan agamanya”ucap tasya memberi informasi
“oh,,,ya”uapnya menatap
kedua nya bergantian dan menurunkan tangannya "lalu siapa nama kalian berdua?"
“namaku susan”
“aku gulya “ucapnya
sambil memberikan gesture menunduk tanda memberi salam.
Kini meja yang di huni
oleh 3 perempuan dan satu laki-laki sedang hidmat memakan menu yang di pesan
masing-masing sampai getaran handphone gulya berdering dan melihat ada notifikasi apa “oh,,,aku lupa”ucap
gulya yang kini membereskan makanannya dan bersiap untuk pergi “mau
kemana?”ucap susan.
“aku lupa ada pertemuan
dengan editor novel ku. Kebetulan beliau ada di korea jadi kami akan
membicarakan novelku yang akan realise bulan depan”ucap gulya yang kini pamit
pada susan dan tasya dan tentu saja lelakii yang sedari tadi berada di meja
yang sama dengan mereka.
“kau penulis?”kini
lelaki yang berna junhyung berucap, gulya mengangguk sambil membereskan barang-barangnya “ya, kalau gitu aku pergi
dulu.aku akan kembali sebelum jam masuk kuliah. Tolong jaga tempatku ya
susan”ucap gulya yang di angguki susan “engga apa apa sendiri?”ucap susan yang
melihat gulya yang sedikit kesusahan depan tongkat yang dipakainya
“engga apa apa. Aku
pergi dulu assalamualaikum”ucap gulya yang kini akan berlalu namun,”aku akan
mengantarmu”ucap junhyung yang sudah berdiri. Gulya mengerutkan keningnya dan
berucap tegas
“aku baik-baik saja.
tidak usah terimakasih sebelumnya”ucap gulya melanjutkan perjalanannya.
“asstagfirullah,,,,gulya apa yang
terjadi?”suara yang agak kencang terdengar dari sudut café membuat gulya
tersenyum kecil dan memberikan gesture untu memelankan suaranya. “kak nadia.
Alhamdulillah udah di korea. Gimana kabarnya kak?”ucap gulya yang kini duduk di
hadapan perempuan bernama nadia dengan senyuman “Alhamdulillah,kamu gimana
kabarnya ?”tanya nadia kini menatap gadis berhijab di hadapan nya meski secara kasat matapun terlihat bahwa gadis itu tidak terlihat baik-baik saja setelah melihat gips dan tongkat yang dipakainya.”aku
Alhamdulillah Cuma sedikit kecelakaan kecil tadi malam hingga seperti inilah
heeee”ucap gulya, kak nadia yang berada di hadapan gulya menggeleng kepalanya
“ceroboh kecil”ucapnya tersenyum
“heeee”
“oh ya,novel kamu
banyak peminatnya jadi kami akan realis bulan depan. Tapi untuk illustrator
cover kamu ingin memakai yang kami rekomendasikan waktu itu,atau kamu ingin
membuat secara pribadi?”tanyanya secara langsung. Gulya berfikir “euuummmm apa
boleh aku meminta contoh cover yang di buatnya?aku akan buat juga dan memberi
vote pembaca lebih minat yang mana untuk covernya boleh?”ucap gulya yang di
beri anggukan oleh kak nadia
“baiklah, aku akan
mengatakan pada illustrator kami untuk memberikan sempelnya. “
“terimakasih kak”ucap
gulya “oh ya, ada keperluan apa kak nadia ke korea?”tanya gulya
“aku ikut workshop
perfilm an”ucap kak nadia, “waw,,,,keren,,, semanagat kak”ucap gulya yang
membuat nadia mengangguk “kamu gimana kuliahnya lancar?”tanyanya yang membuat
ku megangguk “Alhamdulillah meski sedikit stress heee”ucap gulya.
Pembicaraan keduanya
berlanjut hingga tanpa terasa jam menunjukan pukul 12 yang membuat gulya
menghentikan pembicaraannya dan meminta izin untuk kembali ke kampus karena
masih ada mata kuliah yang harus di jalani.
“ingin kakak antar?”tanya kak nadia yang mendapat gelengan dari gulya “aku bisa sendiri.
Terimakasih kak. Makasih traktirannya .wassalamualaikum”ucap gulya yang kini
berdiri dan keluar dari café tersebut.
“jadi gimana minjae?apa kau muali merasa
baikkan?”suara sang leader yang kini terduduk di bangku dekat ranjang rumah sakit.
Hari mulai gelap dimana di sebuah kamar rumah sakit terdapat 6 orang yang kini
sedang menjenguk minjae.
“aku baik-baik saja
hyung. Bagaimana dengan come backnya?”ucap minjae yang kini merasa bersalah.
“jangan fikirkan comebacknya. Dan jangan merasa bersalah ini kesalahan staff
yang tidak bisa berhati-hati sehingga terjadi hal seperti ini terjadi padamu.”ucap
junlin yang kini sedang mengupas buah yang di bawanya tadi. Ahhh jika kalian
menanyakan ibunya minjae. Beliau sudah pulang sedari siang untuk jadwalnya mengajar
dan mungkin akan kembali malam hari.
“fikirkan kesehatanmu
dulu”kini chanhyuck menasehati.
“apa masih ada yang
terasa sangat sakit?”ucap jegyo yang kini membenarkan senderan minjae yang akan
duduk
“kalian seperti aku
sedang sekarat saja. aku hanya tertimpa lampu.”ucap minjae yang mendapat
pelototan dari teman-teman satu tim nya. ,minjae tersenyum “ya,,,pundakku
sedikit nyeri jika terlalu banyak di gerakan.. untuk kepala hanya luka benturan
saja untungnya”ucap minjae menjelaskan. Bagaimanapun mereka akan sangat
khawatir melihat kondisi sahabatnya yang kini hanya duduk di ranjang rumah
sakit.
“hyung harus cepat
sembuh”kini leechen bersuara “betul”dan tak lupa di iakan oleh sang maknae
sungjin.
“tapi jujur aku
bertanya-tanya bagaimana dengan comeback nya?”ucap minjae menatap semuanya.
“manajer-nim bilang
comeback akan di bicarakan lagi nanti untuk saat ini kami semua di suruh
beristirahat”kini ucapan sang leader membuat minjae mengangguk dan menghela
nafas
“jangan fikirkan ku
bilang. Lagian sebenarnya aku tidak ingin bilang ini tapi ,,,,aku fikir aku
harus mengatakannya pada kalian”ucap chanhyuck yang kini menatap semuanya.
Semua yang berada di dalam ruangan menatap chanhyuck penasaran.
“aku mendengar
percakapan manajer-nim jika ternyata itu adalah kesengajaan”ucap chanhyuck yang
membuat yang lain memandang dengan syok “apa maksudmu hyuck?kesengajaan ? itu sama saja pembunuhan berencana”ucap sang leader.
“aku mendengar jika ada
salah satu haters masuk menjadi staff dan mereka merencanakan kecelakaan ini
mereka bilang setelah di cek ulang bersama polisi ternyata tidak hanya satu
property yang tidak sesuai standar keselamatan namun ada banyak”ucap chanhyuck
yang membuat member lain melotot “ bagaimana bisa kau tau sedetail itu? ”ucap
sang leader menatap chanhyck. Yang lain sama penasarannya
“kalian ingat kita
disuruh pulang?”
Anggukan dari semua
membuat chanhyuck melanjutkan ceritanya.
“saat itu aku kembali
ke gedung karena aku melupakan handphone ku, aku meminta manajer-nim untuk pergi dluan ke droam karena aku meninggalkan barang bawaanku. aku mendengarkan percakapan mereka, mereka menutup ruangannya karena ingin diinvestigasi. Aku mendengar manajer-nim
sangat marah dan menelfon pihak perusahaan dan polisi.aku fikir aku harus
menunggu sampai pembicaraan selesai jadi aku menunggu di ruangan sebelah gedung.
Suara mereka berbicara saling berteriak sehinga aku bisa mendengarnya. Aku
menunggu hampir setengah jam aku fikir aku lebih baik kembali saja ke drom dan mungkin
akan memberi pesan saja pada manajer-nim jika handphone ku tertinggal namun,
saat aku keluar aku melihat polisi yang datang”ucap chanhyuck mengakhiri
cerita.
“itulah kenapa manajer
hyungnim meminta ku untuk tidak mengizinan kalian semua pergi ke luar secara
terpisah dan sendiri?”uacap sang leader hyungmin yang kini menatap lurus.
“kenapa mereka membeci
kita sampai segitunya?”ucap sungjin dan leechen berbarengan.minjae yang sudah
mengerti situasi menghela nafas “terkadang orang tidak perlu alasan untuk
membenci “ucap minjae yang kini mentap ke arah luar jendela.
“beruntung hanya satu
yang menjadi korbannya. Kita harus mulai berhati-hati banyak orang gila
berkeliaran “ucap minjae.
Kini semua terdiam
dengan fikirannnya masing-masing.