Gulya kini membawa americano nya
dan berjalan beriringan besama susan “mau di bawa kemana americanonya”ucap
susan sambil melihat minuman yang masih di bawa gulya mekipun kini sudah tidak
dingin. “lumayan bisa di tambah air dan ice aku juga akan tambah dengan susu
pisang “ucap gulya sambil tersenyum “lumayan,setidaknya mengganti uang dessert
yang sia-sia”ucap gulya mebuat susan menggeleng.
Kini mereka berdua
berada di mini market terdekat sambil membeli ice juga susu pisang, dan susan
membeli makanan ringan lainnya untuk mengganjal perut. Sebelum matakulaih kedua
nanti jam 3 di mulai. “beberapa materi aku harus cari di
perpustakaan.sepertinya malam ini aku akan menginap di perpustakaan.aku dengar
ada perpustakaan 24 jam buka” ucap susan yang kini sudah duduk di samping gulya
yang sedang meracik minumannya..
“hm,,,aku juga. Tugasku
yang di kumpulkan besok belum aku kerjakaan, karena kekurangan referensi aku
akan ke perpus dan mengerjakannya”ucap gulya “ini enak mau coba?”ucap gulya
yang menggeser minumannya ke arah susan.”wahh ,,,,,americanonya masih tersisakan?”
“hm,,,”
“aku minta,, tunggu
sebentar aku akan membeli ice dan susu pisangnya”ucap susan yang di angguki
gulya. Sambil menunggu temannya gulya membuka tabletnya dan melihat bahan
materi hari ini untuk jam 3 “ meski ngerti bahasa korea, tapi tetap saja jika
tulisannnya sebanyak ini sangat susah. Seharusnya aku mengambil les bahasa
korea terlebih dahulu”.
Gulya terus melihat ke
arah tablet sambil sekali kali meminum minuman yang habis di raciknya, “menyesal
tidak ambil les terlebih dahulu?”suara susan mengalihkan atensi gulya
“sedikit, aku les dulu
waktu diindonesia. Saat tes aku bisa sampai level 5 jadi bisa langsung kuliah.
Tapi ternyata baca buku teks korea emang ahhhh aku lelah ini bagaikan kaligrafi
untuk ku”ucap gulya mendramatisir. Susan tersenyum “nanti juga terbiasa, hafal
semua kalimat korea ehhh lupa tuh bahasa sendiri wkwkk”
“ihhh susan!!!”
“wkwkwkwkwk”
Gulya kembali membaca
setiap kalimat di dalam tabletnya tanpa
terasa jam menunjukan pukul 14.20. “ayo sepertinya kita harus kembali ke kampus,
sebentar lagi jadwalnya di mulai” ucap susan yang kini membereskan sampah dan
bawaannya.
“oke ayo”
Hari berlalu setelah sebuah insiden pesanan yang tertukar kini dalam ruangan yang kini dipenuhi alat-alat syuting
serta beberapa orang yang sibuk melakukan tugasnya masing-masing, serta tujuh
orang yang kini berkumpul untuk saling berbicara
syuting di mulai dengan lampu yang di redupkan
beberapa menit, setelahnya suara musik terdengar bersama lampu yang di nyalakan
dan menyorot pada setiap anggota. Suara musik memenuhi ruangan dengan beberapa
anggota yang mendalami perannya dalam syuting. Setiap proses berjalan dengan
lancar membuat beberapa orang disana tersenyum bangga hingga suatu hal mengubah
segalanya
BRAG
Suara benda jatuh di
selingi dengan ringisan seseorang yang membuat ruangan syuting yang awalnya
baik-baik saja kini menjadi bencana. Salah satu lampu sorot terjatuh dan tak
jauh salah satu anggota yang kini sedang meringis memegang pundaknya. Semua
atensi mengalihkan pandangan dan saling mengerubungi
“minjae!!”semua
memanggil pemuda tersebut,
“minaje_ya
gwancanayo?”suara sang leader sambil melihat kea rah minjae dan melihat darah
daru arah pelipis dan pipinya.
“hyung_nim!!!”kini
suara chanhyuck memanggil sang manager yang kini sedang berusaha menelphone
pihak dokter.
“hyung kita harus
membawa minjae kerumah sakit”
“itu akan bahaya jika
para fans tahu, disini ada unit kesehatan. Aku sudah memanggil dokter
perusahaan.”
“hyung!!”kini sang
leader menaikan suara mendengar penuturan sang manajer.
“hah baiklah, jegyo
bisa kau gendong minjae ke mobil”ucap manajer
“aku bisa”
“kau baru kemarin
megalami cidera”
“ayo”
Kini terlihat pemuda yang berbaring dengan
menutup matanya, di pelipis dan pipinya terdapat perban tak lupa kini bahu serta tangan di hruskan menggunakan penyangga. Suasan di dalam yang sepi dan hanya
terdapat perawat yang masih menangani
serta memantau pemuda tersebut. Tak lupa di luar ruangan terdapat pemuda
lainnya yang sedang terduduk dan seorang pria dewasa yang sedang berbicara
dengan dokter.
Tak lama derap kaki
tergesa-gesa menghampiri sehingga mengalihkan atensi “eoomoni”suara pemuda yang
sedari tadi terduduk kini berdiri menghampiri anita berumur yang masih terlihat
menawan melangkahkan kakinya menuju sang pemuda..
“bagaimana keadaan
minjae?”suara wanita itu menuju sang dokter setelah mengusap pundak pemuda yang
memanggilnya tersebut.
“tidak perlu
khawatir,yeobo”
“bagaimana bisa ini
terjadi lagi?”ucap sang wanita yang kini menatap pria yang sempat berbicara
pada sang dokter. “maaf kan saya.saya tidak ada di lokasi, ahh jegyo bisa kau
ceritaka apa yang terjadi?”kini sang pria menatap pemuda satu-satunya yang
berada di sana.
Jegyo menatap semuanya
dan mulai menceritaan apa yang terjadi beberapa jam lalu.
“bagaimana bisa mereka
ceroboh”kini suara wanita tersebut sedikit meninggi, pria yang bearada disana
membungkuk “maaf kan keteledoran kami nyonya”ucap sang manger yang kini
membungkuk merasa bersalah “maafkan aku eoomoni “kini jegyo menunduk. wanita yang berada di sana menghela nafas dengan raut sedikit kesal..
“yeobo ini namanya
kecelakaan kerja. Bagaimanapun ini pasti akan terjadi. Namun, bisakah kalian
lain kali berhati-hati dan mengecek terlebih dahulu setiap properti yang
digunakan?”ucap dokter yang ternyata merupakan suami dari wanita tersebut.
Wanita yang ternya ibu
dari minjae kini menatap putranya dengan khawatir “kenapa selalu terjadi hal
seperti ini heum,,, kau membuat eooma khawatir”ucapnya sambil mengusap surai
pemuda yang masih menutup matanya.
Suasana malam kini terasa sangat menyenangkan
di area kampus karena adanya festival yang sedang dilaksanakan. Lapangan luas
yang biasanya sepi pada malam hari ini terang menderang. Bagaimanapun suasana
di meriahkan oleh mc yang sedang berbicara tak lupa juga bintang tamu yang di
undang mala mini begitu enghebohkan.
Gadis yang kini
terjebak di kerumunan kini hanya bisa pasrah ketika melihat taka da satupun
tempat yang tersedia untuk menonton dengan nyaman. “ini menyesakkan,,aku tak tahan”lirih
gulya yang kini menatap nanar si sekitarnya.jam asrama di longgarkan karena ini
merupakan acara kampus.”aduh,,,aduh,,, hati-hati bawah itu tangga”ucap gulya
lirih karena terdorong sana-sini. Gulya terdiam hingga
Senggolan dari arah belakang membuat gulya
kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke bawah dengan ketinggian kurang lebih
satu meter setengah. Semua menjerit karena tidak hanya gulya namun beberapa
orang terjatuh
“kau baik-baik saja”seorang pemuda menghampiri
gulya. Gulya menatap tangan yang lecet. Tak lupa merasakan sakit akibat menahan
berat badannya.”ahhh gwancanayo”ucap gulya yang kini menatap pemuda tersebut
dan menunduk berusaha untuk berdiri “biarkan aku membantumu”
“ahhh tidak apa,,,aku,,,aku baik baik saja”ucap
gulya yang kini sudah berdiri, menolak halus dengan bow lalu meminta ijin untuk
pergi “kau baik-baik saja?apa bisa jalan?”
“hehe,,,hanya sedikit pincang tidak apa tidak
terlalu sakit”tolak gulya halu dan berlalu dengan kaki yang di paksakan untuk
menghindari kerumunan kini gulya terduduk di lapangan yang cukup sepi dan
mengeluarkan handphonenya.
“,,,,,,,”
“assalamualaikum,,,,”
“gulya dimana?”
“aku habis jatuh,kakiku sakit aku tidak bisa
menonton festivalnya. Maaf”
“JATUH?”suara dari sebrang membuat gulya meringis “pelan-pelan
bicaranya”
“dimana?”
“ya?”
“kamu dimana?aku akan menyusul. Kita ke rumah sakit
terdekat”
“aku baik-baik aja ,,,aku Cuma pingin ke asrama”
“baiklah.aku kesana duduklah terlebih dahulu”ucap
dari sebrang yang mendapat deheman dari gulya. Lalu menutup telfonnya.
Gulya kini mencoba membuka lengan bajunya yang
terdapat area kotor,”lecet dan sedikit mengeluarkan darah”gumam gulya lalu
kembali menutup lengan bajunya.”kaki ku lama-lama kram”kini gulya menatap
kakinya “aww” gumamam akibat rasa sakit.
“apa kau benar-benar baik-baik saja?”kini suara
pemuda yang di temui gulya tadi sudah berada di samping gulya “aku salah satu
panitia bagaimanapun itu tanggung jawab panitia ketika ada yang terluka”ucapnya
membuat gulya menatapnya dan langsung menatap ke arah lain “aku,,,aku
baik..hanya sedikit kram tapi ini biasa bagiku”
“tidak boleh membiasakan hal yang buruk ayo aku akan mengantarmu”ucap sang pemda yang kini mengulurkan tangannya “tidak perlu aku akan ke asrama”
“keras kepala”
“ya?”tanya gulya kesal “lagian temanku akan kesini”lanjut
gulya yang kini memandang lurus kedepan
“kalau begitu aku akan menunggu sampai temanmu
datang”ucapnya lalu terduduk di bangku yang terdapat di depan gulya. Beberap saat
susan dan tasya datang dan melihat gulya yang duduk dengan kaki di selonjorkan
dan pemuda yang kini hanya melihat segala tingkah gulya.
“ahhh kalian pasti temannya gadis ini?”ucapnya yang
di angguki susan dan tasya “kalu gitu,mari aku antar kalian ke rumah sakit. Temanmu
terlalu keras kepala”ucapnya yang mebuat sya dan susan menatap gulya seakan
bertanya ‘siapa itu?’gulya hanya menatap sang pemuda dengan kesal “aku akan ke
asrama”
“tidak sih menurutku mending kita periksa ke rumah
sakit”ucap tasya yang kini menatap gulya yang bahkan susah berjalanpun.
“I’m fine”
“no..i don’t see this fine”ucap tasya yang kini
menatap susan menyuruhnya untuk mengangkat bayi besar yang keras kepala.”kalau
begitu, baiklah antarkan kami ke rumah sakit terdekat”ucap tasya menatap pemuda
tersebut.
“bagaimana
dokter?”
“tidak perlu khawati. Sepertinya ini hanya luka
ringan. Namun untuk bagian kaki untuk sementara waktu pakai gips terlebih
dahulu karena memar yang cukup parah”ucap sang sang dokter.yang di angguki
susan,tasya dan pemuda yang kini menatap ketiganya.”apa bisa langsung pulang
dokter?”
“bisa. Nah nak gulya jangan memaksakan jalan atau
memarmu akan semakin membengkak”
“baik dokter”.setelah semuanya selesai pemuda
tersebut pamit duluan karena harus kembali mengurus festival yang belum
selesai. Tak lupa memberi nomor telephone jika membutuhan sesuatu.
“kau kenal dengannya?”tanya susan, yang di balas
gelengan gulya”jangan bohong”kini tasya menatap gulya. Lebih pasti menuntut
jawaban. Gulya menghela nafas “sungguh aku baru ketemu saat terjatuh “ucap
gulya yang kini berusaha jalan menggunakan tongkat.
“ahhh tunggu,,,, aku pingin ke kamara mandi pipis”ucap
tasya
“ya,,tinggal lakukan”
“antar”
“baiklah susan aku bisa menunggu di sini”ucap gulya
yang mengerti tatapan tasya.