Setiap kelahiran pasti ada kematian dan setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
Sultan menatap tumpukan tanah di depannya dengan tatapan kosong. Terdapat sebuah batu nisan bertuliskan nama Ambar di atas batu itu. Sultan tidak tahan lagi. Tubuhnya lunglai kebawah. Tangisnya pecah. Setelah sekian lama, Sultan baru berani kembali menemui Ambar di tempat pengistirahatan terakhirnya.
Sultan menyesal ketika seminggu sebelum menjemput Kinan dia tidak dapat menahan rasa amarahnya pada Ambar. Sultan murka habis-habisan pada gadis itu. Menyuruh Ambar pergi dari hidupnya. Mengaku jika Sultan terpaksa selama ini menjaga dan memperhatikannya. Bahkan mengatainya gadis penyakitan.
Sultan ingat dengan sangat jelas wajah putus asa Ambar ketika gadis itu mengejar Sultan yang hendak menjemput Kinan saat itu. Berlari mengikuti Sultan yang melaju dengan mogenya tanpa menggunakan alas kaki sama sekali. Berkali-kali meneriaki nama Sultan dan mengucapkan kata maaf.
Sampai sebuah mobil yang sedang melaju kencang dari arah jalan samping menubruk kencang tubuh Ambar yang sedang melewati pertigaan saat itu. Tubuh Ambar terlempar jauh berjarak beberapa meter dan terbanting ke aspal jalan. Membuat Ambar sekarat dan langsung dibawa ke rumah sakit saat itu juga. Namun sayang, Ambar tidak tertolong.
Sultan memegang dadanya yang begitu sakit ketika mengingat kembali memori lima bulan lalu yang membuat Sultan trauma. Membuat hidup Sultan yang baik-baik saja berubah menjadi hidup yang dihantui perasaan rasa bersalah sampai saat ini.
Harusnya Sultan diam saja saat itu. Tidak perlu murka. Harusnya Sultan langsung mencari Kinan saja. Namun dia tidak bisa mengendalikan diri saat itu. Terlebih karena Sultan punya batasan rasa sabar. Dia hanya manusia biasa yang bisa meledak kapan saja jika sudah tidak kuat.
Hidup Sultan dibuat tidak mudah sejak diberi tanggung jawab menjaga Ambar. Tidak bisa Sultan gambarkan betapa lelahnya dia memberi perhatian pada dua gadis setiap hari. Bebannya menumpuk. Kemudian Sultan memicu kesalahpahaman dengan Kinan yang membuat pacarnya itu menghilang dari Sultan. Membuat Sultan terpukul dan depresi berminggu-minggu lamanya. Tak cukup sampai disitu, Ambar yang Sultan percaya, dan sudah tahu keberadaan Kinan membuat Sultan merasa dikhianati karena gadis itu tidak segera memberitahukan hal itu pada Sultan.
Sultan pun bagai bom waktu saat itu. Semua beban dan amarah yang dia tahan dia ledakkan semuanya pada Ambar. Membuat Sultan membunuh Ambar tanpa menyentuh.
Sultan pun mengalami trauma yang luar biasa. Selalu mengalami mimpi buruk tentang Ambar setiap malam. Sehingga keluarganya pun mendaftarkan Sultan ke psikolog profesional.
Seperti saat ini, Sultan baru saja pulang konsultasi dari psikolognya bersama dengan Kinan. Sudah sebulan lamanya kegiatan itu Sultan lakukan. Saat ini Sultan dan Kinan dalam perjalanan pulang menuju ke kediaman mereka. Menggunakan mobil jeep seperti biasa. Sultan yang menyetir.
"Kalau dokter bertanya tuh jawab, Mas. Bukan malah melamun seperti tadi," omel Kinan yang sedang menyantap MC Donald nya.
"Aku malu, Ki. Aku tidak terbiasa menceritakan masalahku pada orang lain. Kecuali pada kamu dan ayah bunda," balas Sultan.
"Pantas saja tadi kaku sekali cara menjawabnya. Mas seperti siswa yang sedang di ospek. Aku jadi ketawa-ketawa sendiri melihat Mas tadi. Haha."
"Jangan seperti itu lah, Ki. Aku jadi tidak percaya diri. Aku malas ah ke psikolog lagi kalau ditertawakan seperti itu."
"Bercanda, sayang. Minggu depan ke psikolog lagi yah," goda Kinan sambil mengusap sayang pipi Sultan. Membuat Sultan tersenyum merasa berbunga-bunga dengan sebutan sayang Kinan barusan padanya.
"Sepertinya tidak perlu ke psikolog deh, Ki. Aku sepertinya tidak terlalu butuh itu. Asal sama kamu, aku pasti baik-baik saja, Ki. Misalnya seperti barusan kamu menggoda aku, mood aku jadi langsung membaik. Kamu seperti obat penawar bagiku, Ki."
Kinan tersedak setelah mengatakan itu setelah Sultan mengatakan itu. Pipinya bersemu merah. Jelas sekali jika pacar Sultan itu sedang salah tingkah. Sultan langsung memberikan air minum MC Donald yang belum disentuh Kinan. Untuk Kinan menghilangkan rasa tersedaknya. Kinan pun menerima air itu dan langsung meminumnya cepat sampai tandas.
"Pelan-pelan Ki, sayang. Nanti kamu tersedak lagi."
"Mas Sultan sih ngegombal mulu. Aku jadi terkejut kan," marah Kinan.
"Kenapa terkejut? Aku pacarmu, Ki. Kamu harus terbiasa aku gombalin."
"Minimal briefing dulu Mas biar aku tidak terkejut."
"Ada-ada saja kamu ini, sayang. Masa aku ngegombalin pacar sendiri harus di briefing terlebih dahulu. Memangnya aku sedang syuting sinetron apa?"
Kinan tidak membalas lagi. Dia memilih beralih memainkan ponselnya sekarang. Sultan pun kembali fokus menyetir.
"Mas, Gusti sekarang sudah mempunyai pacar loh. Dia barusan mempost foto selfie berdua bersama seorang gadis di story instagramnya. Lihat nih! Cantik sekali kan pacarnya?" Kinan menyodorkan ponselnya pada Sultan.
"Perasaan aku sudah block akun dia deh di ponsel kamu. Kamu follow dia lagi?" Marah Sultan tidak suka.
"Aku buka blokirannya. Jangan seperti itulah, Mas. Gusti beda kok. Dia orangnya baik. Aku yakin dia tidak benar-benar serius kok waktu dia berkata akan merebut aku dari kamu."
"Memang benar kok jika dia tidak serius. Lihat saja dia sekarang, baru dua bulan lalu dia berkata menyerah dan tidak akan berharap lagi pada kamu. Dan sekarang dia sudah mempunyai pacar baru. Cepat sekali move on nya pria gatal itu."
"Iya iya aku kalah debat. Biar aku saja yang mengalah, deh. Eh, Mas. Kok kita tidak jadi pulang ke rumah. Mas ingin membawa aku ke mana?"
"Ke pantai. Ada yang mau aku katakan pada kamu."
Berakhirlah Sultan dan Kinan di pantai terindah di kota mereka. Keduanya berjalan di atas jembatan kayu seratus meter yang menjorok ke tengah laut. Menuju ujung jembatan untuk melihat sunset yang akan muncul sebentar lagi.
"Sunsetnya sudah muncul, Mas. Kita selfi yuk!" ajak Kinan pada Sultan. "Gayanya jangan kaku dong, Mas. Mau aku upload di story instagram soalnya."
Sultan pun menurut. Ketika selesai, Sultan meraih tangan Kinan. Mengecupnya lembut dengan penuh cinta. Sultan pun mulai mengucapkan semua hal yang dia ingin katakan pada Kinan.
"Terima kasih, Kinan. Terima kasih karena sudah datang di hidup aku. Terima kasih karena sudah mau kembali walaupun ada opsi untuk pergi. Terima kasih karena sudah bertahan walaupun ada opsi untuk meninggalkan. Terima kasih karena sudah tetap memilih aku di saat banyaknya pria yang berbondong-bondong menginginkan kamu. Aku tidak tahu badai apa lagi yang akan kita berdua hadapi di masa depan. Tapi yang perlu kamu tahu Ki, aku tidak akan pernah melepaskan tangan kamu. Kamu ibarat detak jantung aku, Ki. Aku akan mati tanpa kamu. Seperti bumi yang akan musnah tanpa mataharinya."
Kinan tersenyum. "Terima kasih juga, Mas Sultan. Terima kasih karena sudah menjadikan aku seberharga itu di hidup kamu. Walaupun itu tidak bisa mengalahkan betapa berharganya kamu di hidup aku."
Sultan dan Kinan pun melanjutkan kegiatan mereka menikmati sunset bersama. Saling memeluk erat satu sama lain seakan tidak ada hari esok. (TAMAT).
Senin, 8 Mei 2023.
Instagram : @sourthensweett dan @andwyansyah.
itu tuh sudah jelas bgt sultan kalau kamu cinta kinan.
Comment on chapter 2. Denial