Akun @gusti21 mengirimkan DM instagram.
@gusti21 : Bagaimana keadaan Kak Sultan? Apakah dia masih hidup?
@gusti21 : Jika masih hidup. Bolehkah lo memfotokan keadaannya, Kak? Gue penasaran seperti apa rupanya sekarang. Haha.
@gusti21 : Bilang padanya jika ada yang sedang merindukannya.
@gusti21 : Kenapa tidak membalas. Bukankah ini akun Kak Ambar. Yang selalu mengekor Kak Sultan setiap saat di sekolah?
@Ambar : Maaf baru membalas. Siapa yang sedang merindukan Sultan?
@gusti21 : Ah, akhirnya Kak Ambar membalas juga.
@gusti21 : Tentu saja Kinan yang merindukannya. Memangnya siapa lagi?
@gusti21 : Seminggu kemarin Kinan menginap di rumah gue. Bilang pada Kak Sultan untuk menjemputnya. Gue tidak tega melihat dia setiap hari melamun seperti orang gila karena merindukan Kak Sultan.
@gusti21 : Bilang juga pada Kak Sultan jika gue sudah menyerah. Tidak akan berharap pada Kinan lagi. Sudah sangat jelas soalnya kalau Kinan sangat mencintai kakak angkatnya itu.
@gusti21 : Maaf jika DM gue mengganggu lo, Kak Ambar. Soalnya gue yakin jika Kak Sultan saat ini pasti tidak akan sempat membuka ponsel bahkan menerima DM dari seseorang. Jangan beritahu Kinan juga jika gue memberitahukan tentang keberadaannya kepada kalian.
Seminggu kemudian.....
@gusti21 : Hei, Kak Ambar. Sudah satu minggu. Kenapa Kak Sultan masih belum mencari Kinan. Lo tidak menyampaikannya yah, Kak? Kinan sudah seperti orang depresi di sini.
Ambar melakukan percakapan DM bersama ketua osis sekolahnya itu sejak seminggu yang lalu. Waktu pun berjalan sangat cepat. Sudah dua minggu lamanya sejak Ambar keluar dari rumah sakit, mendapat kabar Kinan minggat dari rumah, dan menemani Sultan yang sudah seperti mayat hidup setelah ditinggal Kinan. Dan sampai saat ini, Ambar masih belum memberitahukan keberadaan Kinan pada keluarga Aditama terutama Sultan.
Ambar tahu dia lancang. Namun sebenarnya dia ragu. Jika Kinan merindukan Sultan dan keluarganya, bukankah dia harusnya kembali sendiri. Jika pun yang Gusti katakan tadi itu benar, maka Kinan sudah pasti disini sekarang. Tidak membuat keluarganya khawatir dan tidak membuat Sultan menderita karena ditinggalkannya.
Ambar kadang merasa kesal pada watak Kinan yang terlalu sering merajuk dan sering cengeng itu. Menurut Ambar, Kinan terlalu kekanak-kanakan. Dia harusnya bersyukur diangkat menjadi anak oleh keluarga royal yang menyayanginya seperti keluarga Aditama.
Terutama Kinan harus bersyukur disayangi dan dicintai tanpa syarat oleh Sultan kakak angkatnya sendiri. Yang selalu menjaga Kinan setiap saat seperti seorang pengawal yang menjaga ratunya. Juga yang selalu membujuk Kinan ketika cemburu, marah, dan kabur seperti sekarang. Kurang apa lagi hidup Kinan? Kenapa dia sangat tidak bersyukur?
Juga mengapa Kinan memilih kabur ke rumah pria lain seperti Gusti? Ada hubungan apa di antara mereka? Apakah mereka teman dekat?
Ambar pun hanya bisa menatap kasihan Sultan yang terlihat depresi saat ini di tempat tidurnya. Pria itu sekarang sangat pucat, kurus, dan kosong seperti tidak bergairah hidup. Dan itu disebabkan oleh Kinan. Ambar akan sangat bersyukur jika Kinan tidak kembali pulang. Karena dengan begitu, Ambar yakin Sultan nanti akan terbiasa tanpa kehadirannya dan tidak mengalami hal seperti sekarang lagi.
Ambar jadi yakin keputusannya untuk tidak memberitahukan dahulu keberadaan Kinan adalah keputusan yang benar. Ditambah, Ambar ingin terus menjadi orang yang memperhatikan Sultan ketika dia sedang rapuh. Supaya Sultan sadar jika Ambar lah yang peduli padanya, selalu ada untuknya, dan lebih mencintai Sultan daripada Kinan.
Hari pun sudah siang. Ambar beranjak dari kamar Sultan. Turun tangga menuju dapur kediaman Aditama hendak menyajikan butter cake yang sengaja dia beli untuk Sultan ke dalam sebuah piring. Ambar akan memberikannya pada Sultan setelah ini. Mantan pacarnya itu harus meminum obat.
Sepuluh menit kemudian Ambar selesai menyajikannya dan kembali menaiki tangga. Saat kaki Ambar baru saja menyentuh lantai atas, tiba-tiba Ambar dibuat terkejut dengan sosok Sultan yang tiba-tiba menghadang jalannya. Berdiri di depan Ambar dan menatap Ambar dengan tatapan seperti ingin membunuh saat ini.
"Lo!"
Sultan memperlihatkan sebuah benda pipih ke depan wajah Ambar. Piring berisi kue yang Ambar bawa jatuh ke lantai. Ambar membekap mulutnya. Itu ponselnya!
"Apa maksud percakapan DM ini? Jelaskan!"
Celaka. Ambar ceroboh karena menyimpan ponselnya yang masih menampilkan DM dia dan Gusti di meja nakas milik Sultan. Sepertinya, Sultan telah membaca DM tersebut. Itu sebabnya pria itu terlihat murka saat ini.
Tubuh Ambar langsung merinding. Matanya menatap horor pada Sultan yang terlihat murka saat ini. Pria itu maju mendekat menyempitkan jarak ke arah Ambar sambil terus memberikan tatapan tajamnya. Membuat Ambar yang saat ini membelakangi tangga mundur kembali menuruni tangga satu persatu.
"Sultan, gue bisa jelaskan."
"Lo sudah mengetahui keberadaan Kinan sejak satu minggu yang lalu, namun tidak segera memberitahukan itu ke gue bahkan ke keluarga gue. Apa tujuan lo, Ambar?"
Tubuh Sultan bergetar marah. Dadanya naik turun begitu cepat. Urat leher dan tangannya mengeras karena begitu emosi. Pria itu benar-benar murka saat ini. Sultan juga terus maju menyempitkan jaraknya dengan Ambar dengan sengaja. Membuat Ambar terus menerus mundur menuruni tangga. Bahkan Ambar sempat beberapa kali hampir terpeleset. Ambar pun tidak kuat untuk tidak menangis menghadapi keadaan mengerikan saat ini. Sultan juga sepertinya bahkan tidak peduli jika dia bisa saja membuat Ambar terguling dari tangga. Pria itu sepertinya menginginkan hal itu terjadi.
"Apa tujuan lo sebenarnya, Ambar? Kenapa lo menyembunyikan info keberadaan Kinan? Lo ingin menjauhkan dia dari gue, Mbar? Lo ingin lihat gue mati perlahan-lahan karena kesepian tanpa Kinan yah, Mbar?" Suara Sultan naik beberapa oktaf ketika mengatakan itu.
"Tidak, Sultan. Gue tidak bermaksud seperti itu."
"Bohong! Sejak dulu lo memang gadis yang tidak tahu batasan, Ambar. Lo lupa jika lo dulu pernah berselingkuh dengan sahabat baik gue sendiri? Lo pikir gue mudah menerima lo kembali, Ambar?"
"Maaf Sultan, Maafkan gue. Gue menyesal."
"Lo datang kembali ke kehidupan gue. Menjadi benalu di antara gue dan Kinan. Membuat Kinan harus rela merelakan gue membagi perhatian dengan gue. Yang seharusnya perhatian gue itu menjadi milik Kinan sepenuhnya. Dia bahkan rela ikut menjaga lo ketika gue tidak bisa. Mengantar lo ke rumah sakit, menunggu lo check up, mengajak lo ke salon untuk memanjakan diri, bahkan menganggap lo sebagai kakak keduanya. Dia rela melakukan semua itu untuk lo. Padahal lo adalah gadis yang selalu jadi alasan dia cemburu dan bersedih akhir-akhir ini."
"Maafkan gue Kinan. Maafkan gue."
"Dan apa balasan lo untuk Kinan, Ambar? Lo malah sengaja menjauhkan dia dari gue demi kepentingan lo sendiri. Lo iri gue dan Kinan berpacaran? Lo mau merusak hubungan kami? Lo ingin membuat Kinan berpikir jika gue sudah tidak peduli pada dia lagi, hah?"
Sultan menunjuk Ambar dengan tatapan menusuk. "Lo jangan merasa di atas awan karena mendapat perhatian lebih gue selama sebulan kebelakang. Lo pikir orang gila mana yang tulus mengorbankan waktunya untuk memperhatikan gadis penyakitan seperti lo, Ambar. Gue terpaksa melakukan itu karena tanggung jawab!"
"Mulai dari sekarang pergi lo dari hidup gue, Ambar! Gue tidak bisa terus memberikan perhatian gue pada orang yang selalu menjadi alasan Kinan menangis."
Instagram : @sourthensweett dan @andwyansyah
itu tuh sudah jelas bgt sultan kalau kamu cinta kinan.
Comment on chapter 2. Denial