Gegap gempita membawa suasana keramaian di salah satu universitas negeri—Universitas Elite, tepatnya, di sana terdapat panggung yang di atasnya ada lima orang, tampaknya sebuah band lokal terkenal yang membawakan lagu bernuasa rock. Band tersebut turut hadir diundang karena sebagai bintang tamu di kampus itu yang sedang diadakan kemeriahan gembyar acara ulang tahun kampus. Gegap gempita para penonton menyambutnya dengan antusias. Tidak salah satu gerombolnya penuh para penonton yang tidak lain adalah semua mahasiswa dan mahasiswi yang antusias menonton sembari mengikuti irama dan nyanyian dari sang vokalis berambut pendek gondrong. Di antara semua mahasiswa dan mahasiswi yang merasakan kemeriahan, tidak jauh dari arah panggung, tepatnya di luar panggung, seorang pemuda tampan yang memakai baju panjang biru laut berlengan panjang bertuliskan, "MAJU JAYA, INFROMKOM 01 JOS!!" bergambar orang yang tampak berlari di sisinya. Ia duduk di kursi berteduhkan payung namun dilihat dari ekspresinya selalu memasang wajah datar itu sama sekali tidak peduli. Ia sibuk membersihkan lensa kamera DSRL-nya menggunakan lap bersih. Selesai membersihkan, membereskannya dan akan beranjak dari situ.
"Erza!" panggil teman satu jurusannya.
Alzaki menoleh. Melihat cewek berambut cepol di belakangnya tampak membawa kardus berukuran mini berisi air mineral.
"Nih, ambil satu. Tadi anak-anak ngambil buat dibawa pulang," ujarnya."Kamu mau pulang?"
Erza meraihnya satu."Ya, saya mau pulang."
"Eh, enggak menunggu sampai acara habis?"
"Enggak," jawab Alzaki datar."Sudah, ya. Nanti, kalau anak-anak ada yang tanyain, bilang saja aku pulang," pamitnya.
Temannya mengangguk.
Ia mencangklong tasnya, melangkah menuju area parkir. Area parkir yang dituju adalah area parkir khusus sepeda melayang. Masuk, mencari sepeda melayang miliknya. Tidak seperti kebanyakan anak kaya, ia cenderung tak menonjol diri. Berpenampilan sederhana. Jujur, dirinya menyukai tampilan apa adanya. Sepeda melayang-nya saja, tak sebagus seperti teman-temannya. Menaikinya tak jadi karena suara handpone berdering nyaring di saku celananya. Merogoh saku celana, memperlihatkan layar di handpone ada tulisan Tante Anna calling...
"Kenapa Tante Anna menelepon?" Mengangkatnya,"Ya, Tante?"
"Erza! Kamu masih di kampus?" Suara tantenya dari seberang.
"Masih, Tante. Ini baru mau pulang. Ada apa, ya?"
"Cepat kamu ke sini—ke rumah sakit!"
"Ke rumah sakit? Ada apa memangnya?"
Suara Tante Anna tampak khawatir."Mama, papa dan adikmu..."
Seketika matanya terbelalak, hatinya langsung mencelos mendengar penuturan tantenya.