Sebenarnya aneh kenapa semua hal yang besar selalu berawal dengan sesuatu yang kecil. Dalam kasusku, permulaannya hanya berupa kepala pusing. Itu hanya pusing biasa seperti yang kau rasakan saat kau sedikit demam, atau bila kau naik perahu dan mabuk laut, atau juga seperti yang kau dapatkan bila terlalu lama memandang layar ponsel atau laptop. Mulainya beberapa hari setelah aku kembali dari mengantar Liam ke Amerika. Aku langsung mengambil kesimpulan itu karena kurang tidur di pesawat dan karena kelelahan setelah perjalanan jauh. Aku hanya menelan beberapa Tylenol dan istirahat beberapa hari saja. Setelah pusing itu hilang, aku kembali bekerja. Tapi setelah beberapa hari, sakit kepala itu kembali. Mungkin penyebabnya dari mata dan karena itu aku pergi ke dokter mata. Tapi kata dokter mata tidak ada persoalan. Lalu aku juga pergi ke dokter gigi karena problem pada gigi juga dapat menimbulkan sakit kepala. Tapi pada saat itu, sakit kepala bukan satu-satunya yang kurasakan. Aku juga sudah mulai cepat lelah. Jadi aku pergi ke sinse juga. Tapi dokter gigi dan juga sinse tidak menemukan apa-apa yang salah pada diriku. Aku lalu pergi ke internist yang menyuruhku cek darah. Hasil darahku rata-rata normal kecuali trombosit yang agak rendah. Jadi mereka curiga aku demam berdarah. Tapi ternyata tidak. Lalu mereka pikir aku menderita ITP, sejenis penyakit auto immune yang menyerang trombosit, tapi saat angka A.N.A ku di test, angkanya di bawah 1, yang berarti aku tidak menderita auto immune. Tapi aku sama sekali tidak merasa lebih baik. Dan lagi, aku mulai sering mimisan.
“Minggu depan aku kontrol ke Dr Hwang,” kata Anna suatu malam. Beberapa tahun sebelumnya, hasil cek darah rutin Anna menunjukkan bahwa ia menderita Hashimoto’s Thyroiditis, sebuah penyakit auto imun yang menyerang kelenjar tiroid. Untungnya kondisinya masih subclinis. Dengan kata lain, ia tidak merasakan gejala apapun. Dokternya bahkan tidak memberinya obat tapi ia perlu pergi kontrol setiap tahunnya. “Apakah kau mau ikut? Aku sudah menceritakan keadaanmu pada Dr Hwang lewat email dan dia merekomendasikan supaya kau menemui rekannya, Dr Benny Ang, spesialis pencernaan,” lanjutnya.
Kali ini, alih-alih tinggal di hotel Fairmont, kami tinggal di Four Seasons. Dan sejak saat Anna melarikan diri ke Singapore sebulan sebelum pernikahan kami dulu itu, setiap kali keluarga kami ke Singapore, Anna memang tidak pernah lagi memesan kamar di Fairmont. Mungkin ia tidak ingin mengingat-ingat waktu itu. Sayang sekali karena jika perhitunganku tepat, saat itu dan di tempat itulah Liam dikandung.
Kunjungan Anna ke Dr. Hwang sangat membosankan. Hasil test darah Anna tidak lebih baik dari tahun lalu, tapi juga tidak lebih buruk. Alhasil si dokter tetap tidak memberikan obat pada Anna dan hanya memintanya untuk datang lagi tahun depan. Kata Anna, ia sampai mendapatkan perasaan de javu karena tepat seperti itulah kejadiannya tahun lalu dan juga tahun sebelumnya. Benar-benar membosankan dan datar. Baru belakangan aku sadar bahwa aku seharusnya lebih bersyukur setiap kali berada di dalam situasi membosankan karena situasi seperti itu berarti tidak ada krisis yang harus dihadapi. Saat itu aku belum tahu bahwa setengah jam di ruangan dokter Hwang itu adalah saat-saat damai terakhir di dalam hidupku. Itu seperti keheningan sebelum badai. Lucu memang bagaimana kau tidak pernah menyadari hal itu sampai badainya benar-benar datang.
One of my favorite authors / writers
Comment on chapter opening page