Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Sembilan puluh tiga - Anna) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Aku melihat laporan bulanan yang di email Justin kepadaku. Kebanyakan angkanya terlihat baik. Hanya ada beberapa yang perlu kuteliti lebih lanjut.

“Mama, Monty mana?” tanya Liam saat dia masuk ke kamarku. Aku menoleh untuk tersenyum padanya. Kata orang gadis cilik dikirim langsung dari sorga. Tapi kurasa bocah cilik juga demikian. Liamku yang lucu selalu adalah gangguan yang kutunggu-tunggu.

              “Dia tidak di kamarmu?” tanyaku. Dia menggeleng. Aku memlihat ke arah tempat tidurku dan langsung melihat bentuk yang tidak asing pada bantal Justin. Aku tersenyum.

              “Mungkin Monty sedang bersembunyi lagi!” kataku. Liam tersenyum. Ia segera naik ke atas tempat tidurku dan mulai mengangkat bantal-bantalku. Yang besar, yang kecil, gulingku. Aku mulai berpura-pura membantunya. Ia mendekati bantal Justin dan mengangkatnya. Ia mulai cemberut saat tidak menemukan Monty di sana. Pintuku terbuka. Justin yang masuk. Rupanya ia baru tiba di rumah.

              “Sudah makan?” tanyaku. Ia menangguk sambil berjalan mengitari tempat tidur untuk menciumku.

              “Oh, apakah Monty bersembunyi lagi?” tanyanya sambil mulai memindah-mindahkan tumpukan bantal yang berantakan di tempat tidur kami.

              “Dia hilang,” kata Liam sambil merengut. Wajahnya begitu imut jika ia merengut.

              “Pastiii ada di sekitar sini!” kata Justin. Ia berjalan ke meja tulisku untuk mengambil kaca pembesar kecil dari laciku. Dengan sistematis dan serius, ia mulai meneliti setiap bantal melalui kaca pembesar itu seolah Monty adalah benda sekecil debu dan bukannya boneka butut sepanjang 30 cm. Liam tertawa dan ingin memegang kaca pembesar itu. Justin membiarkannya dan mengarahkannya untuk menyelidiki bantalnya. Tentu saja Monty ada di sana. Tidak di bawahnya tapi di dalam sarung bantalnya. Liam begitu gembira saat ia menemukan Monty.

“Sejak papa kecil dulu dia memang sering bersembunyi,” kata Justin.

“Benarkah?” tanya Liam. Justin mengangguk. “Tapi aku selalu dapat menemukannya,” tambahnya. Liam tersenyum. Ia mengucapkan selamat malam dan berlari keluar.

              “Aku mandi dulu,” kata Justin. Aku kembali ke mejaku dan melihat sebuah email yang baru masuk. Email dari Amanda Trung. Itu aneh karena walaupun semua murid Foothill, terutama yang berjurusan bisnis, mengenal wanita itu, kami tidak pernah berteman dan dia belum pernah mengirimkan email padaku sebelumnya. Aku membuka emailnya.

 

Dari: Amanda_Trung@foothill.edu

To: Anna.k.2000@gmail.com

 

Teruntuk Anna,

Semoga emailmu masih sama dan semoga kau masih ingat aku. Apa kabar?

Aku sebenarnya perlu bantuanmu. Kau tahu aku suka benang dan sudah lama aku ingin beli benang dari kota Bandung di negaramu tapi aku tahu biaya kirimnya pasti jauh lebih mahal daripada harga benangnya. Tapi ada temanku yang akan terbang ke Jakarta dalam waktu dekat. Ia hanya akan di Jakarta selama 2 malam. Dia akan tinggal di hotel Borobudur. Apakah boleh aku memesan benang untuk dikirimkan ke rumahmu dan lalu meminta bantuanmu untuk memberikannya pada temanku saat dia ada di sana? (Karena jika aku meminta benang itu dikirim ke hotel sebelum temanku tiba, aku takut benang itu akan hilang. Tapi jika aku memesannya saat temanku di sana, bisa saja benang itu terlambat dikirim dan temanku sudah keburu pulang).

Kutunggu jawabanmu.

Terima kasih dan salam,

Amanda

 

              Ya, tentu aku ingat Amanda. Bayangan dirinya duduk di meja kerjanya dengan rajutannya langsung terbayang di benakku. Dan secara otomatis beberapa hal lain ikut melintas di benakku. Aku mendesah. Kehidupanku di Foothill seolah terjadi pada kehidupanku yang lain. Aku segera membalas email Amanda. Tentu saja aku tidak keberatan membantunya. Aku juga langsung memberikan alamat rumahku. Waktu aku menekan tombol Kirim, Justin keluar dari kamar mandi. Rambutnya masih basah. Aku menutup laptopku dan berdiri untuk berjalan ke kamar mandi. Saat aku melewatinya, ia meraih tanganku.

              “Bagaimana harimu?” tanyanya sambil menarikku ke dalam pelukannya.

              “Baik,” katanya. Ia melingkarkan kedua lengannya pada tubuhku.

              “Aku senang kau ada di sini,” katanya. Aku memutar bola mataku.

              “Memangnya jika tidak di sini aku bisa ada di mana?” tanyaku.

              “Yah, dunia ini besar. Kau bisa berada di mana saja,” katanya.

              “Yah, sekarang aku harus berada di kamar mandi karena aku kebelet pipis,” kataku.

              “Jangan lama-lama, ya,” katanya sambil melepaskan pelukannya.

              “Tiga tahun, dua bulan, delapan hari,” bisikku pada diriku sendiri saat aku memandang pantulan diriku pada cermin. Bukankah aku punya segalanya yang penting di dalam hidup ini? Lalu kenapa aku belum juga berhenti menghitung?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Berawal dari Hujan (the story of Arumi)
1027      558     1     
Inspirational
Kisah seorang gadis bernama Arumi Paradista, menurutnya hujan itu musibah bukan anugerah. Why? Karena berawal dari hujan dia kehilangan orang yang dia sayang. Namun siapa sangka, jika berawal dari hujan dia akan menemukan pendamping hidup serta kebahagiaan dalam proses memperbaiki diri. Semua ini adalah skenario Allah yang sudah tertulis. Semua sudah diatur, kita hanya perlu mengikuti alur. ...
Susahnya Jadi Badboy Tanggung
4361      1638     1     
Inspirational
Katanya anak bungsu itu selalu menemukan surga di rumahnya. Menjadi kesayangan, bisa bertingkah manja pada seluruh keluarga. Semua bisa berkata begitu karena kebanyakan anak bungsu adalah yang tersayang. Namun, tidak begitu dengan Darma Satya Renanda si bungsu dari tiga bersaudara ini harus berupaya lebih keras. Ia bahkan bertingkah semaunya untuk mendapat perhatian yang diinginkannya. Ap...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
358      253     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Nightmare
412      281     2     
Short Story
Malam itu adalah malam yang kuinginkan. Kami mengadakan pesta kecil-kecilan dan bernyanyi bersama di taman belakang rumahku. Namun semua berrubah menjadi mimpi buruk. Kebenaran telah terungkap, aku terluka, tetesan darah berceceran di atas lantai. Aku tidak bisa berlari. Andai waktu bisa diputar, aku tidak ingin mengadakan pesta malam itu.
Mendadak Halal
6437      1911     1     
Romance
Gue sebenarnya tahu. kalau menaruh perasaan pada orang yang bukan makhramnya itu sangat menyakitkan. tapi nasi sudah menjadi bubur. Gue anggap hal ini sebagai pelajaran hidup. agar gue tidak dengan mudahnya menaruh perasaan pada laki-laki kecuali suami gue nanti. --- killa. "Ini salah!,. Kenapa aku selalu memandangi perempuan itu. Yang jelas-jelas bukan makhrom ku. Astagfirullah... A...
Dua Sisi
7412      1711     1     
Romance
Terkadang melihat dari segala sisi itu penting, karena jika hanya melihat dari satu sisi bisa saja timbul salah paham. Seperti mereka. Mereka memilih saling menyakiti satu sama lain. -Dua Sisi- "Ketika cinta dilihat dari dua sisi berbeda"
Story of April
1703      706     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Mentari dan Purnama
468      302     1     
Short Story
Mentari adalah gadis yang dikenal ceria di kalangan teman-temannya. Tanpa semua orang ketahui, ia menyimpan rahasia yang teramat besar. Mentari berteman dengan seorang hantu Belanda yang berkeliaran di sekolah! Rahasia Mentari terancam ketika seorang murid baru blasteran Belanda bernama Purnama datang ke sekolah. Apakah kedatangan Purnama ada hubungannya dengen rahasia Mentari?
Interaksi
391      273     0     
Romance
Ada manusia yang benar benar tidak hidup di bumi, sebagian dari mereka menciptakan dunia mereka sendiri. Seperti halnya Bulan dan Yolanda. Bulan, yang terlalu terobsesi dengan buku novel dan Yolanda yang terlalu fanatik pada Korea. Dua duanya saling sibuk hingga berteman panjang. Saat mereka mencapai umur 18 dan memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama, perasaan takut melanda. Dan berencana u...
A CHANCE
1465      675     1     
Romance
Nikah, yuk!" "Uhuk...Uhuk!" Leon tersedak minumannya sendiri. Retina hitamnya menatap tak percaya ke arah Caca. Nikah? Apa semudah itu dia mengajak orang untuk menikah? Leon melirik arlojinya, belum satu jam semenjak takdir mempertemukan mereka, tapi gadis di depannya ini sudah mengajaknya untuk menikah. "Benar-benar gila!" đź“Śđź“Śđź“Ś Menikah adalah bukti dari suatu kata cinta, men...