Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Lima puluh lima - Dayton) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Mungkin harusnya aku keluar untuk menikmati hari ini sebelum angin dingin musim gugur benar-benar datang menggedor pintu. Dan jika situasinya berbeda, itu mungkin memang hari Sabtu yang indah. Tapi hari-hari ini, tidak ada yang dapat kunikmati. Aku begitu kehilangan dirinya dan aku tidak bisa berhenti memikirkan semua yang dikatakan Nenek Qing. Jadi aku memutuskan untuk mencuci baju. Toh jika Anna ada di sini bersamaku, ini yang akan kami lakukan. Sebenarnya aku tidak menyukai pekerjaan ini. Mungkin aku sengaja melakukan ini karena sedang ingin bergelimang di dalam kesedihanku.  Aku menarik kedua keranjang cucianku dari apartemenku ke ruang laundry di bawah. Anna punya mesin cuci dan pengering sendiri di dalam apartemennya karena kompleknya komplek mahal. Karena komplek apartemenku komplek murah, semua penghuninya menggunakan mesin cuci dan pengering yang dioperasikan dengan uang logam di ruang laundry umum.

              Aku baru selesai memasukkan semua bajuku ke mesin ketika aku melihatnya melalui salah satu jendela di atas barisan mesin cuci. Pertamanya kupikir mataku salah lihat. Tapi ia benar ada di sana. Ia sedang berjalan menuju ruang laundry ini. Hatiku melompat. Matanya melebar ketika ia melihat diriku melalui jendela. Dan ia menghentikan langkahnya. Tapi aku tidak dapat membiarkan keberadaan semua ruang yang terbentang di antara kami. Aku berlari keluar ruangan. Ke arahnya. Aku berlari seperti orang yang sedang membutuhkan momentum karena hendak melompat. Aku berlari seolah ada pintu di hadapanku yang akan menutup selamanya. Aku berlari seolah jalan di belakangku sudah mulai hancur. Dan begitu aku dapat meraihnya, aku mendekapnya seolah tanah di bawahku telah menghilang dan ia adalah tambang yang menyelamatkanku. Aku memeluknya seerat yang kubisa seolah takut jika aku tidak menyentuhnya, ia akan menguap hilang.

              “Maafkan aku,” bisikku. “Aku takut kau akan meninggalkanku setelah kau lulus tahun depan,” lanjutku. Ia mendorongku supaya dapat memandang mataku.

              “Itu sebabnya kenapa kau... tidak menghubungiku?”tanyanya.

              “Aku tahu ini bodoh. Maafkan aku,” kataku.

              “Dayton, kenapa kau pikir aku tidak akan tinggal di sini?” tanyanya.

              “Bukankah kau harus ... bekerja di perusahaan keluargamu?” tanyaku.

              “Bisa jika aku mau. Tapi aku tidak harus,” katanya.

              “Tidak harus?” tanyaku. Dia menggeleng. Lalu aku menciumnya. Aku menciumnya untuk minta maaf. Aku menciumnya untuk memohon supaya aku boleh menjadi bagian dari masa depannya. Tapi yang terutama, aku menciumnya untuk bertanya apakah ia benar-benar menginginkan diriku, apakah aku memang cukup.

              Tak lama kemudian, setelah cucianku kering, kami sudah kembali ke apartemenku. Anna sedang melipat cucian bersihku seperti yang dilakukannya setiap akhir minggu. Aku memandanginya. Aku memandang tangannya. Cincinku terlingkar pada jari manisnya. Aku baru tahu bahwa melihat wanita yang kaucintai mengenakan cincinmu di jarinya itu begitu membahagiakan. Sesekali ia memeluk sweater bersihku atau menempelkan T shirtku yang sudah dilipat ke pipinya supaya ia dapat menikmati bau pakaian bersih dan kehangatan yang masih tersisa dari mesin pengering. Dan mungkin itu terlihat seperti hal biasa yang membosankan tapi tiba-tiba aku sadar bahwa aku menginginkan semua akhir pekanku terlihat seperti ini. Aku mendekat dan memeluknya dari belakang.

              “Kenapa kau harus memeluk bajuku padahal aku ada di sini? Bukankah lebih baik memelukku saja?” tanyaku sambil mencium sisi lehernya. Ia memberontak. Ia selalu kegelian setiap kali kulakukan itu.

              “Kau tahu aku suka mencuci dan melipat baju,” katanya. Dan tiba-tiba aku harus bertanya. Aku memutar tubuhnya supaya dapat melihat wajahnya.

              “Anna, aku tahu pasti bahwa kau tidak pernah mengurus cucian di rumahmu. Tidakkah kau capek dan bosan karena harus melakukannya di sini? Apakah suatu hari nanti kau akan... muak akan ... hal ini?” Yang sebenarnya ingin kutanya adalah apakah ia akan muak hidup bersamaku. Anna meletakkan T shirtku dan mengalungkan kedua lengannya pada leherku dan meletakkan beban tubuhnya padaku. Aku suka setiap kali ia melakukan itu, seolah ia mempercayakan semuanya padaku. Aku melingkarkan kedua tanganku pada tubuhnya.

              “Tidak akan,” katanya. Dan aku begitu ingin mempercayainya. “Kau mau tahu kenapa?” tanyanya. Aku mengangguk.

              “Jika seorang anak sakit dan sedang di opname, aku berani bertaruh ibunya tidak akan mengurus cucian hari Sabtu itu. Ia akan berada di rumah sakit. Ketika sebuah keluarga tidak punya cukup makanan, aku berani bertaruh tidak ada setitik pun bubuk detergent di rumah itu karena uangnya dipakai untuk membeli makanan. Dan mereka tidak akan bisa melemparkan baju yang baru dipakai sekali ke keranjang cucian. Ia berhenti sejenak, mungkin untuk memberiku kesempatan untuk memikirkan semua yang dikatakannya. “Saat kita mengurusi cucian di hari Sabtu seperti ini, ini berarti semuanya baik-baik saja. Hanya orang yang beruntung dan benar-benar bahagia yang mampu menggunakan hari Sabtu mereka mengurusi gunungan cucian,” katanya. Aku memandangnya dan heran betapa ia terlihat begitu muda tapi bisa punya segunung kebijaksanaan seperti itu. Padahal aku yang bergelar PhD di ruangan ini! “Nah sekarang, bila kau dapat melepaskanku sejenak saja. Karena baju-baju ini tidak bisa melipat dirinya sendiri,” katanya.

              “Aku tahu,” kataku. “Tapi aku butuh menciummu lebih dulu,” kataku. Tapi sebelum aku menciumnya, ia menciumku lebih dulu. Ia menciumku untuk memberitahuku bahwa ia sudah memaafkanku. Ia menciumku untuk memberitahuku bahwa diriku selalu ada di dalam semua rencana masa depannya. Dia menciumku untuk memberitahuku bahwa baginya, aku selalu cukup.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
ALUSI
8682      2100     3     
Romance
Banyak orang memberikan identitas "bodoh" pada orang-orang yang rela tidak dicintai balik oleh orang yang mereka cintai. Jika seperti itu adanya lalu, identitas macam apa yang cocok untuk seseorang seperti Nhaya yang tidak hanya rela tidak dicintai, tetapi juga harus berjuang menghidupi orang yang ia cintai? Goblok? Idiot?! Gila?! Pada nyatanya ada banyak alur aneh tentang cinta yang t...
Waiting
1688      1250     4     
Short Story
Maukah kamu menungguku? -Tobi
Dikejar Deretan Mantan
390      237     4     
Humor
Dikejar Deretan Mantan (Kalau begini kapan aku bertemu jodoh?) Hidup Ghita awalnya tenang-tenang saja. Kehidupannya mulai terusik kala munculnya satu persatu mantan bak belatung nangka. Prinsip Ghita, mantan itu pantangan. Ide menikah muncul bagai jelangkung sebagai solusi. Hingga kehadiran dua pria potensial yang membuatnya kelimpungan. Axelsen, atau Adnan. Ke mana hati berlabuh, saat ken...
Si 'Pemain' Basket
3762      1084     1     
Romance
Sejak pertama bertemu, Marvin sudah menyukai Dira yang ternyata adalah adik kelasnya. Perempuan mungil itu kemudian terus didekati oleh Marvin yang dia kenal sebagai 'playboy' di sekolahnya. Karena alasan itu, Dira mencoba untuk menjauhi Marvin. Namun sayang, kedua adik kembarnya malah membuat perempuan itu semakin dekat dengan Marvin. Apakah Marvin dapat memiliki Dira walau perempuan itu tau ...
After School
1914      1027     0     
Romance
Janelendra (Janel) bukanlah cowok populer di zaman SMA, dulu, di era 90an. Dia hanya cowok medioker yang bergabung dengan geng populer di sekolah. Soal urusan cinta pun dia bukan ahlinya. Dia sulit sekali mengungkapkan cinta pada cewek yang dia suka. Lalu momen jatuh cinta yang mengubah hidup itu tiba. Di hari pertama sekolah, di tahun ajaran baru 1996/1997, Janel berkenalan dengan Lovi, sang...
Hidden Hearts
160      134     2     
Romance
Nara dan Zian, dua remaja dengan dunia yang berseberangan, pertama kali bertemu saat duduk di bangku SMA. Nara adalah seorang gadis pendiam yang gemar menulis cerpen, sementara Zian adalah sosok populer di sekolah yang penuh pesona. Takdir mempertemukan mereka saat kali pertama Nara menginjakan kakinya di sekolah dan saat itu pula Zian memperhatikannya. Pertemuan sederhana itu menjadi awal dari p...
Into The Sky
400      257     0     
Romance
Thalia Adiswara Soeharisman (Thalia) tidak mempercayai cinta. Namun, demi mempertahankan rumah di Pantai Indah, Thalia harus menerima syarat menikahi Cakrawala Langit Candra (Langit). Meski selamanya dia tidak akan pernah siap mengulang luka yang sama. Langit, yang merasa hidup sebatang kara di dunia. Bertemu Thalia, membawanya pada harapan baru. Langit menginginkan keluarga yang sesungguhnya....
Game of Dream
1310      727     4     
Science Fiction
Reina membuat sebuah permainan yang akhirnya dijual secara publik oleh perusahaannya. permainan itupun laku di pasaran sehingga dibuatlah sebuah turnamen besar dengan ratusan player yang ikut di dalamnya. Namun, sesuatu terjadi ketika turnamen itu berlangsung...
ANSWER
675      412     6     
Short Story
Ketika rasa itu tak lagi ada....
Premium
Beauty Girl VS Smart Girl
9330      2551     30     
Inspirational
Terjadi perdebatan secara terus menerus membuat dua siswi populer di SMA Cakrawala harus bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling terbaik di antara mereka berdua Freya yang populer karena kecantikannya dan Aqila yang populer karena prestasinya Gue tantang Lo untuk ngalahin nilai gue Okeh Siapa takut Tapi gue juga harus tantang lo untuk ikut ajang kecantikan seperti gue Okeh No problem F...