Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Empat puluh dua - Anna) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Seumur hidup aku belum pernah melihat begitu banyak anjing di satu tempat! Tempat itu adalah toko hewan peliharaan yang juga menjual berbagai benda yang berhubungan dengan hewan peliharaan. Di tempat parkir mereka yang luas, ada begitu banyak bak plastik besar dan kecil dan banyak anjing dan pemilik mereka sedang mengantre. Sebuah spanduk besar bertuliskan “Mandi Gratis! Khusus untuk Anjing!” digantung di pintu masuk dan poster dan brosur produk Shampet tertempel di mana-mana.

              Justin memarkir mobilnya di dekat sana dan begitu kami memasuki tempat itu, seorang pria mendekati Justin.

              “Lancar?” tanya Justin.

              “Lancar, Pak. Lebih ramai dari yang kita perkirakan,” katanya.

              “Ini Anna, dari Goodlife. Anna, ini Didi, pengawasku,” kata Justin memperkenalkan diriku pada pegawainya.

              “Terima kasih sudah menyeponsori event ini, Bu,” katanya.

              “Te.. terima kasih kembali,” kataku walau aku tidak merasa patut menerima ucapan terima kasih itu karena aku bahkan tidak tau acara ini ada sampai setengah jam yang lalu.   “Sebelah sini, Pak,”kata pria itu, mengarahkan diriku dan Justin untuk mengikutinya. Ia menunjukkan sebuah tempat memandikan anjing lengkap dengan tub plastik, selang air, berbotol-botol Shampet dan tempat kecil berisi makanan anjing. Aku memandang Justin tidak percaya.

              “Kita mulai sekarang?” tanya Justin padaku.  Aku memandangnya tidak percaya.

              “Maksudmu... aku kau ajak ke sini untuk memandingkan anjing?” tanyaku.

              “Yah, lihat saja antrean panjang itu. Kita harus membantu, bukan?” tanyanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

              “Oh, kau sendiri juga akan membantu?” tanyaku sambil memandangi dirinya. Ia mengenakan kemeja designer yang kutahu pasti mahal. Dan ia tipe pria yang selalu membawa sapu tangan. Aku melihatnya mengeluarkannya beberapa kali untuk menyeka keningnya hari ini. Aku benar-benar tidak dapat membayangkan dirinya memandikan seekor anjing. Tapi ia sudah mulai menggulung lengan kemejanya.

              “Tentu saja. Mana mungkin aku akan membiarkan dirimu melakukan ini sendirian?” tanyanya. Dan ia tersenyum padaku seolah menantang apakah aku dapat melakukan hal ini. Tentu saja aku bisa. Anjing pertamaku kudapat saat aku berusia dua tahun. Dan suatu waktu bahkan pernah ada sembilan anjing yang dipelihara bersamaan di rumahku. Jadi aku oke-oke saja dengan semua anjing-anjing ini. “Jika ini ...terlalu berat untukmu, kau bisa menunggu di mobil,” katanya.

              “Panggilkan anjing pertama kami,” kataku pada Didi. Ia tersenyum dan melambai pada salah satu petugasnya. Tak lama kemudian seekor pug datang ke area kami. Pemiliknya seorang wanita paroh baya kurus mengenakan kacamata.

              “Loli agak pemalu,” katanya. Aku mengambil sebuah makanan anjing dari dalam tempatnya dan berlutut untuk membiarkan Loli makan dari tanganku. Setelah itu Loli membiarkan diriku menggaruk belakang telinganya. Aku bermain dengannya sebentar dan memberinya beberapa cemilan lagi. Sewaktu aku meraih selang air, ia sudah percaya padaku seolah aku adalah pemiliknya. Ia bahkan membiarkan pemiliknya menunggu di area tunggu supaya tidak ikut basah. Loli anjing yang mungil jadi aku sebenarnya tidak membutuhkan bantuan Justin. Tapi ia memaksa menuangkan Shampet.

              “Hanya ingin memastikan kau tidak menuang terlalu banyak. Kita tidak boleh membuang-buang barang berharga ini,” katanya seolah ia sedang memegang emas cair. Aku tertawa sambil memutar bola mataku.

              “Katamu tadi ini semua kedaluarsa,” kataku.

              “Kita berdua tahu bahwa shampo, sabun dan barang sejenisnya tidak pernah kedaluarsa,” katanya. Aku kaget dia tahu itu. Aku tentu tahu karena aku anak dari pemilik pabrik benda-benda ini. Peraturan memang memaksa kami menuliskan tanggal kedaluarsa demi melindungi konsumen. Tapi dia toh memang anak distributor benda-benda ini. Jadi memang harusnya dia tahu juga.

              Setelah Loli kami mendapatkan Bon, anjing labrador yang besarnya setengah diriku. Kali ini Justin sangat membantu. Dan setelah lima anjing lainnya, kami berdua basah kuyub. Tapi harus kuakui, sejak aku pulang, aku belum pernah sesenang ini, dan itu tadi kurun waktu terlama yang berlalu tanpa aku memikirkan Dayton.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Dear Kamu
3258      1008     6     
Inspirational
Kamu adalah pengganggu. Turbulensi dalam ketenangan. Pembuat onar dalam kedamaian. Meski begitu, kamu adalah yang paling dirindukan. Dan saat kamu pergi, kamulah yang akhirnya yang paling aku kenang. Dear kamu, siapapun kamu. Terimalah teriakanku ini. Aku kangen, tahu!
PENTAS
971      593     0     
Romance
Genang baru saja divonis kanker lalu bertemu Alia, anak dokter spesialis kanker. Genang ketua ekskul seni peran dan Alia sangat ingin mengenal dunia seni peran. Mereka bertemu persis seperti yang Aliando katakan, "Yang ada diantara pertemuan perempuan dan laki-laki adalah rencana Tuhan".
Lily
1184      554     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
ARSELA: Perjodohan si Syar'i dan Ketua Geng Motor
103      96     3     
Romance
Memiliki hutang budi dengan keluarga Dharmendra, Eira mau tidak mau menyetujui perjodohan dengan putra sulung keluarga itu, Arsel, seorang ketua geng motor tersohor di kampusnya.
Lantunan Ayat Cinta Azra
5968      1131     3     
Romance
Lantunan Ayat Cinta Azra adalah kisah perjalanan hidup seorang hafidzah yang dilema dalam menentukan pilihan hatinya. Lamaran dari dua insan terbaik dari Allah membuatnya begitu bingung. Antara Azmi Seorang hafidz yang sukses dalam berbisnis dan Zakky sepupunya yang juga merupakan seorang hafidz pemilik pesantren yang terkenal. Siapakah diantara mereka yang akan Azra pilih? Azmi atau Zakky? Mung...
That Devil, I Love
3014      1253     0     
Romance
Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi Airin daripada dibenci oleh seseorang yang sangat dicintainya. Sembilan tahun lebih ia memendam rasa cinta, namun hanya dibalas dengan hinaan setiap harinya. Airin lelah, ia ingin melupakan cinta masalalunya. Seseorang yang tak disangka kemudian hadir dan menawarkan diri untuk membantu Airin melupakan cinta masa lalunya. Lalu apa yang akan dilakukan Airin ? B...
Unlosing You
303      209     4     
Romance
... Naas nya, Kiran harus menerima keputusan guru untuk duduk sebangku dengan Aldo--cowok dingin itu. Lambat laun menjalin persahabatan, membuat Kiran sadar bahwa dia terus penasaran dengan cerita tentang Aldo dan tercebur ke dalam lubang perasaan di antara mereka. Bisakah Kiran melepaskannya?
Selepas patah
123      104     0     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
Perhaps It Never Will
3819      1312     0     
Romance
Hayley Lexington, aktor cantik yang karirnya sedang melejit, terpaksa harus mengasingkan diri ke pedesaan Inggris yang jauh dari hiruk pikuk kota New York karena skandal yang dibuat oleh mantan pacarnya. Demi terhindar dari pertanyaan-pertanyaan menyakitkan publik dan masa depan karirnya, ia rela membuat dirinya sendiri tak terlihat. William Morrison sama sekali tidak pernah berniat untuk kem...
HEARTBURN
349      254     2     
Romance
Mencintai seseorang dengan rentang usia tiga belas tahun, tidak menyurutkan Rania untuk tetap pada pilihannya. Di tengah keramaian, dia berdiri di paling belakang, menundukkan kepala dari wajah-wajah penuh penghakiman. Dada bergemuruh dan tangan bergetar. Rawa menggenang di pelupuk mata. Tapi, tidak, cinta tetap aman di sudut paling dalam. Dia meyakini itu. Cinta tidak mungkin salah. Ini hanya...