Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Empat puluh satu - Justin) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Aku tidak sengaja tahu bahwa si pencuri monyet sedang melewatkan liburan musim panasnya di Jakarta. Ya, betul! Si pencuri monyet yang itu! Yang dulu mencuri boneka monyetku waktu aku kecil. Yah, lagi-lagi memang aku yang memberikan boneka itu padanya. Tapi saat itu aku memang tidak punya pilihan, bukan? Jadi aku sedang berbicara di telpon dengan Amos tentang pengiriman sabun Goodlife yang harusnya dikirim minggu lalu, kemudian ia memintaku untuk menunggu sebentar karena dia harus berbicara dengan seseorang yang masuk ke ruangan kantornya. Aku memang hanya mendengar suara itu samar-samar, tapi aku tahu itu dia. Jangan tanya bagaimana aku bisa tahu. Aku tahu saja.

              “Maaf kita jadi terpotong,” kata Amos.

              “Nggak apa. Kalo itu penting, aku bisa telpon lagi nanti,” kataku, mencoba mengorek lebih banyak informasi darinya.

              “Oh tidak apa. Itu tadi hanya adikku, Anna. Kau pernah bertemu dengannya ...”

              “Tahun lalu di kantormu,” kataku menyelesaikan kalimat Amos.

              “Ya, benar,” katanya.

              “Dia sedang liburan musim panas ya?” tanyaku.

              “Iya. Tapi dia tidak seperti orang yang sedang iburan,” katanya.

              “Maksudmu?”

              “Sedih, ngambekan, tak tahu lah,” katanya.

              “Dia bilang kenapa?” tanyaku.

              “Urusan cowok. Panjang ceritanya. Aku tidak mau membuatmu bosan,” katanya.

              “Dia kuliah di Foothil, bukan?” tanyaku.

              “Dia sudah transfer ke SCU sekarang. Tapi ya, dia tadinya di Foothill,” katanya.

              “Boleh aku minta nomor ponselnya? Adik temanku ada yang sedang galau antara Foothill atau De Anza,” kataku. Tentu saja ini hanya bikin-bikinanku. Tidak ada yang sedang galau.

“Hm... dua itu memang kolese yang banyak disukai di California utara,” katanya.

“Ya. Mungkin dia bisa tanya pendapat Anna?” tanyaku. Amos percaya dan ia memberikan nomor Anna padaku.

 

              Waktu aku menjemput Anna seminggu kemudian – aku tidak langsung menghubunginya karena aku perlu merencanakan sesuatu dulu – dia bukan gadis penuh kehidupan yang kuingat. Kilat matanya sudah hilang, langkah ringannya tidak ada dan ia tidak tersenyum barang sekalipun selama perjalanan ke restoran. Dan fakta bahwa aku begitu sedih melihatnya seperti ini mengejutkan diriku sendiri. Kenapa aku begitu ingin melihatnya tersenyum?

              Di restoran dia memandang menu seolah lembaran itu hanyalah lembaran koran lama yang lusuh. Dan waktu aku bilang aku baru dikabari bahwa temanku dan adiknya tidak jadi bisa datang karena ada acara mendadak – yah, memang sebenarnya tidak ada teman dan adik yang akan bergabung, tapi dia tentu tidak tahu itu – ia hanya mengangkat bahu seolah apapun yang terjadi di dunia sekitarnya tidak menarik perhatiannya lagi. Aku bertanya tentang Foothill, apakah ia menyukainya, kelas apa yang paling disukainya dan lainnya sambil berpura-pura bahwa aku akan menyampaikan informasi itu ke temanku dan adiknya yang tidak benar-benar ada itu. Ia berusaha menjawab dengan lengkap tapi dapat kulihat bahwa pikirannya tidak ada di sini. Setelah makan aku seharusnya mengantarnya pulang. Tapi aku tentu punya rencana lain.

              “Anna, aku perlu mampir untuk mengamati satu acara kantor. Di dekat sini. Apakah kau keberatan?”tanyaku seraya mobil yang kusetir meninggalkan lapangan parkir restoran.

              “Tidak,”katanya sambil memandang ke luar jendela seolah aku sama pentingnya dengan daun kering yang tergeletak di jalanan.

              “Acara ini sebenarnya tentang salah satu produkmu,” kataku.

              “Maksudmu?” tanyanya sambil memandangku. Paling tidak sekarang aku lebih penting daripada daun kering menyedihkan tadi.

              “Kau tahu Shampet, shampo anjing produksi pabrik papamu?” tanyaku. Ia mengangguk.

              “Kata Amos itu tidak laku,” katanya.

              “Karena itu aku punya banyak yang sudah kedaluwarsa di gudang,” kataku. Perusahaan distribusi papaku mendistribusikan Shampet dan produk Goodlife lain yang diproduksi di pabrik papa Anna.

              “Oh, maaf,” katanya.

              “Tidak perlu minta maaf. Amos sudah memberi refund. Dan yang sebenarnya, aku menemukan cara untuk menggunakannya,” kataku.

              “Untuk apa?”tanyanya.

              “Nanti kau lihat saja!” kataku. Dan ia memandangku terbelalak seolah aku teka-teki yang sedang ingin dipecahkannya. Dan tiba-tiba aku jadi lebih penting dari semua yang ada di jalanan! Dan jantungku mengejutkanku dengan berdetak lebih cepat.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Po(Fyuh)Ler
786      412     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Call Me if U Dare
3469      1167     1     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
Bilang Pada Lou, Aku Ingin Dia Mati
892      480     4     
Horror
Lou harus mati. Pokoknya Lou harus mati. Kalo bisa secepatnya!! Aku benci Lou Gara-gara Lou, aku dikucilkan Gara-gara Lou, aku dianggap sampah Gara-gara Lou, aku gagal Gara-gara Lou, aku depression Gara-gara Lou, aku nyaris bunuh diri Semua gara-gara Lou. Dan... Doaku cuma satu: Aku Ingin Lou mati dengan cara mengenaskan; kelindas truk, dibacok orang, terkena peluru nyasar, ketimp...
Lily
1184      554     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
Bukan Bidadari Impian
71      57     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
4675      1718     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Behind The Scene
1170      484     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
DELUSION
4025      1403     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
Little Spoiler
874      540     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Arloji Antik
334      201     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.