Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Enam belas - Anna) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Aku memenangkan kompetisi itu! Hanya pemenang ketiga, tapi tetap saja aku begitu gembira. Dan percaya atau tidak, dan mungkin ini terdengar menyedihkan, aku gembira bukan sepenuhnya karena aku menang, tapi karena sekarang aku jadi punya alasan untuk menemui Prof. Lee. Tentunya aku harus memberitahu dirinya bahwa aku menang, bukan? Tidak, ajakan minum kopi itu tidak pernah terlontar lagi walaupun aku sudah menanti-nantikannya sejak awal semester gugur ini. Dan yang sesungguhnya, selain beberapa anggukan yang dapat dihitung dengan jari di satu tangan, tidak ada komunikasi lain di antara kita. Dan itu mengecewakanku karena bukankah email terakhirnya itu sarat akan janji? Atau mungkin itu hanya hayalanku semata. Dan aku terus mencoba berpikir sambil membaca ulang emailku padanya untuk mencari apakah ada yang kutulis yang mungkin bisa menyinggung perasaannya. Rasanya tidak ada. Jadi entah apa yang membuatnya kembali menunjukkan ketidak peduliannya padakku. Apalagi mengingat dia sempat minta maaf atas hal itu di emailnya.

              Tapi pastinya dia berhak mendengar berita ini, bukan? Yah, dia memang bisa saja membacanya sendiri di situs UC tapi aku merasa sudah sepatutnya aku menyampaikan berita ini sendiri sambil sekali lagi berterima kasih padanya. Ini jelas akan meningkatkan kemungkinanku diterima di UC Berkeley tahun depan. Jadi di sinilah diriku, mengantre di depan kantornya pada jam kantornya. Setiap kali ada murid yang datang untuk mengantre, aku memberikan posisiku dan aku pindah ke buntut barisan. Itu kulakukan supaya aku jadi murid terakhir yang harus ditemuinya. Dengan begitu, aku tidak harus buru-buru.  Tapi mungkin ada alasan lain kenapa aku melakukannya. Mungkin aku tidak benar-benar siap untuk bertemu dengannya. Mungkin aku sebenarnya berharap waktu akan habis dan aku tidak usah menemuinya hari ini. Karena saat ia berjalan di sisi lain lorong dan tidak melihatku, mudah untuk mengatakan pada diriku sendiri bahwa dia sedang sibuk atau sedang terburu-buru. Tapi apa yang harus kukatakan pada diriku sendiri bila ia berdiri di hadapanku sambil memandang menembus diriku seolah aku tidak ada di sana, seolah aku tidak berarti apa-apa?

              Ada dua murid lagi di depanku dan sudah tidak ada lagi murid yang datang. Aku memandang jam tanganku. Jam kantornya masih tersisa dua puluh menit.  Jika yang di dalam memerlukan lima menit lagi, dan kedua murid di depanku masing-masing memerlukan sepuluh menit, tidak akan tersisa waktu bagiku. Tapi tidak perlu waktu satu menit untuk mengatakan, “Hai, Prof, hanya ingin memberitahumu bahwa aku dapat juara  ketiga. Terima kasih! Apakah aku boleh mentraktirmu kopi?” Tujuh detik tepat. Aku tahu karena aku sudah berlatih. Banyak kali. Dan aku bahkan menggunakan stop watch. Dan sekarang kita tahu satu lagi alasan kenapa aku perlu jadi yang terakhir pada antrean ini. Karena jika masih ada murid lain yang menunggu, tentu saja dia akan menolak.

              Murid yang di dalam keluar. Murid di depan antrean masuk. Hanya tinggal satu orang lagi di depanku. Aku melihat jam pada dinding. Sisa dua belas menit lagi. Bagaimana jika Prof. Lee tidak senang aku datang? Bagaimana jika ia bilang tidak? Karena jika ia memang benar-benar ingin minum kopi denganku, tentunya dia sudah mengajak sejak kapan-kapan, bukan? Dan apa artinya itu?  Murid yang berada di dalam keluar. Murid yang berada di depanku masuk ke dalam.  Setelah ini giliranku. Aku panik. Aku mencoba melatih kalimatku lagi. Tapi aku bahkan tidak dapat membisikkan kata pertama. Dan mungkin aku memang pengecut. Karena begitu murid yang baru keluar itu lewat di sampingku, aku memutar tubuhku untuk mengikutinya berjalan keluar gedung.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Dear Kamu
3258      1008     6     
Inspirational
Kamu adalah pengganggu. Turbulensi dalam ketenangan. Pembuat onar dalam kedamaian. Meski begitu, kamu adalah yang paling dirindukan. Dan saat kamu pergi, kamulah yang akhirnya yang paling aku kenang. Dear kamu, siapapun kamu. Terimalah teriakanku ini. Aku kangen, tahu!
PENTAS
971      593     0     
Romance
Genang baru saja divonis kanker lalu bertemu Alia, anak dokter spesialis kanker. Genang ketua ekskul seni peran dan Alia sangat ingin mengenal dunia seni peran. Mereka bertemu persis seperti yang Aliando katakan, "Yang ada diantara pertemuan perempuan dan laki-laki adalah rencana Tuhan".
Lily
1184      554     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
ARSELA: Perjodohan si Syar'i dan Ketua Geng Motor
103      96     3     
Romance
Memiliki hutang budi dengan keluarga Dharmendra, Eira mau tidak mau menyetujui perjodohan dengan putra sulung keluarga itu, Arsel, seorang ketua geng motor tersohor di kampusnya.
Lantunan Ayat Cinta Azra
5968      1131     3     
Romance
Lantunan Ayat Cinta Azra adalah kisah perjalanan hidup seorang hafidzah yang dilema dalam menentukan pilihan hatinya. Lamaran dari dua insan terbaik dari Allah membuatnya begitu bingung. Antara Azmi Seorang hafidz yang sukses dalam berbisnis dan Zakky sepupunya yang juga merupakan seorang hafidz pemilik pesantren yang terkenal. Siapakah diantara mereka yang akan Azra pilih? Azmi atau Zakky? Mung...
That Devil, I Love
3014      1253     0     
Romance
Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi Airin daripada dibenci oleh seseorang yang sangat dicintainya. Sembilan tahun lebih ia memendam rasa cinta, namun hanya dibalas dengan hinaan setiap harinya. Airin lelah, ia ingin melupakan cinta masalalunya. Seseorang yang tak disangka kemudian hadir dan menawarkan diri untuk membantu Airin melupakan cinta masa lalunya. Lalu apa yang akan dilakukan Airin ? B...
Unlosing You
303      209     4     
Romance
... Naas nya, Kiran harus menerima keputusan guru untuk duduk sebangku dengan Aldo--cowok dingin itu. Lambat laun menjalin persahabatan, membuat Kiran sadar bahwa dia terus penasaran dengan cerita tentang Aldo dan tercebur ke dalam lubang perasaan di antara mereka. Bisakah Kiran melepaskannya?
Selepas patah
123      104     0     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
Perhaps It Never Will
3819      1312     0     
Romance
Hayley Lexington, aktor cantik yang karirnya sedang melejit, terpaksa harus mengasingkan diri ke pedesaan Inggris yang jauh dari hiruk pikuk kota New York karena skandal yang dibuat oleh mantan pacarnya. Demi terhindar dari pertanyaan-pertanyaan menyakitkan publik dan masa depan karirnya, ia rela membuat dirinya sendiri tak terlihat. William Morrison sama sekali tidak pernah berniat untuk kem...
HEARTBURN
349      254     2     
Romance
Mencintai seseorang dengan rentang usia tiga belas tahun, tidak menyurutkan Rania untuk tetap pada pilihannya. Di tengah keramaian, dia berdiri di paling belakang, menundukkan kepala dari wajah-wajah penuh penghakiman. Dada bergemuruh dan tangan bergetar. Rawa menggenang di pelupuk mata. Tapi, tidak, cinta tetap aman di sudut paling dalam. Dia meyakini itu. Cinta tidak mungkin salah. Ini hanya...