Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

 

              Bekerja di perusahaan papa ternyata amat memusingkan. Pemasok-pemasoknya harus terus diamati dengan kaca pembesar untuk memastikan mereka tidak memberikan barang bermutu rendah atau memberi harga yang tidak masuk akal. Distributor sama juga. Berurusan dengan mereka itu sama seperti berurusan dengan anjing-anjing herder yang mesti dipegang erat-erat talinya karena jika tidak, ada kemungkinan anjing itu kabur atau malah menggigit kita. Amos harus mempekerjakan pengacara ketika berurusan dengan salah satu distributor yang berhenti dan tidak mau membayar hutang. Dan urusan operasional pabrik juga tidak kalah membuat pusing karena menyangkut proses rumit dan barang-barang dengan tanggal kedaluarsa. Belum lagi sebagian kepala divisi di sini lebih memikirkan bagaimana cara tampil hebat di depan papa daripada mengusahakan kemajuan perusahaan. Dan semua ini membuatku berpikir dua kali tentang apakah aku memang cocok mengambil jurusan bisnis. Mungkin dengan berjalannya waktu, aku akan biasa dengan semuanya ini. Dan lagi, selama aku dan Amos tumbuh besar, mengambil jurusan lain tidak pernah merupakan pilihan seolah tidak ada jurusan lain selain jurusan bisnis.

              Amos berbeda. Sangat terlihat dia menyukai semuanya tentang perusahaan ini. Langkahnya penuh semangat, ia menyapa dan tersenyum pada seluruh karyawan. Ia bahkan hafal nama semua petugas sekuriti. Ia begitu nyaman di pabrik seolah itu adalah taman bermain masa kecilnya. Ia pandai mengambil hati pemasok dan distributor karena ia memang selalu membina hubungan di dalam maupun di luar jam kantor sehingga semua orang-orang itu merasa diperhatikan. Bagi Amos, perusahaan ini sekaligus adalah pekerjaan dan juga hobi yang menakjubkan. Aku beruntung sekali ada dia yang lahir enam tahun lebih dulu. Karena dia, beban memimpin perusahaan tidak pernah tertumpu di pundakku dan aku dapat dengan mudah berteduh pada bayangannya. Aku senang sekali menjadi adik perempuannya.

              “Aku akan bertemu dengan konsultan pajak. Kau mau ikut?” tanya Amos saat kami berdua berjalan memasuki gedung kantor bertingkat sepuluh milik papa ini.

              “Hm.... aku ngumpet di kantormu saja ah. Aku perlu memeriksa email. Kemarin malam koneksi internet di rumah mati lagi,” kataku. Amos memutar bola matanya. Tapi ia tersenyum sambil mengangguk dan membiarkanku memonopoli ruang kerjanya.

              Aku menyalakan laptopku. Saat aku melihat ada sebuah email dari Prof Lee, hatiku melompat.

 

Dari: Dayton.lee@foothill.edu

Kepada: Anna.k.2000@gmail.com

Anna,

Apa kabar?

Aku hanya ingin minta maaf atas perilakuku di akhir semester kemarin. Aku sama sekali tidak ramah dan jika kau merasa aku seperti tidak peduli, tolong maafkan. Ada hal-hal yang mengganggu pikiranku jadi aku bukan diriku sendiri.

Semoga kau sedang menikmati liburan musim  panas ini. Apakah kau sempat bertemu untuk minum kopi? Mungkin kau bisa menunjukkan padaku semua yang kau kirimkan untuk kompetisi UC kemarin, atau kita bisa melihat-lihat beberapa kesempatan beasiswa yang dapat kau coba. Kutunggu kabarmu.

 

Dayton

NB: Aku baru sadar aku tidak punya nomor ponselmu. Nomorku: 669 291 9861

 

              Aku membaca email itu berulang kali seolah tidak percaya email itu nyata sampai aku sudah menghafalnya. Tak bisa dipungkiri, kedatangan email itu mengagetkanku. Dan itu bukan karena aku tidak sedang memikirkannya tapi justru karena sebenarnya, aku tengah memikirkan dirinya. Apakah alam semesta sedang mengamatiku? Jika kau terus memikirkan seseorang, apakah alam semesta lalu akan mengirimkan pesan kepadanya? Aku membaca email itu sekali lagi. Apakah Prof. Lee mengajakku berkencan? Tentu saja tidak, ia hanya ingin membantu, bukan? Tapi tetap saja ini adalah ajakan untuk bertemu! Dan bahkan jika saat itu Amos menerjang masuk untuk memberitahu bahwa separuh distributor kami telah kabur tanpa membayar, dan jika manager supply chain menemukan bahwa ada 25,000 batang sabun yang akan kedaluarsa bulan depan, dan bahkan bila petugas keamaan meneriakkan api, aku tahu aku akan tetap diam di tempat ini. Karena ada email yang harus kubalas.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Dialog Tanpa Kata
16589      4345     19     
Romance
Rasi mencintai Sea dalam diam Hingga suatu hari Sea malah dinikahi oleh Nolan kakak dari Rasi Namun pernikahan Sea dan Nolan yang terlihat aneh Membuat Rasi bebas masuk ke kehidupan Sea Bahkan selalu menjadi orang pertama saat Sea membutuhkan bantuan Akankah Sea berpaling pada Rasi atau lagilagi perasaan Rasi hanya sebuah dialog dalam hati yang tak akan pernah terucap lewat kata Sea pada Rasi Ras...
Pieces of Word
2619      917     4     
Inspirational
Hanya serangkaian kata yang terhubung karena dibunuh waktu dan kesendirian berkepanjangan. I hope you like it, guys! 😊🤗
Te Amo
453      309     4     
Short Story
Kita pernah saling merasakan titik jenuh, namun percayalah bahwa aku memperjuangkanmu agar harapan kita menjadi nyata. Satu untuk selamanya, cukup kamu untuk saya. Kita hadapi bersama-sama karena aku mencintaimu. Te Amo.
Kyna X Faye
4302      1252     2     
Romance
Keiko Kyna adalah seorang gadis muda pemilik toko bunga. Masa lalu yang kelam telah membuat gadis itu menjauhi dunia keramaian dan segala pergaulan. Namun siapa sangka, gadis pendiam itu ternyata adalah seorang penulis novel terkenal dengan nama pena Faye. Faye sama sekali tak pernah mau dipublikasikan apa pun tentang dirinya, termasuk foto dan data pribadinya Namun ketika Kenzie Alcander, seo...
Love Rain
20757      2782     4     
Romance
Selama menjadi karyawati di toko CD sekitar Myeong-dong, hanya ada satu hal yang tak Han Yuna suka: bila sedang hujan. Berkat hujan, pekerjaannya yang bisa dilakukan hanya sekejap saja, dapat menjadi berkali-kali lipat. Seperti menyusun kembali CD yang telah diletak ke sembarang tempat oleh para pengunjung dadakan, atau mengepel lantai setiap kali jejak basah itu muncul dalam waktu berdekatan. ...
SORRY
21167      3237     11     
Romance
Masa SMA adalah masa yang harus dipergunakan Aluna agar waktunya tidak terbuang sia-sia. Dan mempunyai 3 (tiga) sahabat cowok yang super duper ganteng, baik, humoris nyatanya belum untuk terbilang cukup aman. Buktinya dia malah baper sama Kale, salah satu cowok di antara mereka. Hatinya tidak benar-benar aman. Sayangnya, Kale itu lagi bucin-bucinnya sama cewek yang bernama Venya, musuh bebuyutan...
Waiting
1728      1280     4     
Short Story
Maukah kamu menungguku? -Tobi
Untitled
507      290     0     
Romance
This story has deleted.
Meet You After Wound
269      225     0     
Romance
"Hesa, lihatlah aku juga."
Nadine
5794      1554     4     
Romance
Saat suara tak mampu lagi didengar. Saat kata yang terucap tak lagi bermakna. Dan saat semuanya sudah tak lagi sama. Akankah kisah kita tetap berjalan seperti yang selalu diharapkan? Tentang Fauzan yang pernah kehilangan. Tentang Nadin yang pernah terluka. Tentang Abi yang berusaha menggapai. dan Tentang Kara yang berada di antara mereka. Masih adakah namaku di dalam hatimu? atau Mas...