Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lullaby Untuk Lisa
MENU
About Us  

“Sudah sampai,” ucap Tirta ketika motor yang membawa mereka berhenti tepat di depan gerbang sekolah Lisa. “Wah, sekolah kamu ternyata luas juga, ya?” Sejujurnya ini pertama kali bagi Tirta mengantar Lisa ke sekolah dan melihat langsung gedung SMA tempat Lisa bersekolah selama dua bulan belakangan. Soalnya, sejak ia duduk di kelas tiga dirinya jadi super sibuk.

“Ngejek, ya? Tahu, deh, yang sekolah di salah satu dari sepuluh sekolah ter-dabest se-Indonesia Raya,” balas Lisa sarkas. Ia kemudian turun dari motor Tirta sambil cemberut, sementara Tirta terbahak-bahak.

“Terima kasihnya mana?”

“Nggak ada!”

“Oke, kalau gitu kakak berangkat dulu, ya," pamit Tirta sambil menyalakan kembali motornya.

Lisa menggumam sebagai jawaban dan diam saja ketika Tirta pergi meninggalkannya. Namun, detik berikutnya ia tersenyum simpul. Well, tidak buruk juga sekolah diantar oleh Tirta. Selain bisa menghemat pengeluaran, ia juga bisa sampai di sekolah lebih cepat.

Di perjalanan menuju kelas, Lisa mendadak merasa kalau ada banyak pasang mata yang memperhatikannya. Bukannya dia besar kepala atau apa, dia cuma bisa menebak mengapa dari tadi menjadi objek perhatian. Siapa yang tidak kaget ketika melihat seorang siswa dari sekolah elit mengantar siswi dari sekolah swasta biasa? Apalagi tadi sempat terjadi adegan mirip sinetron yang terjadi antara dirinya dan Tirta.

Lisa tertawa sombong dalam hati. Dia sih sebenarnya tidak masalah. Toh, dia sudah biasa menerima afeksi dari Tirta—yang kalau boleh jujur—sedikit berlebihan. Setibanya di kelas, Lisa yang baru saja meletakkan tasnya langsung diserbu oleh jeritan Rika.

“Itu tadi siapa yang antar lo ke sekolah, Lisa?!”

Lisa sambil tersenyum pongah. “Kak Tirta.”

“Hah, Kak Tirta? Kak Tirta yang sering lo ceritain itu?!” seru Rika antusias. “Ih, kok ganteng banget, sih? Lebih ganteng aslinya dari pada di foto.”

“Oh, iya, dong,” sambar Lisa belagu. Rika memang baru pertama kali melihat Tirta secara langsung. Ini dikarenakan gadis berambut ikal itu baru dua bulan berteman dengannya. Coba kalau ia mengenal Lisa lebih lama, mungkin Rika bakal terbiasa melihat kegantengan wajah Tirta, seperti dirinya. Ya, meski harus diakui terkadang ia juga masih merasa grogi jika bersitatap dengannya, sih. Hahaha ...

Rika tiba-tiba bergelayut di pundak Lisa sambil cengar-cengir. “Kapan-kapan kenalin gue sama Kak Tirta, yaaa.”

“Hmm ... gimana, ya.” Lisa sengaja berpikir lama.

Karena tak mendapat jawaban yang memuaskan, Rika memukul pundak teman semejanya itu. “Ah, nggak asyik, lo!” serunya sebal. Tadinya ia ingin keluar kelas untuk jajan. Mumpung belum masuk, pikirnya. Akan tetapi, ketika ia mendapati sesuatu berwarna putih mengintip dari balik helaian poni Lisa, ia pun tak jadi pergi dari tempat duduknya. “Lisa itu apa?”

“Itu, apa?” Lisa yang tengah sibuk mengeluarkan buku pelajaran pertama pun menghentikan kegiatannya.

“Itu, plester di jidat lo.” Rika menunjuk dahi Lisa. Karena penasaran, ia pun langsung menyingkap poni temannya itu. “Lisa, jidat lo kenapa?!”

Lisa terpaksa menutup telinganya karena suara Rika sukses membuat telinganya berdenging. “Tenang, Sist. Gue cuma jatuh dari tangga.”

“Tapi lo nggak apa-apa, kan?”

“Kalau gue ada di sini dan nggak dirawat, berarti gue nggak apa-apa, dong?”

Rika mengembuskan napas lega. “Syukur, deh. Kayaknya beneran kata novel, orang pandir emang nggak gampang sakit.”

Pandir? Dahi Lisa berkerut, sejujurnya dia tak mengerti kata itu, tapi ketika melihat wajah kekhawatiran Rika yang terlihat sangat tulus membuat Lisa percaya. Ia pun menganggap bahwa Rika sedang memujinya.

“Eh, by the way, gue bingung sama lo, deh.”

“Bingung kenapa, sih?” tanya Lisa geregetan karena lagi-lagi kegiatannya tertunda karena ocehan random Rika.

“Kak Tirta, kan, ganteng banget. Lo dari mana kenal dia? Lo sama dia itu beda, bagai berlian sama remahan rengginang, lah.”

“Eh, sembarangan!” Lisa membanting kotak pensilnya. “Begini-begini gue itu salah satu keluarga dekatnya, tahu! Gue itu sudah dianggap sebagai adiknya sendiri,” serunya sambil menahan dongkol. “Ya, walau secara teknis, alasan kita berdua jadi keluarga karena ibu gue itu teman dekat papi tirinya Kak Tirta, sih.”

Rika seketika menutup mulutnya dengan tangan. “Papi tiri?” tanyanya tak percaya.

Lisa meringis. Ia jadi merasa bersalah karena dirinya kelepasan bicara. “Ya ... begitu. Setahu gue, almarhumah mamanya Kak Tirta menikah lagi sama papinya yang sekarang waktu Kak Tirta masih balita.”

Raut muka Rika seketika berubah. “Ya, ampun, ibunya Kak Tirta sudah meninggal? Gue turut berduka.”

Lisa mengibaskan tangannya santai. “Nggak apa-apa, kejadiannya sudah lama banget. Sembilan tahun yang lalu kalau gue nggak salah ingat.”

Rika mengangguk-angguk tanda mengerti. “Terus, lo kok bisa tahan cuma jadi adek-adekannya dia?” cetusnya tanpa tedeng aling-aling. “Nggak berminat buat bikin Kak Tirta jadi cowok lo? Secara, ibu lo sama papinya Kak Tirta itu temen dekat dan kalian nggak ada hubungan darah. Sah-sah aja, kan?”

Mendengar pertanyaan Rika, Lisa tiba-tiba tertawa.

“Kenapa?” Rika memandang bingung.

“Gue yang pengin begitu, sih. Soalnya, dulu gue iri banget sama anak-anak tetangga yang punya kakak, sementara gue nggak punya.”

Jangankan kakak, bapak pun gue nggak punya. Tadinya Lisa ingin menambahkan kalimat itu. Namun, jadinya bakal terkesan too much information.

“Aduh, kepandiran lo emang udah sampai DNA!” Rika berseru sewot. Dia nyaris saja memukul kepala temannya itu kalau dia tidak ingat Lisa sekarang sedang terluka.

“Sebentar, pandir itu apaan, sih? Perasaa dari tadi lo sebut-sebut kata itu terus.” Lisa sambil mengerutkan dahi. Lama-lama dia penasaran juga.

“Cari sendiri aja sana!” Rika mendengkus. Ia pun kembali memainkan video Youtube yang sejak kedatangan Lisa tadi sempat ia matikan.

Lisa melirik penasaran, lalu melongok. “Lo lihat video apa, sih?” Setelah tahu video apa itu, ia kembali duduk dengan benar. “Ih, buat apa, sih, lihat-lihat video orang nyanyi lagu cover aja sampai ileran begitu? Jijik banget tahu.”

Rika memukul lengan Lisa. “Eh, enak aja, ya! Ini bukan video orang nyanyi biasa. Ini tuh videonya Zia! Lagi viral ini cowok.”

“Oh.” Lisa manggut-manggut, pura-pura paham. Sebab, kalau ia meladeni ocehan Rika, obrolannya bakal jadi panjang. Dia jadi ingat ketika Rika menceritakan tukang gado-gado yang mendadak viral karena cantik. Selama tiga hari penuh menceritakan kisah keviralan mbak-mbak penjual gado-gado itu sampai kupingnya panas.

“Ih, kok, cuma 'oh' doang? Tanya apa kek, atau minimal lo penasaran sama videonya!?” seru Rika sambil menahan kesal. Ia kemudian memutuskan untuk jajan. Sepertinya dia tidak peduli kalau sebentar lagi bel masuk berbunyi.

“Lo kenapa sewot sama gue?” Lisa bingung sendiri. Ya, masa bodoh, lah. Ia lantas mengeluarkan peralatan sekolahnya. Dia mendadak jadi teringat dengan sebuah kata yang baru didengarnya dari Rika tadi. Karena penasaran tapi malas mencarinya sendiri, gadis itu pun memutuskan bertanya pada Tirta.

Di lain tempat, Tirta yang baru sampai di kelas langsung terbahak-bahak setelah membaca pesan dari Lisa. Dengan cepat pemuda itu mengirimkan balasan berisi pengertian dari kata yang ditanyakan oleh Lisa tadi.

Bro, are you okay?”  tanya salah satu teman Tirta yang kaget karena Tirta mendadak bertingkah seperti orang kesurupan.

“Well, I’m good.” balas Tirta sambil berusaha meredam tawa. Setelah bisa mengendalikan diri, pemuda itu kemudian melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Laptop beserta drawing tablet sudah siap di atas meja. Pokoknya, hari ini ia harus bisa menyelesaikan tugas desainnya dari tempat kursus.

Sayangnya, baru semenit ia menggambar, pikirannya tiba-tiba menolak untuk fokus. Pena dari drawing tablet miliknya pun terabaikan lantaran ia kembali teringat dengan majalah berbahasa Inggris yang ayahnya berikan untuk Mama Nina. Sebelum memberikan majalah itu, jujur saja, Tirta sempat membacanya sebentar.

Dengan perasaan tak karuan Tirta mengetikkan sebuah nama di mesin pencarian internet.

Richard Vroom

Muncul beberapa gambar seorang musisi priayang memiliki fitur wajah asia tenggara, juga situs-situs yang memuat berita pernikahan pria itu dengan seorang make-up artist berkebangsaan Irlandia pada halaman pertama. Amarah seketika memenuhi rongga dada. Ia benar-benar tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Lisa jika ia melihat berita ini?

“Lisa,” gumamnya gusar.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Heliofili
2821      1222     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
(Un)Dead
888      461     0     
Fan Fiction
"Wanita itu tidak mati biarpun ususnya terburai dan pria tadi一yang tubuhnya dilalap api一juga seperti itu," tukas Taehyung. Jungkook mengangguk setuju. "Mereka seperti tidak mereka sakit. Dan anehnya lagi, kenapa mereka mencoba menyerang kita?" "Oh ya ampun," kata Taehyung, seperti baru menyadari sesuatu. "Kalau dugaanku benar, maka kita sedang dalam bahaya besar." "...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
7546      1685     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
A CHANCE
2034      898     1     
Romance
Nikah, yuk!" "Uhuk...Uhuk!" Leon tersedak minumannya sendiri. Retina hitamnya menatap tak percaya ke arah Caca. Nikah? Apa semudah itu dia mengajak orang untuk menikah? Leon melirik arlojinya, belum satu jam semenjak takdir mempertemukan mereka, tapi gadis di depannya ini sudah mengajaknya untuk menikah. "Benar-benar gila!" 📌📌📌 Menikah adalah bukti dari suatu kata cinta, men...
After Feeling
6165      1947     1     
Romance
Kanaya stres berat. Kehidupannya kacau gara-gara utang mantan ayah tirinya dan pinjaman online. Suatu malam, dia memutuskan untuk bunuh diri. Uang yang baru saja ia pinjam malah lenyap karena sebuah aplikasi penipuan. Saat dia sibuk berkutat dengan pikirannya, seorang pemuda misterius, Vincent Agnito tiba-tiba muncul, terlebih dia menggenggam sebilah pisau di tangannya lalu berkata ingin membunuh...
RUMIT
6962      1973     53     
Romance
Sebuah Novel yang menceritakan perjalanan seorang remaja bernama Azfar. Kisahnya dimulai saat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang menimpa kota Palu, Sigi, dan Donggala pada 28 September 2018. Dari bencana itu, Azfar berkenalan dengan seorang relawan berparas cantik bernama Aya Sofia, yang kemudian akan menjadi sahabat baiknya. Namun, persahabatan mereka justru menimbulkan rasa baru d...
KILLOVE
4810      1458     0     
Action
Karena hutang yang menumpuk dari mendiang ayahnya dan demi kehidupan ibu dan adik perempuannya, ia rela menjadi mainan dari seorang mafia gila. 2 tahun yang telah ia lewati bagai neraka baginya, satu-satunya harapan ia untuk terus hidup adalah keluarganya. Berpikir bahwa ibu dan adiknya selamat dan menjalani hidup dengan baik dan bahagia, hanya menemukan bahwa selama ini semua penderitaannya l...
Photograph
1729      808     1     
Romance
Ada banyak hal yang bisa terjadi di dunia dan bertemu Gio adalah salah satu hal yang tak pernah kuduga. Gio itu manusia menyenangkan sekaligus mengesalkan, sialnya rasa nyaman membuatku seperti pulang ketika berada di dekatnya. Hanya saja, jika tak ada yang benar-benar abadi, sampai kapan rasa itu akan tetap ada di hati?
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
10059      2256     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Memento Merapi
21720      2316     1     
Mystery
Siapa bilang kawanan remaja alim itu nggak seru? Jangan salah, Pandu dan gengnya pecinta jejepangan punya agenda asyik buat liburan pasca Ujian Nasional 2013: uji nyali di lereng Merapi, salah satu gunung terangker se-Jawa Tengah! Misteri akan dikuak ala detektif oleh geng remaja alim-rajin-kuper-koplak, AGRIPA: Angga, Gita, Reni, dan Pandu, yang tanpa sadar mengulik sejarah kelam Indonesia denga...