Read More >>"> DAMAGE (D U A B E L A S) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - DAMAGE
MENU
About Us  

            Airin bernapas lega setelah menyelesaikan sesi konseling hari ini. Tidak hanya pasien lama, ia juga bertemu pasien baru. Agak disayangkan, pasien terakhirnya tadi adalah seorang remaja SMA bahkan remaja itu datang seorang diri tanpa didampingi walinya.

            “Zaman sekarang, tuntutannya ngeri, ya, Dok,” keluh Bayu. “Kasihan, banyak remaja mental health-nya terganggu.”

            Salsa mengangguk setuju. “Perasaan pas SMA, kita kebanyakan main. Kerasa stresnya pas kuliah, tapi masih bisa tetap haha-hihi ketemu teman.”

            Airin tersenyum kecil. “Setiap orang punya problem-nya masing-masing dan seberapa kuat dia meng-handle dirinya sendiri. Yang sangat disayangkan, kadang rasa sakit itu datangnya dari orang terdekat dan nggak semua orang beruntung lahir di keluarga yang sehat.”

            “Berarti saya termasuk beruntung, ya, Dok. Meskipun cerewet, tapi Mama nggak pernah nuntut apa pun. Papa juga lempeng aja waktu tahu nilai matematika dapat nol.” Salsa terkikik mengingat pengalamannya zaman SMA.

            “Bangga banget dapat nol,” cibir Bayu.

            “Iyalah, usaha sendiri, Bos. Daripada kamu, udah nyontek, tetap aja nilainya cuma sepuluh,” balas Salsa, tak mau kalah.

            “Masih mending, daripada nol, wleee.”

            “Cukup, ya. Nggak ada yang bagus, udah,” lerai Airin.

            “DOKTER!”

            Airin hanya tertawa dan mengundurkan diri untuk kembali ke ruangannya. Ia melepas sepatu high, mengganti dengan sandal bulu. Lalu duduk santai di kursi putar.

            Netranya mengawang. Airin jadi kepikiran Sean. Sampai sekarang, adik sahabatnya itu tak kunjung datang.

            “Arjune pasti susah banget bujuk dia,” terka Airin. Ia juga tidak bisa memaksa jika bukan atas kemauan yang bersangkutan.

= DMG =

            Harusnya malam ini, Selgi bisa istirahat dengan tenang, tetapi tertanggu oleh telepon dari sang mama. Tentu ia akan sangat senang jika mamanya bertanya tentang kabar ataupun kegiatannya selama ini, bukan malah mengajak debat dan berakhir memojokkan pekerjaannya. Selgi sadar sebagai anak tunggal, ia adalah satu-satunya harapan dan tentu saja orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya, terutama menyangkut masa depan. Namun, apakah salah kalau ia memilih jalannya sendiri?

            “Ma, aku baru aja selesai training. Ini juga udah mulai kerja, kok.” Selgi terduduk lunglai di sofa. Telinganya terasa panas mendengar omelan sang mama.

            “Halah, sebelumnya juga bilang gitu, tapi mana? Hasilnya nggak kelihatan juga.”

            “Semuanya, ‘kan, butuh proses, Ma. Aku masih harus ningkatin branding di perusahaan baru biar banyak yang lirik tulisanku.”

            “Kamu udah nulis berapa tahun, Gi? Kalau kayak gini terus, mending pulang, bantuin bisnis keluarga.”

            “Aku masih mau berusaha, Ma. Tolong dukung, Gigi, sedikit lagi.”

            “Berhenti ikut-ikut Joya, Gi! Joya sukses bukan hanya jadi penulis, tapi juga memimpin Graydaction. Joya mewarisi bakat ayahnya dengan sangat baik, sedangkan kamu? Dulu, mama nggak usik lagi pilihanmu karena papamu dan Papa Joya meyakinkan kalau kamu akan sukses nantinya. Tapi bukannya berusaha lebih keras, kamu malah pindah perusahaan.”

            “Ma, Gigi –”

            “Apa? Pulang, Nak. Mama cuma mau yang terbaik buat kamu. Mama nggak tega lihat kamu kesulitan.”

            Selgi termenung, tidak fokus dengan apa yang dikatakan selanjutnya. Sakit rasanya saat dijadikan pembanding, terlebih orang itu adalah mamanya sendiri. Wanita yang telah melahirkannya itu tidak tahu struggle yang ia lalui selama ini. Bagaimana caranya untuk tetap bertahan di bawah tekanan yang selalu menghantui pikirannya. Kesulitan? Tentu saja, itu adalah bagian dari kehidupan. Meskipun menyiksa fisik dan mental, setidaknya ada rasa bangga saat berhasil menyelesaikan sesuatu yang ia mulai.

            Mama nggak salah. Dia cuma nggak tahu, gimana susahnya keluar dari lingkungan se-toxic itu.

            Ponsel di genggaman Selgi luruh saat mama mengakhiri panggilan. Saat itu pula, ia tidak bisa membendung lebih lama liquid bening yang menggenang di pelupuk mata. Selgi menangis tanpa suara, amat menyesakkan menahan keluhan di dalam dada.

            “Selgi ….”

            Panggilan lembut itu mengambil alih atensi Selgi. Pipinya kian banjir kala Airin mendekat dengan tangan terbuka. Sekali lagi, Selgi menangis hebat dalam pelukan wanita itu.

            “S-sakit, Kak,” lirih Selgi terbata. “Ma-mama nggak mu-mukul a-aku, tapi kenapa rasanya se-sesakit ini.”

            Airin menepuk-nepuk pelan punggung Selgi, membiarkannya mengungkapkan semua yang dirasa. Sekiranya cukup dan tangisnya reda, Airin mengurai pelukan. Ia tangkup pipi basah itu disertai usapan lembut. Tak lupa tersenyum untuk menyalurkan ketenangan.

            “Aku tahu kamu lagi nggak baik-baik aja sekarang. It’s okay nangis sepuasnya, but remember you are beautiful, talented, and awesome.”

            “Ma-mama – ”

Airin menggeleng pelan. “Apa yang kamu perjuangin itu nggak sia-sia. Kamu udah sejauh ini, tolong bertahan sedikit lagi, ya. Mamamu hanya takut, tapi kamu lebih kuat, hm?”

= DMG =

“Hal terbaik bukan datang terlambat, tetapi hadir di waktu yang tepat. Bertahan sedikit lagi, ya?”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Niscala
299      190     14     
Short Story
Namanya Hasita. Bayi yang mirna lahirkan Bulan Mei lalu. Hasita artinya tertawa, Mirna ingin ia tumbuh menjadi anak yang bahagia meskipun tidak memiliki orang tua yang lengkap. Terima kasih, bu! Sudah memberi kekuatan mirna untuk menjadi seorang ibu. Dan maaf, karena belum bisa menjadi siswa dan anak kebanggaan ibu.
A Freedom
102      88     1     
Inspirational
Kebebasan adalah hal yang diinginkan setiap orang. Bebas dalam menentukan pilihan pun dalam menjalani kehidupan. Namun sayang kebebasan itu begitu sulit bagi Bestari. Seolah mendapat karma dari dosa sang Ayah dia harus memikul beban yang tak semestinya dia pikul. Mampukah Bestari mendapatkan kebebasan hidup seperti yang diinginkannya?
ALTHEA
74      57     0     
Romance
Ini adalah kisah seorang perempuan riang yang memiliki perasaan lebih ke manusia es batu, manusia cuek yang telah menyukai seorang perempuan lain di sekolahnya. Walaupun ia tahu bahwa laki laki itu bukan menyukai dirinya, tetap saja ia tak akan kunjung lelah untuk mendapatkan perhatian dan hati laki laki itu. Akankah ia berhasil mendapatkan yang dia mau? "Dasar jamet, bales chat nya si...
Orange Haze
345      240     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
The Maiden from Doomsday
9888      2121     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...
ALMOND
748      454     1     
Fan Fiction
"Kamu tahu kenapa aku suka almond?" Anara Azalea menikmati potongan kacang almond ditangannya. "Almond itu bagian penting dalam tubuh kita. Bukan kacang almondnya, tapi bagian di otak kita yang berbentuk mirip almond." lanjut Nara. "itu amygdala, Ra." Ucap Cio. "Aku lebih suka panggilnya Almond." Nara tersenyum. "Biar aku bisa inget kalau Almond adalah rasa yang paling aku suka di dunia." Nara ...
Rembulan
760      420     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
822      584     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
Premium
Dunia Tanpa Gadget
8901      2504     32     
True Story
Muridmurid SMA 2 atau biasa disebut SMADA menjunjung tinggi toleransi meskipun mereka terdiri dari suku agama dan ras yang berbedabeda Perselisihan di antara mereka tidak pernah dipicu oleh perbedaan suku agama dan ras tetapi lebih kepada kepentingan dan perasaan pribadi Mereka tidak pernah melecehkan teman mereka dari golongan minoritas Bersama mereka menjalani hidup masa remaja mereka dengan ko...
Tumpuan Tanpa Tepi
7325      2574     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...